Hari terus berganti, aku begitu menikmati peran ku sebagai seorang istri, 2 bulan pernikahan ku, aku di nyatakan positif hamil, memang dari awal aku menikah aku sama mas Gibran tidak menunda masalah kehamilan, karena aku juga ingin menjadi seorang ibu.
Tentunya kabar kehamilan ku sangat menggembirakan untuk semua orang, papa dan mamaku sangat antusias menjagaku begitupun dengan mertuaku, setiap hari ibu mertuaku akan datang ke rumah untuk membawakan aku makanan, walaupun di rumah mama selalu menyediakan makanan bergizi tapi aku tidak boleh menolak makanan yang di bawakan ibu mertuaku, aku selalu menghargai apapun yang di berikan ibu mertuaku.
''Ayo makan lagi sayang'' pinta ibu mertuaku sembari menyerahkan potongan buah mangga ke mulutku.
''Iya bu'' jawab ku dengan menerima suapan dari ibu mertuaku.
Aku menghabiskan buah mangga yang sudah di kupas dan di potong oleh ibu mertuaku, kami berdua bercerita layak nya ibu dan anak kandung, aku sangat bersyukur karena ibu mertuaku menyayangi ku seperti anak kandung nya sendiri.
Tidak lama kemudian mas Gibran pulang dari bekerja, dia bekerja di salah satu bank swasta, kalau papa dan mamaku selalu sibuk dengan urusan restoran yang mereka bangun dari nol dan sekarang restoran milik keluargaku manjadi sangat terkenal seperti sekarang.
''Assalamualaikum'' ucap mas Gibran saat masuk ke dalam rumah.
''Walaikumsalam'' ucap ku dan ibu berbarengan.
Seperti biasa karena mas Gibran sudah tau kalau ibu nya akan selalu kesini hal pertama yang akan dia lakukan adalah menyalami tangan ibunya baru setelahnya aku menyambut tangan mas Gibran dan mencium punggung tangan nya.
''Capek ya mas'' tanyaku pas mas Gibran saat dia sudah duduk di samping ku.
''Capek ku akan segera sembuh saat lihat kamu tersenyum'' ucap mas Gibran menggodaku.
Aku tersenyum malu, wajahku langsung memerah seperti tomat.
'' Apa si mas, malu tau ada ibu disini'' kata ku dengan berbisik.
Cup
Mas Gibran mala mencium pipiku, aku kaget dengan perlakuan mas Gibran, dia mala tersenyum.
''Aaaawwwww'' teriak mas Gibran karena aku mencubit perutnya.
Ibu mertuaku hanya tersenyum melihat kelakuan ku dan mas Gibran, akhirnya ibu pamit untuk pulang..
''Ya sudah ibu pamit pulang dulu ya, Gibran kamu jaga istri kamu dengan baik!!'' kata ibu mertuaku.
''Pasti itu bu, ibu pulang nya hati-hati ya !!! apa mau Gibran antar ??'' tanya mas gibran
''Gak usah ibu bisa naik taksi, kamu disini aja temenin nia nanti kalau dia butuh sesuatu gimana'' ucap ibu mertuaku.
Setelah itu ibu memeluk ku dengan penuh kasih sayang.
''Kamu hati-hati ya nak!! besok ibu datang lagi'' kata ibu mertuaku sembari membelai rambutku dengan lembut
''Iya bu, ibu juga hati-hati di jalan, kalau bisa ibu menginap aja disini'' ucap ku sambil tersenyum.
Seperti biasa jawaban ibu mertuaku akan sama Nanti kalau nia udah lahiran pasti ibu akan menginap dan aku hanya bisa menghela nafas pelan.
******************
Hari-hari ku lalui dengan penuh semangat, momen kehamilan ini sangat ku nikmati, ternyata benar kata mama menjadi seorang ibu bukanlah hal yang muda, setiap hari aku akan mengalami morning siknees untungnya mas Gibran dengan sigap untuk membantu ku.
Apalagi pas aku mengidam, mau tengah malam sekalipun, mas Giran akan berusaha untuk memenuhi keinginan ku, melihat perhatian mas gibran aku mala semakin cinta sama dia.
Seperti saat ini aku bangun di tengah malam karena tiba-tiba aku ingin sekali makan rendang padang, ki lirik mas Gibran lagi tidur dengan sangat pulas aku pun jadi tidak tega membangunkannya tapi mau bagaimana lagi kalau ini adalah permintaan sang bayi.
Dengan terpaksa aku membangunkan mas Gibran.
''Mas bangun'' kata ku dengan menggoyangkan bahu mas Gibran dengan pelan.
