Perkenalan 2

Malam itu tak ada kata yang terucap dari ke duanya.

Yang satu sibuk berpikir untuk segera mengakhiri perjodohan ini, yang satu berpikir bahwa dia sudah membuat perempuan itu berpikir dua kali untuk meminta memutuskan perjodohannya.

***

Pagi ini, Ana membantu mamanya membuat sarapan, hanya menyiapkan kopi dan roti bakar.

Mereka mulai berkumpul di meja makan setelah mama mengajak Tante Ambar untuk sarapan,

"neng, ari(kalau) A Andre belum bangun gitu?" mama Meti

"tau?!" jawab Ana singkat tanpa memalingkan matanya,

dia masih memotong beberapa apel untuk dijadikan jus.

Dia bahkan tak ingat kalo Tante Ambar juga sudah ada di sana. Mama Meti menepuk tangan Ana dengan sedikit kaku. Ayah Agus mendengus kesal, Dini hanya melongo melihat kelakuan kakaknya.

"apaan sih mah, mama aja yang bangunin Oom Andre, aku gak mau." sambungnya ketus sambil mengusap tangan yang dipukul mama Meti.

Mata mama Meti melotot ke arah Ana, Ana hanya melengos meneruskan pekerjaannya.

"biar Tante yang bangunkan Andre" Tante Ambar.

Ana terkejut saat mendengar suara Tante Ambar, dia melihat ke arah suara itu dan tersenyum dengan senyuman yang kaku.

Tante Ambar membalas senyuman Ana, lalu berdiri hendak menuju kamar yang ditempati Andre.

Setelah Tante Ambar pergi, Ana menepuk jidatnya beberapa kali.

"kamu mah malu-maluin aja, hormat atuh ari ka tamu teh, walaupun kamu gak suka, tapi jangan gitu atuh, kamu mah bikin Mama malu aja, disangkanya mama gak bisa ngedidik anak-anak lagi." mama nyeroscos dengan nada kesal,

"maaf mah, Ana gak tau kalo Tante Ambar ada disini."

mama menghela nafas panjang, mencoba menenangkan kekesalannya.

"hari ini temani A Andre, Jang aneh-aneh." mama Meti memperingatkan.

huff,,,

Ana mengembuskan nafas kasar.

"iya ma," Ana menjawab dengan lemas.

Mama Meti berjalan hendak mengikuti Tante Ambar.

"Mbar, maafin Ana ya,,," mama Meti membuka pembicaraan, saat hampir sampai di depan pintu kamar yang Andre tempati, mama Meti masih merasa tak enak karena perkataan putrinya.

" gak apa-apa, santei aja Meti, ga usah di ambil pusing. Tapi sepertinya Ana masih belum terima sama rencana kita,"

Sebelum menjawab mama Meti sudah terlihat lemas, sudah jelas walaupun tanpa ada kata,

Ambar menepuk bahu Meti.

Dari balik pintu Andre mendengar percakapan mereka.

'apa? dia masih tidak mau dijodohkan denganku?' pikiran Andre masih menerawang dengan kejadian semalam, walau mereka tak berbincang, tapi terlihat jelas kalau Ana terpesona olehnya. Tapi tak dia sangka kalau Ana masih kekeh untuk membatalkan perjodohan ini.

Andre menghela nafas,.

jegrek,,, pintu kamar terbuka, serentak Ambar dan Meti melihat ke arah Andre, disambut senyuman Andre.

"A Andre sudah bangun, ayo kita sarapan yang lain sudah menunggu di bawah," kata mama Meti sambil tersenyum, lalu sengaja berjalan mendahului mereka.

Ambar menatap tajam pada anaknya, dia berpikir bahwa Ana tidak setuju dengan perjodohan ini karena Andre.

Seperti perjodohan sebelumnya, Andre lah yang membuat rencana agar seolah-olah calon-calonnyalah yang memutuskan perjodohannya, anggap aja Andre ingin cuci tangan dari kesalahannya yang sebenarnya dialah yang tak ingin dijodohkan, jangan dipikir maminya gak tau.

