Malam semakin larut, membuai semua orang untuk semakin lelap tertidur, sayangnya tidak dengan seseorang yang ternyata masih berada di ruang kerjanya. Berada di depan laptop, men-scroll mouse, lalu terlihat mengetik sesuatu.
"Cara Pendekatan kepada wanita"
Begitu bunyinya apa yang dia ketik di keyboard. Ya, Andrelah yang sedang berselancar dengan Mbah Go*gle, dia sudah terlanjur menyombongkan diri di depan Sakti, dia tak mau sahabatnya itu menertawakanya karena mengakui kalo dia tak tahu harus berbuat apa untuk mendekati Ana.
enter!
Ada beberapa pilihan disana, satu yang cukup membuat dia penasaran.
8 Cara Mendekati Wanita yang Bisa Bantu Anda Dapatkan Cintanya
Dia lalu meng-klik nya
1. Menularkan perasaan
Beberapa studi menunjukkan bahwa perasaan bisa menular. Itu artinya, jika Anda merasa senang dan semangat, maka wanita yang sedang Anda suka itu juga bisa merasakan hal yang sama.Biasanya, proses pendekatan alias PDKT, membuat pria gugup. Jika kegugupan itu ditunjukkan, maka wanita yang sedang berkencan dengan Anda pun juga merasa gugup. Pada akhirnya, kencan terasa membosankan.Jadi, jangan tutup perasaan Anda padanya. Tunjukan perasaan suka Anda terhadapnya, lewat ekspresi muka dan intonasi bicara.
"maksudnya apa?" Andre mengerutkan keningnya.
"tunjukan perasaan lewat ekspresi??" Andre bergumam sendiri, lagi-lagi keningnya mengkerut.
Kemudian dia melanjutkan membaca satu demi satu hingga selesai dengan poin ke delapan dan tak henti Andre mengerutkan keningnya, tak ada satupun dari kedelapannya yang terlihat biasa dimatanya.
Andre melanjutkan berselancarnya di dunia Maya, mencari referensi dari beberapa kata kunci yang dia ketik di keyboard, dengan tak sadar dia akhirnya memikirkan Ana mencoba mencari kata kunci yang tepat dengan karakternya.
"cara pendekatan dengan cewek jutek"
"cara pendekatan dengan cewek usil"
"cara pendekatan dengan cewek aneh."
Hingga jam menunjukan pukul 00.45, akhirnya Andre mengakhiri berselancarnya setelah menguap beberapa kali.
****
"yes aku di terima, Alhamdulillah ya Alloh..." Ana menutup teleponnya dan mengangkat kedua tangannya lalu mengusap wajahnya.
Kemudian kembali dia membuka ponselnya hendak memberi tahukan kepada mama dan ayahnya bahwa dia diterima di universitas yang dia mau.
"Halo, Ma! Alhamdulillah aku diterima!" Ana langsung bicara saat terdengar telepon diangkat.
"Waalaikum salam,,," seseorang diseberang sana, mamanya Ana.
"Eh!" Ana menutup mulutnya sendiri dengan tangannya, saking semangatnya dia sampai lupa memberi salam.
"Assalamualaikum,,, heheeee" lanjut Ana sambil nyengir sendiri.
"Waalaikum salam, nah gitu atuh anak mama Meti mah, anak paling Soleha sejagat. Kenapa neng? ada apa? Apanya yang diterima?" Mama langsung memberondong Ana dengan pertanyaan.
"Itu Mah, Ana barusan dapat telepon dari pihak kampus, katanya Ana diterima jadi mahasiswa disana, heheee,,, sekarang Ana resmi jadi mahasiswa S2" bangga dong, heheee,,
"Alhamdulillah,,, mama juga tau atuh da anak-anak mama Meti tea atuh, pinter gak ada duanya, selamat ya sayang,,, jadi kamu teh gimana? gak akan pulang ke Bandung dulu ini teh? Kan nanti mau sibuk atuh, mama pengen ketemu dulu."
"Iya mah, Ana nanti pulang dulu, Senin ini Ana harus ke kampus lagi soalnya, kalo udah beres mau pulang dulu ke Bandung"
"Tah Kitu atuh, da susah kalo harus mama yang kesana mah, ga akan bisa nginep, kecuali nunggu si ayah libur, yah, mama tunggu ya neng, eh eta gimana Salwa, teh Lia, sama a Andi, sehat-sehat pan?"
