Bab 4 Berangkat Bersama

Tidak seperti biasanya, hari ini Nara berencana naik bis untuk sampai ke sekolahnya. Padahal mobil dan motor sudah disiapkan oleh sang papa di garasi mobil rumah neneknya. Selain alasan sang nenek yang ternyata hari ini tidak bisa mengantarnya, mungkin rasa malas untuk mengemudikan kendaraan sendiri juga sedang mendera.

Menunggu bis yang tak kunjung datang. Cukup sabar Nara menunggu di halte bis yang cukup sepi itu. Sembari menunduk, menghitung batu yang berada dekat di sepatu.

" Andara ! " Suara seorang lelaki menyentak lamunan Nara saat itu. Dia menghentikan motor sportnya tepat di hadapan Nara.

Mata Nara membulat sempurna. " Kamu ! " Gumamnya lirih.

" Mau di anter ? " Tanya lelaki itu yang ternyata adalah Daanish, si jutek angkuh. Mengingat Nara yang pernah menolongnya, membuat dia menurunkan egonya.

" Emh ! " Berfikir sejenak. " Emang gak ngerepotin ? " Entah sejak kapan mereka jadi akrab, Nara pun tak ingat.

" Yaelah, Nggaklah ! Cepat naik ! " Katanya sembari memberi kode dengan dagunya untuk duduk di belakangnya. Memberikan satu helm cadangan untuk dipakai Nara selama di perjalanan.

Bagi Daanish, sempat terbersit walaupun sedikit, gadis yang bernama Andara ini mengapa wajahnya begitu populer di ingatannya. Sedikit mengingatkannya dengan seseorang di masa kecil dulu. Yang sampai sekarang sudah tidak pernah dia temui lagi.

Namun, dengan yakin Daanish menepis fikiran itu. Namanyapun sudah jelas berbeda, bukankah gadis yang dulu itu bernama Nara. Sepupunya yang sangat jarang bertemu sedari dulu, yang ciuman pertamanya telah dicuri olehnya.

Mereka si kembar tiga memang tidak mengetahui perihal Nara yang kini tinggal bersama nenek dari mamanya, di negara ini. Berbeda dengan negara yang ditinggali oleh orang tua Nara. Saking jarangnya mereka berkomunikasi.

Sedang Nara, melihat wajah dan nama Daanish bukan tak mengingatkannya kepada seseorang, bahkan tiga orang sekaligus. Namun, dia tepis, mengingat orang yang dia ingat adalah si cucu kesayangan grandma yang kaya raya. Tidak mungkin hidup terlunta seorang diri di kota yang Nara tinggali kini, berbeda negara pula dengan grandma nya mereka itu.

Dan juga bukankah mereka kembar tiga, yang slalu bersama kemanapun mereka pergi. Tidak mungkin lelaki itu sepupunya, yang salah satunya pernah mencuri ciuman pertamanya.

Walau canggung, akhirnya Nara naik ke motor itu. Lagipula, waktu sudah semakin siang, dia tidak ingin terlambat datang. Bisa-bisa dia tidak diijinkan masuk ke dalam, dan harus kembali pulang.

" Pegangan ! " Peringat Daanish saat itu, mulai menyalakan mesin motornya.

" Nggak usah ! " Tolak Nara ketus.

" Yakin ?!! " Seringai Daanish saat itu. Mulai melajukan motornya.

" Yakinlah ! Kenapa tid-- " Ucapan Nara terhenti, bersamaan dengan motor yang tiba-tiba berhenti.

Sreeeeettttt,

Daanish tiba-tiba menghentikan motornya, karena mobil di depannya berhenti tanpa memberi aba-aba.

Sedangkan Nara, kini tanpa disadarinya, tengah memeluk pinggang Daanish dengan begitu eratnya. Saking kagetnya, dengan motor Daanish yang berhenti begitu saja, membuat dirinya yang awalnya duduk merenggang, kini merapat ke depan.

Daanish terdiam, berusaha menormalkan jantung yang mendadak berdegub kencang. Melihat tangan seorang gadis yang kini melingkar erat di perutnya. Dan merasakan seseorang tengah bersandar rapat di punggungnya, membuat perasaannya terasa begitu berbeda. Tak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Apalagi bagi Daanish yang memang jarang dan belum pernah berhubungan dekat dengan seorang wanita.

Menatap lengan di perutnya kini, Daanish berdehem pelan. Ehem !

" Eh, sorry !! " Nara tersadar, cepat menarik tangannya yang melingkar.

