(Datanglah ke Lantai 3.
Aku akan memberikan kejutan padamu di sana.)
Alice membaca pesan yang dikirim Rayn untuknya.
Ia tersenyum.
Rayn memang selalu memberikan kejutan padanya.
Walaupun terkesan konyol, namun ia begitu senang setiap kali menerimanya.
Rayn adalah salah satu orang yang berarti baginya.
Alice menghentikan kegiatan membacanya dan kemudian keluar dari ruangan.
Ia langsung menuju ke lantai 3, dimana Rayn akan memberikan kejutan padanya.
Beberapa saat kemudian, Alice telah sampai di lantai 3.
Ia mengedarkan pandangannya, mencari keberadaan Rayn.
Namun ia sama sekali tidak melihat Rayn di sana.
Mungkin Rayn belum datang, pikirnya.
Sembari menunggu kedatangan Rayn, Alice kemudian melangkahkan kakinya menuju ruang kesenian yang berada di lantai yang sama.
Alice masuk ke dalam ruangan itu.
Seketika ia terkagum melihat karya yang berjejer di sana.
Ia memandang satu per satu lukisan yang dilukis oleh para murid.
Dan matanya berakhir di lukisan yang merupakan karyanya sendiri.
Alice tersenyum.
Sebenarnya selain pintar, Alice juga punya keahlian di bidang seni dan salah satunya adalah melukis.
Oleh karena itu ia bercita-cita ingin menjadi seorang seniman yang handal kelak.
Ia juga akan berusaha semaksimal mungkin agar bisa lolos di jurusan seni perguruan tinggi terkenal.
Tiba-tiba Alice mendengar suara riuh dari ruangan yang berada tidak jauh darinya.
Alice kemudian keluar dari ruangan kesenian dan melangkah ke arah sumber suara.
Alice berdiri di ruangan itu.
Karena penasaran, Alice semakin mendekat pada ruangan itu.
Namun sontak ia membelalakkan matanya saat melihat beberapa pria keluar dengan kondisi bertelanjang dada dan hanya memakai handuk di pinggang.
Alice menutup kedua matanya dan perlahan memundurkan langkahnya.
"Apa yang kau lakukan di sini?"
ucap seseorang yang suaranya begitu ia kenali.
Alice membalikkan badannya dan matanya bertemu dengan mata Ell.
"Kak Ell..
Tadi aku memliki janji bertemu Rayn di lantai ini Kak.
Tapi aku belum melihatnya sampai sekarang.
Jadi aku berjalan-jalan dan kemudian aku mendengar suara dari ruangan ini.
Maafkan aku Kak, aku sama sekali tidak tahu bahwa ruangan ini adalah ruangan ganti pria.
Aku tidak bermaksud untuk mengintip atau apa."
ucap Alice dengan nada meyakinkan.
Ia tidak mau Ell salah paham padanya.
Alice menatap Ell lagi.
"Lebih baik aku pergi dari sini Kak."
Alice kemudian berjalan melewati Ell.
Namun pintu tiba-tiba terbuka dan menampilkan 2 orang pria keluar dari ruangan itu.
Mereka berdua adalah Senior Alice yang juga merupakan teman sekelas Ell.
"Kau, apa yang kau lakukan di sini?"
ucap salah satu dari mereka dengan nada marah.
Mereka begitu terkejut melihat kehadiran Alice di sana.
"Apa kau tidak tahu bahwa ruangan ini adalah ruangan khusus untuk pria, hah?"
sambung pria yang satunya.
"Maafkan aku Kak.
Aku tidak tahu."
"Ah, aku pikir apa yang dikatakan orang-orang tentangmu di sekolah memang benar adanya.
Kau bersikap baik hanya di depan guru saja.
Namun di belakang mereka kau akan menunjukkan sifat aslimu.
Seperti sekarang ini, kau berniat mengintip kami kan?"
Alice langsung menggelengkan kepalanya.
Sungguh ia tidak bermaksud seperti itu.
"Tidak Kak.."
"Dasar pembohong!"
Mereka mulai mengintimidasi Alice.
Ell yang berada tidak jauh dari sana, mendekat pada mereka.
"Seharusnya kalian tidak menghabiskan waktu kalian seperti ini.
Pelatih sudah menunggu di bawah.
Masuklah dan bereskan pakaian kalian."
ucap Ethan dengan nada memperingatkan.
Sebagai seorang ketua basket, Ell punya wewenang untuk mengatur para anggotanya.
2 pria itu akhirnya menurut dan kembali masuk ke ruangan itu.
"Pergilah.."
ucap Ell pada Alice tanpa memperlihatkan wajahnya.
Alice langsung pergi dari sana.
Namun saat berjalan beberapa langkah, Rayn datang menghampirinya.
"Alice..
Maaf aku datang terlambat.
Dan kenapa kau datang dari arah sana?"
Rayn tahu bahwa ruangan itu adalah ruangan yang dikhususkan untuk ruang ganti tim pemain basket.
Rayn kemudian mengalihkan tatapannya pada Ell yang belum pergi dari sana.
Ell menatapnya dengan tatapan datar.
"Apa kau tidak apa-apa?"
