Bab 12 Sundel Bolong, Pocong, Vampire

Daanish merasa nyaman, bagaimana tidak, Nara yang tidak memakai dalaman tentu saja terasa hangat dan empuk di dadanya. Hingga untuk beberapa lama tadi, cukup lama mereka tidak berubah posisi, apalagi dengan Daanish yang memeluk pinggang Nara dengan begitu erat, seolah enggan terlepas walau sesaat.

Detak jantung bertalu-talu, saling bersahutan diantara dua insan. Dalam jarak sedekat itu mereka bisa saling merasakan.

Saling memandang, mereka mendalami perasaan. Dari tatapan mata sang lelaki yang teduh dan menghanyutkan, dan dari tatapan sang gadis yang hangat dan penuh perasaan.

Cinta itu kian lama tergambar jelas, terguar perlahan nampak ke permukaan. Hingga akhirnya, mereka sendiri memahami, makna perasaan yang hadir di dalam hati. Makna dari detak jantung yang semakin tak beraturan. Walau pada akhirnya mereka memilih untuk terus saling memendam.

"Bangun, Andara ! Nanti dada aku bolong." Canda Daanish sembari menyeringai dengan begitu jelas. Mendorong bahu Nara, membantu untuk bangun dari posisinya.

Melihat reaksi Daanish tentu Nara kesal karenanya.

"Ish, Kakak !" Pukul Nara pada dada Daanish yang bidang sembada.

Nara beranjak bangun dari posisinya semula. Wajah Nara benar-benar merah karenanya, mendengar kata bolong, apa maksudnya. Memang aku sundel bolong, bathin Nara.

Daanish masih saja tertawa. Nara sejenak lupa, namun akhirnya tersadar tatkala Daanish melirik dadanya, eeh .. buah dada yang menonjol itu.

"Kakak !" Pekik Nara sembari menyilangkan tangan di depan dada. Menghentak-hentakkan kakinya, melepas rasa kesal bercampur sesal yang berkecamuk menyerang urat saraf.

Satu minggu waktu yang mereka miliki untuk menghabiskan waktu bersama. Sebelum Daanish benar-benar pergi dan cukup lama untuk kembali.

Sepakat menghabiskan waktu senggang berdua, walau tanpa status dan ikatan berarti diantara mereka. Memilih untuk memantapkan hati dan perasaan dengan seiring waktu saja. Seperti air yang mengalir.

Toh, jika sudah takdirnya mereka bersama, waktu tetap akan menyatukan mereka. Entah kapan dan dimana, Tuhan yang maha tahu segalanya.

"Nonton !" Saran Daanish untuk kencan pertama mereka.

Mereka ketemuan di depan sekolah Nara, selain menjemput Nara sebagai alasannya, tentu saja mereka sudah berniat untuk pergi keluar, sekedar jalan-jalan bersama.

"Boleh ! Film apa ? Jangan romantis, aku tidak suka." Andara memberikan jawaban monohoknya.

"Action, bagaimana ?" Saran Daanish, bertanya.

Nara tersenyum seraya menganggukkan kepala, "Gak masalah." Jawabnya sembari berjalan mengikuti Daanish yang kini tengah menaiki motornya.

"Pegangan, yang kenceng !" Pinta Daanish penuh dengan modus tipu muslihat.

Nara mencebik mendengarnya. Sesaat setelah menaiki motor Daanish, dia memilih berpegangan pada body samping motor saja.

"Nggak ah, nanti punggung kamu bolong." Tolak Nara seraya bercanda.

"Ya elaahh ... !!" Daanish terkekeh mendengarnya, tak lama Nara juga ikut tertawa. Jadinya, mereka terkekeh dan tertawa bersama. Mengisi udara dengan tawa receh dan renyah mereka.

"Sundel bolong, emang !" Sahut Nara, masih bercanda. Saking asyik bercanda, dia lupa untuk mengeratkan pegangannya. Padahal, Daanish melajukan cukup kencang motornya.

Sreeetttt !!

Tiba-tiba Daanish mengerem mendadak motornya. Nara yang kaget, terdorong ke depan. Dadanya mendorong punggung Daanish seketika. Daanish yang tersadar, tersenyum seketika. Sedang Nara, dia masih asyik nemplok saja di punggung lelaki yang ada di depannya.

"Ada apa ?" Tanya Nara panik.

"Kamu masih pakai seragam, Andara !" Daanish mengingatkan menatap Andara yang kini tengah bersandar di bahunya.

Nara menunduk, menatap tubuhnya yang masih berseragam itu. Dan akhirnya tersadar, kala dirinya begitu nyaman bersandar di punggung Daanish.

