Setelah puas jalan-jalan Ririn dan ketiga temannya pulang ke rumah masing-masing.
Ceklek....
Ririn membuka pintu rumahnya.
"Non, sudah pulang ya. Bibi siapkan makan malamnya" ucap Bi Inah pelayan di rumah Ririn
"Tidak perlu Bi, aku udah makan" ucap Ririn
"Baiklah non" ucap Bi Inah
"Mm Ayah sudah pulang??" tanya Ririn
"Belum non" jawab Bi Inah
"Ya sudah, aku mau istirahat dulu." ucap Ririn
"Iya, non" ucap Bi Inah
Ceklek.....
Ririn membuka pintu kamarnya.
Setelah membersihkan diri, Ririn merebahkan tubuhnya di atas ranjang.
"Apa aku telepon saja ya??"
"Hmm pasti ayah sibuk, takut ganggu"
Ucap Ririn
Ting.....
Bunyi sms masuk di ponsel Ririn.
"Kamu tidur duluan ya Nak, Ayah lembur hari ini karena masih ada jadwal operasi yang harus Ayah lakukan sendiri. Selamat tidur sayang."
Itulah isi pesan masuk tadi.
"Fighting ayah, Ririn tidur duluan ya. Ririn sayang ayah"
Balasan pesan Ririn untuk ayahnya.
Setelah pesan terkirin dan dibaca ayahnya, Ririn memejamkan matanya karena capek habis jalan dengan teman-temannya.
Sementara di rumah sakit.
"Kenapa senyum-senyum sendiri? Lagi kasmaran ya?" tanya Anton sahabat Rangga ayahnya Ririn.
Dokter Rangga adalah seorang duda, istrinya meninggal saat melahirkan Ririn. Itu tidak membuat Rangga marah ataupun dendam pada Ririn justru dia sangat menyayanginya karena istrinya pergi untuk selamanya meninggalkan seorang putri yang sangat cantik seperti dirinya untuknya.
"Aku lagi baca pesan dari putriku" jawab Rangga
"Eh kapan kamu beri dia Ibu?? Kasihan dia dari kecil tidak merasakan kasih sayang seorang ibu" ucap Anton
"Aku bisa jadi ayah sekaligus Ibu untuknya. Diapun tidak pernah bertanya atau menginginkan Ibu padaku." ucap Rangga
"Hmm aku mengerti. Lalu bagaimana denganmu?? Apa kamu tidak membutuhkan seorang istri??" tanya Anton
"Hmm punya Ririn dalam hidupku itu sudah cukup" jawab Rangga
"Bagaimana jika Ririn menikah?? Dia sekarang sudah remaja bahkan sebentar lagi akan menyelesaikan studi S1 pasti dia akan mempunyai pacar dan menikah lalu pergi ikut dengan suaminya" ucap Anton
Hmmmmmm Rangga mendesah.
"Aku hanya berharap putriku mendapatkan pria yang menyayanginya seperti aku menyayanginya" ucap Rangga
"Aku bangga padamu. Ririn pasti sangat beruntung mempunyai ayah sepertimu" ucap Anton.
"Hmm kamu bisa saja. Kamu pun seorang ayah yang keren" ucap Rangga
"Oh iya, gimana kalau kita menjodohkan Ririn dengan putraku?? Dia sebentar lagi juga akan menyelesaikan studi S1 nya." ucap Anton
"Apa anakmu bisa menjaga putriku??" tanya Rangga
Plakkkkk
Anton memukul lengan Rangga.
"Jelaslah. Putraku seperti ibunya. Penyayang dan baik hati" jawab Anton
"Hhhh kita lihat saja nanti" ucap Rangga
"Nanti?? Apa kamu tidak mau punya besan seperti ku??" tanya Anton
"Hhh tidak-tidak. Bukan begitu. Aku tidak mau ikut campur dengan urusan pribadinya. Takutnya dia tidak mau" jawab Rangga
"Kita pertemukan saja dulu. Jika sering bertemu lama-lama akan tumbuh cinta di antara mereka. Aku akan bicarakan hal ini pada istriku" ucap Anton
"Baiklah. Nanti kita atur kapan pertemuannya" ucap Rangga
💦💦💦💦💦💦
Keesokan harinya.....
Ririn membuka matanya dan melihat ponselnya. Jam menunjukan pukul 05.30.
"Apakah ayah sudah pulang?"
Ririn bergegas turun dari ranjang dan pergi menuju kamar ayahnya.
Tok...tok...
Ceklek....
Ririn membuka pintu perlahan dan melihat sosok yang sangat disayangi tidur dengan masih menggunakan pakaian kerja.
"Astaga....aku sering melarangnya tidur menggunakan pakaian kerja tapi tetap saja dilakukannya." ucap Ririn
Ia melangkah mendekati ayahnya dan merebahkan tubuhnya di samping ayahnya.