Mas Gibran hanya menggeliat sedikit tapi tidak bergeming untuk bangun, aku sudah sedikit kesal karena mas Gibran tak kunjung bangun juga.
Akhirnya aku goyang kan tubuh mas Gibran sedikit agak keras, dia pun terbangun, sambil mengucek matanya dia bertanya padaku.
''Ada apa dek''?? tanya nya dengan suara serak.
''Adek pengin rendang padang mas'' jawab ku
Mas Gibran langsung membuka matanya lebar-lebar, mungkin rasa kantuknya sudah perlahan menghilang, kemudian dia melihat hp untuk melihat saat ini jam berapa.
''Jam 01 dini hari'' gumam mas Gibran.
''Ini masih malam dek, apa mungkin ada rumah makan padang yang masih buka'' ucap mas Gibran
''Ya makanya di cari mas, kalau mas Gibran masih disini kan gak akan dapet'' ucap ku dengan sebal.
Ku lihat mas Gibran menghela nafas pelan, aku tau dia tidak akan tega melihat anak nya nanti ileran, jadi dengan terpaksa dia mencari keinginan ku di tengah malam begini.
Mas Gibran keluar untuk mencari keinginan ku, sementara aku masih menunggu di dalam kamar, sambil memainkan handphone.
1 jam kemudian mas Gibran pulang dengan menenteng plastik putih yang di dalam nya terdapat pesanan ku.
Mas Gibran segera memindahkan rendang ke mangkok dan memberikan nya ke aku, dengan air liur yang akan segera menetes aku mengambil mangkok yang sudah di isi dengan rendang yang ku minta tadi dan segera melahapnya dengan semangat.
''Pakai nasi loh dek'' kata mas Gibran
''Gak mau mas aku maunya makan seperti ini'' ucapku dengan mulut penuh.
Mas Gibran hanya geleng-geleng, tapi dia juga tersenyum melihat aku makan dengan lahap, akhirnya rendang itu habis tak tersisa, mas Gibran segera mengambil air minun untuk ku, kemudian mengelap mulutku dengan tisu, dengan telaten dia membersihkan mulutku..
***************
Hari begitu berlalu dengan cepat dan kandungan ku sudah mendekati kelahiran, mas Gibran sudah mengambil cuti kerjanya agar lebih leluasa menjagaku karena menurut dokter aku akan lahiran seminggu lagi terhitung hari ini..
Ada perasaan takut di hatiku, karena pas aku baca di internet melahirkan itu sakit sekali seperti tulang kita patah semua, lah aku kena goresan pisau sedikit aja aku nangis kejar-kejar, tapi itu sudah menjadi kodrat setiap wanita harusnya aku bersyukur sudah di beri kepercayaan oleh yang maha kuasa untuk menjadi seorang ibu.
Setiap pagi mas Gibran akan mengajakku berkeliling untuk melancarkan peredaran darah, kata dokter juga itu bisa mempermudah aku saat lahiran nanti.
Akhirnya hari yang di tunggu pun tiba, di ruang persalinan aku berjuang untuk melahirkan malaikat kecil kami, buah cintaku dengan mas Gibran.
Setelah menunggu 8 jam lebih lahirlah seorang bayi laki-laki yang sangat tampan, mas Gibran menciumi keningku dengan bertubi-tubi.
''Selamat ya sayang sekarang kamu sudah menjadi seorang ibu, dan terima kasih atas perjuangan kamu'' ucap mas Gibran sembari mengelus kepalaku.
Aku terharu dengan kata-kata mas Gibran, setetes air jatuh membasahi pipiku, tidak menyangka aku sudah menjadi seorang ibu diusia ku yang masih sangat muda.
Tidak berapa lama para keluarga masuk ke dalam ruangan ku, aku pun sudah di pindahkan keruang rawat, bayi ku juga sudah di bersihkan dan mas Gibran baru selesai mengumandangkan azan untuk putra kami.
''Cucu ku tampan sekali'' kata mama ku dengan tersenyum.
''Cucu kita ma'' ucap papaku
Semuanya tertawa dengan bergilir untuk menggendong anak ku..
''Siapa nama nya nak'' tanya ibu mertuaku.
''RAJA ALVARO PRADIPTA'' ucap ku dan mas Gibran bersamaan..
******
LIKE+KOMEN nya ya kak..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 131 Episodes
Comments
Sarofa Agunk
masih slow
2022-10-25
0
⚛Lilis Eriska〰☮
masih adem ayem dulu blm ada esmoni nya 🤭
2021-05-30
0
Jong Epha Yunitaggf
lanjut
2021-04-24
0