"Ari... arii..."
Ara mengejar ari yang lari ke mobil, pergi ke rumah eki atau Niko
mungkin. Untuk memukul keduanya mungkin, karena mereka memukul Ara. Tapi
Ari hanya mendengat sebagian kebenarannya.
"Mas alex, tolong susulin ari. Ara gak mau dia pukulin eki atau niko." Ara kembali, meminta tolong alex.
"iya." Alex setuju.
"Ri, disini ya. Jagain ali." Ara juga akan ikut, tapi dia meminta riri tinggal dengan ali.
Ali menatap tak percaya, si tante cengeng, baik juga, perhatian sama
dia. Ali pun hanya melihat mereka yang kejar-kejaran. Ara segara masuk
ke mobil alex untuk mengejar Ali.
"Kakak, adiknya tante cengeng ya?" tanya ali pada riri.
"tante cengeng? kakak aku, kak ara maksudnya?" riri tersenyum manis pada ali.
"Iya."
Riri mengajak ali masuk. Riri meminta Ali menceritakan bagaimana dia
menyebut kakaknya, tante cengeng. Padahal kak ara paling jarang menangis
di rumah.
*
"Mas alex, bisa berhentiin mobil ari gak didepan?" pinta Ara pada alex.
"saya coba."
Alez mencoba menghentikan mobil ari, menyalip dan mendahului, hingga
berhasil berhenti didepan mobio ari. Ari masih kesal sekali, dia keluar
untuk menyuruh mobil alex minggir dari depan mobilnya. Melihat ari
turun, ara juga ikutan turun.
"Ari, ini cuma salah paham. Eki gak sengaja mukul kakak."
"Eki."
Ari sekarang tau, tangannya kembali mengepal erat menahan amarah.
"Eki ka, eki yang mukul kakak. Dia gila mukul kakak, kenapa?"
Ari kembali ingin pergi kali ini dia menghentikan sebuah ojek. Ara
tak tau lagi harus menghentikan ari dengan apa, ara menangis tak bisa
menghentikan adiknya.
"ARI, KAMU JALAN LAGI, KAMU BUKAN ADIK KAKAK!" ara tak tau harus
berkata apa, ara terpaksa berteriak untuk menghentikan ari. "Dengerin
dulu ceritanya."
Ari mendengarnya, sekali pun suka mengejek ara, tapi itu karena ari
menyayangi kakaknya. Ari meminta tukang ojeknya berhenti. Ari kembali
pada sang kakak. Berdiri didepannya.
"Kok lo gitu sih kak?" katanya menahan tangis. "lo belain eki?"
"gara-gara kamu tau sama riri, kenapa kamu bilang ke mereka tentang perjodohan kakak sama alex."
"eki marah, ri."
Alex tak tega melihat mereka bertengkar, panas-panasan dijalan,
terlebih ara yang baru sembuh. Alex meminta keduanya masuk ke mobil.
"Ri, masuk mobil kakak aja. Ngobrol didalem, ara baru sembuh. Tadi malam dia demam."
Ari tak tega mendengar penjelasan alex, ari mengggandeng sang kakak masuk ke mobil alex. Alex meminta supir ari untuk pulang,
"pak, nanti biar saya telpon rumah, kalau mereka sama saya." kata alex pada supir ari.
"iya tuan." supir ari pun pergi dari sana.
Alex kembali masuk kedalam mobilnya, ara duduk didepan, ari duduk dibelakang. Ara masih menangis didepan.
'bener kata ali, tante cengeng.' alex tak sengaja memandang ara yang masih menangis, manis tapi.
"ke rumah ya, kalian ngomong di rumah." alex memecah keheningan didalam mobil.
"iya kak." ari setuju.
Alex kembali menjalankan mobilnya ke arah rumah alex. Ali dan riri
yang sejak tadi bermain mendengar suara mobil alex, ali langsung keluar
untuk menyambut sang papa.
"tante cengen nangis lagi." ali melihat ara yang keluar dengan mata
sembab, diikuti ari dibelakangnya, lalu alex yang baru keluar dari
mobil.
"Li, kakak ke kakak ara dulu ya." riri pamit pada ali.
"iya kak, nanti main sama ali lagi ya." ali. Ali lebih akur dengan
riri dari pada ara. Alex tersenyum melihat ali dapat kakak baru.
"cie, dapet kakak baru ya, kak riri?" alex mendekati ali, ali mencium
tangan sang papa, lalu menggandeng papanya ke ruang tv. Untuk
menggantikan riri yang sejak tadi menemaninya nonton tv, main dan juga
sesekali belajar disana.
*
Menjelang sore, lala khawatir, anak-anaknya belum pulang. Bahkan tak ada kabar, juga aranya.
Lala mencoba menelpon ponsel ketiga anaknya, tapi tak ada yang
mengangkatnya. Sampai supir yang biasa antar jemput mereka pulang.
"Pak, anak-anak mana?" lala langsung keluar dan menanyakan ketiga anaknya.
"Tadi sama cowok nyonya, katanya nanti mau telpon, sama mbak ara juga yang gak masuk sekolah."
Lala langsung tau siapa yang dimaksud pak supir. Lala khawatir, dia juga ingin melihat kondisi ara.
"pak, antar saya ke rumahnya ya." pinta lala, masuk mengambil tas dan berangkat ke rumah alex.
*
karena terlalu asik main dengan Ali, alex jadi lupa menelpon mamanya
ara. Sementara ara, riri dan ari masih di kamar ara, alex lihat mereka
sedang ngobrol serius. Alex gak mau ikut campur lebih lagi, toh dia kan
belum jadi siapa-siapa ara. Alex hanya melihat karena khawatir.
"kalian kan yang ngomong sama eki, sama niko, mereka marah waktu gak
sengaja kita jalan di mall dan ketemu alex." ara. Riri duduk memeluk
kakaknya itu.
"terus kenapa samapai mukul?" ari berdiri didepan ara.
"eki mau mukul alex, ada ali, tadinya kakak mau nahan, tapi gak
sengaja kepukul. Makannya kakak nginep di rumah alex, takut papa marah
besar sama eki, kan papa sama papanya eki sahabatan baik, kakak gak mau
aja hubungan mereka jadi renggang karena ini. Jangan sampai papa sama
mama tau."
Baru saja disebut, lala sudah sampai didepan, lala mengetuk pintu rumah alex. Bibik yang membukakan pintu.
"silakan duduk dulu nyonya, saya panggilan tuan alexnya." kata sang bibik.
"iya, makasih bik." lala duduk di ruang tamu.
Bibik memanggilkan alex yang sedang bermain dengan ali. "tuan alex, ada tamu diluar."
"Siapa bik?"
"gak tau, wanita paruh baya, tapi masih cantik," kata sang bibik.
Alex malah tersenyum mendengarnya, dia siapa? alex penasaran juga harus
menemuinya bukan.
"ali tunggu disini ya. Papa temuin tamu dulu."
"iya pa."
Alex meninggalkan ali sendiri. Dia datang ke ruang tamu, Alex
terkejut ketika yang datang itu adalah lala, alex terakhir kali lihat
lala ketika hari launching itu. Masih sangat muda dan sekaran pun masih
kelihatan muda dan cantik.
"Tante." alex menyapa lala, mencium tangan lala.
"alex, ara disini kan? riri sama ari disini juga gak? biasanya mereka
pulang sekolah jam tiga, langsung pulang, kalau telat juga ngabarin
saya. Ini gak ada kabar. Kata supir sama kamu."
Alex menyesal, dia lupa. Alex meminta tante lala untuk duduk. Bibik
membawakan minuman untuk lala, alex bingung mau jawab apa. Ara disini
kan untuk menghindari mamanya, ini mamanya datang.
"Iya tan, didalem mereka semua." alex tak bisa berbohong lagi.
"saya bisa ke kamarnya gak, lex?" tanya lala.
Iya banyak typo. karna jujur dipaksa ngetik, eh gak merhatiin. Trus
emang masih betek karena penurunan lv. Gimana dong ya? kita liat ya
sampai mana mood saya next kita liat nanti tgl 6 mungkin. Males next
kalau ingat lv. Tapi emang saya suka nulis, dan cerita ini. Jadi ga
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Naftali Hanania
👍
2021-05-14
0
Ila Syaqilla
Pabaliuet euy....Semangat & fokus ok
2020-11-20
0
Nindy Adrina
tadi tukang ojek. tiba tiba jd supir😁. kurang fokus author nya. smngt trus ya
2020-11-20
2