Episode 16 - full ngerjain ara

"Kalian bolos ikutan kakak kalian hah!"

Dari luar, seperti di rumah sendiri. Dimas melanglang buana,

marah-marah. Ari dan Riri yang mendengar papanya sudah beraksi langsung

merespon. Mereka keluar, berlari menghampiri sang papa.

"Maaf pa, kan cuma sekali pa, Riri bolos." kata riri dengan nada bicaranya yang kecil.

"Ari juga pa, kesiangan. Maaf pa, Ari janji gak akan ulangi lagi." Ari menunduk.

"Telat, papa udah tau. Papa udah marah, kecewa sama kalian berdua, siapa yang nyuruh kalian bolos hah?"

Nada bicara dimas meninggi. Tapi hampir saja senyumnya mengembang.

Baru kali ini dimas serada jadi pemain sinetron. Lala, ari dan Riri juga

tak kalah ingin tertawa.

"Mas, jangan ketawa." Lala menepuk lengan dimas, dimas langsung mencoba menahan tawanya.

"Papa hukum potong uang saku sama kalian harud bantuin bibik hari

ini, full. Sebagai ganti kalian gak sekolah. Cuci piring, cuci baju

kalian sendiri, sampai cuciin baju bibik."

Hah?

Semua melongo, ini diluar rencana ari. Ari hanya minta lari keliling

rumah, cuci mobil, ini jauh lebih banyak. Ari dan Riri saling melirik,

ditambah potong uang jajan.

"Ada yang salah nih?" Ari mencoba menyatakan pendapatnya, protes pada dimas dengan nada lirih. Supaya Ara gak denger.

"DIEM. JANGAN BANTAH PAPA. KERJAKAN HUKUMAN KALIAN!!" dimas makin menggila, terlalu mendalami perannya.

"kasian adek-adek, gara-gara aku gak mau bangunin mereka, gak paksa mereka berangkat." Ara.

Yang di kamar, yang sejak tadi bingung, takut, mau keluar atau tidak,

akhirnya menekatkan hati, membulatkan keputusannya untuk keluar kamar

dan bertanggung jawab atas semuanya. Mereka berdua bolos kan karena ara.

"Cepat!"

Dimas lagi berteriak. Akhirnya ara pun muncul, dia sudah pasrah akan diapakan oleh papanya.

"Pa, ara yang tanggung jawab sama semuanya. Mereka gak berangkat karena ara." Ara menunduk didepan dimas.

"ngaku ya biang keroknya. Kenapa kamu suruh mereka bolos?" dimas.

Lala geleng-geleng, demi rencana yang sudah dibicarakan, ini jauh sudah

keluar dari rencana. Lala gak tau, dimas mungkin marah beneran dan

sekalian melampiaskannya.

"Pipi kenapa? mau jadi jagoan cewek gitu?" bahkan dimas mendekati ara, memaksa ara untuk mendongak menatapnya.

"Mas," lala makin tak tega melihatnya. Lala mendekati mereka dan

mencoba melepaskan tangan dimas yang ada didagu ara, memaksa wajah ara

menatap dimas.

"Kamu berantem lagi? cari gara-gara? sok ya?" dimas.

"mas Dimas, kamu apa-apaan sih, perjanjian kita gak gitu ya. Jangan

kasar sama ara." Lala mencoba melepaskan tangan dimas yang mencengkeram

dagu anaknya sendiri. Teganya dimas.

"Jangan ikut campur, dia anak aku." dimas bahkan berani menepis tangan lala yang mencoba menurunkan tangan dimas.

"anak aku juga mas,"

"bukan, ara tau kan ara anak papa sama siapa?"

Ara mengangguk pelan, dengan air matanya yang tumpah. Setelah sekian

puluh tahun, kenapa dibahas lagi. Ara tau ara anak siapa? tapi ketika

dibahas, tetap saja ara sedih, sakit hati, sesak, dia juga mau jadi anak

mama ari dan riri, anak mama lala, dan dimas dengan entengnya

menyebutkan dan bertanya seperti itu. Ari dan Riri pun jadi gak tega,

papanya sudah keterlaluan.

