"Ma, kak ara serius nginep di rumah kak alex itu? yang mau dijodohkan dengan kak ara?"
Di meja makan, mereka tak melihat ara pulang, ikut sarapan, riri juga
datang ke kamar kakaknya itu, tapi pintunya tak dikunci dan tak
menemukan kakak perempuannya didalam. Riri mendapatkan jawaban dari lala
ketika mereka turun untuk sarapan.
"jadii, ceritanya udah luluh tuh ara sama ketampanan alex, ma?" imbuh Ari dengan nada bercanda.
"gak tau. Tadi malen alex telpon, kalau udah ketemu ara sama ata
nginep di rumah alex malem itu." lala menjelaskan sambil mengambilkan
makanan untuk dimas. Dimas hanya tersenyum lega karena ara sudah mau
menerima perjodohan itu. Bahkan ara mau menginap di rumah alex,
sepertinya hubungan keduanya baik.
"ini, pa." lala memberikan piring sarapan untuk dimas, yang sudah dia isi dengan menu makanan pagi ini.
"makasih ma." dimas menerimanya, dan mulai menyantap masakan lala yang selalu the best.
"ma, alex aja punya anak tidak sah. Kalau ara diapa-apaain gimana?"
Ari jadi ingat tentang anak tidak sahnya alex, dan ara di rumah alex, seorang diri, wanita, bisa saja terjadi lagi.
"hushh, ngawur kamu. Gak akan diapa-apain kakak kamu." Lala memukul angin, didepan wajah anak laki-lakinya.
"lagian, doain kakaknya yang baik kenapa sih." timpal lala lagi.
"iya sih. Tapi tenang aja, ara kan jago bela diri, kalau si alex macem-macem, habis tuh sama ara."
Karena lebih sering main dengan Niko dan Eki, sampai Extra kurikuler
sekolah pun ikut-ikutan keduanya, yaitu bela diri. Tapi dari keduanya,
ajaibnya ara yang paling jago.
"emang riri, anak mama." ari beralih mengejek riri, yang jauh banget
dibanding dengan ara, riri itu feminim parah. Ari mengacak rambut
adiknya itu, yang duduk disampingnya.
"kakak, berantakan rambut riri." riri mencoba menepis tangan besar ari yang ada dikepalanya.
"Ari, udah itu kasian jadi berantakan rambur adiknya yang udah rapi dan cantik." lala.
"iyah maaf, adik ku yang bontot, yang paling cantik."
"kangen kak ara ma, kalau ada kak ara pasti kak ara udah pukul kak
ari buat riri." Riri cemberut, melamun melihat kursi kosong ara.
Lala hanya tersenyum menatap dua anaknya yang ada disini, walau pun berpisah, mereka saling memikirkan satu sama lain.
"udah makan dulu, nanti telat sekolahnya." pungkas dimas, memberitahu kedua anaknya.
Ara dan ari bergegas menghabiskan sarapannya. Setelah selesai, mereka
seperti biasa, pamit pada mama dan papanya, mereka diantar supur ke
sekolah.
***
Sementara di rumah Alex, ara belum juga bangun. Alex yang lebih dulu
bangun, alex perlahan membuka kamar tempat ara istirahat, Alex melihat
Ara yang masih tertidur dibalik selimutnya.
"pa, ngapain? ngintip tante cengeng?" ali tiba-tiba muncul dibelakang alex.
"kak ara, li. Namanya kak ara, atau boleh panggil tante ara." alex kembali menutup pintunya perlahan, tak ingin menganggu ara.
"Tante cengeng." ali tetap saja menyebut ara seperti itu.
Ali sudah siap dengan seragam sekolahnya. Alex yang akan mengantar
ali sekolah, harusnya sih sekalian ke kantor. Biasnya seperti itu, tapi
karena ini ada Ara, alex masih bingung.
"yuk, berangkat."
Alex menggandeng ali keluar rumah, sebelumnya alex menemui bibik untuk menitipkan ara, kalau-kalau ara bangun dan butuh sesuatu.
"tolong ya bik." Alex.
Bibik mengangguk dan tersenyum. Setelah alex pergi, bibik pun kembali masuk ke rumah.
Alex mengatar ali ke sekolah, lalu dia kembali pulang, ingin melihat kondisi ara sebelum alex benar-benar sibuk di kantor.
"Bik, udah bangun aranya?" alex bertanya pada bibik yang sedang membersohkan rumah.
"belum tuan, saya lihat tadi masih tidur. Saya gak enak mau bangunin buat sarapan, jadi saya biarkan saja." bibik menjelaskan.
Alex hanya mengangguk. Dia berjalan ke kamar ara, untuk memeriksanya,
membuka pintunya perlahan, kali ini masuk untuk melihat keadaan ara,
lebih tepatnya pipi ara, karena semalam alex sangat ingat ara sampai
menangis dan bilang kalau pipinya sakit. Harusnya pagi ini alex
mengantar ara untuk memeriksakan dirinya ke dokter.
"ara, kamu gak mau bangun? katanya kamu mau ke dokter?" alex membelai
rambut ara dengan lembut, bermaksud untuk membangunkannya. Tapi alex
merasa ada yang tidak beres dengan ara, suhu tubuhnya meningkat.
"Ara?" Alex sekali lagi ingin memastikan, dia menempelkan tangan ke
kening ara, dan menyentuh pipi ara yang masih bengkak, "ara, kamu
demam?"
"Gak papa, cuma butuh istirahat. Izinin ke sekolah ya om, sampai
pipinya gak bengkak. Nanti ari bisa ngamuk kalau tau eki gak sengaja
mukul aku. Riri juga nanti sedih." Ara mengatakan itu dengan mata yang
masih terpejam.
Alex tersenyum, melihat aranya yang sangat manis, bagaimana dia
mengatakan itu sambil teetidur, seperti mengigau? tapi sadar. Hanya tak
ingin membuka matanya saja, sekali kali bolos itu terasa mengasikan.
***
***Makasih yang udah vote..
lope youu
hihiii seneng deh***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
ryemi
ah om Alex manisss Nn skapny
2021-06-18
1
Naftali Hanania
om alex perhatian 😆😍
2021-05-13
1
Ima Kalibaru
babang Alex lemah lembut
2021-03-03
0