Kesepakatan yang Tertunda

Tok, tok, tok, jegrek,,, suara pintu dibuka sebelum yang didalam menyahut.

"Na,,," mama Meti memasukan kepalanya lewat celah pintu yang dibukanya.

Yang dipanggil malah asik nongkrongin drama Korea di laptopnya dengan menggunakan earphone sambil tengkurap dengan kaki ditekuk ke atas.

"Na!" Menepuk pundak, Ana spontan membalikan tubuhnya hingga terjerembab ke lantai samping kasurnya.

"Hah!,, Aaawwww,,,!" Pekiknya saat p*nt*tnya mendarat dengan keras diatas lantai.

"Ya ampun, Na! Sakit?!" Tanya mama Meti sambil membantu anaknya berdiri.

"Mama ngagetina aja, ih! Untung bukan kepala Ana yang duluan kena lantai.

"Makanya kalau nonton jangan pakai yang ginian, dipanggil jadi gak kedengerankan?! Ayah mau ngobrol katanya, samperin dulu sana!" Mama menyuruh Ana keluar kamar, Ana menurut aja, 'paling masalah lanjutan kuliah' pikirnya.

Ana menuruni tangga lalu dengan sigap merangkul ayahnya yang sedang duduk di sofa. Dia menyenderkan kepalanya di bahu ayahnya. Ana memang sangat manja pada ayahnya, dia biasa bergandengan tangan dengan ayahnya bahkan saat jalan keluar rumah.

"Ih, kamu mah udah gede masih we manja!" Ayah sambil noyor kepala Ana.

"Aduh! Ayah iiiihhhh,,," gerutu Ana masih bergelendot di tangan ayahnya. Mama Meti hanya tersenyum melihat kelakuan anaknya.

"Kamu kalo Ayah jodohin mau, ga?"

Tanya ayah, spontan Ana mendongakkan kepalanya melihat ayahnya, saat bertatapan ayahnya terlihat mengangkat-ngangkat alisnya meminta persetujuan tanpa berkata. Ana mengerutkan keningnya,

Kemudian pandangannya kembali kearah televisi. Ibunya yang sedari tadi melihat mereka berdua merasa khawatir akan reaksi Ana, jantungnya terasa berdebar sedikit kencang, tanpa sadar dia sampai mer*m*s pinggiran sofa.

Ayah masih menatap Ana yang sudah memalingkan mukanya, tiba-tiba Ana kembali mendongakkan kepalanya menatap ayahnya lagi, keningnya masih mengkerut ditambah bibirnya yang mengerucut ke depan, digoyangkan bibirnya yang masih mengkerut ke kiri dan ke kanan.

"Ganteng ga? Kaya ga? Kalo gak mah, ogah ah! ga ada yang bisa di banggain depan temen-temen, hihiiii,,," jawabnya enteng sambil cekikikan, pandangannya sudah kembali ke arah televisi.

"Hah?!" Secara bersamaan ayah dan mama Ana terheran mendengar jawaban putrinya itu, mereka saring berpandangan secara spontan. Mamanya yang tadi terlihat khawatir sekarang gemas dengan jawaban anaknya, alhasil keluarlah petuah sang emak.

"Hus! kamu mah kalo ngomong teh sembarangan pisan, ga boleh gitu nilai orang teh. Ganteng belum tentu baik, kaya belum tentu Soleh! Kalo nyari suami itu yang Soleh, yang baik agamanya, yang bertanggung jawab, yang sayang sama kamu, sayang sama orang tua... Bla... Bla... Bla... " Panjang deh urusan. Ayah dan Ana tepok jidat hampir bersamaan.

Sehari sebelumnya.

Kriiinnnggggg,,, suara ponsel Meti berbunyi saat Meti baru selesai membuat makan malam. Ambar, nama yang muncul di layar ponselnya, Meti terlihat senang dan langsung mengangkat teleponnya.

"Mbar? Gimana? Kamu dimana? Jadi kesini?" Meti memberondong Ambar dengan pertanyaan.

"Hahaaaaa,,," tawa terdengar dari seberang sana.

"Kamu tuh, nanya apa ngiterogasi, wkwkwkwk" sambung Ambar kembali terkekeh. Meti pun tertawa mendengar tanggapan temannya itu.

"Met, maaf, kayanya aku ga bisa mampir nih! Ada urusan mendesak, mendadak harus balik sekarang, ini juga aku lagi di bandara, maaf ya?!" Sesal terdengar dari nada suara Ambar.

"Hhmmm,,, ya, sayang banget sih, tapi mau gimana lagi, kapanpun kalo kamu balik ke Indonesia, jangan lupa mampir ya?! Eh kamu gak apa-apa kan? Sehat-sehat kan?!" Meti sedikit khawatir karena alasan Ambar.

