Damar merasa sangat bahagia! Bisa melihat Jihan sedekat ini. Berjalan beriringan bersama berbicara santai hanya berdua, tidak ada dalam rencananya sebelumnya, dia mengira mungkin tuhan merestui keinginannya untuk memiliki jihan secepatnya pikirnya.
“Bang mengapa tersenyum, apa ada perkataanku yang lucu?” Tanya Jihan.
“Eh tidak jihan, abang hanya memikirkan mungkin dengan adanya bayi di tengah keluarga abang. Mungkin akan terasa menyenangkan,” Kata Damar asal menutupi rasa gugupnya yang ketahuan oleh Jihan.
“Ooo begitu! Betul yang abang katakan bayi merupakan ciptaan tuhan yang paling menyenangkan,” Ucap Jihan menanggapi ucapan Damar.
“Lihat bang sepasang suami istri dan anak mereka di sana. Mereka seperti keluarga harmonis apa lagi bayi yang begitu mungil di dalam dekapan sang ayah tampak nyamankan bang. Jika sudah waktunya tiba nanti jihan ingin memiliki keluarga seperti mereka” Kata jihan lagi sambil memandang keluarga tersebut.
Damar bisa melihat ada sumber kebahagian yang terpancar dari mata Jihan, sambil berbicara dengannya.
“Sebentar lagi abang akan mewujudkan ke ingin kamu dan abang sayang, memiliki bayi dan membangun keluarga yang harmonis. Itu janji abang,” Batin Damar berbicara.
“Iya kamu benar Jihan, seharusnya abang sudah harus di posisi itu. Tak tau kapan tuhan akan menitipkan kebahagiaan itu di tengah keluarga abang,” Ujarnya sedih.
Melihat mimik wajah Damar yang terlihat sedih, Jihan merasa dia salah bicara.
“Abang maaf, Jihan tidak bermaksud menyinggung. Jihan nyakin sebentar lagi malaikat kecil akan ada di tengah kebahagiaan abang dan kak Kanaya. Jihan percaya itu,” Ucap Jihan menyemangati.
“Iya abang juga berharap begitu, terima kasih Jihan! Ya sudah ayo kita lanjutkan berkelilingnya,” Kata Damar mengajak Jihan.
“Apa hanya perasaanku saja? Mengapa bang Damar terlihat berbeda kali ini, begitu hangat dan bersahabat pada ku.
Baru kali ini dia mau terseyum dan berbicara panjang lebar dengan ku, biasanya jangankan untuk bicara menatap saja tidak” Pikir Jihan.
“Hai mengapa melamun begitu Jihan! Apa ada yang kamu fikirkan?” Tanya Damar melihat Jihan yang hanya terdiam di tempatnya.
Jihan yang tersadar pun langsung menjawab Damar dengan terkejut
“Eh, iya bang kenapa?” Katanya bertanya balik.
Dengan tertawa, Damad mendekat pada Jihan
“Abang tadi bertanya loh! Mengapa kamu bertanya balik”.
“Memangnya tadi abang ada bertanya ya?” Tanyanya bingung.
“Kamu ini! Tadi abang tanya mengapa kamu melamun. Ada yang Jihan pikirkan,” Kata Damar mengulang pertanyaannya.
Dengan tertawa canggung Jihan menjawab
“Oh kirain Jihan bertanya apa! Jihan tidak ada memikirkan sesuatu kok bang.
“Masa sih, bohong ya sama abang” Kata Damar tidak percaya.
“Iya bang Damar, Jihan tidak berbohong,” Jawabnya menutupi kebohongannya.
“Yasudah kalau kamu belum mau cerita, tapi apa pun masalah kamu jangan sungkan cerita pada abang. Mana tau nantinya abang bisa membantu,” Kata Damar memberi penjelasan.
“Iya bang , makasih” Ucap Jihan.
“Apa aku sedang bermimpi, baru saja aku bertanya-tanya pada sikapnya tadi. Sekarang dia mengulang sikapnya yang bersahabat padaku, semakin membuat bingung saja ” Batin Jihan lagi.
**
Di sisi lain, kanaya sedang berada di kamar hotel. Terbangun dan melihat suaminya tidak ada di sampingnya.
“Mas Damar” Panggilnya.
Segera Kanaya bangkit dari tempat tidur, kerena tidak mendapat jawaban dari panggilannya tadi.
“Mas” Kata Kanaya lagi, sambil mengecek seluruh ruangan yang ada di kamar hotel tersebut.
