Semenjak pertengkaran malam itu, mas gibran semakin menunjukan perubahan sikapnya padaku, aku benar-benar bingung menghadapi sikap mas gibran, sikap hangatnya selama ini tidak pernah aku dapatkan lagi.
Ku pandangi sebuah foto pernikahan kami berdua, di foto tampak mas gibran tersenyum dengan kedua tangan melingkar di perutku, saat itu aku sangat merasakan betapa mas gibran menyayangiku.
Tetapi untuk sekarang, sikap mas gibran menjadi sangat dingin, bahkan rasa dingin di es batu saja tidak seberapa di bandingkan dengan sikap mas gibran, tidak ada lagi canda tawa yang dia hadirkan untuk ku dan raja, bahkan sekarang sangat jarang ku dapatkan mas gibran bermain dengan raja.
Ingin rasanya aku bercerita dengan kedua orang tuaku ataupun dengan mertuaku, tapi aku takut itu mala memicu pertengkaran hebat dalam rumah tanggaku, aku sangat menyayangi mas gjbran aku yakin suatu hari nanti mas gibran akan kembali berubah seperti biasa.
***************
Besok adalah ulang tahun pernikahan kami, aku sudah menyewah tempat untuk mengadakan pesta kecil-kecilan, mama dan papaku serta kedua mertuaku sibuk membantu menata dekorasi agar terkesan sangat romantis.
Biasanya setiap akan merayakan ulang tahun pernikahan, mas gibran akan sangat antusias dalam memilih tema yang akan di pilih untuk pesta, tapi tidak untuk sekarang mas gibran acuh seakan enggan untuk merayakan nya.
Tapi aku tetap ingin merayakan hari bersejarah bagi kami, aku pun membuat sebuah video yang di dalamnya ada foto kami berdua dari pertama bertemu sampai kehadiran azka, aku berharap setelah mas gibran melihat video itu dia akan berubah lagi seperti mas gibran yang aku kenal dulu.
“Akhirnya selesai juga” kataku pada diri sendiri.
Tiba-tiba mama mendekati aku dan duduk di samping ku.
“Gibran mana nak ?? kok cuma kamu yang sibuk nyiapin semua ini sendirian” tanya mama padaku.
“Mas gibran sibuk ma, dia ingin mengerjakan perkejaan nya supaya nanti pas acara dia tenang” jawab ku dengan kebohongan.
Aku tau jawaban ku tidak memuaskan bagi mama, karena hampir setiap mama bertanya tentang mas gibran aku selalu jawab kalau dia sibuk, tapi ku lihat mama tersenyum sambil memeluk ku dengan erat.
“Nia janji ya sama mama, kalau nia lagi ada masalah nia akan cerita sama mama maupun papa, nia jangan pendam semuanya sendirian !!, bagi mama dan papa nia tetap putri kecil kami” ucapan mama sangat menusuk relung hatiku, andai mama tau kalau saat ini putrinya lagi di ambang kebingungan, tapi aku tak ingin membuat semua nya bertengkar, aku tau kalau papa tidak akan diam kalau mas gibran menyakiti aku, makanya aku lebih memilih diam.
“Iya ma, nia janji akan cerita apapun masalah nia pada mama dan papa, terima kasih karena mama dan papa sangat menyayangi nia” kataku masih di pelukan mama.
Mama pun melepaskan pelukan nya, kemudian mama meciumi seluruh wajahku seperti aku masih menjadi putri kecilnya dulu.
Setelah itu mama pamitan untuk melanjutkan acara mendekor, sudah hampir soreh dan semuanya hampir 90% selesai, tidak banyak yang aku undang hanya teman-teman ku dan teman nya mas gibran.
Dari tadi aku selalu melihat pintu masuk, aku menunggu seseorang tapi bukan mas gibran, aku menunggu adik ku zara, setelah ku ingat-ingat sepertinya zara menghindari aku selama ini, apa karena dia sudah dewasa ya makanya dia tidak sedekat itu lagi fikirku.
“Ayo pulang nak, semuanya sudah beres, kasian raja di rumah cuman sama bibi aja” ucap papa mengaggetkan aku.
“Eh, iya pa ayok pulang” ajak ku kemudian.
Aku bangkit dari dudukku, dan mengambil tas kecil, setelah itu aku berjalan ke arah mobil dan segera masuk kedalam mobil ku, mama dan papa serta kedua mertuaku mengikuti aku dari belakang.
“Kok perasaan aku gak enak gini ya” gumam ku dalam hati.
