Raphael meninggal dunia

Seperti biasa, Sera akan mengisi kesibukannya dengan merajut baju Putrinya yang sebentar lagi akan lahir.

Sera tersenyum melihat hasil rajutannya.

Ia kemudian memasukkan kembali benang ke dalam jarum dan melanjutkan rajutannya.

Tiba-tiba Sera merasakan sakit pada perutnya.

Rasa sakit itu semakin bertambah hingga piluh membasahi wajah Sera.

"Ah..."

Sera memegang perutnya kesakitan.

Ia menarik napas, berusaha mengontrol dirinya.

Namun rasa sakit itu semkin bertambah.

Sera kemudian berjalan dengan penuh hati-hati untuk mencari pertolongan.

Ia takut terjadi apa-apa pada anaknya.

"Tolong.."

Saat ini kondisi perumahan dimana ia tinggal terlibat begitu sepi.

Namun Sera tidak menyerah.

"Tolong.."

teriaknya lagi.

Beruntung ada pengendara yang lewat dan mendengar teriakannya.

Ibu tersebut langsung menghampirinya.

"Nona..

Nona baik-baik saja?

Ya ampun.."

"Ibu, sepertinya saya akan melahirkan.

Saya mohon cari pertolongan Bu."

"Baik, tunggu sebentar.

Aku akan mencari pertolongan."

Beberapa saat kemudian, sebuah mobil angkot datang.

Beberapa orang mengangkat tubuh Sera dan membawanya ke rumah sakit.

Sesampainya di rumah sakit, Sera segera di bawah ke ruangan bersalin.

Rasa kesakitan dirasakan Sera saat mengeluarkan bayinya.

Namun ia tetap berusaha agar bayinya dapat selamat.

"Ah..."

Sera kembali mengerang.

Hingga akhirnya suara bayi menangis terdengar.

Putrinya telah lahir ke dunia.

"Selamat Nona.

Putri anda lahir dengan kondisi sempurna."

Sera tersenyum bahagia.

Ia kemudian membawa bayinya ke dalam pelukannya.

"Hai sayang.

Akhirnya kita bertemu untuk pertama kalinya."

Sera kemudian mencium bayinya dengan lembut.

Putrinya terlahir dengan wajah yang sangat cantik, terlihat seperti Raphael.

Keduanya begitu mirip satu sama lain.

Hal itu membuatnya teringat kembali dengan Raphael.

Padahal sebelumnya Raphael berjanji akan menemaninya saat melahirkan.

Sera menghapus air matanya.

Ia harus melupakan semua kesedihannya.

Karena saat ini kebahagiaan tebesar di dalam hidupnya telah hadir.

Alice Brielle, nama yang diberikannya pada Putrinya.

Nama itu dibuat oleh Raphael dan dirinya sejak pertama kali mengetahui bahwa bayinya berjenis kelamin perempuan.

--

Hari sudah larut malam, Raphael sama sekali tidak bisa tidur.

Ia masih memikirkan Sera dan anak mereka.

Ia kemudian beranjak dari tempat tidur.

Bagaimanapun caranya, ia harus melarikan diri dari rumah.

Sera sangat membutuhkannya, ia tidak bisa menunggu lebih lama lagi.

Raphael melihat kondisi luar rumah dari jendela kamarnya.

Tampak 2 orang penjaga sedang berjaga di depan gerbang utama.

Ia pikir ia bisa melarikan diri dari belakang rumah.

Raphael kemudian mencari cara keluar melalui jendela kamarnya.

Dan berhasil, ia akhirnya bisa keluar dari kamarnya.

Ia kemudian berjalan penuh hati-hati menuju belakang rumah.

Jangan sampai ia ketahuan.

Setelah sampai di belakang rumah, ia membuka gerbang belakang dengan hati-hati.

Ia kemudian masuk ke dalam mobilnya.

Namun sayang, saat ia menjalankan mesin mobilnya, penjaga mendengar suara mobilnya dan akhirnya ketahuan.

Raphael tidak menyerah.

Ia melajukan mobilnya begitu cepat sehingga berhasil keluar dari rumah.