"Alhamdulillah mah sehat-sehat semua, Ana juga belum bilang ke teh Lia kalo Ana udah keterima, ya udah atuh ya mah, aku mau bilang dulu sama teh Lia. Dah mama, assalamualaikum,,,"
"Ya, salam kesemuanya ya, waalaikum salam,,," jawab mama Meti lalu menutup teleponnya.
Setelah ucapan selamat dari teh Lia dan A Andi, akhirnya Ana kembali ke kamar.
Ana merebahkan tubuhnya di ranjang, matanya menatap ke langit-langit kamarnya.
Dia menarik nafas dalam lalu menghembuskan perlahan, dia merasa bosan karena selama hampir dua Minggu dia tinggal di Depok, tak ada yang dia lakukan selain menemani Salwa main dan tentu saja bulak balik kampus untuk beberapa kali tes.
Syukurlah sekarang dia sudah jadi mahasiswa secara resmi, Senin Minggu depan dia harus datang ke kampus lagi untuk menerima jadwal dan mengurus beberapa administrasi.
Kriiiiiinnnngggg,,,,
"Stela!" Ana melihat nama diponselnya, ah senang rasanya temannya mem-video call, sudah lama mereka tidak saling sapa, terlebih setelah Stela baikan dengan Dimas, Ana masih merasa canggung, diapun masih belum siap melihat mereka berjalan berdua, Bahkan membayangkan mereka bermesraan itu cukup membuat hatinya sakit.
"Haiii,,," Ana mengangkat video call setelah merapihkan rambutnya.
"Hai beeeeeiiiibbbb,,,," Stela menyambut dengan semangat.
"Deg"
Awalnya Ana kira hanya Stela ternyata salah, jelas disana ada Dimas. Dan dirinya masih belum siap melihat wajah itu, masih terasa sangat sakit. Walaupun sebenarnya tak pernah terjadi apa-apa antara mereka, hanya saling mencinta dalam diam dan janji yang hanya tinggal kata tanpa arti yang seharusnya sudah dilupakannya sejak dulu, namun ternyata tak semudah itu.
"Beiiibbbb kangeeeennnn,,," Stela makin semangat.
"Saruaaaaaaaa,,," (samaaaaa,,,) Ana mencoba menyembunyikan rasanya. Terlihat sekali diwajah Dimas seperti tidak nyaman dengan suasananya.
"Cenah maneh Ges katarima, Na! Syukur atuh, maneh mah emang paling jempol kalo urusan otak, Na. Ti awal ge di urang mah ges yakin bakalan keterima." (Katanya kamu udah keterima, Ma! syukurlah, kamu emang paling jempol kalo urusan otak. Dari awal aku udah yakin kamu bakalan keterima).
"Yoyoi, otak urang tea emang cerdas teu jiga maneh otak jongklok, bisana Ngan niron, wkwkwkwk,,," (yoyoi, otak aku emang cerdas gak kaya kamu, otak jongklok bisanya cuma nyontek doank, wkwkwkwk,,,) mencoba mencairkan suasana.
"***** maneh, ka urangnya,,, eh tong salah, niron ge butuh keahlian atuh, perlu dipertimbangkan sebagai ahli itu! Haahahaaaa,,, percuma atuh boga sobat pinter Ari teu digunakeun mah, nyaah! Wkwkwkwk,,,
(*****,,, kamu ya! eh jangan salah, nyontek juga butuh keahlian donk, perlu dipertimbangkan sebagai ahli di bidangnya! Hahaaaa,,, Lagian percuma punya teman cerdas kalo ga bisa digunain, sayang! Wkwkwkwk,,,)
Seperti yang sudah diperkirakan mereka baceo berdua, Dimas sudah tak memperlihatkan lagi wajahnya, ada sedikit lega di hati Ana.
"Sayang ari kamu gak akan ngomong, kamu gak kangen sama Ana.?" Stela meraih tangan Dimas untuk duduk di sampingnya agar terlihat dilayar handphone, Dimas masih terlihat canggung.
"Hai Na, gimana kabarnya?" Dimas basa-basi. entah Stela tau atau tidak, sepertinya Dimas masih merasa menyesal dengan keputusannya.
Setelah hampir satu jam mereka bercanda ria, video call itu akhirnya berakhir.
Kembali Ana membaringkan tubuhnya di kasur, hingga akhirnya terlelap.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 130 Episodes
Comments