"Hahaaaaa,,, kamu tuh, aku baik kok cuma ada masalah sama perusahaan sedikit, tadi malam suami aku menelepon minta aku kembali, so,,, im ok!" Jawabnya menjelaskan. "Eh Met,, aku serius lho masalah besanan itu, heheee,,, gimana kamu udah tanya anakmu, belum?! Kitakan sudah pernah janji mau jodohin anak kita, kamu inget ga?! Waktu kamu nikah, dan aku lagi hamil" Meti mengambil nafas dalam karena tiba-tiba ditagih janji yang sebenarnya dia sendiri sudah melupakannya.

"Waduh, kalau bisa besanan mah aku seneng banget atuh, Mbar. Cuma masalahnya emang anak jaman sekarang, masih mau dijodohkan?! Aku aja anak dulu ogah, hahaaaaa,,," jawab Meti.

"Ya juga sih, coba kamu tanyain dulu deh, aku udah pusing banget ngurusin anak satu tuh, aku udah berapa kali coba deketin dia sama anak-anak temen aku, selalu gagal! Ada ajaaa alasannya, kali aja yang ini berhasil." Suaranya terdengar geregetan mengingat pernah beberapa kali membuat keluarga teman-teman nya kecewa karena penolakan anaknya.

"Ya sudah nanti aku coba tanya dulu sama anaknya ya, tapi aku ga janji lho, Mbar,"

"Oke gak apa-apa, nanti aku kirimin foto anak aku ya, dia itu CEO di perusahaan papi nya di Jakarta, jadi kalo soal masa depan kamu ga usah khawatir, terjaminlah." Mak comblang mulai promosi nih!

"Kalau itu sih, aku gak akan ragu Mbar, tapi kita liat nanti ya, mudah-mudahan paling tidak mereka bisa saling mengenal dulu," jawab Meti sedikit bingung. 'kok, jadi maksa, sih?!" Pikir Meti setelah obrolan teleponnya ditutup. Dia duduk termenung disamping tempat tidurnya, berpikir bagaimana caranya menanggapi pinta Ambar.

"Kenapa?" Tanya Agus, Agus masuk ke kamar tanpa di sadari Meti, dia berjalan melewati Meti yang melihat kearahnya seperti sedang kebingungan, Agus naik ke tempat tidur dan berbaring menghadap Meti.

"Ambar telepon, dia menagih janji sama kita," jawab Meti.

"Janji? Janji apa?" Tanya Agus. Meti menatap mata suaminya.

"Itu Yah, masalah jodoh-jodahan itu," jawab Meti terdengar tidak terlalu suka dengan ide Ambar. Agus hanya mengerutkan dahinya. "Dulu inget ga, Yah?! Waktu dia datang pas nikah kita, dia bilang pengen ngejodohin salah satu anak dia sama kita, atuh ih masa lupa?" Jelas Meti sambil menepuk kaki suaminya. "Ayah kan yang langsung iya-iya aja!" Sambungnya lagi.

"Hmmm,,, Ana ya?!" Jawab Agus singkat.

"Iya atuh, masa sama Dini, dia kan masih SMA, gimana atuh, Yah?!" Jelas Meti sedikit khawatir.

"Ya sudah, bilang dulu sama Ana, kita liat reaksinya seperti apa?!"

"Ayah aja ah yang bilang, mama mah ogah, nanti kalo tiba-tiba dia nolak terus kabur kayak waktu itu, gimana?!" timpal Meti semakin khawatir.

Episodes
1 Pertemuan Tiga Sahabat
2 Kesepakatan yang Tertunda
3 Perjodohan
4 Tertikam atau Ditikam
5 Penolakan
6 Mau gimana lagi?!
7 Keputusan yang menyakitkan
8 Pinter tapi Sombong
9 Penasaran
10 Perkenalan
11 Perkenalan 2
12 Sekali Seumur Hidup
13 PDKT 1
14 PDKT 2
15 Cara PDKT yang Baik
16 Masih Pendekatan
17 Mari Kita Mulai
18 Ngedate Dadakan
19 Ngedate dadakan 2
20 Oom Andre gay????
21 Mencari Kebenaran
22 Menuai Budi Baik
23 Syarat
24 Hari Lamaran
25 Ana, maukah kamu menikah denganku?
26 Upaya terakhir, gagal!
27 Lagi dan Lagi
28 Rasa
29 Tenang saja, hanya kamu wanitaku
30 Weni
31 Yogyakarta
32 Galau
33 Lebih cepat, lebih baik!
34 Ketahuan
35 Seblak Sultan penghilang galau
36 Mision Impossible
37 Akad
38 Misi
39 Misi Pengujian
40 Bermain?
41 Resepsi hari 1
42 Resepsi Day One part 2
43 Demi Masa Depan
44 Memancing dan Terpancing
45 Misi Gagal
46 Resepsi hari 2 part 1
47 Tak Ada Judul
48 Sama Sama
49 Riweuh
50 Bingung
51 Disambar Petir
52 Disambar Petir 2
53 Gelisah
54 Tenang
55 Ukurannya apa?
56 Anggap Dia Anak Kecil
57 Pengumuman
58 Nyonya Andre
59 Dimana Kamarku?
60 Kamu Terlihat Seksi Sayang,,,
61 Nyonya Andre 2
62 62
63 63
64 64
65 65
66 66
67 67
68 68
69 69
70 70
71 71
72 72
73 73
74 74
75 75
76 76
77 77
78 78
79 79
80 80
81 81
82 82
83 83
84 84
85 85
86 86
87 Hamil
88 88
89 89
90 Teh Tia
91 91
92 92
93 93
94 94
95 95
96 96
97 97
98 98
99 99
100 100 Persiapan Pindah
101 101 Pergi dari Rumah
102 102 Kecelakaan
103 103 Andre Sadar
104 104 Masih Flashback
105 105 Sebaiknya Kalian Bercerai
106 106. Apa Hubungan Mereka?
107 107. Kembali ke Indonesia
108 108. Kamar Ana
109 109. Ana bertemu Andre dan Weni
110 110. Salah Paham
111 111. Salah Paham 2
112 112. Mami Ambar (titik terang)
113 113. Surat Cerai
114 114. Terimakasih Maria
115 115. Kembali ke Keadaan yang Seharusnya
116 116. Konsekuensi
117 117. Bingung, judulnya apa?
118 118. Misi Penyelamatan Hubungan
119 119. Episode Gak Penting
120 120. Tak Peka
121 121. Misi Menaklukan Hati Istri
122 122. Nikmat Membawa Sengsara
123 123. Ana Hamil
124 124. Ayo pulang, An.
125 125. Waktunya Pulang
126 126. Kasih yang Terkhianati (Weni)
127 127. Masih tak berubah
128 128. Libatkan Dia dalam Setiap Masalahmu
129 129. Wening Kasih
130 130. Wenny D Collins
Episodes

