Bab 5 Hilang Dompet

Nara berjalan-jalan dengan sahabat terdekatnya. Dellia namanya. Cantik, menarik, centil juga baik hati. Sebelas dua belas dengan Nara. Hanya saja, Nara tidak centil seperti Dellia.

Berjalan menyusuri mall besar di pusat kota. Nara pergi sudah mengantongi ijin dari neneknya.

" Mau beli apa, Dell ? " Tanya Nara. Dia terus mengekori Dellia yang sedari tadi tak berhenti melihat-lihat baju di mall itu.

" Aku mau-- .... ini dia !! " Pekik Dellia tiba-tiba kala menemukan baju yang sedari tadi dicarinya. Dia lalu bergegas pergi ke kamar ganti untuk mencobanya. Meninggalkan Nara sendiri, berdiri bengong menatap Dellia yang pergi begitu saja.

" Aku nyoba ini dulu. " Tiba-tiba Dellia kembali lagi, menepuk lengan atas Nara. Saking senangnya tadi, dia melupakan bahwa dirinya tidak sendiri.

" Ish !! " Nara memutar bola matanya. Merasa aneh melihat tingkah sahabatnya itu.

Nara lalu berkeliling di sekitar, melihat-lihat baju yang sesuai dengan seleranya. Sembari menunggu Dellia.

Bruukk !!

Tiba-tiba, Nara menabrak seseorang. Lebih tepatnya seseorang menabrak Nara, hingga Nara tersungkur ke atas lantai.

" Kamu gak apa-apa ? " Tanya seseorang yang ternyata seorang lelaki. Wajahnya cukup familiar di mata Nara. Membantu Nara bangun dan berdiri kembali.

" Daanish ... " Gumam Nara lirih. Terdengar jelas oleh lelaki itu, yang berwajah serupa dengan Daanish, Daleel orangnya.

" Kak ! " Sapa Nara kepada lelaki yang dia kira Daanish itu.

Sejak adegan pelukan di motor beberapa hari lalu. Dan sejak pertemuan di sekolah di hari yang sama, Nara mendadak merasa canggung pada lelaki itu. Seperti hari ini, saat ini.

" Lagi apa ? " Tanya Daleel basa basi. Sembari mengingat-ingat gadis ini, merasa pernah bertemu sebelumnya. Menggaruk pelipisnya yang sebenarnya tidak terasa gatal.

" Cuci mata, Kak. Eh, jalan-jalan maksudnya. " Nara menatap Daleel malu, sembari nyeungir kuda. Memperlihatkan deretan giginya yang berjajar cantik dan rapi.

Daleel sang pencinta wanita, sedikit tergoda membayangkan lidahnya bermain menelusuri deretan gigi putih itu. Daleel akui, gadis di hadapannya ini begitu cantik dan menarik.

Selang beberapa lama, Daleel ingat, gadis ini adalah gadis yang dia tabrak saat di toilet kafe tempat dia bertemu dengan Daanish beberapa hari lalu.

" Kamu-- sendirian ? " Daleel sadar, gadis ini kenal dengan saudaranya Daanish, apalagi setelah mendengar gumamannya tadi. Untuk memastikannya lagi, dia terus mengajak Nara untuk mengobrol dengannya.

" Sama temen, kak. " Jawab Nara singkat.

" Kakak, lagi apa ? " Sekedar basa basi juga Nara bertanya. Salah tingkah dan bingung harus bersikap bagaimana dan berbicara apa.

" Emh. Lagi lihat-lihat aja sih. " Jawab Daleel bingung, dia berbohong. Sebenarnya tadi, dia mengantar salah satu teman kencannya. Hanya saja sedikit bosan karena teman kencannya itu terlalu lama berbelanja, jadi dia memutuskan untuk pulang sendiri saja. Bahkan tanpa sepengetahuan teman kencannya itu.

" Kamu sendiri, lagi apa ? " Tanya Daleel.

" Nganter temen, Kak. " Jawab Nara singkat. Bergegas meninggalkan Daleel kala melihat temannya keluar dari ruangan ganti setelah sebelumnya melambaikan tangan memberi tanda. " Oh, iya. Aku duluan, Kak ! " Pamit Nara tiba-tiba.

