Alice sudah sampai di depan gedung sekolah.
Gedung sekolah yang selalu ia datangi setiap harinya sejak duduk di bangku TK.
Ia kemudian berjalan menuju kelasnya.
Beberapa murid sudah ada di kelas.
Seperti biasa, mereka akan memberikan tatapan sinis setiap kali melihat Alice.
"Kita lihat saja nanti.
Apakah dia masih menggunakan trik busuknya itu untuk menarik perhatian Guru."
ucap Monika yang sudah sejak lama membenci Alice.
Ia berniat menyinggung Alice.
"Kau benar.
Untuk bisa bertahan di sekolah ini, ia pasti akan melakukan apapun.
Bahkan jika harus mempermalukan dirinya sendiri."
jawab Michelle dengan nada meremehkan.
Alice kembali melanjutkan kegiatannya.
Ia tidak mau merespon perkataan mereka.
Sayangnya ia sudah kebal dengan semua itu.
Jadi tidak ada lagi alasan bagi Alice untuk marah ataupun bersedih.
"Alice..."
panggil Rayn, Sahabat Alice.
Rayn adalah satu-satunya orang yang mau berteman dengan Alice di sekolah.
Mereka sudah saling mengenal sejak duduk di bangku SMA.
Dan kebetulan mereka selalu berada di kelas yang sama.
Alice tersenyum melihat kehadiran Rayn.
"Rayn.."
"Bagaimana persiapanmu untuk kuis hari ini?"
"Aku sudah belajar Rayn.
Untuk selanjutnya aku tinggal berserah saja.
Pokoknya kita semua harus melakukan yang terbaik."
"Aku yakin kali ini kau juga akan mendapat nilai yang memuaskan Alice.
Kau gadis yang sangat cerdas.
Dan poin utamanya kau tidak sombong seperti murid-murid lain di kelas ini."
ucap Rayn sambil melihat ke arah Monika dan yang lain.
Sebenarnya Rayn sudah sangat muak dengan perkataan dan tindakan mereka yang begitu merendahkan Alice.
Rasanya ia sangat ingin merobek mulut mereka.
Namun Alice tidak pernah membalas perbuatan mereka ataupun memberi tahu Guru soal itu.
Bahkan Alice tidak pernah mengadu pada Pamannya yang merupakan pemilik sekolah.
Di satu sisi ia kecewa, tapi di sisi lain ia bangga dengan kepribadian yang dimiliki oleh Alice.
Alice memang gadis yang sangat berbeda dengan para gadis di sekolahnya.
Alice memiliki hati yang tulus dan bersih.
Ia tidak pernah sekalipun berniat jahat pada orang lain.
Alice selalu menanggapi semuanya dengan senyuman.
"Rayn.."
Alice memegang lengan Rayn, agar Rayn tidak memancing kemarahan Monika dan teman-temannya.
Rayn kemudian mengalihkan pandangannya pada Alice.
"Sudahlah.
Guru juga sebentar lagi akan datang."
ucap Alice dengan nada lembut.
Rayn kemudian mengangguk dan kembali ke mejanya.
Selama berjalannya kuis, Alice menjawab semua soal dengan sebaik mungkin.
Semua pelajaran yang selama ini diajarkan oleh Guru ia tuangkan ke dalam kertas soal.
Lain halnya dengan Monika, Michelle dan teman-temannya yang lain.
Mereka tampak kesulitan mengerjakan kuis itu.
Karena memang mereka sangat malas belajar.
Guru sering menegur mereka karena selalu mendapat nilai yang rendah.
Hanya saja kedudukan kedua orang tua Monika dan kawan-kawan bisa membuat mereka bertahan di sekolah itu.
Mereka memang tergolong sebagai anak orang kaya yang begitu manja.
Beberapa saat kemudian, Guru membacakan hasil kuis yang tadi dilaksanakan.
"Sekarang Ibu akan membacakan hasil kuis kalian.
Seperi biasa, nilai tertinggi diraih oleh Alice Brielle.
Ibu ucapkan selamat padamu Alice.
Ibu sangat bangga padamu."
Lagi-lagi Alice merasa terharu.
Ia akan mempersembahkan nilainya untuk Ibunya.
"Terima kasih banyak Bu."
Rayn juga ikut senang mendengar hal itu.