Para penjaga itu juga belum berhenti.

Mereka mengejar Raphael dari belakang menggunakan mobil.

Raphel berusaha meninggalkan jejak, namun mobil yang berada di belakang mobilnya semakin mendekatinya.

"Tuan, hentikan mobilnya.

Kami tidak akan membiarkan Tuan pergi."

Raphael semakin mempercepat mobilnya.

Namun tidak disangka, mobil dari arah berlawanan juga melaju dengan begitu cepat.

Hingga akhirnya mobil itu menabrak mobil Raphael.

Raphael mengalami kecelakaan yang cukup dahsyat.

Ia mengeluarkan darah di kepalanya dan tidak sadarkan diri.

Para pengawal itu langsung mendekati mobil Raphael dan membukanya.

Kondisi Raphael sangat mengenaskan.

Mereka kemudian langsung membawa Raphael ke rumah sakit.

"Apa?"

Marine menjatuhkan handphone yang berada di tangannya.

"Ada apa sayang?

Kenapa wajahmu begitu pucat?"

tanya Mario yang terbangun dari tidurnya.

"Raphael.."

"Ada apa dengan Raphael."

"Dia kecelakaan."

"Kecelakaan?

Bukankah tadi ia dikamarnya?"

"Ia mencoba melarikan diri.

Dia.."

Marine tidak bisa berkata apapun saat ini.

Ia begitu khawatir dengan Raphael.

Bagaimanapun Raphael adalah adik kesayangannya.

"Ayo kita pergi Mario.

Bawa aku ke rumah sakit sekarang.

Aku mohon."

Mata Marine mulai berkaca-kaca.

Sungguh ia begitu ketakutan sekarang.

"Baiklah sayang.

Ayo kita ke rumah sakit."

Marine berlari menuju ruangan dimana Raphael di rawat.

"Nyonya.."

"Bagaimana bisa kalian bekerja tidak becus, hah?

Jika terjadi sesuatu pada adikku, kalian akan menanggung akibatnya."

"Maafkan kami Nyonya."

Tiba-tiba Dokter keluar dari ruangan Raphael.

"Pasien ingin bertemu dengan Kakaknya.

Beliau berkata bahwa ia ingin mengatakan sesuatu yang penting."

"Saya Kakaknya Dok."

"Kalau begitu, anda harus segera menemuinya."

Marine langsung masuk ke dalam ruangan Raphael dengan Mario yang menemaninya.

"Raphael..."

"Kakak.."

"Ini Kakak sayang."

"Kakak aku ingin mengatakan sesuatu sebelum aku pergi."

"Aku mohon jangan katakan itu Raphael.

Sebentar lagi kau akan segera sembuh dan kita akan pulang ke rumah.

Ayah sedang menunggu kita."

Raphel meneteskan air matanya menahan rasa sakit.

"Aku mohon jaga Sera dan anakku Kak.

Mereka tidak bersalah."

"Raphael jangan sebut gadis itu lagi.

Sekarang kamu harus bertahan untuk Kakak, Ayah dan keluarga kita."

"Jangan sakiti mereka Kak.

Aku akan pergi jauh.

Aku tidak akan bisa menjaga mereka.

Kakak pernah berjanji akan menuruti apapun permintaanku sebagai hadiah ulang tahunku kan?

Aku ingin Kakak menuruti permintaanku yang ini."

"Raphael.."

"Maafkan aku Kak.

Aku juga sangat mencintai Ayah dan Kakak."

Napas Raphel kemudian tersenggal-senggal dan perlahan ia menutup kedua matanya.

"Raphael..

Kakak mohon jangan seperti ini.

Dokter, tolong!"

"Raphael buka matamu sayang."

Marine menepuk pipi Raphael.

"Jangan tinggalkan Kakak Raphael."

Beberapa saat kemudian, Dokter masuk dan kemudian melakukan langkah penyelamatan pada Raphael.

Namun hasilnya nihil.

Raphael sudah tidak bernapas lagi.

Ia telah meninggal dunia.

"Maaf Nona.