Jadi itu adalah salah satu penyebab mengapa Ambar sampai mengancamnya untuk yang kali ini, dia akan sangat menyesal kalau sampai pejodohan kali ini juga batal.

Andre hanya mengangkat bahunya menanggapi tatapan tajam maminya.

Akhirnya semua berkumpul di meja makan untuk melakukan sarapan pagi ini, seperti biasa celoteh ayahnya Ana yang membuat suasana semakin ramai, disambut celoteh Dini dan juga Tante Ambar.

Gelak tawa terdengar disela canda mereka, termasuk Ana, dia tak mau terlihat canggung, sesekali Andre juga menimpalinya.

Ana

Dia ganteng, mapan, kelihatannya juga ramah.

Kenapa berbeda sekali dari waktu pas ditelepon ya, ketus dan sombong.

Tapi tetap aja aku masih belum terima, ah Dimas seandainya,,,

Hati Ana masih tertuju pada Dimas walau dia sadar kalo itu tak mungkin, ada Stela yang tak mau dia kecewakan.

Dan Ana bukanlah perempuan penganut cinta pada pandangan pertama.

Walaupun yah tak bisa dia pungkiri bahwa Andre memang sempurna, jauh dia atas Dimas.

Tapi dia tak mengenal Andre seperti dia mengenal Dimas.

***

"lagi apa Oom?" sapa Ana basa-basi melihat Andre duduk di balkon.

Bukannya dengan sengaja, Ana justru terpaksa menghampiri Andre, seperti biasa mama Meti mengeluarkan jurus mata mau copot, alias melotot untuk menyuruhnya menemani Andre.

Andre menengok ke arah suara.

"sampai kapan kamu akan panggil aku Oom?" Andre

"memangnya harus panggil apa?" dengan santri Ana sambil duduk di kursi sebelah Andre, kursi mereka terpisahkan sebuah meja kayu.

"yang seperti mama sama ayah kamu juga boleh?"

"hah?" Ana memutar matanya berpikir. ah Ana mulai mendapatkan pencerahan

"Aa?" sambung Ana.

"hhmmm,,," Andre

"ketuaan!" jawab Ana singkat.

Andre menatap Ana dengan menyipitkan matanya, tanda tak senang mendengar jawaban Ana.

"ya terserah kalo kamu nyaman memanggil suamimu dengan sebutan Oom."

Giliran Ana yang memandang tajam ke arah Andre.

"kamu apa-apaan sih? bukannya kita udah setuju untuk membatalkan perjodohan itu." Ana mencondongkan badannya ke arah Andre, agar tak ada yang mendengar, dahinya terlihat mengerut.

"kapan aku setuju?"

'astaga nih orang, benar-benar mau bikin masalah ya!'

batin Ana, Sambil mengepalkan kedua tangannya.

melihat reaksi Ana yang ingin marah tapi takut dimarahin sama orangtuanya membuat Andre tersenyum puas.

Ana berusaha tenang dengan menarik nafas dalam kemudian menghembuskan perlahan.

"bukankah waktu itu Oom udah mengiyakan untuk sama-sama membatalkan pejodohan ini." Suara Ana terdengar geregetan.

"kapan?" Andre berlaga berpikir, padahal dia tau apa yang Ana bicarakan.

"waktu aku telepon!" Ana bicara sambil menekan kedua gigi serinya, suaranya terdengar lebih gereget dari yang tadi.

Andre memalingkan wajahnya, dia tak bisa menahan senyumnya, tapi tak ingin Ana melihatnya.

"aaaahhhh,,, waktu kamu telepon! Aku bilang apa emang?!"

yah Andre cuma senang melihat gadis didepannya marah namun tertahan.

jahat banget kamu Dre!

Lagi-lagi Ana menghela nafas, yang sekarang dia nafasnya sengaja dia buang dengan kasar.

'sialan nih orang! aduh gimana kalo beneran jadi nikah? gimana nih.?

