"Lepasin saya, saya bisa pulang sendiri."
Ara tak mau ikut dengan alex, dia menghempaskan tangan alex yang memegangnya tanpa izin.
"Ara, tunggu."
Ara kembali akan pergi, tapi alex benar-benar khawatir, dia tak ingin ara pulang sendiri dengan keadaan menangis.
"Ra,"
Eki dan Niko melihat Ara yang berusaha melepaskan diri dari seorang
laki-laki yang tak mereka kenal. Eki dan Niko pikir, mungkin dia
laki-laki kurang ajar yang mau berbuat jahat pada Ara.
"siapa lo? lepasin teman kita." Eki menarik paksa tangan ara, untuk melepaskan ara dari genggaman Alex.
Alex kasihan, melihat ara yang kesakitan, ditarik oleh eki dan ditahan olehnya. Alex pun mengalah, dia melepaskan Ara.
"Saya alex, biar ara pulang sama saya." Alex memperkenalkan diri baik-baik.
Mendengar nama itu, emosi eki naik pitam. Alex yang akan merusaka masa depan sahabat dan juga wanita yang dia cintai.
"Pa," Ali yang melihat papanya tak jadi masuk ke cafe, malah mengejar seseorang, ikut mengejar sang papa.
Emosi eki tak tertahan, eki bersiap untuk memukul Alex. Ara yang
melihat eki terbawa emosi, dan tangannya sudah mengepal sempurna, ingin
menghentikan kelakukan eki. Ara berdiri diantar keduanya,
"Ki ada anak kecil, jangan main kasar." teriak ara untuk menghentikan sahabatnya.
Tapi pukulan eki tak tertahan, eki tak bisa lagi menghentikan pukulannya,
Bugg..
dan malah tak sengaja kena ara. "Ahkk." Ara memekik kesakitan memegang pipinya yang kena pukul Eki.
"Ara, kamu gak apa-apa?" Alex memeriksa pipi ara. Ara tak sengaja menarap alex, pandangan keduanya bertemu, saling menatap.
(gambar hanya pemanis ya guys, bayang ara sedang kesakitan. Karena mau cari gambarnya susah. hihii... maaf)
Ara jadi terpikir sesuatu.
'kalau gue gak terima perjodohan ini, kasian papa sama mama, belum masa depan riri dan ari.'
'kalau gue terima, eki dan niko yang gila, tiba-tiba nyatain cinta,
juga bakalan punya batasan ke gue, jadi mereka gak akan ngarep lagi
balasan cinta dari gue, karena gue udah punya suami.'
'lagian, mereka kenapa sih. Dari awal juga udah komit jadi sahabat,
ngapain sih pada cinta sama gue.' batin ara menatap alex yang perhatian
memeriksa pipinya, mengusapnya lembut.
"Ra, sorry gue gak sengaja." Eki ingin mendekat dan memeriksa ara, tapi alex menepis tangan eki.
"Gue gak apa-apa ki, lo pulang aja sama Niko. Gue pulang sama dia."
"tapi ra?" eki tentu tak mau lah meninggalkan ara dengan alex.
"kalau papa liat gue gini, lo yang bisa habis sama papa." Ara.
"gue mau obatin dikit, biar memarnya ilang."
Ara menyingkirkan tangan alex dari pipinya. Ara terus memegangi pipi sebelah kanannya, yang terkena pukulan Eki.
"terus mau kemana?"
"saya boleh nginep di rumah anda gak? saya mau obatin lukanya dulu, anda pasti bisa kan meyakinkan papa." pinta ara pada Alex.
"Boleh, nantin saya telpon papa kamu." Alex menyetujuinya.
Walau sebenarnya keberatan dan khawatir, tapi sepertinya ini jalan
yang baik untuk eki, kalau ketahuan, bisa gak dibolehin temenan lagi
sama ara.
"Om, jangan macem-macemnya sama sahabat kita." Eki memperingatkan. Ara langsung mengeplak lengan eki yang menunjuk alex.
"Eki, apaan sih. Gue bisa jaga diri. Sana pulang!"
Eki dan Niko pulang. Sementara Ara terpaksa ikut alex sepertinya
memang alex jalan satu-satunya untuk semua masalah yang Ara hadapi
sekarang.
"Pa, katanya kita mau beli ice coklat dulu. Kita jadikan." Ali merengek, karena papanya malah menggandeng ari ke mobil.
"Beli dulu aja, biar saya tunggu disini." ara.
Alex meninggalkan ara diparkiran, dia menemani ali untuk membeli ice
coklatnya ke cafe, tadinya sekalian akan makan disana, tapi gagal karena
ara. Alex terpaksa memesannya dan membawa semua pesanannya pulang,
dimakan di rumah.
"Pa, katanya mau makan di cafe. Tapi semuanya jadi kacau gara-gara
tante galak cengeng itu. Dia siapa sih pa?" tanya ali tak henti protes
dengan alex, papanya.
"kasian lagi kakaknya, kita obatin kakaknya dulu ya. Kan makan di cafe bisa lain kali." Alex mencoba membujuk ali yang cemberut.
Ali masuk dan duduk disamping papanya yang mengemudi, kemudian Alex
mempersilakan ara duduk dibelakang. Sepanjang jalan ali cemberut,
melirik ara yang membuat rencananya dan sang papa gagal. Alex malah
mencemaskan ara, pasti sakit pipinya. Ara hanya diam menunduk, merasakan
pipinya yang sakit, juga memikirkan keputusannya.
'semoga keputusan gue gak salah. Demi semuanya.' batin ara.
***
acian ara kena pukul eki, ya ampun ki.
cie, mau nginep di rumah alex belum apa-apa juga. hihii.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Naftali Hanania
eki gak hati2 bgt....kasian kan ara 😱
2021-05-13
0
Hela Srimula
kyak x si Alex tanggung jawab deh thor
2020-11-19
2