"Eh !!" Nara memundurkan posisi duduknya diam-diam, berharap Daanish tidak menyadari posisinya tadi. Namun terlambat, Daanish sudah sadar sedari tadi.

Mengetahui Nara yang menjauh darinya, Daanish langsung menyindirnya.

" Punggung aku, gak bolong kan, Andara ?" Tanya Daanish tiba-tiba, yaelah-- bercanda.

Buukkk

Seketika, satu pukulan melayang di bahu Daanish. Bukan dari tangannya, melainkan dari tas ransel yang dipegang Nara. Alamat sakit, maakkk.

Di Bioskop ..

Setelah pulang ke rumah dan mengganti pakaiannya, bergegas mereka pergi ke bioskop di mall besar di pusat kota.

Karena Film action tak ada yang tayang, film horor yang menjadi pilihan. Judulnya, Tali Pocong Perawan.

Mereka telah duduk di kursi tengah. Setelah sesaat lalu membeli makanan dan minuman ringan untuk menemani mereka.

Bergelap-gelapan mereka duduk berdua di sana, kebetulan sekali, sedikit penonton yang ada di sana. Mungkin-- kurang peminat filmnya.

"Kenapa milih film ini ? Kayaknya gak seru deh !" Bisik Nara pada telinga lelaki yang duduk di sampingnya.

"Seru, Andara ! Nikmati saja, kamu pasti suka." Jawab Daanish dengan begitu seriusnya. Tatapan matanya tak henti menyorot adegan demi adegan menyeramkan yang tayang di layar datar raksasa.

"Seru dari mana ?" Tanya Nara lagi seraya memepetkan tubuhnya ke tubuh lelaki yang ada di sampingnya.

"Yang ada serem tau, Kak !" Imbuhnya lagi, sesekali memejamkan matanya kala melihat adegam seram di depan matanya lagi. Menyampingkan wajahnya, tanpa menyadari betapa dekat wajah cantiknya dengan wajah sang lelaki yang ada di sampingnya. Daanish sih, kelihatannya seneng-seneng aja. Memang itu tujuan utamanya.

"Aaargh ...!" Pekik Andara menutup wajahnya dengan telapak tangannya. Sesekali dia menunduk, memeluk lengan Daanish, bahkan mencubit dan mencakarnya diluar kesadaran. Rasa takut yang berlebihan, membuat Nara benar-benar ketakutan. Tak menikmati moment menonton siang itu samasekali.

Daanish terkekeh melihatnya.

"Itu cuman bohongan, Andara." Daanish mencoba menenangkan Nara. Menepuk bahunya pelan-pelan, berharap Nara lebih tenang.

"Besok-besok jangan nonton film horor deh. Film romantis aja." Ucap Andara membuat Daanish seketika tertawa.

"Tadi, yang gak mau nonton film romantis, siapa ya ?!" Goda Daanish menggaruk-garuk kepalanya. Dan Nara hanya mendelik saja ke arah Daanish, malas untuk berkomentar.

Yang pasti saat ini, entah sadar atau tidak sadar, mereka duduk berdua saling bersandar, menenangkan, merangkul, hampir berpelukan. Memberikan kenyamanan dan ketenangan diantara berdua. Hingga akhirnya Nara berhasil melewati film itu hingga akhir.

"Maaf, Kak !!" Ucap Nara tulus. Kala melihat lengan Daanish yang dipenuhi dengan bekas cubitan dan cakarannya.

"Sekalian gigit, Andara." Sindir Daanish bercanda.

"Kalau mau digigit, harusnya nonton film vampire." Timpal Nara.

"Selain Twilight dulu, gak ada lagi film vampire yang bagus. Kamu-- punya rekomendasi barangkali."

"Yaelah, kak. Kalau vampirenya kayak di film twilight, bukannya takut digigit, malah pengen dicium." Ujar Nara seraya mengingat tokoh tampan Edward Cullen di film itu.

Daanish diam terpaku mendengarnya. Mencerna kalimat Nara yang seolah memancing dirinya.

"Kalau kamu memang mau dicium, aku bersedia jadi vampire itu !" Ucap Daanish serius, yang malah dianggap candaan belaka oleh Nara.

Seraya tak henti tertawa, Nara mulai merasa aneh dengan lelaki yang ada di dekatnya itu. Apalagi, mereka tengah berdua di lorong sepi menuju pintu keluar bioskop itu. Karena terlalu asyik mengobrol, mereka tertinggal, hanya berduaan saja di sana.

"Kak !" Nara mencoba menyadarkan Daanish yang kini tengah menatapnya dalam dengan sorot mata yang sulit untuk diartikan.