Entah kenapa dari tadi ada perasaan aneh, aku pun tak tau kenapa tapi aku sangat gelisa.
“Ah mungkin karena besok adalah pesta pernikahan aku sama mas gibran makanya aku gelisa seperti ini” kata menyemangati diriku sendiri.
30 Menit kemudian aku telah sampai di depan rumah ku, aku langsung memasukan mobilku kedalam bagasi, ku lihat kesamping ada mobil mas gibran, berarti dia sudah pulang.
Aku langsung turun dan berlari masuk kedalam rumah, aku sangat merindukan raja karena hampir seharian aku meninggalkan nya di rumah, setela aku masuk ku lihat raja lagi bermain dengan zara, tapi bukan hanya zara saja akan tetapi ada mas gibran disana.
Aku pun berjalan mendekat, zara yang sudah melihat ku pulang langsung berdiri.
“Kakak sudah pulang” tanya zara padaku.
Aku hanya mengangguk, aku memperhatikan mereka bertiga.
“Mas” panggilku pada mas gibran yang dari tadi tidak memperdulikan aku.
Mas gibran menoleh ke arahku, tak ada senyuman yang dia tunjukan kepadaku, dia langsung berdiri dan berlalu dari hadapanku.
“Bunda, bunda” Suara raja mengagetkan aku.
“Eh anak bunda sayang, udah wangi, bearti udah mandi dong” ucapku gemas pada putra ku, dan aku menciumi pipi gembulnya.
“Udah, tadi mandi cama aunty ala (Zara) cama ayah, bun”
Degggg
Apa jadi raja mandi sama zara dan mas gibran, ada apa ini?? kenapa mereka sangat dekat, aku tau zara dari dulu memang agak dekat denga mas gibran tapi tidak sampai sedekat ini, dan kenapa mas gibran hanya bertiga di rumah, ya walaupun ada raja tapi dia masih anak kecil, bukan nya dari dulu kalau tidak ada aku mas gibran enggan berada di rumah, dan ini mala memandikan raja bersama dengan zara.
“Loh bibinya raja mana” tanya ku lagi, sementara zara sudah pergi entah kemana.
“Bibi pulang unda, kan ada ayah nemenin aja(Raja)” jawaban anak ku sangat membuat ku syok aku terduduk di lantai dengan masih menggendong raja.
Tidak berapa lama mama dan papaku sampai, melihat aku terduduk lemas di lantai mereka langsung berlari membantuku.
“Nia, kamu kenapa nak” tanya mamaku dengan keras.
Tapi aku tak merespon pandangan ku kosong tak berapa lama aku jatuh pingsan.
***************
1 jam kemudian aku membuka pelan mataku, ku lihat mama ku menangis sembari mengeluas rambutku, papa ku juga duduk di samping bersama mas gibran.
“Kamu sudah sadar nak ?? apa yang kamu rasakan ?? apa ada yang sakit” tanya mama bertubi-tubi.
Aku hanya menggeleng dan tersenyum, ku genggam tangan mama.
“Nia gak papa ma, pa, mungkin nia kecapekan” jawabku lemas.
“Ya sudah kamu istirahat dulu ya, kalau ada apa-apa panggil mama dan papa” kata papaku, kemudian mereka berlalu meninggalkan kamarku.
Tinggalah aku berdua dengan mas gibran di kamar, aku pun memalingkan wajahku, aku enggan untuk menatap wajahnya.
“Sudah ku bilang, tidak usah bikin pesta gak jelas seperti itu, kamu capek kan, lihat kalau kamu sakit siapa yang akan mengurusi raja” kata mas gibran.
Aku menitikan air mata, kata-kata mas gibran sangat menyakiti perasaan ku, kenapa dia sama sekali tidak mengerti aku, bukan kata itu yang aku inginkan, aku ingin mas gibran menjelaskan kenapa dia berada di rumah dan tidak menyusulku di tempat aku akan menyelenggarakan pesta.
************
LIKE + KOMEN NYA.
.
..
...
....
.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 131 Episodes
Comments
Sarofa Agunk
kasihan nia dibongin di dalam rumah nya sendiri
2022-10-26
0
3 semprul
like 👍👍👍
2021-07-26
0
Khuriyatun Khasannah
najis bgt,,,
amit" tuju turunan
tuju tanjakan jgn smpe ketemu
saudara nikung saudara
kaya gak ada lelaki lain di dunia ini
Kaka ipar di embat,,
otaknya gak pada waras??
2021-06-03
1