Keresahan Jihan

Damar pun merasa sangat senang rencananya untuk memiliki Jihan berjalan dengan baik, sejauh ini tidak ada kendala.

Dan yang paling membuat Damar semakin bahagia, Jihan tak protes setiap kali dia memeluk, bahkan mencium kening perempuan itu.

Setelah pembicaraan tadi selesai, baik Damar dan Jihan sudah pada keadaan biasa. Malah mereka sedang asik menonton tv bersama di kamar itu.

“Jihan kamu tidak mau istirahat dulu,” Tanya Damar.

“Hmm, bosen bang bila tidur mulu,” Jawab Jihan enggan untuk tidur.

“Jadi Jihan menginginkan apa, biar abang ambilkan?” Tanya Damar perhatian.

“Tidak ada bang, lagian Jihan barusan makan, jadi tidak membutuhkan apa pun,” Jawab Jihan fokus pada layar tv didepannya.

“Bagaimana kalau es krim suka tidak,” Tanya Damar lagi.

“Loh, memangnya ada bang,” Jawabnya.

“Ya ada, maka dari itu abang tawarkan,” Kata Damar.

“Suka bang, Jihan mau,” Ujarnya semangat

Melihat itu seyum Damar mengembang, segera dia bangkit lalu berkata.

“Sebentar, abang ambilkan dulu ya” Ucapnya pergi, mengambil es krim tersebut.

Setelah beberapa menit berlalu, kembali lah Damar dengan kantong plastik yang berisi es krim, lalu menyerahkannya pada Jihan.

“Ini Jihan, pilihlah sesuka kamu” Katanya.

“Mengapa banyak begini bang, Jihan cuma minta satu saja kok,” Ujarnya terkejut.

“Abang tidak tau kamu suka es krim apa! jadi abang inisiatif mengambilkan semua,” Kata Damar salah tingkah.

“Oh begitu, yasudah bang” Jawabnya sambil mengambil es krim tersebut.

Damar yang melihat itu, kembali ke tempatnya duduk di sebelah Jihan, lalu mengambil es krim di depannya.

Disaat Jihan dan Damar tertawa melihat tontonan komedi di tv, tak lama Kanaya akhirnya datang ke kamar Jihan.

“Mas maaf kamu pasti menunggu lama ya,” Ucap Kanaya.

“Tidak apa- apa sayang, kamu tidak perlu minta maaf,” Kata Damar.

Setelah itu, Kanaya pun duduk di tempat tidur di sebelah Jihan.

“Apakah kamu sudah lapar, jika sudah kita ke bawah dulu untuk makan. Bagaimana?” Tanya Damar.

“Belum terlalu lapar sih mas, tapi kalau mau makan sekarang juga tidak masalah takutnya kemalaman, kasian Jihan di tinggal di sini nanti,” Jawab Kanaya.

“Iya betul juga yang kamu katakan sayang, kita makan sekarang saja” Ucapnya final.

“Jihan kamu tunggu di sini dulu ya, abang dan kakak ke bawah dulu untuk makan. Kalau kamu membutuhkan sesuatu atau ada apa-apa, segera kabari kakak” Kata Kanaya.

“Iya kak,” Jawab Jihan.

“Yasudah ayo sayang,” Ajak Damar pada Kanaya.

Sesudah Damar dan Kanaya pergi, Jihan masih memikirkan tentang Damar. Dia terbayang perjanjian dirinya dengan Damar.

“Apa yang sudah ku lakukan itu betul,” Ucapnya bingung.

“Bagaimana kalau kak Kanaya tau, bisa saja karena hal ini akan ada masalah ke depannya?” Tanyanya seorang diri.

“Ya tuhan apa yang harus Jihan lakukan, di satu sisi aku membutuhkan bang Damar untuk bisa kuliah. Tapi di satu sisi lagi, aku takut yang aku setujui hari ini akan membuat hidupku dalam masalah nantinya! bagaimana ini? ” Tanyanya bingung

“Aku sangat ingin sekali berkuliah, tidak mungkin aku mengatakan pada ibu, jika ingin berkuliah di tempatnya bang Damar. Pasti biayanya sangat besar sekali, tidak! aku mana mungkin memberi tahu ibu, bisa-bisa yang ada ibu akan semakin kepikiran, dan dan membuat runyam nantinya.”

“Tapi sudahlah, aku harus berbaik sangka pada bang Damar, semoga saja dia bantuan yang di kirimkan tuhan untukku” Katanya terseyum.

“Terima kasih tuhan, semoga apa yang aku takutkan tidak terjadi,” Kata Jihan berfikir positif.

Lalu dia pun melanjutkan memakan es krim, sambil menonton tv kembali.

**

Sedangkan Kanaya dan Damar, sedang berada di restoran hotel untuk makan malam.

“Em, Mas aku ingin bicara,” Kata Kanaya tiba-tiba.

