Setelah makan bersama dan menentukan tanggal pernikahan Zahran dan Zenia, keluarga Zahran pamit pulang, Papa Angga membujuk supaya keluarga Zahran mau menginap, tapi pak Kiai menolaknya dengan sopan.
“Maafkan kami pak Angga, kami belum bisa menginap, nanti saja kalau anak-anak kita sudah Sah menjadi suami istri” ujar pak Kiai dengan lembut.
“Tidak apa-apa pak kiai, saya mengerti, hati-hati di jalan, semoga selamat sampai tujuan” tutur papa Angga..
“Iya !! Kami pamit ya, Assalamualaikum” ucap pak Kiai, dan di ikuti dengan yang lain.
Setelah mereka pulang Tinggal keluarga Papa Angga yang berada di ruang tamu, Zenia lagi menggendong Raja sambil memegangi botol Dot, Gibran sesekali curi pandang kepada Zenia.
“Kak ?? sudah berapa lama kenal sama Calon suamimu” Tanya Zara.
“Entahlah !! pertemuan kami sangat spesial” Jawab Zenia tersenyum, dengan membayangkan pertemuan nya dengan Zahran.
Pertama bertemu waktu Zenia menemani Neneknya ke tempat Hajatan teman nya, dan Zahran menolongnya, kedua waktu Zenia duduk di taman, dan seterusnya, sampai pertemuan terakhirnya dimana Zenia memeluk Zahran dan akhirnya Zahran meminta untuk menikahinya, mengingat itu semua Zenia cekikikan.
“Kamu kenapa Nak ??” Tanya mama Maya yang melihat Zenia senyum-senyum sendiri.
Zenia tersadar dari lamunan nya, “Hehe enggak papa kok ma !!” jawab Zenia malu-malu.
“Ya sudah, Nia mau nidurin Raja dulu ke kamarnya ya Ma” ucap Zenia karena Raja sudah tertidur pulas di gendongan Zenia, setelah menghabiskan susunya.
“Iya sayang” jawab mama Maya.
Setelah Zenia pergi ke kamar Raja, papa Angga membuka pembicaraan.
“Ada apa kamu pulang kesini Ra ??” tanya papa Angga dingin.
“Zara gak betah disana Pa !! tolong izinkan Zara dan mas Gibran tinggal disini” Jawab Zara takut.
“Terus sekolah mu ??” papa Angga kembali bertanya..
“Zara berhenti pa !! Zara sudah gak fokus sama sekolah” Jawab nya dengan menunduk.
Sontak jawaban Zara memancing emosi papa Angga.
“Apa kamu bilang ?? Berhenti ?? mau jadi apa kamu ?? SMA saja tidak tamat??” bentak papa Angga
Gibran yang melihat istrinya di bentak jadi tidak tega.
“Maafkan kami pa, walaupun Zara tidak tamat SMA, tapi Gibran janji akan selalu memenuhi semua kebutuhan Zara, bagi Gibran sekolah itu bukan hal yang utama, cukup Zara bisa jadi istri yang baik buat Gibran itu udah cukup Pa” jelas Gibran.
“Sudahlah pa !! nasi sudah menjadi bubur,” ucap Mama Maya menenangkan suaminya.
“Dan kamu Zara, ini adalah pilihan mu, jangan pernah menyesali semuanya suatu hari nanti, Mama dan Papa sudah melakukan yang terbaik untuk kamu, tapi kamu malah memilih jalan seperti ini” sambung Mama Maya mentapa Zara.
Zenia menyaksikan itu semua, ada rasa sakit di hatinya saat Gibran membela adik nya.
“Apa selama ini aku tidak bisa jadi istri yang baik buat kamu mas ??” Kata Zenia dalam hati.
Zenia pun berlalu masuk ke kamar nya, sekuat tenaga Zenia menahan air matanya tapi tetap saja Air mata itu lolos di pelupuk matanya, karena walau bagaimana pun nama Gibran Pradipta masih tertulis di hatinya, tapi dia akan mencoba untuk mencintai Zahran.
************
Hari berlalu begitu cepat, dan tibalah hari dimana Zahran dan Zenia akan menikah,
Zenia sudah di hias secantik mungkin, tidak ada yang tau Zenia akan memakai baju apa di hari pernikahan nya, Selain para pehias yang ada di kamarnya.
Untuk akad Nikah Zahran meminta di laksanakan di Masjid, dan papa Angga menyutujuinya begitupun dengan Zenia.
Zahran telah memakai setelan berwarnah putih di padukan kain sarung motif bungah berwarna ungu muda, tak lupa peci nya.
Sebentar lagi Zahran akan melafalkan ijab kabulnya, di masjid itu sudah ada kedua orang tua Zahran maupun kedua orang tua Zenia,, bapak penghulu beberapa orang saksi.