Updated 130 Episodes

1
Pertemuan Tiga Sahabat
2
Kesepakatan yang Tertunda
3
Perjodohan
4
Tertikam atau Ditikam
5
Penolakan
6
Mau gimana lagi?!
7
Keputusan yang menyakitkan
8
Pinter tapi Sombong
9
Penasaran
10
Perkenalan
11
Perkenalan 2
12
Sekali Seumur Hidup
13
PDKT 1
14
PDKT 2
15
Cara PDKT yang Baik
16
Masih Pendekatan
17
Mari Kita Mulai
18
Ngedate Dadakan
19
Ngedate dadakan 2
20
Oom Andre gay????
21
Mencari Kebenaran
22
Menuai Budi Baik
23
Syarat
24
Hari Lamaran
25
Ana, maukah kamu menikah denganku?
26
Upaya terakhir, gagal!
27
Lagi dan Lagi
28
Rasa
29
Tenang saja, hanya kamu wanitaku
30
Weni
31
Yogyakarta
32
Galau
33
Lebih cepat, lebih baik!
34
Ketahuan
35
Seblak Sultan penghilang galau
36
Mision Impossible
37
Akad
38
Misi
39
Misi Pengujian
40
Bermain?
41
Resepsi hari 1
42
Resepsi Day One part 2
43
Demi Masa Depan
44
Memancing dan Terpancing
45
Misi Gagal
46
Resepsi hari 2 part 1
47
Tak Ada Judul
48
Sama Sama
49
Riweuh
50
Bingung
51
Disambar Petir
52
Disambar Petir 2
53
Gelisah
54
Tenang
55
Ukurannya apa?
56
Anggap Dia Anak Kecil
57
Pengumuman
58
Nyonya Andre
59
Dimana Kamarku?
60
Kamu Terlihat Seksi Sayang,,,
61
Nyonya Andre 2
62
62
63
63
64
64
65
65
66
66
67
67
68
68
69
69
70
70
71
71
72
72
73
73
74
74
75
75
76
76
77
77
78
78
79
79
80
80
81
81
82
82
83
83
84
84
85
85
86
86
87
Hamil
88
88
89
89
90
Teh Tia
91
91
92
92
93
93
94
94
95
95
96
96
97
97
98
98
99
99
100
100 Persiapan Pindah
101
101 Pergi dari Rumah
102
102 Kecelakaan
103
103 Andre Sadar
104
104 Masih Flashback
105
105 Sebaiknya Kalian Bercerai
106
106. Apa Hubungan Mereka?
107
107. Kembali ke Indonesia
108
108. Kamar Ana
109
109. Ana bertemu Andre dan Weni
110
110. Salah Paham
111
111. Salah Paham 2
112
112. Mami Ambar (titik terang)
113
113. Surat Cerai
114
114. Terimakasih Maria
115
115. Kembali ke Keadaan yang Seharusnya
116
116. Konsekuensi
117
117. Bingung, judulnya apa?
118
118. Misi Penyelamatan Hubungan
119
119. Episode Gak Penting
120
120. Tak Peka
121
121. Misi Menaklukan Hati Istri
122
122. Nikmat Membawa Sengsara
123
123. Ana Hamil
124
124. Ayo pulang, An.
125
125. Waktunya Pulang
126
126. Kasih yang Terkhianati (Weni)
127
127. Masih tak berubah
128
128. Libatkan Dia dalam Setiap Masalahmu
129
129. Wening Kasih
130
130. Wenny D Collins

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!