Mereka kini berdiri berhadapan, Nara bersandar di tembok, dan Daanisg berdiri di hadapan Nara, dengan begitu dekatnya. Karena, sedari tadi, secara perlahan, Daanish semakin mendekatinya, hampir mendempet dan menghimpitnya.

Kedua tangan Daanish bergerak mengungkung Nara. Dengan gerakan cepat dia memiringkan kepalanya, lalu mendekatkan wajahnya pada wajah gadis yang kini justru memejamkan matanya, seolah pasrah dengan yang akan dilakukan Daanish padanya.

Berniat mencium Nara, Daanish justru gemas melihat reaksi gadis yang ada di hadapannya. Nara memejamkan matanya, seraya mengkerutkan wajahnya.

"Aku bercanda, Andara !" Ujar Daanish dengan senyuman tipis di bibirnya.

Nara membuka matanya seketika, ketika menyadari tak terjadi apa-apa. Apalagi setelah mendengar kata-kata yang diucapkan Daanish baru saja.

Empat mata bertemu, penuh kelegaan tersirat di sana. Nyatanya, semua itu memiliki makna yang berbeda.

Cup, Daanish mengecup bibir Nara seketika. Lalu melum*tnya barang sekejap saja.

Lega pun sirna, tatkala Nara mengira Daanish tak jadi menciumnya, justru Daanish lega karena mencium Nara sembari menatap mata indah Nara yang terbuka.

Mata teduh dan menghanyutkan itu ... , bathin Nara.

Kenapa, aku merasa mengenalnya ...

.

.

🍬 Bersambung ... 🍬

Terpopuler

Comments

Diana Susanti

Diana Susanti

ciuman keduanya saat mereka kuliah

2022-11-10

0

Aldekha Depe

Aldekha Depe

gemeshhh banget sama daanish

2020-12-03

4

Nuyizz Sweet

Nuyizz Sweet

buruan jadian thor..