Hingga sampai ke sekolah Nara, mereka hanya terdiam saja saat itu. Nara yang pipinya merona, sedang Daanish yang jantungnya berdebar-debar tak seperti biasanya.

" Makasih, Kak. " Menunduk, tangannya terulur memberikan helm pada pemilik aslinya.

" Sama-sama. " Jawab Daanish dengan tatapan yang menghindar.

Dean dan beberapa teman kuliahnya, masuk ke ruangan aula yang disesaki para siswa siswi SMA.

Dia sedang melakukan tour promo universitas dengan teman-temannya ke setiap sekolah di berbagai kota. Siapa sangka Dean mendapat giliran promo ke kota tempat salah satu saudara kembarnya berada, Daanish. Dan siapa sangka juga, sekolah yang dia tuju sekarang ini adalah sekolah Nara.

Dean dan teman-temannya mulai bercuap-cuap mempromosikan universitas mereka. Segala kelebihan dan lain sebagainya.

Dean yang begitu ramah, sopan dan lembut namun tetap berwibawa disambut antusias oleh para siswa terutama siswi sekolah itu.

Wajahnya yang tampan membuat dirinya menjadi pusat perhatian. Tak terkecuali Nara, yang sedari tadi melihat, memperhatikan dari kejauhan.

" Oh, pantess dia ngajak berangkat bareng tadi. Ternyata mau ke sini ... " Gumamnya sendiri. Dia datang terlambat, hingga tak mengikuti saat sesi perkenalan tadi.

" Kak ! " Panggil Nara pada Dean yang dia kira Daanish. Berjalan menghampiri dengan sebotol air mineral di tangannya.

Dean menoleh ke sumber suara. Dia tidak merasa aneh jika tiba-tiba ada orang asing menyapanya. Mengingat dirinya yang melakukan perkenalan secara terbuka tadi.

" Emh ? " Disapa oleh Nara yang berwajah cantik dan juga menarik, jelas Dean suka walaupun tidak dikenalinya.

" Andara ?! " Balas menyapa setelah melihat nama di baju seragam Nara.

Dean yang ramah menyapa Nara dengan begitu lembut, membuat Nara mengernyitkan dahinya. Kok beda ya ?

Mengingat cara bicara Daanish yang sedikit ketus dan dingin, walau akhir-akhir ini terlihat ramah tetap saja tak seramah Dean saat ini.

" Kakak pasti haus, nih ! " Menyodorkan botol air mineral di tangannya.

" Kebetulan sekali. Kok tahu ? " Menyambar botol itu cepat. Sedari tadi bercuap, Dean memang haus sekali. Tepat sekali Nara datang dengan sebotol air disodorkannya, seperti oase di Padang pasir saja.

" Tadi lama banget ngomongnya. Pasti hauslah ! " Tebak Nara sembari tertawa. Sampai sekarangpun Nara masih merasa aneh, kok dia bisa bersikap seperti ini kepada lelaki yang dia kira Daanish. Padahal jelas, sebelumnya mereka slalu bersikap ketus apabila berjumpa.

Nara lalu berlalu pergi meninggalkan Dean yang belum menghabiskan minumannya. Seulas senyum terukir di bibir Dean, menyadari Nara yang begitu cantik, baik dan ramah, sedikit mengusik hatinya.

" Daanish ! " Panggil Dean pada saudara kembarnya.

Daanish yang baru datang sedikit kaget kala mendapati Dean sudah berdiri di lobi apartemen yang dia tinggali.

" Kapan ke sini ? " Tanya Daanish sembari melangkah menghampiri. Menanyakan kapan Dean datang ke kota ini.

" Tadi malem. " Jawab Dean singkat.

" Nginep ? " Daanish bertanya ngirit. Dia memang begitu pendiam di keluarganya.

" Di hotel lah. " Jawab Dean hangat.

" Kita masuk ! " Ajak Daanish saat itu, merasa risih bila harus bersama dengan orang yang begitu mirip dengan dirinya di tempat umum. Sekarang saja, orang-orang yang berlalu lalang di sekitar, tengah menatap intens ke arah mereka, seperti tontonan saja.

" Daleel katanya juga ada di kota ini, dia mau ke sini juga. " Jelas Dean saat itu. Sebenarnya dia juga merasa risih, namun dia berusaha menerima kenyataan dengan kemiripan sempurna yang mereka miliki itu.

Daanish tampak memijit pelipisnya saat itu.

" Dia belum pulang juga ? " Tanya Daanish ketus. Sembari berjalan. Dean mengekor di belakang.