Daleel yang sudah merasa tertarik pada Nara, hanya menatap Nara yang mulai menjauh darinya. Diam-diam dia tersenyum, kala sudut matanya melihat sebuah dompet di lantai. Daleel tahu pasti itu adalah milik Nara yang terjatuh saat tersungkur tadi.

Melihat sikap Nara padanya tadi, Daleel dapat menyimpulkan bahwa tidak ada hubungan spesial diantara gadis itu dan saudara kembarnya Daanish. Ia fikir, tidak ada salahnya mendekati gadis itu. Melihat kecantikan Nara, Daleel memang cukup tertarik.

💟

" Lama bener, yaelah ! Lo yang minta kumpul, lo juga yang telat. " Protes Dean pada Daleel yang baru saja datang saat itu.

Padahal hari sudah hampir malam. Sudah sedari siang mereka berdua menunggu. Dean saja sih, Daanish terlihat biasa-biasa saja sedari tadi. Dean bahkan melempar Daleel dengan bola basket yang ada di apartemen Daanish, saking kesalnya. Untung Daleel bergerak cepat, dengan sigap dia menangkap bola itu, dan melemparnya ke arah ring basket.

' Shoot '.

" Biasa, nemuin dulu cewek cantik ! " Jawab Daleel menyeringai ke arah Daanish yang kini tengah menatapnya dengan cukup tajam.

" Masih aja Lo, suka maen-maen. Bukannya Lo udah punya Arsy. " Sungut Dean. Mendengar tingkah play boy saudaranya itu.

" Yang ini beda, Men. Bener-bener cantik ! " Puji Daleel. " Pantesan Lo milih kuliah di sini, jangan-jangan Lo udah punya inceran. " Ucapnya pada Daanish. Dia memasukkan sebatang rokok pada mulutnya untuk dia hisap.

Bukk

Satu buah bantal sofa melayang menimpuk wajah Daleel, Daanish pelakunya.

" No Smoking, woyy !! Baca tuh !! " Sembari menunjukkan jari telunjuknya pada poster kecil yang ditempel di dinding.

Daleel mendumel, " Ah, gak asyik, Lo ! "

" Ketahuan Mommy tau rasa, Lo. " Sungut Dean kali ini.

" Halah ! Anak mami ... " Daleel tertawa, diikuti mereka berdua. Walaupun pertemuan mereka sering diselingi perdebatan, untunglah mereka masih menyadari bahwa mereka adalah saudara. Ada ikatan kuat diantara mereka.

Merekapun melanjutkan mengobrol, mengisi malam itu dengan makan malam bersama. Walaupun Daanish lebih banyak diam saat itu, tidak menikmati kebersamaan itu, apalagi setelah kedatangan Daleel. Daanish memang tidak terlalu suka dengan Daleel yang playboy dan kadang menyalahgunakan kemiripan mereka.

" Tapi beneran, cewek di kota ini memang cantik-cantik. " Puji Daleel sembari membayangkan wajah Nara. Padahal dia tengah makan saat itu.

Siapa sangka, dua lelaki lainnya yang berada di ruangan itu dan memiliki wajah serupa dengan orang yang sedang berbicara, tengah melakukan hal yang sama. Membayangkan wajah seseorang dalam benak mereka, yang ternyata adalah gadis yang sama, dengan menggumamkan lirih namanya, " Andara ... "

💟

" Dompet aku hilang, Dell ! " Pekik Nara terlihat panik saat itu. Setelah merogoh ke dalam tasnya, dompetnya ternyata raib entah ke mana. Padahal dia sudah berdiri di depan kasir, hendak membayar belanjaannya saat itu.

" Beneran ?! " Panik Dellia juga. Dia tahu pasti dompet Nara isinya apa saja. Bukan sekedar recehan, kaleng-kaleng belaka. Nara memang slalu terlihat sederhana, namun Della jelas tahu sekaya apa orang tua dan nenek Nara.

Nara lalu menarik temannya itu, sedikit menjauh dari meja kasir. " Gimana dong ? " Rajuknya manja, membayangkan ribetnya nanti membuat ulang beberapa kartu identitas dan yang lainnya.

" Pakai uang aku aja dulu ! " Tawar Dellia.

" Bukan itu ! Kartu identitas sama ATM ku di sana semua. " Keluh Nara.

" Ya, aku tahu. Tapi, itu belanjaan mau dibayar nggak ? Udah dihitung lho ! " Dellia mengingatkan.

Nara melengos melihat barang belanjaannya itu." Ya, sudah. Mau bagaimana lagi. " Keputusan Nara saat itu. Sekali lagi mengecek ke dalam tasnya, barangkali dompet itu ada di sana, terselip. Nyatanya nihil, pencariannya sia-sia.

Dellia pun bergegas berjalan menghampiri kasir dan melakukan pembayaran atas barang belanjaan dirinya dan Nara.

" Nih !! " Beberapa jinjing paper bag milik Nara, Dellia berikan. Sedangkan dia sendiri menjinjing barang belanjaannya yang cukup banyak itu.

" Sekarang ke mana ? " Tanya Dellia.

" Pulanglah, Dell. " Jawab Nara terlihat kesal. Fikirannya menerawang, mengingat-ingat kembali kemana dompetnya pergi.

🍬 Bersambung ... 🍬

Terpopuler

Comments

Lia Eka Pratama

Lia Eka Pratama

nyimak

2020-12-17

2

❤️YennyAzzahra🍒

❤️YennyAzzahra🍒

Hadirrr lgii

2020-11-19

1

Liska

Liska

Makin seru nih...Nara menang banyak dapat cogan tiga sekaligus...😍😍😍

2020-11-18

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Ciuman Pertama
2 Bab 2 Sorot Mata
3 Bab 3 Kejadian Tidak Terduga
4 Bab 4 Berangkat Bersama
5 Bab 5 Hilang Dompet
6 Bab 6 Pulang Bersama
7 Bab 7 Menemui Andara
8 Bab 8 Kondisikan Hati
9 Bab 9 Suara Itu
10 Bab 10 Bubur Ayam
11 Bab 11 Hujan-hujanan
12 Bab 12 Sundel Bolong, Pocong, Vampire
13 Bab 13 Melebihi Batas
14 Bab 14 Gadis Yang Sama
15 Bab 15 Daleel dan Arsy
16 Bab 16 Nakal
17 Bab 17 Terjebak Hujan
18 Bab 18 Pergi
19 Bab 19 Kemana Dia
20 Bab 20 Aku Milikmu
21 Bab 21 Tak Lagi Sama
22 Bab 22 Cinta
23 Bab 23 Keluarga
24 Bab 24 Odorigui
25 Bab 25 TentangMu yang Kucinta
26 Bab 26 Permen
27 Bab 27 Galau
28 Bab 28 Sebut Namaku
29 Bab 29 Menikmati Malam
30 Bab 30 Layu Sebelum Berkembang
31 Bab 31 Memilih Mundur
32 Bab 32 Dueeerrrr !!
33 Bab 33 Marah dan Emosi
34 Bab 34 Dueeeerrrrr (2)
35 Bab 35 Terluka
36 Bab 36 Melepasmu
37 Bab 37 Melepasmu (2)
38 Bab 38 Perempuan Itu
39 Bab 39 Bertemu Mike
40 Bab 40 Menyambut Pernikahan
41 Bab 41 Pesta
42 Bab 42 Malam Ini Saja
43 Bab 42 Kebohongan Gila
44 Bab 43 Menikah ??
45 Bab 44 Belenggu Cinta
46 Bab 45 Belenggu Cinta 2
47 Bab 47 Bersandiwara
48 Bab 48 Old Romance
49 Bab 49 Berjuanglah Untukku !!
50 Bab 50 Jdaaaaarrrrrrrr !!!
51 Bab 51 Dibalik Sebuah Senyuman
52 Bab 52 (End Season 1) Kemarahan
53 Bab 53 (Season 2 ) Karma
54 Bab 54 Tangan Sang Ayah
55 Bab 55 Tentang Dia
56 Bab 56 Kolam Renang
57 Bab 57 Terpaksa Bertemu
58 Bab 58 Makan Malam
59 Bab 59 Bikini
60 Bab 60 Permintaan Gila
61 Bab 61 Kencan
62 Bab 62 Bertemu Sahabat Lama
63 Bab 63 Nikah Kuyy!! Nikah, Yukk?
64 Bab 64 Menghindarimu
65 Bab 65 Demi Andara
66 Bab 66 Mencintaimu
67 Bab 67 Merindukanmu
68 Bab 68 Terpaksa Ditunda
69 Bab 69 - Rasa Cemburu
70 Bab 70 - Hal Penting "Hukuman"
71 Bab 71- Pertengkaran
72 Bab 72 - Papi?
73 Bab 73 - Liburan
74 Bab 74 - Secret! Secret!
75 Bab 75 - Pertengkaran (2)
76 Bab 76 - Pergi
77 Bab 77 - Menyesal
78 Bab 78 - Berusaha
79 Bab 79 - Ternyata
80 Bab 80 - Berbicara
81 Bab 81 - Bertemu Mike
82 Bab 82 - Hamil
83 Bab 83 - Ngidam
84 Bab 84 - Cuti
85 Bab 85-Cemburu
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Bab 1 Ciuman Pertama
2
Bab 2 Sorot Mata
3
Bab 3 Kejadian Tidak Terduga
4
Bab 4 Berangkat Bersama
5
Bab 5 Hilang Dompet
6
Bab 6 Pulang Bersama
7
Bab 7 Menemui Andara
8
Bab 8 Kondisikan Hati
9
Bab 9 Suara Itu
10
Bab 10 Bubur Ayam
11
Bab 11 Hujan-hujanan
12
Bab 12 Sundel Bolong, Pocong, Vampire
13
Bab 13 Melebihi Batas
14
Bab 14 Gadis Yang Sama
15
Bab 15 Daleel dan Arsy
16
Bab 16 Nakal
17
Bab 17 Terjebak Hujan
18
Bab 18 Pergi
19
Bab 19 Kemana Dia
20
Bab 20 Aku Milikmu
21
Bab 21 Tak Lagi Sama
22
Bab 22 Cinta
23
Bab 23 Keluarga
24
Bab 24 Odorigui
25
Bab 25 TentangMu yang Kucinta
26
Bab 26 Permen
27
Bab 27 Galau
28
Bab 28 Sebut Namaku
29
Bab 29 Menikmati Malam
30
Bab 30 Layu Sebelum Berkembang
31
Bab 31 Memilih Mundur
32
Bab 32 Dueeerrrr !!
33
Bab 33 Marah dan Emosi
34
Bab 34 Dueeeerrrrr (2)
35
Bab 35 Terluka
36
Bab 36 Melepasmu
37
Bab 37 Melepasmu (2)
38
Bab 38 Perempuan Itu
39
Bab 39 Bertemu Mike
40
Bab 40 Menyambut Pernikahan
41
Bab 41 Pesta
42
Bab 42 Malam Ini Saja
43
Bab 42 Kebohongan Gila
44
Bab 43 Menikah ??
45
Bab 44 Belenggu Cinta
46
Bab 45 Belenggu Cinta 2
47
Bab 47 Bersandiwara
48
Bab 48 Old Romance
49
Bab 49 Berjuanglah Untukku !!
50
Bab 50 Jdaaaaarrrrrrrr !!!
51
Bab 51 Dibalik Sebuah Senyuman
52
Bab 52 (End Season 1) Kemarahan
53
Bab 53 (Season 2 ) Karma
54
Bab 54 Tangan Sang Ayah
55
Bab 55 Tentang Dia
56
Bab 56 Kolam Renang
57
Bab 57 Terpaksa Bertemu
58
Bab 58 Makan Malam
59
Bab 59 Bikini
60
Bab 60 Permintaan Gila
61
Bab 61 Kencan
62
Bab 62 Bertemu Sahabat Lama
63
Bab 63 Nikah Kuyy!! Nikah, Yukk?
64
Bab 64 Menghindarimu
65
Bab 65 Demi Andara
66
Bab 66 Mencintaimu
67
Bab 67 Merindukanmu
68
Bab 68 Terpaksa Ditunda
69
Bab 69 - Rasa Cemburu
70
Bab 70 - Hal Penting "Hukuman"
71
Bab 71- Pertengkaran
72
Bab 72 - Papi?
73
Bab 73 - Liburan
74
Bab 74 - Secret! Secret!
75
Bab 75 - Pertengkaran (2)
76
Bab 76 - Pergi
77
Bab 77 - Menyesal
78
Bab 78 - Berusaha
79
Bab 79 - Ternyata
80
Bab 80 - Berbicara
81
Bab 81 - Bertemu Mike
82
Bab 82 - Hamil
83
Bab 83 - Ngidam
84
Bab 84 - Cuti
85
Bab 85-Cemburu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!