Hari-hari dijalani Alice dengan suka dan duka.
Perlakuan Marine padanya tidak pernah berubah.
Dan tidak jarang pula Mario membelanya.
Mario memang begitu menyayangi Alice.
Ia telah menganggap Alice seperti Putrinya sendiri.
Di sekolah Alice bisa membuktikan bahwa ia bisa melewatinya.
Terbukti dengan prestasi akademik yang ia dapatkan.
Selama bertahun-tahun Alice selalu mendapatkan peringkat nomor 1 di kelasnya.
Hal itu tentunya membuat Mario dan yang lainnya bangga dengan Alice.
Namun tidak untuk Marine.
Baginya hal itu tidak perlu diapresiasi.
Sejujurnya ia tidak mau Alice lebih unggul dari Kate.
Akibatnya, di matanya hanya Kate yang bisa membanggakannya.
Walaupun Putrinya itu tidak berprestasi di bidang pendidikan.
Alice tumbuh menjadi gadis yang sangat cantik.
Kulit putih dengan tinggi badan yang semampai.
Rambut Alice berwarna cokelat dengan bentuk bergelombang.
Wajah Alice semakin manis dengan kaca mata yang digunakannya.
Alice sudah memakai kaca mata sejak duduk di bangku SMP.
Penampilan Alice begitu sederhana dan ia jarang berdandan.
Alice gadis yang sangat pintar, sehingga banyak guru yang mengagumi kecerdasannya.
Hanya saja teman-temannya banyak yang iri dengannya.
Sehingga tidak jarang Alice mendapatkan perlakuan buruk dari mereka.
Status yang ia miliki juga semakin menambah kebencian mereka.
Teman-temannya menganggap bahwa Alice tidak layak mendapatkan kehidupan yang sama dengan mereka.
Terlebih karena Alice adalah anak yang sempat tidak diakui oleh Keluarga Dakota.
Namun hal itu tidak pernah membuat Alice patah semangat ataupun menyerah.
Ia selalu memberikan senyuman pada mereka.
Walaupun sudah diperlakukan buruk, Alice tidak pernah membalas mereka.
Sama seperti Alice, Kate juga tumbuh menjadi gadis yang sangat cantik.
Tubuhnya yang begitu ideal membuat orang-orang iri dengannya.
Bahkan para gadis begitu mengagumi kecantikannya.
Kate sangat terkenal di sekolah.
Ia juga dinobatkan sebagai "Putri Sekolah"
Hanya saja Kate tidak unggul di bidang pendidikan.
Kate memiliki keahlian di dunia permodelan.
Sehingga walaupun masih sekolah, Kate sudah memiliki banyak penawaran.
Ia juga bercita-cita menjadi seorang Model terkenal.
Dan kedua orang tuanya begitu mendukungnya.
Terutama Marine.
Ia begitu mengapresiasi usaha dan kerja keras Putrinya.
Ellijah, si pria tampan yang begitu dikagumi oleh para gadis.
Selain tampan, Ell juga pria yang cerdas di sekolah.
Sama halnya dengan Alice, Ell juga selalu mendapatkan peringkat satu di sekolah.
Hal itu membuat Ell sangat terkenal di sekolah.
Kepribadian Ell yang dingin, membuat para gadis semakin penasaran padanya.
Namun Ell bersikap berbeda saat dengan Kate.
Ell bisa tertawa dan bahkan menunjukkan sifat aslinya.
Semua orang menyadari hal itu.
Sehingga semua gadis memilih untuk mundur dan malah mendukung hubungan keduanya.
Mereka pikir Ell dan Kate begitu cocok satu sama lain.
Hanya saja keduanya belum menjalin hubungan.
Ketika ditanyai soal itu, keduanya hanya diam dan tidak menjawab.
Tidak jarang Kate tertawa menanggapinya.
Mereka begitu tidak sabar menunggu kabar baik dari Ell dan Kate.
--
Saat ini Alice sedang belajar di kamarnya.
Ia kemudian melihat ke arah surat dari Ibunya yang ditulis 17 tahun lalu.
Ya, saat ini Alice sudah berusia 17 tahun dan duduk di bangku SMA kelas XI.
"Ibu..
Aku akan menunggu waktu itu tiba.
Sebelum waktu itu tiba, aku akan membuat Ibu bangga padaku.
Aku tidak akan mengecewakan Ibu.
Aku juga akan menjadi anak yang baik."
Alice tersenyum dan kemudian meletakkan surat itu di sampingnya.
Ia kembali meneruskan pekerjaan rumahnya.
Malam ini sepertinya ia harus begadang.
Karena besok ada kuis di sekolah.
Alice membaca rangkuman yang telah ia tulis selama ini.
Ia tidak boleh gagal.
Ia akan berusaha semaksimal mungkin untuk orang di sekitarnya.
Terutama untuk Pamannya, Mario.
Pamannya itu akhir-akhir ini begitu sibuk di kantor.
Sama halnya juga dengan Bibinya dan juga Paman Sergio.
Sehingga mereka jarang bertemu di rumah.
Namun walaupun seperti itu, ia akan selalu berusaha memberikan yang terbaik.
Ia juga tidak mau membuat Marine semakin membencinya.
Mata Alice mulai mengantuk.
Alice melihat jam weker yang berada di atas mejanya, menunjukkan pukul 1 Pagi.
Ia rasa sudah cukup ia belajar.
Besok pagi ia juga harus bangun tepat waktu.