Gibran dan Zara juga ada disana begitupun dengan Fahri, sementara adik nya Zahran tidak bisa pulang, tapi Fahri akan melakukan sambungan Video Call kepada Zaidan, karena Zaidan ingin menyaksikan acara ijab kabul kakak tersayang nya.
Zahran duduk di depan papa Angga, sementara pak penghulu di samping papa Angga.
“Sudah siap ??” tanya pak penghulu.
Papa Angga menganggukan kepalanya begitupun dengan Zahran, ada rasa gugup di hati Zahran, tapi Abi nya selalu memebisikan Doa-doa di telingah Zahran, supaya anak nya bisa mengucapkan Ijab kabul dengan tenang.
“Sialahkan jabat tangan pak Angga saudara Zahran !!” titah pak penghulu.
Papa Angga langsung mengulurkan tangan nya, dan Zahran langsung menjabat tangan nya.
»Ankahtuka wazawwajtuka makhtubataka binti Zenia Shakila alal mahri satu set perhiasan hallan«
Artinya: "Aku nikahkan engkau, dan aku kawinkan engkau dengan pinanganmu, puteriku Zenia Shakila dengan mahar Satu set perhiasan dibayar tunai."
»Qabiltu nikahaha wa tazwijaha alal mahril madzkur wa radhiitu bihi, wallahu waliyu taufiq«
Artinya: "Saya terima nikah dan kawinnya dengan mahar yang telah disebutkan, dan aku rela dengan hal itu. Dan semoga Allah selalu memberikan anugerah."
Dann.
“SAH” Ucap para saksi.
“Al-hamdu lillahi rabbil 'alamin ” ucap pak kiai dan melanjutkan membaca Doa.
Setelah acara ijab kabul selesai, semuanya berdiri untuk menyambut pengantin wanita.
Di dalam mobil Zenia di temani Nara.
Nara adalah sahabat kecilnya Zenia, tapi setelah lulus SMA Nara pindah ke luar negeri ikut dengan kedua orang tuanya, Nara juga sudah tau kalau Gibran sekarang menjadi suami dari Zara, 2 hari yang lalu Zenia mengbarinya kalau dia akan menikah lagi, dan Nara langsung terbang ke indonesia tak ingin Melewatkan momen bahagia sahabatnya itu.
Mobil sudah berhenti di depan masjid tempat acara ijab kabul, Setelah pintu mobil di buka oleh sopir Zenia turun dengan sangat anggun, semua mata tertuju padanya.
“Subhanallah, cantik sekali istriku” ucap Zahran tersenyum.
Zahran langsung berjalan menuju ke arah Zenia.
Setelah tiba di depan Zenia, Zahran langsung mengulurkan tangan nya sembari mengucapkan.
“Assalamualaikum bidadari surgaku”
ucap Zahran dengan sangat lembut.
“Walaikum salam suamiku” jawab Zenia malu-malu dan menerima tangan Zahran.
Zahran langsung menggandeng tangan Zenia menuju ke dalam masjid, setelah tiba di dalam Zenia duduk di samping Zahran, kemudian Zahran memakaikan cincin pernikahan nya Di jari manis Zenia begitupun sebaliknya, setelah itu Zenia mencium tangan Zahran di lanjutkan Zahran mencium kening Zenia.
Kemudian Zahran memegang ubun-ubun Zenia sambil mengucapkan doa.
“Allahumma inni as’aluka min khoirihaa wa khoirimaa jabaltahaa ‘alaih. Wa a’udzubika min syarrihaa wa syarrimaa jabaltaha ‘alaih.”
Artinya: ya Allah, sesungguhnya aku mohon kepada-Mu kebaikan dirinya dan kebaikan yang Engkau tentukan atas dirinya. Dan Aku berlindung kepada-Mu dari kejelekannya dan kejelekan yang Engkau tetapkan atas dirinya.
Setelah selesai Zahran kembali mencium kening Zenia sambil tersenyum.
Semua orang terharu melihat nya, begitupun Papa dan Mama Zenia, mereka menangis melihat anak nya di perlakukan dengan sangat lembut.
Gibran dan Zara hanya diam saja menyaksikan pernikahan Zenia, ada perasaan iri di hati Zara melihat acara ijab kabul kakaknya begitu mewah, tidak seperti dirinya yang hanya di hadiri kedua orang tua gibran dan papa nya saja.
*****
Like, komen, dan vote ya kak
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 131 Episodes
Comments
Fhebrie
hadeh zara selalu saja iri dasar ga tau malu
2023-08-28
1
Widi Widurai
iri iri hati hiss
2023-02-05
1
Sivak Elyana
iri lagi apa aoan merebutnya lgi
2022-06-22
0