2020-12-02

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Ciuman Pertama
2 Bab 2 Sorot Mata
3 Bab 3 Kejadian Tidak Terduga
4 Bab 4 Berangkat Bersama
5 Bab 5 Hilang Dompet
6 Bab 6 Pulang Bersama
7 Bab 7 Menemui Andara
8 Bab 8 Kondisikan Hati
9 Bab 9 Suara Itu
10 Bab 10 Bubur Ayam
11 Bab 11 Hujan-hujanan
12 Bab 12 Sundel Bolong, Pocong, Vampire
13 Bab 13 Melebihi Batas
14 Bab 14 Gadis Yang Sama
15 Bab 15 Daleel dan Arsy
16 Bab 16 Nakal
17 Bab 17 Terjebak Hujan
18 Bab 18 Pergi
19 Bab 19 Kemana Dia
20 Bab 20 Aku Milikmu
21 Bab 21 Tak Lagi Sama
22 Bab 22 Cinta
23 Bab 23 Keluarga
24 Bab 24 Odorigui
25 Bab 25 TentangMu yang Kucinta
26 Bab 26 Permen
27 Bab 27 Galau
28 Bab 28 Sebut Namaku
29 Bab 29 Menikmati Malam
30 Bab 30 Layu Sebelum Berkembang
31 Bab 31 Memilih Mundur
32 Bab 32 Dueeerrrr !!
33 Bab 33 Marah dan Emosi
34 Bab 34 Dueeeerrrrr (2)
35 Bab 35 Terluka
36 Bab 36 Melepasmu
37 Bab 37 Melepasmu (2)
38 Bab 38 Perempuan Itu
39 Bab 39 Bertemu Mike
40 Bab 40 Menyambut Pernikahan
41 Bab 41 Pesta
42 Bab 42 Malam Ini Saja
43 Bab 42 Kebohongan Gila
44 Bab 43 Menikah ??
45 Bab 44 Belenggu Cinta
46 Bab 45 Belenggu Cinta 2
47 Bab 47 Bersandiwara
48 Bab 48 Old Romance
49 Bab 49 Berjuanglah Untukku !!
50 Bab 50 Jdaaaaarrrrrrrr !!!
51 Bab 51 Dibalik Sebuah Senyuman
52 Bab 52 (End Season 1) Kemarahan
53 Bab 53 (Season 2 ) Karma
54 Bab 54 Tangan Sang Ayah
55 Bab 55 Tentang Dia
56 Bab 56 Kolam Renang
57 Bab 57 Terpaksa Bertemu
58 Bab 58 Makan Malam
59 Bab 59 Bikini
60 Bab 60 Permintaan Gila
61 Bab 61 Kencan
62 Bab 62 Bertemu Sahabat Lama
63 Bab 63 Nikah Kuyy!! Nikah, Yukk?
64 Bab 64 Menghindarimu
65 Bab 65 Demi Andara
66 Bab 66 Mencintaimu
67 Bab 67 Merindukanmu
68 Bab 68 Terpaksa Ditunda
69 Bab 69 - Rasa Cemburu
70 Bab 70 - Hal Penting "Hukuman"
71 Bab 71- Pertengkaran
72 Bab 72 - Papi?
73 Bab 73 - Liburan
74 Bab 74 - Secret! Secret!
75 Bab 75 - Pertengkaran (2)
76 Bab 76 - Pergi
77 Bab 77 - Menyesal
78 Bab 78 - Berusaha
79 Bab 79 - Ternyata
80 Bab 80 - Berbicara
81 Bab 81 - Bertemu Mike
82 Bab 82 - Hamil
83 Bab 83 - Ngidam
84 Bab 84 - Cuti
85 Bab 85-Cemburu
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Bab 1 Ciuman Pertama
2
Bab 2 Sorot Mata
3
Bab 3 Kejadian Tidak Terduga
4
Bab 4 Berangkat Bersama
5
Bab 5 Hilang Dompet
6
Bab 6 Pulang Bersama
7
Bab 7 Menemui Andara
8
Bab 8 Kondisikan Hati
9
Bab 9 Suara Itu
10
Bab 10 Bubur Ayam
11
Bab 11 Hujan-hujanan
12
Bab 12 Sundel Bolong, Pocong, Vampire
13
Bab 13 Melebihi Batas
14
Bab 14 Gadis Yang Sama
15
Bab 15 Daleel dan Arsy
16
Bab 16 Nakal
17
Bab 17 Terjebak Hujan
18
Bab 18 Pergi
19
Bab 19 Kemana Dia
20
Bab 20 Aku Milikmu
21
Bab 21 Tak Lagi Sama
22
Bab 22 Cinta
23
Bab 23 Keluarga
24
Bab 24 Odorigui
25
Bab 25 TentangMu yang Kucinta
26
Bab 26 Permen
27
Bab 27 Galau
28
Bab 28 Sebut Namaku
29
Bab 29 Menikmati Malam
30
Bab 30 Layu Sebelum Berkembang
31
Bab 31 Memilih Mundur
32
Bab 32 Dueeerrrr !!
33
Bab 33 Marah dan Emosi
34
Bab 34 Dueeeerrrrr (2)
35
Bab 35 Terluka
36
Bab 36 Melepasmu
37
Bab 37 Melepasmu (2)
38
Bab 38 Perempuan Itu
39
Bab 39 Bertemu Mike
40
Bab 40 Menyambut Pernikahan
41
Bab 41 Pesta
42
Bab 42 Malam Ini Saja
43
Bab 42 Kebohongan Gila
44
Bab 43 Menikah ??
45
Bab 44 Belenggu Cinta
46
Bab 45 Belenggu Cinta 2
47
Bab 47 Bersandiwara
48
Bab 48 Old Romance
49
Bab 49 Berjuanglah Untukku !!
50
Bab 50 Jdaaaaarrrrrrrr !!!
51
Bab 51 Dibalik Sebuah Senyuman
52
Bab 52 (End Season 1) Kemarahan
53
Bab 53 (Season 2 ) Karma
54
Bab 54 Tangan Sang Ayah
55
Bab 55 Tentang Dia
56
Bab 56 Kolam Renang
57
Bab 57 Terpaksa Bertemu
58
Bab 58 Makan Malam
59
Bab 59 Bikini
60
Bab 60 Permintaan Gila
61
Bab 61 Kencan
62
Bab 62 Bertemu Sahabat Lama
63
Bab 63 Nikah Kuyy!! Nikah, Yukk?
64
Bab 64 Menghindarimu
65
Bab 65 Demi Andara
66
Bab 66 Mencintaimu
67
Bab 67 Merindukanmu
68
Bab 68 Terpaksa Ditunda
69
Bab 69 - Rasa Cemburu
70
Bab 70 - Hal Penting "Hukuman"
71
Bab 71- Pertengkaran
72
Bab 72 - Papi?
73
Bab 73 - Liburan
74
Bab 74 - Secret! Secret!
75
Bab 75 - Pertengkaran (2)
76
Bab 76 - Pergi
77
Bab 77 - Menyesal
78
Bab 78 - Berusaha
79
Bab 79 - Ternyata
80
Bab 80 - Berbicara
81
Bab 81 - Bertemu Mike
82
Bab 82 - Hamil
83
Bab 83 - Ngidam
84
Bab 84 - Cuti
85
Bab 85-Cemburu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!