"Daleel ?" Sapa Arsy yang berdiri di depan daun pintu apartemennya.
"Ya, Arsy." Jawab Daleel datar. Dia seringkali bilang tak mencintai perempuan ini, namun nyatanya, sering merindukannya ribuan kali. Seperti saat ini, disaat Daddynya masih terbaring sakit akibat kecelakaan tempo lalu, sempat-sempatnya dia mengunjungi Arsy barang sehari.
Tidak jauh berbeda dengan kedua saudara kembarnya, Dean dan Daanish. Mereka pun mencuri-curi waktu tuk sekedar menemui kekasih pujaan hati.
Apalagi bagi Daanish yang sebentar lagi harus menggantikan Daddynya di perusahaan untuk sementara waktu. Hingga Daddynya sembuh lagi, sehat seperti sedia kala nanti.
Daanish memanfaatkan waktu sebaik-baiknya, sebelum dia pergi lama meninggalkan gadisnya. Dan beberapa hari lalu hingga beberapa hari ke depan, Daanish akan menghabiskan waktu bersama dengan gadis pujaannya itu.
Dan Dean, dia masih berusaha mendekati gadis belia yang disukainya, yang ternyata adalah gadis yang sama yang disukai oleh Daanish juga. Diam-diam dia pergi ke kota ini, tanpa sepengetahuan Daleel yang ternyata juga datang ke kota ini.
Bedanya, Dean datang ke apartemen Daanish, sedang Daleel, dia datang ke apartemen Arsy, siapa lagi. Sepertinya, dia mau minta jatah untuk minggu ini.
"Masuk !" Ajak Arsy pada sang kekasih hati, Daleel.
Malam ini, dia terlihat seksi sekali. Dengan tank top dan hot pants yang menghiasi. Yang sebentar lagi, mungkin akan Daleel telanjangi. Siapa yang menyangka, siapa yang menduga, ternyata selama ini Daleel dan Arsy telah menikah siri. Sejak beberapa minggu lalu, tepatnya setelah Arsy mengalami kecelakaan.
Diantara ketiga bersaudara, Daleel memang berbeda. Lebih liar dan berani dalam tindakannya. Ekspresif dalam menunjukkan emosi dalam hidupnya, tak ingin menahan diri barang sekalipun. Walau terkadang pilihannya cenderung salah, dia memang lebih suka hidup liar dan seenaknya. Menyukai tantangan, dan lebih suka untuk tidak mengikuti aturan yang berlaku di keluarga dan sekitarnya.
Berbeda dengan Daanish yang cenderung terlalu kaku bak robot. Walau begitu, sebenarnya dia begitu menggebu-gebu. Ibarat riak air, pepatah 'Diam-diam menghanyutkan' begitu cocok di sandang olehnya. Dibalik diam dan keluguannya, ada keliaran yang lebih dominan di fikiran dan perasaannya. Jika dibandingkan dengan Daleel, sebenarnya Daanish lebih berbahaya. Dengan perasaan terpendam yang membatu di dalam dadanya, hingga akhirnya bergemuruh kencang, memberontak ke permukaan.
Sedang Dean, dia baik, hidup normal selayaknya remaja yang menginjak dewasa pada umumnya. Mengikuti norma yang berlaku di sekitarnya. Mengalami fase berpacaran dan romantis seperti yang lainnya. Dia hidup layaknya lelaki muda, kaya, pintar, tidak suka bertentangan dengan aturan di sekitarnya. Yang pasti ketenangan dan kedamaian akan dirasakan bagi siapapun yang berada di dekatnya.
"Udah makan ?" Tanya Arsy perhatian.
"Belum." Jawab Daleel datar. Dia memang sedang kelaparan, tapi bukan pada makanan melainkan pada sentuhan dan belaian.
"Mau makan ?" Tawar Arsy, walau sedikit ragu. Mengingat tidak ada stok makanan yang bersisa di apartemennya, hanya roti dan mie instan saja.
"Boleh !" Jawab Daleel dengan sorot mata sayu dan sendu. Mendekati Arsy, dia memeluk tubuhnya dari belakang.
"Cuman ada roti di coolcase. Pesan dulu gak apa kan ?" Arsy mulai gugup, kala merasakan tangan Daleel yang mulai bergerayang di tubuhnya. Apalagi dengan sentuhan bibir Daleel di sepanjang lehernya.
"Gak usah, makan kamu aja." Bisik Daleel tepat di telinga Arsy bersamaan dengan hembusan nafas hangat menerpanya, yang membuat diri Arsy meremang tak tertahankan, menahan gejolak hasrat yang menyerang.
"Masih siang, Daleel." Dengan mata yang berkabut Arsy berusaha mengelak. Namun apa daya, sentuhan Daleel terlalu liar di tubuhnya membuat dirinya tak berdaya untuk sekedar menolaknya.
"Gak apa, sekarang ya ?!" Bisik Daleel lagi, bertanya namun seolah memaksa. Seraya membawa Arsy dalam pangkuannya seketika. Menggendongnya ke arah kamar dimana tempat ranjang peraduan berada.
Hingga akhirnya suara erangan dan desahan yang saling bersahutan mengisi ruangan itu hampir seharian. Bersamaan dengan keringat yang membanjir badan, menuntaskan hasrat terpendam. Mereka yang masih pengantin baru, sedang dilanda mabuk kepayang.
•
•
Pagi-pagi ...
