Tidak seperti biasanya, hari ini Nara berencana naik bis untuk sampai ke sekolahnya. Padahal mobil dan motor sudah disiapkan oleh sang papa di garasi mobil rumah neneknya. Selain alasan sang nenek yang ternyata hari ini tidak bisa mengantarnya, mungkin rasa malas untuk mengemudikan kendaraan sendiri juga sedang mendera.
Menunggu bis yang tak kunjung datang. Cukup sabar Nara menunggu di halte bis yang cukup sepi itu. Sembari menunduk, menghitung batu yang berada dekat di sepatu.
" Andara ! " Suara seorang lelaki menyentak lamunan Nara saat itu. Dia menghentikan motor sportnya tepat di hadapan Nara.
Mata Nara membulat sempurna. " Kamu ! " Gumamnya lirih.
" Mau di anter ? " Tanya lelaki itu yang ternyata adalah Daanish, si jutek angkuh. Mengingat Nara yang pernah menolongnya, membuat dia menurunkan egonya.
" Emh ! " Berfikir sejenak. " Emang gak ngerepotin ? " Entah sejak kapan mereka jadi akrab, Nara pun tak ingat.
" Yaelah, Nggaklah ! Cepat naik ! " Katanya sembari memberi kode dengan dagunya untuk duduk di belakangnya. Memberikan satu helm cadangan untuk dipakai Nara selama di perjalanan.
Bagi Daanish, sempat terbersit walaupun sedikit, gadis yang bernama Andara ini mengapa wajahnya begitu populer di ingatannya. Sedikit mengingatkannya dengan seseorang di masa kecil dulu. Yang sampai sekarang sudah tidak pernah dia temui lagi.
Namun, dengan yakin Daanish menepis fikiran itu. Namanyapun sudah jelas berbeda, bukankah gadis yang dulu itu bernama Nara. Sepupunya yang sangat jarang bertemu sedari dulu, yang ciuman pertamanya telah dicuri olehnya.
Mereka si kembar tiga memang tidak mengetahui perihal Nara yang kini tinggal bersama nenek dari mamanya, di negara ini. Berbeda dengan negara yang ditinggali oleh orang tua Nara. Saking jarangnya mereka berkomunikasi.
Sedang Nara, melihat wajah dan nama Daanish bukan tak mengingatkannya kepada seseorang, bahkan tiga orang sekaligus. Namun, dia tepis, mengingat orang yang dia ingat adalah si cucu kesayangan grandma yang kaya raya. Tidak mungkin hidup terlunta seorang diri di kota yang Nara tinggali kini, berbeda negara pula dengan grandma nya mereka itu.
Dan juga bukankah mereka kembar tiga, yang slalu bersama kemanapun mereka pergi. Tidak mungkin lelaki itu sepupunya, yang salah satunya pernah mencuri ciuman pertamanya.
Walau canggung, akhirnya Nara naik ke motor itu. Lagipula, waktu sudah semakin siang, dia tidak ingin terlambat datang. Bisa-bisa dia tidak diijinkan masuk ke dalam, dan harus kembali pulang.
" Pegangan ! " Peringat Daanish saat itu, mulai menyalakan mesin motornya.
" Nggak usah ! " Tolak Nara ketus.
" Yakin ?!! " Seringai Daanish saat itu. Mulai melajukan motornya.
" Yakinlah ! Kenapa tid-- " Ucapan Nara terhenti, bersamaan dengan motor yang tiba-tiba berhenti.
Sreeeeettttt,
Daanish tiba-tiba menghentikan motornya, karena mobil di depannya berhenti tanpa memberi aba-aba.
Sedangkan Nara, kini tanpa disadarinya, tengah memeluk pinggang Daanish dengan begitu eratnya. Saking kagetnya, dengan motor Daanish yang berhenti begitu saja, membuat dirinya yang awalnya duduk merenggang, kini merapat ke depan.
Daanish terdiam, berusaha menormalkan jantung yang mendadak berdegub kencang. Melihat tangan seorang gadis yang kini melingkar erat di perutnya. Dan merasakan seseorang tengah bersandar rapat di punggungnya, membuat perasaannya terasa begitu berbeda. Tak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Apalagi bagi Daanish yang memang jarang dan belum pernah berhubungan dekat dengan seorang wanita.
Menatap lengan di perutnya kini, Daanish berdehem pelan. Ehem !
" Eh, sorry !! " Nara tersadar, cepat menarik tangannya yang melingkar.
Hingga sampai ke sekolah Nara, mereka hanya terdiam saja saat itu. Nara yang pipinya merona, sedang Daanish yang jantungnya berdebar-debar tak seperti biasanya.
" Makasih, Kak. " Menunduk, tangannya terulur memberikan helm pada pemilik aslinya.
" Sama-sama. " Jawab Daanish dengan tatapan yang menghindar.
•
•
Dean dan beberapa teman kuliahnya, masuk ke ruangan aula yang disesaki para siswa siswi SMA.
Dia sedang melakukan tour promo universitas dengan teman-temannya ke setiap sekolah di berbagai kota. Siapa sangka Dean mendapat giliran promo ke kota tempat salah satu saudara kembarnya berada, Daanish. Dan siapa sangka juga, sekolah yang dia tuju sekarang ini adalah sekolah Nara.