" Jadi, kalian udah ketemu ? " Tanya Dean tidak menyangka.

" Udah lama. " Jawab Daanish dingin.

" Oh, dia yang ngajak kumpul tadi. Makanya aku ke sini. " Jelas Dean menyadari ketidaksukaan saudara kembarnya itu.

Diantara mereka bertiga, memang Daanish yang terlihat tidak suka dengan kemiripan mereka itu. Sehingga dulu, dia yang memutuskan pertama kali untuk berkuliah di tempat yang berbeda. Dan akhirnya ternyata diikuti juga oleh kedua saudara kembarnya.

Sedang Daleel, dia terlihat enjoy saja. Kadang dia malah memanfaatkan kemiripan mereka itu, dengan bisa berakting, berpura-pura menjadi Dean ataupun Daanish disaat dia membutuhkannya.

Sedangkan Dean, jelas dia begitu lapang dada dengan kenyataan kemiripan yang mereka miliki itu, toh ketampanan mereka begitu luar biasa. Patut disyukuri olehnya, menurutnya.

🍬 Bersambung ... 🍬

Terpopuler

Comments

Widi Nuhgraeni

Widi Nuhgraeni

berarti Nara awalnya Suka sama Dean

2021-02-06

0

DeputiG_Rahma

DeputiG_Rahma

hay hay... like dukungan ku hadir... terus semngat ya up up nya
klw ada waktu boleh mampir kok ke lapak DEBU ORBIT😁😁😁😁

