Keesokan paginya zenia sudah berangsur sadar, dan itu memberi kebahagiaan tersendiri untuk kedua orang tua zenia..
“Alhamdulillah kamu sudah sadar sayang” ucap mama maya sembari tersenyum.
Begitupun dengan papa angga, dia sangat bahagia melihat putri kesayangan nya sudah bangun dari tidur panjang nya.
Akan tetapi senyuman mereka hilang, karena walaupun zenia sudah membuka matanya tapi dia tidak menimpali perkataan dari kedua orang tuanya, pandangan nya lurus kedepan dan tiba-tiba zenia menangis histeris.
Papa angga panik, dia langsung berlari memanggil dokter agar cepat menangani anak nya.
Tidak lama kemudian dokter masuk ke ruangan zenia, di susul oleh papa angga di belakang nya.
“Silahkan bapak dan ibu keluar dulu !! biar saya memeriksa nona zenia ” ucap dokter itu kepada kedua orang tua zenia.
“Baik dok, tolong lakukan yang terbaik untuk putri saya !!” kata papa angga memohon.
Papa angga membawa istrinya keluar, sedangkan zenia masih menangis histeris, karena zenia terus berteriak dan berusaha menyakiti dirinya sendiri, maka dengan terpaksa dokter meminta suster untuk mengikat tangan zenia, papa angga yang melihat kondisi zenia tidak tega.
Sembari menunggu dokter memeriksa keadaan zenia, papa angga dan mama maya duduk di ruang tunggu di depan kamar rawat zenia, raut kesedihan begitu nampak, mama maya menangis di pelukan suami nya.
Tidak berapa lama kedua orang tua gibran kembali datang.
“Assalamualaikum mas angga, mbak maya” ucap ayah nya gibran
“Walaikumsalam”jawab papa angga, sedangkan mama maya hanya diam, dia masih sangat marah dengan keluarga gibran terutama dengan gibran, walaupun itu juga salah anak nya zara.
“Bagaimana keadaan nia mas ??” tanya ayah nya gibran
“Sudah sadar, tapi ” jawab papa angga menggantung.
“Tapi apa mas ??” ayah gibran kembali bertanya, mendengar jawaban papa angga yang menggantung dia begitu penasaran.
Tapi belum sempat papa angga menjelaskan, dokter keluar dari ruangan zenia, mereka serempak menemui dokter tersebut.
“Bagaimana keadaan anak saya dok ??” tanya papa angga.
“Sepertinya anak bapak mengalami tekanan berlebihan, dia belum bisa menerima kejadian yang menimpah nya, makanya saat memori nya mengingat apa yang terjadi dia akan berteriak histeris seperti tadi, untuk itu setelah keadaan nya pulih bapak dan ibu bawa nona zenia ke Psikiater!!.” jelas dokter itu.
“Saat ini nona zenia sudah tidur, saya terpaksa menyuntik kan obat penenang supaya dia tidak kembali menyakiti dirinya sendiri, oh iya saran saya lebih baik bapak dan ibu membawa nya ke suatu tempat yang mana akan membuat nona zenia bisa menghilangkan masalah yang dia hadapi” ucap dokter itu lagi
“Baik dokter, setelah anak saya sudah di perbolehkan pulang saya akan membawa anak saya ke Psikiater, tapi dok zenia itu sudah punya anak dan saat ini anak nya ingin sekali bertemu dengan nya apa itu tidak mengapa ??” ucap pak angga bertanya, karena sedari tadi bik sum yang di utus menjaga raja terus menelfon, karena raja terus menangis ingin bertemu dengan zenia.
“Coba aja dulu pak, mungkin setelah melihat anak nya nona zenia akan mencoba menerima apa yang terjadi.”
Setelah menjelaskan semua nya dokter pamit untuk memeriksa pasien yang lain, kedua orang tua gibran begitu prihatin dengan keadaan yang menimpah zenia, dia tidak menyangka sosok wanita yang selama ini lembut, penuh kasih sayang, mengalami hal seperti ini dan itu karena ulah anak nya.
Mereka semua masuk kedalam ruangan zenia.
Kemaren sore walaupun zenia belum sadar tapi keadaan nya yang sudah membaik, zenia di pindahkan keruangan rawat, papa angga langsung meminta agar zenia di masuk kan keruangan VVIP.
Di dalam ruangan zenia, mama maya menangis sambil mengelus kepala zenia, begitupun ibu nya gibran.
“Sayang maafkan ibu ya !! ibu tidak bisa mengajari gibran dengan baik” kata ibu nya gibran .
“Sayang nya mama, nia harus sembuh, kasian raja nak dia dari kemaren nyariin nia terus, nanti kalau nia sembuh apapun yang nia minta akan mama dan papa kabulkan ” ucap mama maya bergetar.
Tidak lama zenia sadar.
“Ma mama ” ucap zenia pelan, tapi masih bisa di dengar oleh mama maya.
“Sayang kamu sudah bangun nak ?? ya ALLAH pa anak kita memanggil mama nya” kata mama mata senang.