Mendengar itu, Damar pun berhenti menguyah makanannya.

“Bicara saja sayang, mas tidak melarang kok,” Jawab Damar sambil melanjutkan menikmati makan.

“Tapi aku takut kamu marah,” Ujar Kanaya pelan.

Mendengar itu Damar pun terseyum, lalu menggenggam tangan Jihan.

“Sejak kapan mas bisa marah denganmu sayang ” Kata Damar lembut menatap Kanaya.

“Tapi janji ya, jangan marah bila aku mengatakan ini,” Ucap Kanaya meyakinkan Damar untuk tidak marah.

“Iyaa janji, mas tidak akan marah” Jawabnya

“Mas tadi aku menelpon bibi mengenai keadaan Jihan,” Ucap Kanaya pelan

Damar langsung terkejut mendengar itu, dia langsung terlihat seperti ingin marah.

“Mengapa kamu katakan Kanaya, bagaimana tanggapan bibi jika kita tidak bisa menjaganya. Walau pun nantinya bibi akan memaklumi, tapi aku merasa bersalah,” Jelasnya pada Kanaya.

Mendengar namanya di sebut, Kanaya pun merasa bersalah. Dia tau kalau Damar sudah menyebut namanya, berarti tandanya Damar sedang dalam kondisi marah.

“Tuh kan, kamu pasti marah,” Jawab Kanaya pura-pura merajuk, di depan damar menutupi rasa bersalahnya.

“Bukan begitu Kanaya kamu tau sendiri kondisi Jihan bagaimana, aku takut bibi berfikir kita tidak menjaga Kanta dengan baik, disini dia kan tanggung jawab kita. Dia kita bawa dalam keadaan sehat. seharusnya pulang juga begitu,” Kata Damar mencoba menjelaskan bagaimana kondisi pikirannya saat itu.

“Awalnya juga aku tidak mau bilang mas, tapi dari kemarin bibi menelfon dan sengaja tidak ku angkat, karena aku tau bibi pasti menayakan Jihan mas. Perasaan seorang ibu itu tidak bisa di bohongi mas, mungkin karena itu bibi menelpon,” Jawab Kanya

“Lalu kamu bilang apa pada bibi, kamu ceritakankan keadaan Jihan sudah membaik kan. Mas bukannya mau menyalahkan, mas cuma khawatir saja masalah ini akan jadi beban pada bibi, yang akhirnya kepikiran terus terhadap Jihan,” Kata Damar lagi.

“Iya mas aku mengerti, aku sudah bicara baik baik kok dengan bibi. Kamu tidak usah khawatir, bibi juga malah bersyukur karena aku menghubunginya, karena dia selalu kepikiran Jihan,” Jawab Kanaya.

“Syukurlah kalau begitu,” Ucap Damar tenang, sudah tidak marah lagi.

“Emm mas, ada satu hal lagi yang ingin aku sampaikan,” Kata Kanaya.

“Apa itu sayang,” Jawab Damar.

“Bagaimana Jihan tinggal di rumah kita saja,” Ucap Kanaya tiba-tiba.

“Maksudnya bagaimana ? mas kurang paham,”Kata Damar tidak percaya.

“Aku hanya niat ingin membantu mas, kasihan Jihan. Belum lagi masalah yang ada dalam keluarganya, terutama bibi mas! belum lagi mengurus adiknya Jihan,” Jawab Kanaya menjelaskan pada Damar.

“Ooo begitu, mas sih terserah. Baiknya bagaimana sayang,” Kata Damar senang.

“Terima kasih ya mas, aku bersyukur punya suami seperti kamu. Peduli pada keluargaku juga” Ucap Kanaya kagum pada Damar.

“Iya sayang selagi kita mampu, mengapa tidak membantu keluarga sendiri,” Kata Damar bijak sekali.

Dalam hati, Damar semakin senang dengan permintaan istrinya. Tanpa pusing memikirkan jalan untuk semakin dekat dengan Jihan, istrinya sendiri membuka jalan selebar mungkin untuk ia mendekati Jihan,\~ Pikirnya.

“Oo iya mas, bagaimana dengan rencana kita besok untuk pulang?” Tanya Kanaya.

“Tentu jadi sayang, soalnya ada urusan kantor yang harus mas selesaikan segera,” Kata Damar menyakinkan.

“Baiklah mas, kalau begitu” Jawab Kanaya

Padahal yang sebenarnya terjadi, Damar ingin cepat mengakhiri liburan mereka. Dikarenakan mau mengurus perkuliahan Jihan segera, di tempatnya bekerja.