"Selamat.."
ucapnya pada Alice dengan nada pelan.
Alice membalas ucapan Rayn dengan senyuman.
Sementara murid-murid yang lain tidak senang dengan pencapaian Alice.
Malah kebencian mereka pada Alice semakin bertambah.
Bel istirahat berbunyi sebagai pertanda bahwa semua murid diizinkan keluar dari ruangan kelas.
Monika dan Michelle menghampiri Alice.
"Selamat kau kembali berhasil mencari muka pada Guru."
"Aku tidak berniat mencari muka pada semua Guru Michelle."
"Jadi apa yang kau lakukan tadi jika memang kau tidak berniat mencari muka, hah?"
tanya Monika.
"Kita semua di sini pasti ingin mendapatkan nilai yang memuaskan agar bisa diterima di perguruan tinggi yang bagus.
Jadi itu bukanlah disebut mencari muka Monika.
Kalau kalian mau, kita bisa belajar bersama."
ucap Alice dengan nada lembut.
"Kau berniat mengejek kami karna kami mendapat nilai jelek, hah?"
"Aku sama sekali tidak berniat seperti itu."
"Dasar pembohong!"
Rayn mengepal tangannya dengan erat.
Ia sudah tahan lagi dengan perlakuan buruk mereka.
"Apa yang kalian lakukan, hah?
Kalau nilai kalian jelek, itu bukanlah salah Alice.
Itu salah kalian sendiri yang tidak mau belajar!
Seharusnya kalian malu berkata seperti itu pada Alice."
"Rayn, kau tidak perlu ikut campur ataupun membelanya.
Kau harusnya berada di pihak kami.
Dia sama sekali tidak layak untuk berteman denganmu."
"Jadi menurut kalian, kalian layak menjadi temanku?
Aku tidak akan mau memiliki teman yang buruk seperti kalian."
"Rayn..."
Monika dan Michelle menggeram pada Rayn.
"Alice temanku.
Dan aku akan selalu membela dan melindunginya dari kalian."
Rayn kemudian menarik tangan Alice dan membawanya keluar dari ruangan.
Sementara Michelle dan Monika begitu kesal dengan semua perkataan Rayn.
"Rayn, terima kasih.
Tapi kau tidak perlu mengatakan hal seperti itu pada Monika dan Michelle."
"Aku tidak tahan lagi Alice.
Aku tidak akan membiarkan mereka terus menyakitimu."
"Kau tidak perlu khawatir Rayn.
Aku sama sekali tidak marah ataupun sedih dengan apa yang mereka ucapkan padaku.
Karena semua itu tidaklah benar.
Jadi aku rasa aku sama sekali tidak berpengaruh dengan hal itu."
"Kau memang berbeda dari gadis yang lain Alice.
Aku bangga padamu."
Alice tersenyum mendengar hal itu.
Rayn kemudian menghusap kepala Alice dengan lembut.
Alice kemudian melihat ke arah belakang Rayn.
Ell sedang berjalan menuju ke arah mereka dengan tatapan datar yang diberikan padanya.
"Kak Ell.."
Rayn kemudian berhenti menghusap kepala Alice dan melihat ke arah Ell yang semakin mendekat.
"Hai Kak Ell.."
Alice memberikan senyuman tulusnya pada Ell.
Sementara Ell tidak membalas sapaan Alice, dan malah pergi melewatinya.
"Mengapa ia selalu memberikan respon seperti itu padamu Alice?
Apa selama ini ia memperlakukanmu dengan baik?"
Alice menganggukkan kepalnya.
"Hem.
Kak Ell orang yang baik Rayn.
Dia sama sekali tidak pernah memperlakukanku dengan buruk.
Hanya saja tampilan luar Kak Ell memang seperti itu."
"Baiklah.
Aku lega mendengarnya.
Bagaimanapun keluargamu dekat dengan keluarganya.
Dia seharusnya memperlakukanmu dengan baik."
"Aku sudah sangat lapar Alice.
Kau harus menemani aku makan siang."
ucap Rayn dengan wajah memelas.
Alice tersenyum melihat ekspresi konyol Rayn.
"Baiklah, aku akan menemanimu."
Rayn akhirnya tersenyum mendengar jawaban Alice.
Sungguh ia ingin Alice selalu berada di sampingnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments