" Andara ! "
Panggil Daleel saat itu, ketika melihat Nara celingak celinguk di depan gerbang sekolahnya. Dia mengangkat tangannya ke udara, dan melambai-lambaikannya. Berharap Nara segera melihatnya.
Nara memang sedang mencari seseorang, yang semalam janjian untuk pulang bareng dengannya. Entah siapa dan bagaimana wajahnya, Nara belumlah tahu.
Yang Nara tahu, orang yang mengajaknya pulang bersama melalui pesan ponsel semalam itu, adalah orang yang telah menemukan dompetnya dan mendapatkan nomor ponselnya dari kartu nama dirinya yang dia simpan di dalam dompetnya itu.
Nara menoleh ke arah sumber suara, menemukan seorang lelaki yang Nara kira adalah Daanish. Nara kemudian berlari menghambur mendekatinya, untuk memastikannya.
Apakah dia orangnya ?
" Kak ? " Sapa Nara pada lelaki yang dia kira Daanish itu dengan tatapan sedikit aneh.
Perasaan sering banget ketemu, kebetulan sekali--gitu.
Daleel yang niatnya hanya main-main, tentu saja tak memperkenalkan diri. Membiarkan gadis yang ada di hadapannya ini dengan fikirannya sendiri, terus mengira dirinya adalah Daanish.
Nara masih tetap celingak celinguk saat itu. Ke berbagai arah. Mencari seseorang yang menemukan dompetnya. Dia masih belum yakin orang itu adalah lelaki yang kini tengah berdiri di hadapannya.
" Nyari siapa ? " Tanya Daleel tiba-tiba, mengikuti arah pandang gadis yang berada di dekatnya.
" Emh, itu ... " Nara menggaruk kepalanya. Nggak gatal juga.
Daleel mengangkat kedua alisnya.
" Seseorang kak. " Nara ragu untuk menceritakan masalah dompetnya yang hilang itu, dan mengenai seseorang yang meminta pulang bareng dengannya. Dia fikir, mereka belum sedekat itu juga.
" Ini .. ! " Daleel menggantung sebuah dompet ke udara, tepat di depan wajah Nara.
" Itu ! Jadi, itu kakak ? " Nara refleks tersenyum bahagia. Bibir mungilnya mengembang, merekah, kembali memperlihatkan deretan gigi rapinya di depan Daleel.
" Ya. Ini punya kamu kan ? " Tanya Daleel memastikan.
Sebenarnya sudah tahu pasti juga, mengingat semalam dia sudah membongkar dan melihat semua isi dompet Nara. Daleel berfikir, Nara memang bukan cewek kaleng-kaleng biasa, setelah melihat warna kartu ATM dan kredit di dompetnya, kalau tidak Black, ya Gold.
Nara mendadak mengingat sesuatu.
" Oh, jadi pas jatoh di mall itu ya, dompet aku jatuh. " Tebak Nara, Daleel mengangguk mengiyakan.
Nara lalu mengambil dompet miliknya itu, kala Daleel menyodorkannya.
" Yap ! Pinterr ... " Timpal Daleel mengusap
rambut Nara, sedikit mengacak-acaknya, gemas.
" Ish .. ! " Nara menjauhkan kepalanya dari Daleel, merasa risih. Mereka tidak seakrab itu, untuk bercanda layaknya sepasang kekasih atau adik kakak.
" Tadinya mau aku kasih langsung saat itu, cuman kamunya udah jauh. " Bohong Daleel, modus.
" Coba periksa, kali aja ada yang hilang ! " Daleel mengingatkan, menatap Nara dalam.
" Kalo ada yang hilang, emang gimana ? " Nara bingung dengan kemungkinan itu.
" Laporin polisi mungkin. " Canda Daleel.
" Ish, masa sih. Gak mungkin lah ! " Mereka lalu tergelak bersama.
" Jadi, gimana ? Jadi pulang barengnya ? " Tanya Nara memastikan.
Kring ... kring ... , tiba-tiba ponsel Daleel berbunyi, sebelum Daleel sempat memberi jawaban atas pertanyaan Nara tadi.
" Bentar aku nerima telfon dulu. Sekalian ngambil kendaraan di parkiran. " Ucap Daleel tergesa menjauh dari Nara, kayaknya dia mendapat telfon dari salah satu teman kencannya. Nama Arsy terpampang di layar ponselnya tadi.
" Ok ! "
Jawab Nara lirih, menatap Daleel yang berlalu pergi meninggalkan Nara di depan sekolahnya. Berjalan ke area tempat mobilnya diparkir.
•
•
Nara menunggu Daleel di depan sekolahnya, cukup lama juga.
Yang mau ngambil kendaraan, lama banget ya ...,
Sepertinya Daleel keasyikan bertelfon ria saat itu.
Setelah beberapa lama, seorang lelaki dengan kendaraan motor sport miliknya, berhenti tepat di depan Nara.
" Andara ! " Panggil lelaki itu. Kala melihat Nara terbengong sendiri tanpa ada yang menemani. Dia adalah Daanish yang asli, kebetulan sekali.
" Kak ! " Nara mengerjap kaget, tersadar dari lamunannya.
Nara bergegas menghampiri Daanish, yang dia kira adalah orang yang sama dengan lelaki tadi yang mengembalikan dompetnya. Karena saat ini Daanish memakai jaket motornya, Nara tidak merasa curiga, mengingat tadi Daleel memakai kaos t-shirt saja.
" Dari mana aja sih ? " Tanya Nara, mengingat tadi Daanish lama sekali pergi. Padahal dia bilang hanya mau mengambil kendaraannya saja.
Daanish asli yang memang lama tak jumpa dengan Nara, cuman menjawab, " Lagi sibuk " , dengan sikap cuek dan dinginnya. Dia memang sangat tidak suka basa basi. Sedikit merasa aneh di dalam hati, kenapa Nara bertanya seperti itu, memang ada hubungan apa diantara mereka berdua, pake acara menginterogasi segala.
" Oh ... !! "
Nara sedikit kesal saat itu. Sudah lama disuruh menunggu, tak minta maaf pula. Sekalinya ditanya, dingin-dingin aja. Minuman dingin seger, lah ini bikin kesel. Umpat Nara dalam hati.
" Mau pulang ? " Tanya Daanish. Sekalian menawarkan, barangkali butuh tumpangan.
Daanish memang tidak terlalu suka berinteraksi dengan orang yang tidak terlalu dikenalnya. Namun, mengingat Nara yang pernah menolongnya saat jatuh dari motor beberapa hari lalu, Daanish merasa berhutang budi pada gadis yang menurutnya imut itu.
Nara mengangguk, memutar bola mata kesal.
Emang udah janjian kan dari samalem, ish !!
" Nih ! "
Daanish memberikan sebuah helm pada Nara. Nara bergegas memakainya. Entah mengapa, memasang belt helm itu mendadak begitu sulit. Padahal, Nara bukan tidak pernah memakai helm, saat mengendarai motornya sendiri.
" Sini aku bantu. " Tawar Daanish sembari mendekatkan wajahnya.
Deg !, mendadak berdetak cepat jantung mereka. Terutama Daanish, dia begitu salah tingkah. Mengingat dia yang jarang dekat, bahkan tidak pernah dekat dengan perempuan manapun. Sedang Nara, wajahnya sedikit memerah saat itu. Dengan cepat, mereka menetralisir perasaan mereka.
Untuk ketiga kalinya, mereka berboncengan bersama. Karena sudah cukup sering juga mereka bertemu, khususnya bagi Nara yang pertemuan dengan Dean dan Daleel dia kira pertemuan dengan Daanish, membuat dirinya merasa tidak canggung lagi.
Hingga saat ini, Nara pun sedikit berani melingkarkan lengannya di pinggang Daanish tanpa lelaki itu pinta. Ya, sekedar berpegangan saja, demi keselamatan dirinya sendiri. Mengingat Daanish yang slalu ngebut saat menjalankan motornya. Nara ingat saat Daanish mengantar Nara ke sekolahnya terakhir kali, saat itu ngebut sekali, membuat Nara cukup ketar ketir saat itu, takut mati-- belum kawin kali.
" Kok ke sini ? " Tanya Nara pada Daanish yang menghentikan motornya tiba-tiba. Di depan sebuah kafe.
" Makan dulu, perut butuh di isi ! " Ajak Daanish sembari turun dari motornya. Sebelumnya dia memberi tanda pada Nara, untuk lebih dulu turun dengan segera.
" Ditraktir nih, maksudnya .. " Canda Nara tersenyum manis. Daanish yang melihatnya terpukau kala menatapnya. Hari ini, untuk ke sekian kalinya, jantungnya berdetak kencang seketika, tak seirama, tak seperti biasanya. Apalagi setelah mengingat pelukan erat Nara tadi, saat dibonceng olehnya.
" Ya, udah. Sekalian tanda terima kasih. " Jawab Daanish dingin seperti biasanya.
" Hmm ? " Nara mengangkat kedua alisnya.
" Kamu udah nyelamatin aku saat itu. Kalo diingat-ingat, aku belum ngucapin terimakasih. " Jawab Daanish sedikit panjang lebar. Nara pun sedikit terperangah.
Setelah beberapa kali bertemu, baru ngucapin terimakasih. Mengingat dirinya yang sering bertemu dengan lelaki yang berwajah serupa dengan Daanish, tentu saja Nara sedikit aneh.
" Biasa aja kali, aku juga belum nguc--- " Ucapan Nara terputus. Padahal dia mau mengucapkaan terimakasih karena Daanish sudah mengembalikan dompetnya. Daanish terlanjur memotong ucapannya.
" Yuk, masuk ! " Ajak Daanish sembari berjalan meninggalkan Nara.
Untuk ke sekian kalinya, Nara mengernyitkan dahinya. Kalau diingat-ingat, sikap Daanish setiap bertemu dengannya, kenapa sering berbeda, berubah-ubah. Seperti orang yang memiliki kepribadian ganda. Kadang baik, kadang hangat, kadang cuek, kadang dingin, kadang usil dan lain sebagainya. Entahlah, Nara malas untuk memikirkannya.
•
•
🍬 Bersambung ... 🍬
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
~Nessa
Hadirrr...Selalllu..
Ayo Author selalu datang ke KaryaKu ya!
Sudhhh..Ku Fav,Fav karyaku juga ya!
MAKASIH BANYAK...
2020-11-19
1
Liska
"Sayang...entar sore jemput kerumah ya, adek mau jalan2 naik motor😘" wkwkwk...
Edisi jealous sama Nara yang diboncengin Dannish 😅😅😅
2020-11-19
1
Aldekha Depe
ahhhh keinget jaman dulu kala jadinya😁😁
2020-11-19
1