Episodes
1 Cerita awal
2 Mulai Mendekati
3 Selangkah Lebih Dekat
4 Fakta Baru
5 Hampir Kehilangan
6 Perhatian Damar
7 Kebimbangan Hati
8 Semakin Dekat Dengan Jihan
9 Keresahan Jihan
10 Hadiah Pertama
11 Rasa Khawatir
12 Sebuah Permintaan
13 Berpisah Beberapa Hari
14 Kejutan Tak Diinginkan
15 Semakin Dekat
16 Kesadaraan Yang Terlambat
17 Kembali Bertengkar
18 Salah Langkah
19 Kejadian Yang Menyakitkan
20 Musibah Yang Menyedihkan
21 Rasa Bersalah
22 Rencana Baru
23 Mendapat lowongan pekerjaan
24 Hubungan yang mulai membaik
25 Mulai melancarkan aksi
26 Bicara serius
27 Hal Mengejutkan
28 Aksi keji
29 Ternodai
30 Penyesalan
31 Bersalah
32 Belum juga Sadar
33 Mencoba membujuk
34 Kanaya merasa terpukul
35 Kesedihan Kanaya
36 Alasan Pergi
37 Akhir Dari Alasan Pergi
38 Kondisi yang mulai membaik
39 Rasa sesal Kanaya
40 Ke Khawatiran Bara
41 Mulai Sadar
42 Mencoba Memaafkan
43 Kondisi Terbaru Dino
44 Penagih Hutang
45 Keadaan Mulai Membaik
46 Mencoba Menyelesaikan
47 Kembali Berbohong
48 Kembali Menyesal
49 Tidak merasa canggung
50 Mulai Terbuka
51 Kabar yang Mengejutkan
52 Jihan yang semakin membaik
53 Kembali Berbohong
54 Kondisi dino yang semakin parah
55 Kembali menyusun rencana
56 Kebohongan untuk mendapatkan cintanya
57 Awal Renacana yang lancar
58 Bertahap
59 Jalan masing-masing
60 Detik detik kejutan
61 2 sisi yang berbeda
62 Hari istimewa
63 Tidak Percaya
64 Luluhnya Hati
65 Bertemu
66 Rasa Rindu
67 Suasana Baru
68 Ikatan pernikahan yang ternodai (18+)
69 Merasa bersalah
70 Tidak mampu untuk marah
71 Memohon
72 Awal hubungan resmi terjalin
73 Semakin sayang
74 Terungkapnya Rasa
75 Semakin memahami
76 Mengagumi (18+)
77 Di situasi sulit
78 Detik-detik kepulangan
Episodes

Updated 78 Episodes

1
Cerita awal
2
Mulai Mendekati
3
Selangkah Lebih Dekat
4
Fakta Baru
5
Hampir Kehilangan
6
Perhatian Damar
7
Kebimbangan Hati
8
Semakin Dekat Dengan Jihan
9
Keresahan Jihan
10
Hadiah Pertama
11
Rasa Khawatir
12
Sebuah Permintaan
13
Berpisah Beberapa Hari
14
Kejutan Tak Diinginkan
15
Semakin Dekat
16
Kesadaraan Yang Terlambat
17
Kembali Bertengkar
18
Salah Langkah
19
Kejadian Yang Menyakitkan
20
Musibah Yang Menyedihkan
21
Rasa Bersalah
22
Rencana Baru
23
Mendapat lowongan pekerjaan
24
Hubungan yang mulai membaik
25
Mulai melancarkan aksi
26
Bicara serius
27
Hal Mengejutkan
28
Aksi keji
29
Ternodai
30
Penyesalan
31
Bersalah
32
Belum juga Sadar
33
Mencoba membujuk
34
Kanaya merasa terpukul
35
Kesedihan Kanaya
36
Alasan Pergi
37
Akhir Dari Alasan Pergi
38
Kondisi yang mulai membaik
39
Rasa sesal Kanaya
40
Ke Khawatiran Bara
41
Mulai Sadar
42
Mencoba Memaafkan
43
Kondisi Terbaru Dino
44
Penagih Hutang
45
Keadaan Mulai Membaik
46
Mencoba Menyelesaikan
47
Kembali Berbohong
48
Kembali Menyesal
49
Tidak merasa canggung
50
Mulai Terbuka
51
Kabar yang Mengejutkan
52
Jihan yang semakin membaik
53
Kembali Berbohong
54
Kondisi dino yang semakin parah
55
Kembali menyusun rencana
56
Kebohongan untuk mendapatkan cintanya
57
Awal Renacana yang lancar
58
Bertahap
59
Jalan masing-masing
60
Detik detik kejutan
61
2 sisi yang berbeda
62
Hari istimewa
63
Tidak Percaya
64
Luluhnya Hati
65
Bertemu
66
Rasa Rindu
67
Suasana Baru
68
Ikatan pernikahan yang ternodai (18+)
69
Merasa bersalah
70
Tidak mampu untuk marah
71
Memohon
72
Awal hubungan resmi terjalin
73
Semakin sayang
74
Terungkapnya Rasa
75
Semakin memahami
76
Mengagumi (18+)
77
Di situasi sulit
78
Detik-detik kepulangan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!