“Kemana mas Damar, dikamar ini tidak ada. Apa dia sedang ada di bawah ya, tapi mengapa tidak mengajakku. Paling tidak memberi tahu, kalau begini aku yang khawatir jadinya,“ Kata Kanaya kesal.
“Lebih baik aku mandi, dan bersiap- siap pergi ke bawah mencari mas Damar,” Pikir Kanaya.
Tidak membutuhkan waktu lama, setelah Kanaya bersiap. Dia segera keluar dari kamarnya, lalu menghampiri kamar Jihan.
Kanaya pun menekan tombol pintu kamar Jihan.
“Loh mengapa di kunci ya! Berati tidak ada orang di dalam, jangan-jangan jihan dan mas Damar pergi keluar tanpa aku,” Ucapnya semakin marah.
Kanaya pun dengan segera menuju ke bawah, untuk mencari Damar dan Jihan.
Sedangkan Damar dan Jihan kembali ke daerah restoran untuk sarapan, setelah mengelilingi hotel tersebut.
Tetapi belum sampai di sana, Kanaya yang melihat Damar dan Jihan lantas memanggil mereka.
“Mas Damar, Jihan “ Panggil Kanaya berteriak.
Mendengar ada seseorang yang memanggil nama mereka, otomatis Jihan dan Damar pun melihat ke arah sumber suara tersebut.
“Mas Damar Jihan kalian dari mana saja, aku mencari kalian berdua?” Tanya Kanaya terlihat marah.
“Maaf kak, tadi Jihan dan abang tanpa sengaja bertemu. Lalu kami mengelilingi daerah hotel”Jawab Jihan terlihat takut.
“Lalu mengapa tidak mengajakku, aku sampai kebingungan mencari kalian berada. Setidaknya bilang dulu terhadapku, supaya aku tidak kesusahan mencari kalian,“ Jelas Kanaya yang masih terlihat marah.
“Kanaya sudahlah sayang! Tidak usah di perpanjang. Maaf tidak memberitahumu tadi mas melihat kamu sangat kelelahan, maka dari itu mas tidak tega membangunkan. Biasanya kamu juga saat waktu sarapa baru bangun, sudah tidak usah di perpanjang lagi ya,“ Kata Damar menenangkan sambil memeluk kanaya dengan mengusap rambutnya dengan sayang.
“Ya baiklah, lain kali jangan diulangi mas. Bukan aku melarang kamu dan Jihan mengelilingi hotel, tapi setidaknya beritahu aku kalian ke mana, agar aku tidak khawatir” Kata Kanaya tenang.
“Siap bu bos, sekarang masalahnya sudah selesai. Sebaiknya kita sarapan,” Kata Damar mengajak untuk sarapan.
Mereka pun berjalan menuju restoran.
Lalu menikmati sarapan mereka pagi itu, dalam hati Jihan mengucapkan syukur karena kakaknya tidak terlihat marah lagi.
Sesaat mereka sedang sarapan, Kanaya yang moodnya terlihat baik, memulai pembicaraan kembali.
“Mas rencananya kita akan berlibur sampai hari apa?” Tanya nya.
“Senin pagi, kita sudah harus kembali sayang”jawab Damar.
“Mengapa liburan yang begitu singkat mas. Benarkan Jihan terlalu cepat kan,” Kata Kanaya meminta dukungan.
Jihan hanya tersenyum, tanpa berbicara. Dia takut salah bicara bila ikut berkata nantinya.
“Maaf sayang, kamu tahu sendiri bagaimana sibuknya pekerjaan mas. Lain waktu akan mas usahakan, liburan yang panjang berdua denganmu” Kata Damar sambil menggenggam tangan Kanaya.
“Mas janjikan, akan Kanaya tagih lo “ Jawabnya
“Iya, apa yang tidak untuk kamu sayang “kata Damar menyakinkan.
Jihan yang melihat, sepasang suami istri tersebut pun tesenyum. Dan mengucap syukur kakaknya mendapatkan seseorang yang baik, mencintai serta menyanyanginya sepenuh hati menurut Jihan.
“Beruntungnya kamu kak, mendapatkan bang Damar yang mencintaimu, aku harap suatu saat nanti aku juga dapat bertemu laki-laki yang mencintaiku seperti suamimu kak” Ucapnya dalam hati.
Tanpa Jihan sadari, bahwa dari tadi damar sesekali mencuri pandang terhadap Jihan, dan bergumam maaf.
“Maafkan abang Jihan. Abang tidak bermaksud membuat kamu melihat adegan ini depan mu” Batinnya berkata.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments