Dihari yang sama di tempat berbeda.
hari ini, hari ke tiga Ana di Bandung. Dia memutuskan kembali ke Bandung karena kuliahnya akan di mulai bulan depan. Sementara dia di rumah teh Lia merasa bosan karena tidak ada kegiatan dan tentu belum punya teman.
"ma, aku pergi dulu ya, assalamualaikum,,," Ana sedikit berteriak.
"iya, waalaikum salam" timpal mama Meti sedikit berteriak karena sedang berada di dapur.
Ana janjian dengan Stela untuk jalan-jalan di salah satu mall besar di Bandung.
Ana memarkirkan motor maticnya setelah sampai di parkiran mall. Mereka janjian di sebuah cafe tepat berada di lantai dasar di samping pintu masuk utama mall.
"Anaaaa,,,," Stela memanggil sambil melambaikan tangannya saat melihat Ana membuka pintu cafe yang terbuat dari kaca.
Ana tersenyum dan menghampiri tempat duduk dimana Stela menunggunya. Stela berdiri menyambut sahabatnya dan memeluknya.
"Anaaaa,,,,"
"Stelaaaaaaaaa,,,"
mereka berpelukan menggoyangkan badan ke kiri dan kanan.
"kangeeeennnn,,," Ana dan Stela barengan, lalu mereka duduk bersebrangan.
"urang ges pesen es teh manis, kabeuki mneh!" (aku udah pesenin es teh manis kesukaanmu,) Stela menyodorkan satu gelas minuman teh yang dipenuhi dengan bongkahan batu es. "apal wae maneh!" (tau aja kamu!) mereka mengobrol bak emak-emak yang baru nemu gosip baru, dua orang tapi serasa ada sepuluh orang, alias rame.
"Na, kumaha? ges ngedate sabaraha kali? ganteng teu?"
(Na, gimana? udang ngedate berapa kali? ganteng gak?)
"Saha?" (siapa?)
"alah sok pura-pura, eta si calon, Aya fotona teu, hayang nempo ih!" (alah pura-pura, itu calon kamu, ada fotonya gak? pengen liat donk!)
Ana tersenyum kaku, apa yang harus dia ceritakan pada sahabatnya itu, apa harus dia katakan kalau dia masih belum bisa melupakan Dimas dan tak ingin menikah, ah,,,, tidak mungkin itu pasti akan menyakiti sahabatnya.
"ganteng sih, malah diatas rata-rata, tapi tiis,,,, brrrrrrr" (tiis\=dingin yang menusuk) jawab Ana sambil menggedikkan bahunya.
"kul meren!" (cool kali!)
"saking coolnya itu!"
"ngomong-ngomong Naha sih bet pake dijodohin Sagala, nu resep ge ngantri kneh!" (ngomong-ngomong kenapa mesti di jodohin segala, yang suka sama kamu juga ngantri)
"teuing atuh cul, lier urang ge!" (tau ah cul, pusing gue juga)
(cul itu dari kata "ucul", itu kalo dibalik bacanya jadi "lucu", panggilannya diambil dari nama instagramnya milik Stela, @stelalalalaa uchul, jangan dicari ya pemirsahhh,,,😸)
"Dimas kemana? kenapa gak Dateng?" terlihat Stela menghela nafas panjang.
"tau, lagi kencan kali,"
"hah! maksudnya?"
"Na, jangan bahas Dimas ya, pliiiiiiiissssss,,," Stela menagkupkan kedua tangan di dadanya dengan mimik muka memelas.
"lho Ana! Stela!" seorang gadis yang tak jauh dari mereka tiba-tiba menghampiri. Ana dan Stela tersenyum dan berdiri saat melihat asal suara panggilan, memeluk dan cipika cipiki dengan gadis yang terlihat lebih tua beberapa tahun dari mereka.
"teh Tia kapan balik Bandung?" teh Tia yang mereka panggil langsung duduk tak menunggu aba-aba.
"kemaren pagi, tapi teteh gak pulang ke rumah. jadi jangan bilang dimas ya!" jawabnya santai. Ana dan Stela berpandangan.
"kenapa emang teh?" Ana
"teteh gak lama, sore ini juga balik ke Jakarta, kamu kata Dimas kuliah di Depok," Ana menganggukkan kepalanya, "main atuh ke kosan teteh."