"Aku tidak apa-apa Rayn.
Lebih baik kita pergi dari sini."
Alice menarik tangan Rayn untuk pergi dari sana.
Sesampainya di bawah, Alice akhirnya bisa bernapas lega.
"Katakan padaku apa yang sebenarnya terjadi Alice.
Apa kau sempat masuk ke ruangan itu?"
"Tidak.
Hanya saja aku tidak sengaja melihat mereka saat berganti baju."
Rayn sontak tertawa setelah mendengar pernyataan Alice.
"Maafkan aku Alice.
Seharusnya tadi aku memberitahumu dimana kita bertemu."
"Ya, jika sebelumnya kau memberitahuku, mereka tidak akan salah paham seperti tadi."
ucap Alice dengan nada kesal.
"Apa yang mereka katakan padamu?"
Wajah Rayn berubah menjadi serius.
"Mereka pikir aku sengaja datang ke sana untuk mengintip."
"Mereka benar-benar!
Mana ada seorang gadis datang ke sana hanya untuk mengintip para pria yang sedang berganti baju.
Sepertinya aku harus memberitahu mereka kebenarannya."
"Tidak perlu Rayn.
Aku tidak mau mereka semakin salah paham padaku."
"Mereka akan terus salah paham padamu jika mereka tidak tahu kebenarannya Alice."
Alice tersenyum.
"Tidak apa-apa Rayn.
Yang penting sekarang aku sudah tahu kalau ruangan itu adalah ruangan khusus untuk pria.
Aku tidak akan datang ke sana lagi."
Rayn menarik napas panjang.
Ia tahu Alice memang selalu begitu.
Tidak mau membalas perbuatan buruk yang orang lain lakukan padanya.
"Oh ya, kejutan apa yang mau kau berikan padaku Rayn?
Kau tidak boleh membatalkannya.
Anggap saja itu sebagai permintaan maafmu."
"Hem, baiklah.
Ikut denganku."
Rayn menarik tangan Alice menuju kantin sekolah.
"Kau bisa memesan apapun yang kau mau Alice.
Sebagai hadiah karna saat kuis tadi kau kembali berhasil mendapat nilai tertinggi.
Dan juga sebagai permintaan maafku."
Alice tersenyum merekah.
"Benarkah?
Aku bisa memesan apapun yang aku mau?"
"Hem."
Rayn menganggukkan kepalanya.
"Baiklah.
Aku akan memesan semua makanan kesukaanku.
Hari ini aku harus makan sepuasnya."
Dan benar saja, Alice memesan banyak makanan.
Rayn hanya bisa tertawa melihat Alice yang makan begitu lahap.
Bahkan gadis itu tidak menyisakan makanannya sedikitpun.
"Terima kasih Rayn.
Karenamu hari ini aku bisa makan sepuasnya."
"Aku bisa melihatnya dari nasi yang masih menempel di wajahmu Alice."
Rayn membersihkan nasi yang menempel di wajah Alice.
"Kau sama seperti Keponakanku."
ucap Rayn.
Alice terkekeh mendengar ucapan Rayn.
Bagaimana bisa Rayn menyamakannya dengan anak kecil yang masih berusia 2 tahun?
--
Setelah selesai berlatih, Ell dan teman-temannya kemudian beristirahat.
Masing-masing mereka mengambil minum dan duduk bersama.
"Ell..."
"Apa?"
Ell melihat ke arah tatapan yang diarahkan oleh Tio, temannya.
Ternyata Kate sedang berjalan ke arah mereka dengan membawa jus di tangannya.
Ia kemudian langsung berdiri dan mendekat pada Kate.
"Kate.."
"Aku tahu kau akan haus setelah latihan.
Aku membawa ini untukmu Ell."
Ell tersenyum.
"Terima kasih."
"Jangan hanya mengucapkan terima kasih saja.
Kalau begitu temani aku duduk di sana Ell."
Ell terkekeh dan kemudian mengikuti Kate dari belakang.
Mereka duduk di salah satu kursi.
"Ell aku ada berita baik untukmu."
ucap Kate dengan nada riang.
"Berita baik?
Cepat katakan padaku."
"Aku ditawarkan menjadi Model Brand terkenal."
"Benarkah?"
Kate menganggukkan kepalanya.
"Itu berita yang sangat bagus Kate.
Aku senang mendengarnya.
Aku yakin kau bisa menjadi Model profesional nantinya."
"Terima kasih Ell.
Aku jadi tidak sabaran untuk memberitahu Ibu, Ayah, Bibi dan juga Paman.
Mereka pasti senang mendengarnya."
"Kau benar Kate.
Mereka akan selalu mendukung apa yang kau inginkan."
Kate kemudian memegang tangan Ell.
"Terima kasih karena kau telah mendukungku selama ini Ell.
Kau orang yang sangat berarti untukku."
Kate kemudian memeluk lengan Ell dan meletakkan kepalanya di bahu Ell.
Ell tersenyum dan kemudian mengelus kepala Kate dengan lembut.
Sampai kapanpun ia akan selalu mendukung Kate.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
RN
5 like for you datang lagi
feedback nya kk ke totok pembangkit
2021-06-14
0