2020-12-19

0

Ftl03

Ftl03

semangat thor jangan lupa mampir ceritaku

2020-12-16

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Ciuman Pertama
2 Bab 2 Sorot Mata
3 Bab 3 Kejadian Tidak Terduga
4 Bab 4 Berangkat Bersama
5 Bab 5 Hilang Dompet
6 Bab 6 Pulang Bersama
7 Bab 7 Menemui Andara
8 Bab 8 Kondisikan Hati
9 Bab 9 Suara Itu
10 Bab 10 Bubur Ayam
11 Bab 11 Hujan-hujanan
12 Bab 12 Sundel Bolong, Pocong, Vampire
13 Bab 13 Melebihi Batas
14 Bab 14 Gadis Yang Sama
15 Bab 15 Daleel dan Arsy
16 Bab 16 Nakal
17 Bab 17 Terjebak Hujan
18 Bab 18 Pergi
19 Bab 19 Kemana Dia
20 Bab 20 Aku Milikmu
21 Bab 21 Tak Lagi Sama
22 Bab 22 Cinta
23 Bab 23 Keluarga
24 Bab 24 Odorigui
25 Bab 25 TentangMu yang Kucinta
26 Bab 26 Permen
27 Bab 27 Galau
28 Bab 28 Sebut Namaku
29 Bab 29 Menikmati Malam
30 Bab 30 Layu Sebelum Berkembang
31 Bab 31 Memilih Mundur
32 Bab 32 Dueeerrrr !!
33 Bab 33 Marah dan Emosi
34 Bab 34 Dueeeerrrrr (2)
35 Bab 35 Terluka
36 Bab 36 Melepasmu
37 Bab 37 Melepasmu (2)
38 Bab 38 Perempuan Itu
39 Bab 39 Bertemu Mike
40 Bab 40 Menyambut Pernikahan
41 Bab 41 Pesta
42 Bab 42 Malam Ini Saja
43 Bab 42 Kebohongan Gila
44 Bab 43 Menikah ??
45 Bab 44 Belenggu Cinta
46 Bab 45 Belenggu Cinta 2
47 Bab 47 Bersandiwara
48 Bab 48 Old Romance
49 Bab 49 Berjuanglah Untukku !!
50 Bab 50 Jdaaaaarrrrrrrr !!!
51 Bab 51 Dibalik Sebuah Senyuman
52 Bab 52 (End Season 1) Kemarahan
53 Bab 53 (Season 2 ) Karma
54 Bab 54 Tangan Sang Ayah
55 Bab 55 Tentang Dia
56 Bab 56 Kolam Renang
57 Bab 57 Terpaksa Bertemu
58 Bab 58 Makan Malam
59 Bab 59 Bikini
60 Bab 60 Permintaan Gila
61 Bab 61 Kencan
62 Bab 62 Bertemu Sahabat Lama
63 Bab 63 Nikah Kuyy!! Nikah, Yukk?
64 Bab 64 Menghindarimu
65 Bab 65 Demi Andara
66 Bab 66 Mencintaimu
67 Bab 67 Merindukanmu
68 Bab 68 Terpaksa Ditunda
69 Bab 69 - Rasa Cemburu
70 Bab 70 - Hal Penting "Hukuman"
71 Bab 71- Pertengkaran
72 Bab 72 - Papi?
73 Bab 73 - Liburan
74 Bab 74 - Secret! Secret!
75 Bab 75 - Pertengkaran (2)
76 Bab 76 - Pergi
77 Bab 77 - Menyesal
78 Bab 78 - Berusaha
79 Bab 79 - Ternyata
80 Bab 80 - Berbicara
81 Bab 81 - Bertemu Mike
82 Bab 82 - Hamil
83 Bab 83 - Ngidam
84 Bab 84 - Cuti
85 Bab 85-Cemburu
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Bab 1 Ciuman Pertama
2
Bab 2 Sorot Mata
3
Bab 3 Kejadian Tidak Terduga
4
Bab 4 Berangkat Bersama
5
Bab 5 Hilang Dompet
6
Bab 6 Pulang Bersama
7
Bab 7 Menemui Andara
8
Bab 8 Kondisikan Hati
9
Bab 9 Suara Itu
10
Bab 10 Bubur Ayam
11
Bab 11 Hujan-hujanan
12
Bab 12 Sundel Bolong, Pocong, Vampire
13
Bab 13 Melebihi Batas
14
Bab 14 Gadis Yang Sama
15
Bab 15 Daleel dan Arsy
16
Bab 16 Nakal
17
Bab 17 Terjebak Hujan
18
Bab 18 Pergi
19
Bab 19 Kemana Dia
20
Bab 20 Aku Milikmu
21
Bab 21 Tak Lagi Sama
22
Bab 22 Cinta
23
Bab 23 Keluarga
24
Bab 24 Odorigui
25
Bab 25 TentangMu yang Kucinta
26
Bab 26 Permen
27
Bab 27 Galau
28
Bab 28 Sebut Namaku
29
Bab 29 Menikmati Malam
30
Bab 30 Layu Sebelum Berkembang
31
Bab 31 Memilih Mundur
32
Bab 32 Dueeerrrr !!
33
Bab 33 Marah dan Emosi
34
Bab 34 Dueeeerrrrr (2)
35
Bab 35 Terluka
36
Bab 36 Melepasmu
37
Bab 37 Melepasmu (2)
38
Bab 38 Perempuan Itu
39
Bab 39 Bertemu Mike
40
Bab 40 Menyambut Pernikahan
41
Bab 41 Pesta
42
Bab 42 Malam Ini Saja
43
Bab 42 Kebohongan Gila
44
Bab 43 Menikah ??
45
Bab 44 Belenggu Cinta
46
Bab 45 Belenggu Cinta 2
47
Bab 47 Bersandiwara
48
Bab 48 Old Romance
49
Bab 49 Berjuanglah Untukku !!
50
Bab 50 Jdaaaaarrrrrrrr !!!
51
Bab 51 Dibalik Sebuah Senyuman
52
Bab 52 (End Season 1) Kemarahan
53
Bab 53 (Season 2 ) Karma
54
Bab 54 Tangan Sang Ayah
55
Bab 55 Tentang Dia
56
Bab 56 Kolam Renang
57
Bab 57 Terpaksa Bertemu
58
Bab 58 Makan Malam
59
Bab 59 Bikini
60
Bab 60 Permintaan Gila
61
Bab 61 Kencan
62
Bab 62 Bertemu Sahabat Lama
63
Bab 63 Nikah Kuyy!! Nikah, Yukk?
64
Bab 64 Menghindarimu
65
Bab 65 Demi Andara
66
Bab 66 Mencintaimu
67
Bab 67 Merindukanmu
68
Bab 68 Terpaksa Ditunda
69
Bab 69 - Rasa Cemburu
70
Bab 70 - Hal Penting "Hukuman"
71
Bab 71- Pertengkaran
72
Bab 72 - Papi?
73
Bab 73 - Liburan
74
Bab 74 - Secret! Secret!
75
Bab 75 - Pertengkaran (2)
76
Bab 76 - Pergi
77
Bab 77 - Menyesal
78
Bab 78 - Berusaha
79
Bab 79 - Ternyata
80
Bab 80 - Berbicara
81
Bab 81 - Bertemu Mike
82
Bab 82 - Hamil
83
Bab 83 - Ngidam
84
Bab 84 - Cuti
85
Bab 85-Cemburu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!