Andre kembali memalingkan wajahnya untuk tersenyum.

"kamu benar-benar mau nikah sama aku?" tanya Ana dengan serius.

"kenapa tidak?!"

"nikah itu bukan permainan! kita gak saling kenal! bagaimana bisa kita menjalani hidup dengan orang yang gak kita kenal?"

Ana semakin serius.

"lagi pula aku ingin menikah sekali untuk seumur hidup."

perlahan namun masih bisa didengar Andre.

Andre menatap perempuan disampingnya.

Bukan hanya Ana yang menginginkan menikah sekali untuk seumur hidup, tentu saja Andre juga menginginkannya.

Terpopuler

Comments

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

SEANDAINYA DIMAS GK TRIMA STELA, TPI JGN LO JUGA YG JDIAN SAMA DIMAS, LO PIKIRKN PRASAAN STELA.

2023-04-06

0

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

MASIH AZA LO MIKIRIN DIMAS, YG LO PIKIRKN PRSAHABATN LO DGN STELA.

2023-04-06

0

lihat semua
Episodes
1 Pertemuan Tiga Sahabat
2 Kesepakatan yang Tertunda
3 Perjodohan
4 Tertikam atau Ditikam
5 Penolakan
6 Mau gimana lagi?!
7 Keputusan yang menyakitkan
8 Pinter tapi Sombong
9 Penasaran
10 Perkenalan
11 Perkenalan 2
12 Sekali Seumur Hidup
13 PDKT 1
14 PDKT 2
15 Cara PDKT yang Baik
16 Masih Pendekatan
17 Mari Kita Mulai
18 Ngedate Dadakan
19 Ngedate dadakan 2
20 Oom Andre gay????
21 Mencari Kebenaran
22 Menuai Budi Baik
23 Syarat
24 Hari Lamaran
25 Ana, maukah kamu menikah denganku?
26 Upaya terakhir, gagal!
27 Lagi dan Lagi
28 Rasa
29 Tenang saja, hanya kamu wanitaku
30 Weni
31 Yogyakarta
32 Galau
33 Lebih cepat, lebih baik!
34 Ketahuan
35 Seblak Sultan penghilang galau
36 Mision Impossible
37 Akad
38 Misi
39 Misi Pengujian
40 Bermain?
41 Resepsi hari 1
42 Resepsi Day One part 2
43 Demi Masa Depan
44 Memancing dan Terpancing
45 Misi Gagal
46 Resepsi hari 2 part 1
47 Tak Ada Judul
48 Sama Sama
49 Riweuh
50 Bingung
51 Disambar Petir
52 Disambar Petir 2
53 Gelisah
54 Tenang
55 Ukurannya apa?
56 Anggap Dia Anak Kecil
57 Pengumuman
58 Nyonya Andre
59 Dimana Kamarku?
60 Kamu Terlihat Seksi Sayang,,,
61 Nyonya Andre 2
62 62
63 63
64 64
65 65
66 66
67 67
68 68
69 69
70 70
71 71
72 72
73 73
74 74
75 75
76 76
77 77
78 78
79 79
80 80
81 81
82 82
83 83
84 84
85 85
86 86
87 Hamil
88 88
89 89
90 Teh Tia
91 91
92 92
93 93
94 94
95 95
96 96
97 97
98 98
99 99
100 100 Persiapan Pindah
101 101 Pergi dari Rumah
102 102 Kecelakaan
103 103 Andre Sadar
104 104 Masih Flashback
105 105 Sebaiknya Kalian Bercerai
106 106. Apa Hubungan Mereka?
107 107. Kembali ke Indonesia
108 108. Kamar Ana
109 109. Ana bertemu Andre dan Weni
110 110. Salah Paham
111 111. Salah Paham 2
112 112. Mami Ambar (titik terang)
113 113. Surat Cerai
114 114. Terimakasih Maria
115 115. Kembali ke Keadaan yang Seharusnya
116 116. Konsekuensi
117 117. Bingung, judulnya apa?
118 118. Misi Penyelamatan Hubungan
119 119. Episode Gak Penting
120 120. Tak Peka
121 121. Misi Menaklukan Hati Istri
122 122. Nikmat Membawa Sengsara
123 123. Ana Hamil
124 124. Ayo pulang, An.
125 125. Waktunya Pulang
126 126. Kasih yang Terkhianati (Weni)
127 127. Masih tak berubah
128 128. Libatkan Dia dalam Setiap Masalahmu
129 129. Wening Kasih
130 130. Wenny D Collins
Episodes