Kemudian papa angga mendekat ke arah anak nya.
“Sayang, ini papa nak nia ingat papa kan ??” tanya papa angga.
Zenia menggenggam tangan papa nya, dia tersenyum dan menganggukkan kepalanya pelan.
“Ma nia lapar ” ucap zenia.
“Nia lapar ?? ya udah sini makan dulu, biar ibu suapin ya !” tiba-tiba zenia menoleh kearah suara itu, zenia menatap tajam ibu nya gibran.
“Ma kenapa mereka ada disini ??” tanya zenia pada kedua orang tuanya.
Kedua orang tua zenia diam, tidak tau harus menjawab apa.
“Suruh mereka pergi ma !!” pinta zenia pada mamanya.
“Maaf, tolong tinggalkan anak saya, saya tidak mau dia kembali histeris, tolong mengertilah” ucap papa angga.
Akhirnya kedua orang tua gibran pulang, walaupun ibunya gibran enggan untuk pergi.
Setelah kedua orang tua gibran pergi, mama maya menyuapi zenia bubur yang sudah di siapkan rumah sakit.
“Ma nia mau tinggal di kota D, nia mau tinggal dengan nenek dan kakek disana ” ucap zenia tiba-tiba.
“Iya sayang, nanti kita kerumah kakek dan nenek ya” ucap mama maya, sedangkan papa angga lagi menerima telfon.
“Mama mau tinggal disana juga ??” tanya zenia.
“Iya dong sayang, mama akan tinggal bersama dengan kamu” ujar mama maya sembari menyuapi zenia.
“Terus pekerjaan papa disini ??” zenia kembali bertanya.
“Nanti akan papa titip ke pak Budi, orang kepercayaan papa” jawab mama maya.
“No No no, zenia gak mau, papa dan mama tetap disini, biar zenia saja yang tinggal sama kakek dan nenek, lagian zenia kesana hanya untuk menenangkan diri kok ma ” kata zenia tegas.
“Tapi sayang,” ucap mama maya menggantung.
“Ma, mama disini saja temani papa, dan nia mohon tolong jaga raja ma, aku gak bisa bawa raja kesana, aku mau tenang dulu tanpa bayangan dari mas gibran, raja juga kan lebih dekat dengan mama” ucap zenia.
Memang raja sangat dekat dengan mama maya bahkan raja tidak memanggil mama maya nenek tapi mala memanggilnya dengan sebutan mama, dan dengan papa angga dengan sebutan papa, awalnya zenia tetap melarang tapi raja enggan untuk berubah, jadi sampai sekarang raja tetap memanggil kedua orang tua zenia papa dan mama bukan kakek dan nenek, tapi walaupun begitu dia tetap tau kalau ibu kandungnya yaitu zenia yang di panggil Bunda.
Tidak lama kemudian papa angga masuk kembali ke ruangan zenia.
“Sudah makan nya sayang ??” tanya papa angga lembut.
“Sudah pa” jawab zenia tersenyum.
Papa angga yang melihat mama maya seperti memikirkan sesuatu ingin bertanya, tapi nanti fikir nya setelah zenia tertidur.
“Sayang kamu istirahat dulu ya !! papa mau bicara dulu sama mama ” ucap papa angga sembari membelai pipi zenia.
“Iya pa” jawab zenia.
“Ayok ma !!” ajak papa angga keluar ruangan.
******
Di luar ruangan papa angga bertanya papa istrinya.
“Ada apa ma ??” tanya papa angga dengan lembut.
“Nia mau pergi ke kota D pa, dia mau ke tempat ayah dan ibu (kakek dan nenek nya zenia / orang tua mama maya)”kata mama maya.
“Loh bagus dong, itu berarti nia ingin melupakan kejadian ini” ucap papa angga
“Tapi pa, nia gak mau di temenin mama, dia mau nya pergi sendiri dan raja juga di suruh mama yang jagain, mama khawatir pa, apalagi pasti nanti ayah dan ibu akan nanya tentang keadaan zenia” jelas mama maya.
“Gak usah khawatir ma mereka itu kakek dan nenek nya, bukan kah dulu waktu nia kecil sering kita titipkan ke pada mereka, nia memilih kesana mungkin ada sebabnya, dan untuk raja papa tidak keberatan kalau papa yang harus membesarkan nya anggap saja raja anak ketiga kita, bukankah mama sangat ingin punya anak laki-laki dan raja lah sekarang anak kita, mungkin inilah jawaban nya kenapa selama ini raja tidak pernah memanggil kita kakek dan nenek sepeti dia memanggil kedua orang tua gibran ” jelas papa angga.
Mama maya yang mendengar itu tersenyum lega.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 131 Episodes
Comments
Fhebrie
rumah tangga ghibran dn zara ga akan pernah bahagia
2023-08-28
0
Sarofa Agunk
alham dhulilla nia sudah sadar
2022-10-26
0
Rachel Gifanny
mengandung bawang 😭😭😭😭
2021-09-15
0