"Pa, papa jangan ngomong gitu ke kak ara." Riri mendekati dimas untuk membantu membujuk dimas.

"Pa, kak ara tetep anak mama lala pa, kakak kita." Ari juga ikutan.

"Kalian gak usah ikut campur, biar ara papa yang hukum." Dimas tak

menghiraukan lala, riri dan Ari. Dia menarik tangan ara keluar dari

rumah alex.

"kamu sembunyi disini, dengan alasan mau pendekatan sama alex, biar

saling mengenal, dengan minta bantuan alex, supaya dia bisa lindungin

kamu dari hukuman papa. Enggak." Dimas terus saja mengoceh.

Lala makin gak tau apa yang suaminya itu lakukan, dimas sudah sangat

keterlaluan. Ketika lala akan ikut ke mobilnya, dimas melarang lala.

"Ini urusan aku sama anak aku, la. Jangan ikut campur." katanya,

masuk dan menahan ara didalam mobil. Menginjak pedal gas mobil dengan

kecepatan tinggi.

"Ari, susulin papa kalian. Mama khawatir sama ara."

"pakai mobil papa aja, nenek. Supirnya dibelakang."

Ali sejak tadi diam, sembunyi dan memperhatikan. Satu yang baru ali

tau, ara juga sama dengan dia, tidak punya mama. Ali menghampiri mereka

dan memberi solusi.

"makasih sayang,"

Lala langsung kebelakang, mencari supirnya dimas, dengan dibantu bibik yang juga memanggil sang supir. Mereka bergegas ke rumah.

*

"Ara, kamu itu mirip siapa? mama kamu, mama tania, dia itu lembut, cantik, feminim. Gak pernah cari onar sepanjang sekolah."

Dimas menarik kasar ara masuk kedalam rumah dan memarahinya. Bibik

sampai keluar dapur karena mendengar dimas marah-marah, ini yang paling

marah dan untuk pertama kalinya.

"kerjain semua tugas bibik, juga hukuman ari dan riri. Biar kamu kapok gak berantem lagi." perintah dimas.

"bik, hari ini bibik duduk manis aja. Biar ara yang ngerjain tugas

rumah. Kasih tau aja dia harus apa, jangan bantuin dia." Dimas duduk

disofa dan menatap ara yang sudah berhenti menangis. Yang paling

menyedihkan mengungkin kalau dia bukan anak lala.

Itu bukan pilihan ara, pa.

Ara mengusap air matanya, dia mengambil alih pekerjaan bibik. Dari

mulai menyapu, mbersihkan debu di meja, kaca. Cuci piring sarapan dimas

dan lala.

"Mas, kamu keterlaluan." lala baru sampai, dia langsung menemui dimas. Dimas hanya diam tak perduli.

Ara dan riri langsung mencari sang kakak dan menghampirinya. Mereka baru ingin membantu, mencuci.

"Kalian mau bantu cuci kan, sekarang kalian yang cuci. Ara ikut papa."

dimas benar-benar keterlaluan. Dimas malah kembali menarik tangan

lala ke halaman belakang. Dimas memberikan sarung tinjunya pada ara. Dia

juga memakainya. Lala, ara dan riri mengikuti sang papa. Gilak, papanya

ini marah beneran atau cuma pura-pura. Mereka sendiri tak tau.

"Pakai sarunh tinjunya, kamu berantem sepuasnya sama papa. Biar kamu gak berantem diluar sana." kata dimas.

"pa, ara minta maaf."

"pakai sekarang. Kamu mau nunjukin kalau kamu jago kan. Kalahin papa."

Dimas dan ara sama, suka bela diri. Olah raga. Dimas juga dulu saat

di kampus, ya sebelas dua belas lah kayak ara. Bedanya, ara versi

ceweknya dimas. Tapi dimas gak sadar aja, ara seperti siapa. Sampai

dimas ketemu tania yang lemah lembut.

"ayo pukul atau kamu papa pukul. Kalau kamu masih mau jadi anak mama

lala, ayo tarung sama papa, sampai papa kalah." Dimas terus saja

berceloteh panjang. Padahal tenaga ara sudah hampir terkuras beresin

rumah.

"Ma, telpon kak alex ma. Siapa tau kak alex bisa bantu. Papa udah

keterluan banget tau gak ma." ari bahkan takut, baru kali ini lihat

papanya marah seperti itu. Pada anak kesayangannya, yang pertama, ara.

Lala langsung menelpon alex, berharap alex bisa membantu.

"besok-besok, kalau kamu pengen berantem, berantem sama papa di ring. jangan dijalanan." dimas.

dimas dan ara masih saja saling memberi serangan, saling meninju dan menghindar.

"satu kali kamu kena pukul papa, uang jajan adik-adik kamu yang papa potong. Tiap hari."

Ara tau, semua salahnya. Harusnya ara bisa jadi contoh yang baik

untuk kedua adiknya, tapi ini malah membiarkan mereka bolos. Ara terus

menghindar dan mencoba memukul sang papa.

*

ya ampun si om dimas, tega banget segitunya sama ara.

Terpopuler

Comments

Inoc

Inoc

manteb

2022-01-29

0

Naftali Hanania

Naftali Hanania

🤦🤦🤦🤦🤦🤦🤦🤦🤦🤦

2021-05-14

0

Rina Alvera

Rina Alvera

seru ara sama papanya,latihan berat.

2021-01-27

1

lihat semua
Episodes
1 Episode 1 - Prolog
2 Episode 2 - Pengorbanan Ara
3 Episode 3 - Best Friend
4 Episode 4 - Petemuan Ara dan Alex
5 Episode 5 - pukulan eki
6 Episode 6 - menginap di rumah alex
7 Episode 7 - Perjanjian ara dan alex
8 Episode 8 - Rumah ara heboh
9 Episode 9 - Ara sakit
10 Episode 10 - Alex perfect husband
11 Episode 11 - kecemburuan ali
12 Episode 12 - Ari ngamuk
13 Episode 13 - kerja sama bohongin dimas
14 Episode 14 - bolos berjamaah
15 Episode 15 - dimas marah
16 Episode 16 - full ngerjain ara
17 Episode 17 - Surprise buat ara
18 Episode 18 - birthday party
19 Episode 19 - Feeling ara gak enak
20 Episode 20 - mama ali
21 Episode 21 - alex bingung
22 Episode 22 - angel alex
23 Episode 23 - mama ali
24 Episode 24 - ali sakit
25 Episode 25 - ara gak bisa tidur
26 Episode 26 - persiapan pernikahan
27 Episode 27 - happy wedding
28 Episode 28 - bukan pernikahan impian
29 Episode 29 - first night
30 Episode 30 - pagi pertama
31 Episode 32 - ali
32 Episode 33 - angel yang gila
33 Episode 33 - honemoon ke singapur
34 Episode 34 - hasil honeymoon
35 Episode 35 - ara gak mau hamil
36 Episode 36 dokter kandungan
37 Episode 37 - aborsi
38 Episode 38 - abosri 2 /terjebak
39 Episode 39 - maaf
40 Episode 40 - bayinya?
41 Episode 41 - ara menyesal
42 Episode 42 - Masakan mama
43 Episode 43 - ara ngambek pagi
44 Episode 44 - ara ngambek
45 Episode 45 - berita ara tersebar
46 Episode 46 - hukuman untuk ari
47 Episode 47 - masalah sisi
48 Episode 48 - kantor polisi
49 Episode 49 - ikut ngantor
50 Episode 50 - ngerjain angel
51 Episode 51 - stay di singapur
52 Episode 52 - ara gak mau ke singapur
53 Episode 53 - alex dapat solusi
54 Episode 54 - kisah ali
55 Episode 55 - bye-bye angel
56 Episode 56 - perjanjian ali dan alex
57 Episode 57 - usg kedua
58 Episode 58 - photoshoot
59 Episode 59 - festival kuliner
60 Episode 60 - angel kembali ke indonesia
61 Episode 61 - selamat tinggal semuanya
62 Episode 62 - sequel ali lia in desember
63 PENGUMUMAN
64 SEPENGGAL KISAH SI KEMBAR
65 RUMAH SAKIT
66 DONOR DARAH
67 PERASAAN ARA
68 KEBOHONGAN TAK BERTAHAN LAMA
69 KECELAKAAN PESAWAT
70 RAHASIA
Episodes

Updated 70 Episodes

1
Episode 1 - Prolog
2
Episode 2 - Pengorbanan Ara
3
Episode 3 - Best Friend
4
Episode 4 - Petemuan Ara dan Alex
5
Episode 5 - pukulan eki
6
Episode 6 - menginap di rumah alex
7
Episode 7 - Perjanjian ara dan alex
8
Episode 8 - Rumah ara heboh
9
Episode 9 - Ara sakit
10
Episode 10 - Alex perfect husband
11
Episode 11 - kecemburuan ali
12
Episode 12 - Ari ngamuk
13
Episode 13 - kerja sama bohongin dimas
14
Episode 14 - bolos berjamaah
15
Episode 15 - dimas marah
16
Episode 16 - full ngerjain ara
17
Episode 17 - Surprise buat ara
18
Episode 18 - birthday party
19
Episode 19 - Feeling ara gak enak
20
Episode 20 - mama ali
21
Episode 21 - alex bingung
22
Episode 22 - angel alex
23
Episode 23 - mama ali
24
Episode 24 - ali sakit
25
Episode 25 - ara gak bisa tidur
26
Episode 26 - persiapan pernikahan
27
Episode 27 - happy wedding
28
Episode 28 - bukan pernikahan impian
29
Episode 29 - first night
30
Episode 30 - pagi pertama
31
Episode 32 - ali
32
Episode 33 - angel yang gila
33
Episode 33 - honemoon ke singapur
34
Episode 34 - hasil honeymoon
35
Episode 35 - ara gak mau hamil
36
Episode 36 dokter kandungan
37
Episode 37 - aborsi
38
Episode 38 - abosri 2 /terjebak
39
Episode 39 - maaf
40
Episode 40 - bayinya?
41
Episode 41 - ara menyesal
42
Episode 42 - Masakan mama
43
Episode 43 - ara ngambek pagi
44
Episode 44 - ara ngambek
45
Episode 45 - berita ara tersebar
46
Episode 46 - hukuman untuk ari
47
Episode 47 - masalah sisi
48
Episode 48 - kantor polisi
49
Episode 49 - ikut ngantor
50
Episode 50 - ngerjain angel
51
Episode 51 - stay di singapur
52
Episode 52 - ara gak mau ke singapur
53
Episode 53 - alex dapat solusi
54
Episode 54 - kisah ali
55
Episode 55 - bye-bye angel
56
Episode 56 - perjanjian ali dan alex
57
Episode 57 - usg kedua
58
Episode 58 - photoshoot
59
Episode 59 - festival kuliner
60
Episode 60 - angel kembali ke indonesia
61
Episode 61 - selamat tinggal semuanya
62
Episode 62 - sequel ali lia in desember
63
PENGUMUMAN
64
SEPENGGAL KISAH SI KEMBAR
65
RUMAH SAKIT
66
DONOR DARAH
67
PERASAAN ARA
68
KEBOHONGAN TAK BERTAHAN LAMA
69
KECELAKAAN PESAWAT
70
RAHASIA

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!