Kata-kata Ana masih terngiang di telinga Andre, "Sekali untuk seumur hidup."
Apa keputusan yang dia ambil ini benar, menikah hanya karena kehendak orang tuanya.
Lalu bagaimana jika mereka gagal, bukan dirinya yang dia pikirkan, tapi Ana, bagaimana dengan anak itu.
Andre menghembuskan nafasnya perlahan.
Yang Ana bilang memang tak ada yang salah, mereka belum saling kenal, kebiasaanya, kesukaannya, sifatnya.
Ahhh,,,
Andre membangunkan mami yang tertidur sejak pergi dari bandung.
Memang mereka pergi aga larut, Andre pun sebenarnya merasa lelah, tapi kata-kata gadis itu masih terus terbayang di kepalanya, membuatnya tak bisa memejamkan mata.
Sampai Jakarta jam satu malam, rumah sudah sangat sepi.
"Andre ke kamar ya mam," Andre saat memasuki rumah.
"good night, sayang." Ambar sambil berjalan menuju kamar tamu.
***
Hari ini Ana mau ke Depok, pembukaan pendaftaran magister di salah satu universitas di depok sudah di buka.
Dia akan tinggal di rumah teh Lia sementara waktu, nanti kalo udah keterima, dia akan mencari kosan yang lebih dekat dengan kampusnya.
Mama Meti mengantarkan Ana ke Depok, dengan naik kereta dan akan dijemput oleh A Andi, teh Lia juga ikut tentu saja c kecil Salwa juga tak mungkin ditinggalkan.
"sehat mah?" sapa A Andi sambil mencium tangan mama,
"Alhamdulillah sehat, gimana nih pada sehat semuakan?!" jawab mama. Sekarang beralih ke teh Lia, Mereka biasa cipika cipiki dahulu, lalu Ana pun sama, dia mencium tangan A Andi lalu beralih ke teh Lia.
A Andi mengambil koper dan tas yang dibawa Ana, teh Lia mengambil kresek besar yang ditenteng mama.
Ana langsung memeluk Salwa, menciuminya dengan gemas.
"ateeeuuuu,," jerit Salwa karena risih diciumi sama Ana.
"Na, atuh kamu mah dihereyan wae,"
(Na, kamu tuh jangan dijailin terus,) teh Lia menengahi takut anaknya jadi cengeng.
"dan gemes atuh teh" Ana.
"kangen gak sama ateu?" tanya Ana sambil menggendong Salwa masuk ke mobil.
"nda," jawab Salwa sambil memalingkan muka. " ateu jaat! cium-cium Awa mulu." sambung Salwa sambil cemberut.
hahaaaaaa,,, semua tertawa mendengar Omelan Salwa dalam mobil.
"aduuuuh ieu cucu nenek, udah bisa marah sekarang" mama mencubit pipi Salwa gemas.
Akhirnya mereka tiba di sebuah perumahan, A Andi memarkirkan mobil.
"Alhamdulillah,,,"
Ana masuk ke kamar, tas dan kopernya sudah ada di sana.
Mama membuka bungkusan keresek oleh-oleh dari Bandung, ada rangginang, kicimpring mentah, dan beberapa kue basah buatan mama sendiri.
"wah banyak amat mah oleh-olehnya," A Andi
"mumpung kesini we atuh A, jarang-jarang kesininya juga." jawab mama
"sini mah, teteh gorengin, asa pengen rangginang." kata teh Lia menyalakan kompor.
"mama nginep atuh, teteh masih kangen." lanjutnya
"atuh si Ayah karunya teh, nanti siapa yang nyiapin ini itunya, apal sorangan meren si ayah ogoanna jiga kumaha."
(karunya: kasian, sorangan: sendiri, ogoan: manja, kumaha: gimana)
"ya udah sini we ku teteh, mama istirahat aja," sambungannya lagi.
"ya udah atuh, mama ke kamar dulu ya, pengen ngalempeukeun cangkeng," kata mama.
(ngalempeungkeun: meluruskan, cangkeng: pinggang)
"Ana dimana teh?" sambung mama celingukan cari Ana.
" dikamarnya mah, sama Salwa" jawab A Andi sambil bantuin teh Lia buka bungkusan rangginang.
Mama berjalan menuju kamar tamu.
Dilihatnya Ana berbaring di samping Salwa, mereka terlihat sedang mengobrol, diselingi suara tawa Ana saat mendengar celoteh Salwa.
Mama pun ikut membaringkan tubuhnya di samping Salwa.
Tak lama teh Lia, masuk.
"Salwa, ayo ikut bunda, ateu sama nenek mau bobo dulu."
"biarin teh, Salwa mah sama aku aja," jawab Ana.
"eh itu mama mau istirahat, bisi kaganggu."
"gak apa-apa atuh teh, nenek juga kangen sama Salwa ya," jawab mama sambil berbaring.
"nanti lagi we, sok we mama istirahat dulu" teh Lia takut mama kecapean karena nanti sore mamanya harus kembali ke Bandung, dibawanya Salwa keluar, dan menutup pintunya.
***
Sore hari, sebelum mama kembali ke Bandung.
Mereka berkumpul di taman belakang rumah, tamannya tidak besar tapi lumayan menyejukkan, ada kolam kecil dan ada beberapa koi sengaja dipelihara disana. Rumput Jepang yang jadi permadaninya.
Ana yang sejak tadi sibuk mengajak bermain Salwa, Salwa senang sekali diajak naik sepeda roda tiga miliknya, berputar-putar mengelilingi taman.
Salwa akhirnya malah dia yang mendorong sepedanya, sedangkan yang menjadi penumpangnya adalah boneka Teddy bear nya, sampai asik bermain sendiri, Ana pun ikut nimbrung ngobrol dengan teh Lia dan mamanya
"ma, kapan mau ke Jogja?" tanya teh Lia pada mama yang sedang menyeruput teh nya.
"insya Alloh, malam jumat mama ke Jogja, ayah udah minta cuti 2 hari, jadi lumayan bisa nemenin mama dua hari disana."
"HPLnya kapan gitu mah?"
"kalau ga salah mah 2 Minggu lagi da,"
"mudah-mudahan gak meleset, soalnya waktu Salwa aja maju 2 Minggu dari HPL,"
"HPL itu apa sih teh?" tanya Ana bingung, dia masih sesekali menggoda Salwa sayang sedang bermain dokter-dokteran dengan boneka Teddy bear nya.
"HPL itu hari perkiraan lahir," teh Lia.
"oh, teh Sinta mau ngelahirin ya, Mah, kapan?" tanya Ana semangat, dia sangat ingin sekali pergi ke Jogja.
"perkiraan dua Minggu lagi, mama pergi malem Jumat sama ayah," jawab teh Lia.
"kamis kapan?"Ana
"Kamis minggu ini atuh neng, mama ga mau ketinggalan nungguin lahiran teh Sinta, jadi perginya Minggu sekarang."
mama
"yaaaahhhh,,, gak bisa ikut deh! Dini gimana, diakan sekolah?" Ana cemberut karena gagal liburan, pasalnya hari Kamis itulah dia akan ikut ujian.
"Dini nginep di rumah Bi Meli," teh Lia
Andi keluar dari kamarnya dengan rapi,
"hayu ma, sejam jadwal keretanya berangkat, takut ketinggalan."
"ya udah hayu, ini si ayah meni udah nge chat wae, sampe mana, sampe mana wae nanyanya" kata mama sambil beranjak pergi diikuti teh Lia, Ana memangku Salwa, beranjak menuju mobil.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 130 Episodes
Comments