"Gimana kabar, Daddy ?" Tanya Arsy perhatian. Mereka sudah membersihkan diri dan berpakaian. Setelah mereka cukup lama tertidur tadi malam. Melepas lelah dan penat akibat pergumulan yang cukup panas kemarin siang hingga malam menjelang.
"Masih sakit." Jawab Daleel singkat. Dia bergegas memakai sepatunya. Sepertinya mereka hendak pergi. Arsy bersiap untuk kuliah dan Daleel bersiap kembali ke kota tempatnya dia tinggal dan berkuliah. Tentunya, sebelum pergi, mereka berniat untuk sarapan bersama. Di kafe dekat apartemen yang Arsy tinggali.
Mereka sangat menikmati menu sarapan pagi itu. Entah karena lapar, mengingat semalam mereka bahkan tak sempat untuk sekedar makan malam.
Menikmati pagi di keramaian kota, yang mulai terlihat sibuk memulai aktifitas sehari-hari mereka.
"Hubungan kita-- apakah akan terus seperti ini ? Sampai kapan Daleel, bagaimana bila aku hamil ?" Arsy terlihat begitu cemas. Menatap cangkir kopi di atas meja, tatapannya sendu dan tidak terbaca, penuh dengan kesedihan yang tersirat di sana.
"Tenanglah. Bukankah kita sudah menikah ? Walaupun siri, aku pasti akan mempertanggungjawabkannya." Jawab Daleel dengan datar. Mengabaikan Arsy yang terlihat galau. Entahlah, mungkin karena tak ada rasa cinta di hatinya, hanya sebuah hasrat dan nafsu belaka, dia tak terlalu memikirkan perasaan Arsy yang sekarang sudah berstatus menjadi istrinya.
"Tapi-- bagaimana dengan orang tuamu nanti ?" Kecemasan Arsy semakin menjadi-jadi.
"Sudahlah, jangan terlalu dipikirkan. Nikmati saja semua ini ! Bukankah kau yang menginginkannya terakhir kali." Daleel mengingatkan Arsy.
"Itu-- karena kau yang terus memaksaku untuk melakukan hubungan-- " Ucapan Arsy berhenti, suaranya tercekat. Apalagi setelah menyadari, ada Daanish di dekat mereka, mendengarkan pembicaraan mereka secara tidak sengaja sedari tadi.
"Daanish ... " Arsy menatap Daanish sembari menutup mulutnya yang terbuka seketika.
Daanish mengajak Daleel ke sudut ruangan yang cukup sepi. Sedikit menjauh dari Arsy. Dia tak ingin pembicaraannya didengar oleh Arsy, yang mungkin saja, bisa saja menyakiti hati dan perasaannya.
"Kalian sudah menikah ?" Tanya Daanish dengan suara datar namun tersirat penuh rasa penasaran dan emisi yang tertahan. Seakan tak percaya dengan apa yang didengarnya, berulangkali dia bertanya pada Daleel untuk memastikan. Dan Daleel mengangguk mengiyakan, walaupun sebenarnya dia enggan untuk mengakuinya. Bukannya tak ingin mengakui Arsy sebagai istrinya, namun dia merasa Daanish tak sepenting itu untuk mengetahui urusan pribadinya.
"Kau gila, Daleel ! Bagaimana jika Mommy dan Daddy tahu ? Mereka pasti akan sangat kecewa padamu !" Kecam Daanish akan sikap Daleel yang tidak sesuai aturan. Dia hampir saja mencengkeram kerah baju saudara kembarnya itu. Namun, dia tahan mengingat kafe dimana mereka berada cukup ramai juga.
"Kasihan juga Arsy, dia seorang perempuan yang seharusnya dihargai dan dihormati. Bagaimana nasibnya nanti jika kecemasannya itu terjadi. Kau tahu Grandma bukan, akan sulit untuk menaklukannya !" Desisnya setengah berbisik kala hal yang dibahas terdengar lebih sensitif. Jika Arsy mendengar dipastikan akan menimbulkan rasa sakit.
"Ini salahmu, seharusnya kau yang memacari Arsy dan menikahinya dulu. Dia tidak akan seperti ini jika bukan karenamu, karena penolakan darimu !" Daleel terprovokasi. Terdiam sesaat, menghisap rokok yang sedari tadi terselip di jarinya.
"Dan sebaiknya, jangan ikut campur dengan urusanku ! Kalau tidak-- " Ucapan Daleel terhenti.
"Kalau tidak apa ?!!" Sentak Daanish.
"Andara ! Jaga dia baik-baik, dia juga cukup cantik dan menarik." Jawabnya membuat Daanish tak berkutik.
"Jangan mengganggu Andara ! Dia milikku !" Ucap Daanish tegas, Daleel yang mendengarnya malah terkekeh saja.
Segera perdebatan itu diakhiri, kala Arsy datang menghampiri. Mereka kembali mengobrol bersama, dengan keakraban dan kehangatan, walaupun hanya dibuat-buat saja. Walau tak dipungkiri, Arsy menyimpan rasa canggung di dalam hatinya, setelah Daanish mengetahui mengenai pernikahan siri dirinya dengan saudara kembarnya itu.
•
•
🍬 Bersambung ... 🍬
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
DeputiG_Rahma
like like salam DOsb😉😉
2020-12-26
0
Vi_Lian
Next and semangat
2020-12-05
1
Aldekha Depe
ayo double up lagiii
2020-12-05
1