Dean dan teman-temannya mulai bercuap-cuap mempromosikan universitas mereka. Segala kelebihan dan lain sebagainya.
Dean yang begitu ramah, sopan dan lembut namun tetap berwibawa disambut antusias oleh para siswa terutama siswi sekolah itu.
Wajahnya yang tampan membuat dirinya menjadi pusat perhatian. Tak terkecuali Nara, yang sedari tadi melihat, memperhatikan dari kejauhan.
" Oh, pantess dia ngajak berangkat bareng tadi. Ternyata mau ke sini ... " Gumamnya sendiri. Dia datang terlambat, hingga tak mengikuti saat sesi perkenalan tadi.
•
•
" Kak ! " Panggil Nara pada Dean yang dia kira Daanish. Berjalan menghampiri dengan sebotol air mineral di tangannya.
Dean menoleh ke sumber suara. Dia tidak merasa aneh jika tiba-tiba ada orang asing menyapanya. Mengingat dirinya yang melakukan perkenalan secara terbuka tadi.
" Emh ? " Disapa oleh Nara yang berwajah cantik dan juga menarik, jelas Dean suka walaupun tidak dikenalinya.
" Andara ?! " Balas menyapa setelah melihat nama di baju seragam Nara.
Dean yang ramah menyapa Nara dengan begitu lembut, membuat Nara mengernyitkan dahinya. Kok beda ya ?
Mengingat cara bicara Daanish yang sedikit ketus dan dingin, walau akhir-akhir ini terlihat ramah tetap saja tak seramah Dean saat ini.
" Kakak pasti haus, nih ! " Menyodorkan botol air mineral di tangannya.
" Kebetulan sekali. Kok tahu ? " Menyambar botol itu cepat. Sedari tadi bercuap, Dean memang haus sekali. Tepat sekali Nara datang dengan sebotol air disodorkannya, seperti oase di Padang pasir saja.
" Tadi lama banget ngomongnya. Pasti hauslah ! " Tebak Nara sembari tertawa. Sampai sekarangpun Nara masih merasa aneh, kok dia bisa bersikap seperti ini kepada lelaki yang dia kira Daanish. Padahal jelas, sebelumnya mereka slalu bersikap ketus apabila berjumpa.
Nara lalu berlalu pergi meninggalkan Dean yang belum menghabiskan minumannya. Seulas senyum terukir di bibir Dean, menyadari Nara yang begitu cantik, baik dan ramah, sedikit mengusik hatinya.
•
•
" Daanish ! " Panggil Dean pada saudara kembarnya.
Daanish yang baru datang sedikit kaget kala mendapati Dean sudah berdiri di lobi apartemen yang dia tinggali.
" Kapan ke sini ? " Tanya Daanish sembari melangkah menghampiri. Menanyakan kapan Dean datang ke kota ini.
" Tadi malem. " Jawab Dean singkat.
" Nginep ? " Daanish bertanya ngirit. Dia memang begitu pendiam di keluarganya.
" Di hotel lah. " Jawab Dean hangat.
" Kita masuk ! " Ajak Daanish saat itu, merasa risih bila harus bersama dengan orang yang begitu mirip dengan dirinya di tempat umum. Sekarang saja, orang-orang yang berlalu lalang di sekitar, tengah menatap intens ke arah mereka, seperti tontonan saja.
" Daleel katanya juga ada di kota ini, dia mau ke sini juga. " Jelas Dean saat itu. Sebenarnya dia juga merasa risih, namun dia berusaha menerima kenyataan dengan kemiripan sempurna yang mereka miliki itu.
Daanish tampak memijit pelipisnya saat itu.
" Dia belum pulang juga ? " Tanya Daanish ketus. Sembari berjalan. Dean mengekor di belakang.
" Jadi, kalian udah ketemu ? " Tanya Dean tidak menyangka.
" Udah lama. " Jawab Daanish dingin.
" Oh, dia yang ngajak kumpul tadi. Makanya aku ke sini. " Jelas Dean menyadari ketidaksukaan saudara kembarnya itu.
Diantara mereka bertiga, memang Daanish yang terlihat tidak suka dengan kemiripan mereka itu. Sehingga dulu, dia yang memutuskan pertama kali untuk berkuliah di tempat yang berbeda. Dan akhirnya ternyata diikuti juga oleh kedua saudara kembarnya.
Sedang Daleel, dia terlihat enjoy saja. Kadang dia malah memanfaatkan kemiripan mereka itu, dengan bisa berakting, berpura-pura menjadi Dean ataupun Daanish disaat dia membutuhkannya.
Sedangkan Dean, jelas dia begitu lapang dada dengan kenyataan kemiripan yang mereka miliki itu, toh ketampanan mereka begitu luar biasa. Patut disyukuri olehnya, menurutnya.
•
•
🍬 Bersambung ... 🍬
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Widi Nuhgraeni
berarti Nara awalnya Suka sama Dean
2021-02-06
0
DeputiG_Rahma
hay hay... like dukungan ku hadir... terus semngat ya up up nya
klw ada waktu boleh mampir kok ke lapak DEBU ORBIT😁😁😁😁
2020-12-19
0
Ftl03
semangat thor jangan lupa mampir ceritaku
2020-12-16
0