Alice memasukkan semua alat-alat tulisnya ke dalam tasnya dan kemudian tersenyum ke arah surat Ibunya.
"Selamat malam Ibu."
Alice kemudian naik ke tempat tidur dan kemudian menyelimuti tubuhnya.
Perlahan kedua mata Alice mulai tertutup dan akhirnya tertidur.
--
Sama seperti biasanya, Alice bangun pagi-pagi sekali.
Setelah mandi, ia membawa tasnya dan berjalan menuju meja makan.
Sarapan telah disediakan oleh Ibu Rihanna.
Alice melihat jam tangannya.
Ia harus segera berangkat.
Karena setiap pagi, ia harus mengejar keberangkatan bus yang akan ia gunakan ke sekolah.
Ya, ia menggunakan bus setiap kali pergi dan pulang sekolah.
Lain halnya dengan Kate yang akan pergi ke sekolah bersama Ell menggunakan motor.
Kate akan mulai bersiap-siap pergi ke sekolah setelah Alice berangkat.
Ell juga selalu menungguinya.
Alice kemudian mengambil tasnya yang berada di kursi.
"Ibu, Alice akan berangkat ke sekolah."
Ibu Rihanna tersenyum.
"Baik Nona.
Semoga kuis Nona berjalan dengan lancar."
"Terima kasih Bu.
Aku berangkat."
Alice kemudian berjalan menuju pintu utama.
"Alice..."
Alice berpapasan dengan Laura yang membawa bekal makanan di tangannya.
"Bibi.."
"Kau akan berangkat ke sekolah sayang?"
"Iya Bi."
"Bibi dengar dari Kate bahwa hari ini kau ada kuis di sekolah.
Jadi Bibi membuatkan bekal ini untukmu.
Kau tidak perlu makan siang di kantin sayang.
Ini ambillah."
Mata Alice berbinar dan kemudian menerima bekal makan siang itu dari tangan Laura.
"Terima kasih banyak Bi."
Alice memeluk Laura dengan erat.
Ia tahu Laura begitu menyayanginya.
Dan ia juga menyayangi Bibinya itu.
Alice melerai pelukannya.
"Sama-sama sayang.
Bibi yakin kau bisa menyelesaikan kuis itu dengan baik."
Alice tersenyum dan kemudian menggenggam tangan Laura.
Tiba-tiba Ell yang sudah berpakaian seragam sekolah masuk ke dalam rumah.
"Hai Kak."
sapa Alice dengan nada ramah.
"Hem.."
Sama seperti biasanya, Ell hanya menjawab sapaannya dengan gumaman begitu saja.
Dan tidak lupa tatapan datarnya.
Ell kemudian melewatinya dan berjalan menuju meja makan.
"Ell.."
Laura menggelengkan kepalanya melihat respon yang diberikan Putranya pada Alice.
Alice tersenyum pada Laura dan kemudian mengarahkan tatapannya ke arah Ell dan Kate yang baru saja datang.
"Kau sudah sarapan?"
tanya Ell pada Kate.
"Belum Ell.."
"Kalau begitu kau harus sarapan.
Tidak baik jika kau terus melewatkan sarapanmu."
"Tapi berat badanku akan bertambah jika aku makan banyak."
"Kate, kau tidak boleh seperti itu.
Kau harus menjaga kesehatanmu terlebih dahulu jika kau ingin menjadi Model yang profesional."
"Baiklah kalau begitu.
Aku akan sarapan."
ucap Kate dengan nada patuh.
Ell tersenyum mendengar jawaban yang diberikan Kate.
Sungguh ia begitu peduli dengan kesehatan Gadis itu.
Dari senyuman yang terlihat jelas di wajah Ell, Alice bisa menyimpulkan bahwa Ell adalah pria yang baik.
Walaupun Ell selalu bersikap dingin padanya, ia bisa melihat kebaikan Pria itu setiap kali bersama Kate.
Ell juga begitu peduli pada Kakak Sepupunya itu.
Alice meyakini bahwa Ell memliki perasaan khusus pada Kate.
Benar kata orang-orang, mereka terlihat sangat cocok satu sama lain.
"Bibi, Alice harus segera berangkat.
Alice takut ketinggalan bus."
"Baiklah sayang.
Hati-hati ya."
Alice mengangguk dan kemudian pergi meninggalkan rumah.
Alice berjalan menuju halte bus.
Setelah sampai di sana, ia duduk sembari menunggu kedatangan bus.
Beberapa menit kemudian, Bus datang dan berhenti di halte untuk mengangkut penumpang yang sudah menunggu di sana.
Alice kemudian masuk lewat pintu yang terbuka.
Ia mengisi kursi yang masih kosong.
Seorang Ibu hamil masuk, dan sayangnya kursi sudah terisi penuh.
Merasa tidak tega, Alice berinisiatif memberikan kursinya pada Ibu tersebut.
"Ibu boleh duduk di sini.
Saya yang akan berdiri Bu."
"Terima kasih Nona."
Alice tersenyum tulus.
"Sama-sama Bu."
Beginilah yang dialami Alice setiap hari.
Terkadang ia akan mendapat tempat duduk, dan tidak jarang pula ia harus berdiri saat di berada di dalam bus.
Walaupun begitu, Alice begitu senang menjalaninya.
Sejak kecil ia sudah terlatih untuk hidup sederhana walaupun ia tinggal di keluarga Dakota yang tergolong sangat mewah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments