dimas, miss you. Dah lama gak bikin part lala dan dimas. Ini dikit, bernostalgia dengan konyolnya di om dimas.
*
"Ara?"
Lala kaget sekali melihat aranya, dengan pipinya yang lebam dan bengkak.
"Kamu kenapa ra? ada yang mukul kamu?"
Alex memanggilkan ara, ari dan riri ke kamar. Mereka keluar, awalnya
riri dan ari, lalu ara yang ada dibelakang mereka. Lala kaget bukan
main.
"Aduh, ma masih sakit." Ara meminta tangan sang mama untuk tidak menyentuh pipinya.
"Siapa yang mukul hah?" Lala menatap ari, riri, ara tapi mereka diam.
Mereka ingat, sudah janji ke ara kalau gak akan cerita apapun tentang
eki.
"Ma, ara berantem lagi. Maafin ara ya ma?"
Ara memang suka sekali, gak sengaja beberapa kali berkelahi, sampai
ketahuan kepses, itu saja untuk bela sekolah, tawuran anak sma. Lala
dipanggil ke sekolah, sejak itu ara janji gak akan pernah berantem lagi,
tapi ini terpaksa bohong.
"kamu ingakrin janji kamu ke mama, ara. Kamu kan sudah janji gak mau
berantem lagi, gak sembarangan gunain kemampuan bela diri kamu. Mama
izinin kamu buat lanjutin belajar bela diri, bukan buat ini." lala
mengusap lembut pipi ara. Lala kecewa, air matanya keluar begitu saja
mengartikan rasa kecewa dan sakit melihat aranya terluka.
"mama, ara minta maaf. Ara janji gak akan berantem lagi, ini gak
sengaja ma. Mama jangan marah ya sama ara," ara memeluk mamanya erat,
mengusap air matanya. Riri dan ari hanya memandang mereka.
"Mama, jangan ngomong ke papa ya. Bilang aja ara di rumah alex,
lagi... pendekatan." ara tak yakin dengan kalimat terakhir, tapi itu
jauh lebih baik dari pada tau yang sebenarnya.
klingg...
baru dibicarakan, orangnya sudah menelpon. Lala mengambil ponselnya dari tas yang bedering. Lala lihat dari suaminya, dimas.
"papa telpon nih." kata lala pada ara.
"ma, jangan kasih tau soal ini ke papa." pinta ara.
Lala mengangguk. Lala mengangkat telponnga, dimas kesal sekali karena
pulang cepat, malah tidak ada orang di rumah. Biasanya kan lala selalu
stay home.
"Ma, dimana sih? sepi banget nih rumah, adanya bibik doang." kata dimas dari telpon.
"Iya, keluar bentar pa. Mama segera pulang kok."
untungnya dimas tak curiga. Lala langsung mengakhiri pembicaraannya dengan dimas ditelpon.
"Ya udah, mama harus pulang. Nanti papa kamu cemberut lagi mama gak pulang-pulang."
Ara mengantar sang mama keluar. Begitu juga dengan ara dan ari, juga alex.
"Papa..."
Ali datang menghampiri alex, lala tersenyum melihatnya. Lala mendekati ali,
"ini ali ya?"
"salim ali sama tante lala." kata alex memberitahu. Ali pun mencium tangan lala.
"gak pantes lah dipanggil tante, panggil nenek ya ali. Bentar lagi
kan kalian mau nikah." lala melirik ara dan alex, ara membuang muka,
tersipu malu.
detik itu, perjodohan rasanya tak terlalu menyakitkan untuk ara.
Entah kenapa tiba-tiba seperti itu. ahh.. omg lala udah dipanggil nenek
aja
"iya nenek, ali anaknya papa alex." kata ali mengenalkan diri dengan manisnya.
"ya udah, mama pulang ya. Kalian ikut mama pulang kan, riri, ari?" tanya lala pada ari dan riri, yang diam saja dari tadi.
"Ma, riri boleh nginep disini gak sama kak ara, riri pengen sama kak
ara." riri memeluk ara yang berdiri disampingnya. Ara membakas memeluk
riri.
"Gak apa-apa nak alex, nitip satu anak gadis saya lagi disini?" lala melirik alex.
"iya gak apa-apa tante." alex.
"ari sekalian deh ma, udah lama banget nih pengen ngerasain punya
sodara cowok, ribet punya sodara cewek dua nih. Biar ari bisa nonton
bola, atau begadang dan ngobrol sama kak alex." Ari melirik alex.
"ngerepotin dehh ahh kalian?" lala ya gak enak.
"gak apa-apa tante, ali juga pasti seneng, rumah jadi rame. Ali juga bisa main sama ari." Alex tak keberatan.
Lala akhirnya pamit pulang meninggalkan tiga anaknya disana.
"yuk kak, main bola sama ali."
"asik, kesukaan kakak tuh."
Ari langsung girang diajak main bola, sore-sore sama ali. Alex senang
melihat ali punya keluarga baru, lebih lengkap. Seperti impian alex
sejak dulu untuk ali, memberikannya ibu dan kakak, juga adek nanti.
*ekhemmm.. haha
"Kak, riri ganti baju apa. Riri bau keringet nih." Riri mengeluh pada ara. Ara aja pakai bajunya alex.
"Ri, beli di online shop aja, biar dianter dateng kesini." Alex memberikan solusi. Riri melompat girang.
"Asikk, shooping. Kak alex ya yang bayarin." kata riri, yang langsung dipukul ara dan dipelototi ara.
"riri. Kamu kan dikasih uang jajan papa. Pakai uang kamu sendiri." ara melarang.
"gak apa-apa ra, dia kan juga bakalan jadi adik aku, keluarga aku,
jadi udah tanggung jawab aku. Pesen aja ri, biar kakak yang bayar
nanti."
Riri senang bukan main. Dia langsung mengambil ponselnya dan membuka
online shop, memesan beberapa pakaian bahkan untuk kakaknya.
*
Lala baru sampai di rumah, lala mencari dimas dimana-mana, tapi dia tak menemukannya.
"Bik, mas dimas dimana ya?" lala ke dapur dan mencari dimas.
"Di kamar kayaknya nyonya."
Lala langsung ke kamar. Tapi saat masuk kamar, Lala tak menemukan
Dimas dimana-mana. Lala hanya mendengar suara shower kamar mandi.
"ouh, kayaknya lagi mandi."
"Mas Dimas," Lala mengetuk pintu kamar mandi. "Mau makan apa,
anak-anak di rumah alex, katanya mau nginep disana. Kamu mau dimasakin
apa atau gimana buat makan malam."
Dimas yang didalam langsung sumringah mendengar ucapan lala, artinya
mereka di rumah berdua. Setelah sekian puluh tahun, di rumah sendirian.
"Sarapan sore dulu." dimas langsung membuka pintu, membuat lala terbelalak.
"ihh, kebiasaan. Apa gitu main buka pintu." lala langsung berbalik
karena Dimas tiba-tiba buka pintu, dengan keadaan manusia sedang mandi,
seperti apa sih. Tanpa baju.
"makan sore bentar. Mumpung gak ada anak-anak." dimas langsung menarik lala masuk ke kamar mandi.
"Hah? mas dimas? kamu ngapain?" lala coba berontak, tapi tak bisa, karena dimas sudah mengunci pintu kamar mandinya.
"la, kangen bangettt..." katanya dalam kamar mandi. *bayangkan saja mereka sedang apa di kamar mandi.
"temenin mandi la, kamu belum mandi kan?" dimas lagi, kali ini dimas membantu lala melepaskan seluruh pakaiannya.
"gilak, udah lama banget gak gini kita." dimas mulai mengajak lala bermain di kamar mandi.
"mas dimas, kalau jadi lagi gimana?" tanya lala pada dimas yang sedang menikmati permainannya.
*
omg. si om beraksi lagi...
wk wk wk... semangat dim, yang rindu beratt. Maklum dim, udah bukan tokoh utama, jadi bagian cerita ya dikit-dikit. hehee...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Naftali Hanania
kasian ya...jarang dibelai 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣✌️
2021-05-14
1