Updated 130 Episodes

1
Pertemuan Tiga Sahabat
2
Kesepakatan yang Tertunda
3
Perjodohan
4
Tertikam atau Ditikam
5
Penolakan
6
Mau gimana lagi?!
7
Keputusan yang menyakitkan
8
Pinter tapi Sombong
9
Penasaran
10
Perkenalan
11
Perkenalan 2
12
Sekali Seumur Hidup
13
PDKT 1
14
PDKT 2
15
Cara PDKT yang Baik
16
Masih Pendekatan
17
Mari Kita Mulai
18
Ngedate Dadakan
19
Ngedate dadakan 2
20
Oom Andre gay????
21
Mencari Kebenaran
22
Menuai Budi Baik
23
Syarat
24
Hari Lamaran
25
Ana, maukah kamu menikah denganku?
26
Upaya terakhir, gagal!
27
Lagi dan Lagi
28
Rasa
29
Tenang saja, hanya kamu wanitaku
30
Weni
31
Yogyakarta
32
Galau
33
Lebih cepat, lebih baik!
34
Ketahuan
35
Seblak Sultan penghilang galau
36
Mision Impossible
37
Akad
38
Misi
39
Misi Pengujian
40
Bermain?
41
Resepsi hari 1
42
Resepsi Day One part 2
43
Demi Masa Depan
44
Memancing dan Terpancing
45
Misi Gagal
46
Resepsi hari 2 part 1
47
Tak Ada Judul
48
Sama Sama
49
Riweuh
50
Bingung
51
Disambar Petir
52
Disambar Petir 2
53
Gelisah
54
Tenang
55
Ukurannya apa?
56
Anggap Dia Anak Kecil
57
Pengumuman
58
Nyonya Andre
59
Dimana Kamarku?
60
Kamu Terlihat Seksi Sayang,,,
61
Nyonya Andre 2
62
62
63
63
64
64
65
65
66
66
67
67
68
68
69
69
70
70
71
71
72
72
73
73
74
74
75
75
76
76
77
77
78
78
79
79
80
80
81
81
82
82
83
83
84
84
85
85
86
86
87
Hamil
88
88
89
89
90
Teh Tia
91
91
92
92
93
93
94
94
95
95
96
96
97
97
98
98
99
99
100
100 Persiapan Pindah
101
101 Pergi dari Rumah
102
102 Kecelakaan
103
103 Andre Sadar
104
104 Masih Flashback
105
105 Sebaiknya Kalian Bercerai
106
106. Apa Hubungan Mereka?
107
107. Kembali ke Indonesia
108
108. Kamar Ana
109
109. Ana bertemu Andre dan Weni
110
110. Salah Paham
111
111. Salah Paham 2
112
112. Mami Ambar (titik terang)
113
113. Surat Cerai
114
114. Terimakasih Maria
115
115. Kembali ke Keadaan yang Seharusnya
116
116. Konsekuensi
117
117. Bingung, judulnya apa?
118
118. Misi Penyelamatan Hubungan
119
119. Episode Gak Penting
120
120. Tak Peka
121
121. Misi Menaklukan Hati Istri
122
122. Nikmat Membawa Sengsara
123
123. Ana Hamil
124
124. Ayo pulang, An.
125
125. Waktunya Pulang
126
126. Kasih yang Terkhianati (Weni)
127
127. Masih tak berubah
128
128. Libatkan Dia dalam Setiap Masalahmu
129
129. Wening Kasih
130
130. Wenny D Collins

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!