"sippp kapan-kapan aku kesana, nanti chat dulu aja ya, kemaren di Depok jenuh banget gak ada temen,"
"nah, makanya kalo Minggu teteh libur, bisa jalan-jalan bareng, eh Dimas udah bilang belum, dia ngelamar di perusahaan tempat teteh kerja juga da, teh yang masukin lamarannya." Ana menggeleng kepalanya.
"aku udah tau" jawab Stela santai sambil menyedot minumannya disambut dengan tangan melayang milik Ana yang hinggap di bahu temannya. "Aaaaawwwww,,,," Stela meringis.
"maneh! hutang Carita ka urang!" (kamu! utang bercerita sama aku!)
"ahahaaaaa,,,, " teh Tia tertawa melihat tingkah kedua sahabat adiknya itu.
Teh Tia itu kakaknya Dimas, dia bekerja di salah satu perusahaan terbesar di Jakarta.
"eh, teteh kenapa gak pulang ke rumah?" tanya Stela hati-hati.
"oh itu, sebenernya teteh cuma bentar di Bandung, teteh ditugasi buat kunjungan pabrik di Bandung, jadi abis jalan bentar disini teteh langsung balik ke Jakarta, ya karena pake travel transX yang di depan situ, jadi teteh kesini dulu sambil nungguin jadwal keberangkatanya, jadwalnya jam 3, sekarang baru setengah 2." teh Tia kemudian menyedot es jeruk pesannya yang baru datang.
"oohhh,,," ucap Ana dan Stela berbarengan.
"sendiri teh?" Ana
"emmm,,, berdua, tapi temen teteh pulang dulu ke rumahnya tadi pagii,"
"enaknya yang udah kerja," Stela.
"kamu belum kerja Stela?"
"baru masuk-masukin lamaran teh, udah ada beberapa yang interview, tapi belum ada kabar lagi, nasib,,, nasib,,,"
"sabaaaarrrr,,,,"
"eh teteh ke toilet dulu ya,"
braaakkk,,,
Teh Tia berdiri tanpa sengaja menyenggol map yang disimpannya di kursi sampingnya sejak tadi.
dengan serentak Ana dan Stela mengalihkan pandangannya ke arah suara.
"Na, Stel, bantuin teteh beresin ya, teteh kebelet nih."
Teh Tia berlari tanpa mendengar jawaban dari kedua sahabat adiknya itu. Ana dan Stela dengan sigap membereskan map dengan lembaran yang berhamburan.
Ana membereskan beberapa foto dan kertas yang berceceran. Dilihatnya foto-foto itu, itu foto dokumentasi kunjungan pabrik. dalam satu foto berukuran A4 tersusun foto yang lebih kecil didalamnya. Ana sedikit terkejut melihat sebuah foto paling atas, dan lebih besar ukurannya.
"ini,,,"
"kenapa, Na?" tanya Stela yang melihat Ana kebingungan.
"kunjungan dinas pabrik Bandung, Rancaekek 2017" Ana membacanya. Stela melongokan kepalanya melihat arah mata Ana.
"kenapa?" teh Tia tiba-tiba datang dan duduk di kursinya.
"eh makasih ya, udah diberesin."
"ini dokumentasi kunjungan ya teteh?!" tanya Ana. Teh Tia melongokan kepalanya melihat foto yang disodorkan Ana.
"eh kenapa ada disini ya?! kok aku gak ngeh?! iya, ini dokumentasi kunjungan pabrik beberapa tahun lalu, kenapa?
"oooh, ini siapa teh? paling ganteng kayanya" tanya Ana hati-hati, takut menjadi lebih banyak pertanyaan yang akan sulit dia jawab jika terlalu mencolok. Stela kembali melongokan kepalanya melihat arah telunjuk sahabatnya.
"apal weeee nu kasep mah," (tau aja sama yang ganteng mah,) disambut dengan cebian bibir Ana.
"oh itu big bosnya teteh, ganteng sih, sayangnya gay!" jawab teh Tia santai.
"hah???" Ana dan Stela bebarengan, yang bikin Stela berdiri dari duduknya dan menghampiri Ana, menelisik sesosok tampan dalam foto yang sempat ditanyakan oleh Ana.
Ana masih bengong tak percaya.
"masa sih teh? ganteng banget aslina!" Stela
"emang, tapi ya gitu ga doyan perempuan, doyannya pedang-pedangan." Ana dan Stela mengernyitkan dahi menatap teh Tia tak mengerti. Teh Tia terkekeh melihat tampang culun kedua sahabat itu.
'Oom Andre gay???"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 130 Episodes
Comments
alma emyu
🤣🤣🤣
2022-11-15
0