Kami sudah melakukan berbagai cara untuk menyelamatkan Tuan Raphael.

Namun Tuhan berkehendak lain.

Beliau sudah meninggal dunia."

"Tidak..

Tidak kau bohong.

Adikku masih hidup!"

Marine berteriak histeris.

Marine mendekati ranjang dan menggerakkan tubuh Raphael.

"Raphael, buka matamu.

Buktikan pada mereka kalau kau masih hidup."

"Aku mohon.."

Air mata Marine bercucuran menatap mayat yang berada di hadapannya.

"Sayang, Raphael sudah pergi dengan tenang."

Mario memeluk tubuh Marine dengan erat.

"Lepaskan aku!

Kau sama saja dengan Dokter itu.

Adikku belum meninggal!"

"Marine.."

Marine menggerakkan tubuhnya.

Kemudian ia akhirnya menyerah dan membiarkan Mario memeluknya.

Mario juga ikut menangis.

Ia benar-benar tidak menyangka bahwa Raphael akan pergi secepat ini.

"Mario, aku mohon katakan padaku kalau Raphel belum meninggal.

Dia hanya tidur bukan?"

Mario menarik napas panjang.

"Sayang, Raphael sudah pergi meninggalkan kita.

Dia pergi selama-lamanya sayang."

"Tidak, adikku..

Dia orang yang baik.

Mengapa ia pergi begitu cepat?"

Beberapa saat kemudian, Sergio dan Laura telah sampai di rumah sakit.

Mereka langsung masuk setelah mendengar tangisan Marine.

"Marine, Mario..

Raphael.."

Laura menutup mulutnya melihat pemandangan yang berada di hadapannya.

"Raphael, tidak.."

Laura dan Sergio mendekati Raphael yang terbujur kaku.

"Raphael..

Tidak mungkin."

Laura mulai menangis.

Sergio langsung memeluk Laura dengan erat.

Sama seperti Istrinya, ia begitu syok mendapati bahwa Raphael telah meninggal.

Mereka semua menangisi kepergian Raphael yang begitu tiba-tiba.

Hinga kabar meninggalnya Raphael tersebar kemana-mana.

Semua media menayangkan kabar dukacita tersebut.

Terpopuler

Comments

FUZEIN

FUZEIN

Sedih😭😭😭😭

2022-11-06

1

Zulfa

Zulfa

Salken kak, JIKA mampir membawa like nih. Mari saling dukung kakak😍

2021-04-20

1

Fiorenz

Fiorenz

baru awal bab kok sdh sedih thor

2021-02-23

1

lihat semua
Episodes
1 Permulaan
2 Berita
3 Raphael meninggal dunia
4 Kesedihan Sera
5 Leonardo meninggal dunia
6 Menitipkan Alice
7 Sera meninggalkan Alice
8 4 tahun kemudian
9 Rencana membawa Alice ke rumah
10 Menjemput Alice
11 Awal luka Alice
12 Hari pertama Alice
13 Bersekolah
14 Merasa bersalah
15 Harus Terlatih
16 Tumbuh dewasa
17 Nilai memuaskan
18 Salah masuk
19 Bersyukur
20 Terasa berat
21 Begitu terluka
22 Terima kasih
23 Kekecewaan Kate
24 Ulang tahun Kate
25 Kemah Sekolah
26 Menemani
27 Keracunan
28 Sadarkan diri
29 Pelaku sebenarnya
30 Pelindung Alice
31 Khawatir
32 Menyatakan Perasaan
33 Hanya sekedar sahabat
34 Kelulusan
35 Cantik dan memukau
36 Terima kasih Rayn
37 Pindah
38 Saat terakhir bersama Rayn
39 Rayn pergi
40 Berusah tidak menghiraukan
41 Suasana baru
42 Cemburu
43 Penantian berujung sia-sia
44 Datang menyelamatkan
45 Rencana pernikahan
46 Untuk Kate
47 Minggu depan
48 Permintaan
49 Hari Pernikahan
50 Berusaha
51 Tidak bermaksud
52 Berbaikan
53 Belajar Memasak
54 Brein
55 Janji
56 Bekerja
57 Tidak serasi
58 Perkataan menyakitkan
59 Berbohong
60 Kebetulan
61 Kedatangan Kate
62 Mari berteman baik!
63 Ucapan Brein
64 Keberanian
65 Karena Brein
66 Apa yang sedang Ell pikirkan?
67 Pikiran kacau
68 Tidak marah
69 Berubah
70 Tidak suka
71 Pergi bersama
72 Terkejut bukan main
73 Tidak akan melepaskan
74 Berbeda
75 Tidak boleh!
76 Kembali seperti dulu
77 Tidak fokus
78 Menceritakan semuanya pada Celine
79 Pujian Ell
80 Menghilangkan perasaan.
81 Memilih
82 Memiliki sesuatu yang tidak dimiliki orang lain
83 Kekesalan Marine
84 Kenapa harus marah?
85 Kate merasa bersalah
86 Kembali marah
87 Kedua kalinya
88 Kejutan
89 Rencana jahat Marine
90 Alice terperangkap di hutan
91 Kembali datang
92 Kembali
93 Marine sangat keterlaluan
94 Perlakuan Ell
95 Bukan Update
96 Tidur Bersama
97 Kesungguhan Ell
98 Ketakutan Kate
Episodes

Updated 98 Episodes

1
Permulaan
2
Berita
3
Raphael meninggal dunia
4
Kesedihan Sera
5
Leonardo meninggal dunia
6
Menitipkan Alice
7
Sera meninggalkan Alice
8
4 tahun kemudian
9
Rencana membawa Alice ke rumah
10
Menjemput Alice
11
Awal luka Alice
12
Hari pertama Alice
13
Bersekolah
14
Merasa bersalah
15
Harus Terlatih
16
Tumbuh dewasa
17
Nilai memuaskan
18
Salah masuk
19
Bersyukur
20
Terasa berat
21
Begitu terluka
22
Terima kasih
23
Kekecewaan Kate
24
Ulang tahun Kate
25
Kemah Sekolah
26
Menemani
27
Keracunan
28
Sadarkan diri
29
Pelaku sebenarnya
30
Pelindung Alice
31
Khawatir
32
Menyatakan Perasaan
33
Hanya sekedar sahabat
34
Kelulusan
35
Cantik dan memukau
36
Terima kasih Rayn
37
Pindah
38
Saat terakhir bersama Rayn
39
Rayn pergi
40
Berusah tidak menghiraukan
41
Suasana baru
42
Cemburu
43
Penantian berujung sia-sia
44
Datang menyelamatkan
45
Rencana pernikahan
46
Untuk Kate
47
Minggu depan
48
Permintaan
49
Hari Pernikahan
50
Berusaha
51
Tidak bermaksud
52
Berbaikan
53
Belajar Memasak
54
Brein
55
Janji
56
Bekerja
57
Tidak serasi
58
Perkataan menyakitkan
59
Berbohong
60
Kebetulan
61
Kedatangan Kate
62
Mari berteman baik!
63
Ucapan Brein
64
Keberanian
65
Karena Brein
66
Apa yang sedang Ell pikirkan?
67
Pikiran kacau
68
Tidak marah
69
Berubah
70
Tidak suka
71
Pergi bersama
72
Terkejut bukan main
73
Tidak akan melepaskan
74
Berbeda
75
Tidak boleh!
76
Kembali seperti dulu
77
Tidak fokus
78
Menceritakan semuanya pada Celine
79
Pujian Ell
80
Menghilangkan perasaan.
81
Memilih
82
Memiliki sesuatu yang tidak dimiliki orang lain
83
Kekesalan Marine
84
Kenapa harus marah?
85
Kate merasa bersalah
86
Kembali marah
87
Kedua kalinya
88
Kejutan
89
Rencana jahat Marine
90
Alice terperangkap di hutan
91
Kembali datang
92
Kembali
93
Marine sangat keterlaluan
94
Perlakuan Ell
95
Bukan Update
96
Tidur Bersama
97
Kesungguhan Ell
98
Ketakutan Kate

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!