"Ayah pasti capek ngurusin rumah sakit sendiri. Tunggu sebentar lagi ya, Ririn akan membantu ayah bahkan kalau perlu Ayah tidak usah bekerja lagi biarkan Ririn yang bekerja dan Ayah hanya perlu istirahat" ucap Ririn tanpa sadar air mata membasahi kedua pipinya.
"Ririn siap-siap ke kampus dulu" ucap Ririn lalu keluar dari kamar ayahnya.
Rangga membuka matanya, dia sebenarnya sudah bangun karena Ririn mengelus rambutnya.
"Rasanya aku tidak sanggup jika kamu menikah nak, kamu akan meninggalkan ayah" ucap Rangga.
💦💦💦💦💦💦
Di kampus.....
Ririn sedang fokus membaca di perpustakaan.
"Hai, Ririn...." sapa Galang lalu ia duduk didekat Ririn
"Hai..." sapa Ririn
"Ririn mana ya??" ucap Sarah mencari keberadaan tempat duduk Ririn
"Eh itu Ririn kan?? Siapa yang duduk dengannya??" tanya Yayu menunjuk ke arah Ririn dan Galang duduk
"Siapa lagi kalau bukan Galang" jawab Sarah
"Yuk, kita ke sana" ucap Yayu
"Eh eh eh jangan...." ucap Vina
"Kenapa??" tanya Sarah dan Yayu
"Biarkan mereka berdua, anggap saja kita memberikan Galang kesempatan untuk mendekati Ririn. Jika dia berani macam-macam dengannya maka kita akan memberikan pelajaran padanya." jawab Bina
"Iya juga ya." ucap Sarah
"Kita duduk di sini saja" ucap Yayu
Mereka duduk di belakang dari tempat duduk Galang dan Ririn.
"Mmm Rin, kita jalan yuk" ucap Galang
Ririn tidak dengar ucapan Galang karena dia fokus membaca.
"Rin, Ririn..." ucap Galang
"Hm??? Kenapa??" tanya Ririn
Hmmm apa membaca sangat menyenangkan sehingga tidak mendengarkan ucapanku?? Ingin rasanya aku menjadi buku itu. Batin Galang
"Oh tidak-tidak. Silahkan dilanjutkan saja" jawab Galang
Vina mengambil ponselnya dan mengirim pesan pada Galang.
Ting....
Galang membuka pesan masuk itu.
"Dasar kaku" isi pesan Vina
Galang menoleh kesana kemari mencari keberadaan Vina.
Ting....
"Kami dibelakangmu" isi pesan Vina
Galang menoleh ke belakang.
Ah....shit. Ngapain mereka di sini? Batin Galang
"Jangan berani mengganggu kami"
Send
"Siapa juga yang mau ganggu. Kami memberikan kesempatan padamu untuk dekat dengannya. Jika kamu berani macam-macam maka kami akan membunuhmu" balas Vina
Dasar....jadi perempuan dia tidak ada lembut-lembutnya. Batin Galang
Ririn bangkit dari tempat duduknya.
"Mau kemana??" tanya Galang
"Mau bertemu dengan Dosen" jawab Ririn
"Aku temani ya..." tawar Galang
Please mau....please mau.....Galang berdoa dalam hatinya
"Biarkan dia menemanimu Rin" ucap Sarah dari belakang.
"Ka-kalian di sini?? Astaga....bikin kaget saja." ucap Ririn menoleh ke arah suara itu
Hehehheh mereka bertiga terkekeh mendengar ucapan Ririn
"Maaf" ucap mereka kompak
"Yuk, Rin aku temani" ucap Galang
Ririn melirik ketiga temannya itu dan mereka memberikan kode untuk menerima tawaran Galang.
"Hmmm baiklah. Ayo" ucap Ririn
Jawaban Ririn mampu membuat jantung Galang akan meledak.
"Aku duluan ya" ucap Ririn pamit pada teman-temannya.
"Hmmm" ucap mereka
"Makasih ya. Aku akan mentraktir kalian" ucap Galang pada mereka.
"Wajib....." ucap Yayu
"Hei, kamu jangan berani memeras Galang. Walaupun dia kaya tapi kamu jangan memanfaatkannya." ucap Vina
"Iya Yu, nanti Ririn akan berpikir kita membiarkan Galang mendekatinya karena ada maunya" timpal Sarah
"Iya-iya....." ucap Yayu
💦💦💦💦💦💦
JANGAN LUPA LIKE, COMMENT, BERI RATE, DAN VOTE YA🙏😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 137 Episodes
Comments
Doraemon
Ditunggu kelanjutannya thor.
2020-11-14
0
Hello Kitty
terima kasih🙏
2020-11-14
0
Ria Refika
Tetap semangat Thor ditunggu lanjutannya
2020-11-14
0