Alex
menelpon dokter untuk memeriksa Ara. Karena tak mungkin mengatakan
kalau Ara sakit, takutnya keluarga ara khawatir, Alex menelpon sekolah
dengan alasan Ara sedang ada acara keluarga.
"Kak, kak ara gak masuk?"
Riri datang mencari kakak perempuan, Ara, ke kelasnya, biasanya
mereka akan ke kantin bersama, tapi ini ara tak ada di kelasnya. Riri
bertanya pada Eki dan Niko.
"Lah, Ngapain dia sama si om." Ari juga datang, untuk melihat
kakaknya, lebih ke penasaran, bagaimana tiba-tiba kakaknya bisa menginap
di rumah alex. Kemaren ngoto gak mau. Nolak perjodohannya, sekarang
main nyosor nginep di rumahnya.
'****** kalau gue jawab kemaren ara kena tonjok gue, habis gue gak
dibolehin temenan sama tuh anak ajaib." batin Eki bingung mau bilang
apa. Anak ajaib, maksud eki adalah ara.
"Emm, araa..." baru saja Niko ingin menjawab. Ponsel riri berdering.
Kling..
Satu pesan masuk dari ponsel Riri. Riri langsung membukanya dan membaca pesan itu. Riri tersenyum membacanya.
"Dari kak ara, katanya dia liburan dadakan sama calon suaminya. Untuk
pendekatan." Kata riri membacakan isi pesannya untuk tiga pria
didepannya.
"ouhh. Bagus deh. Perusahaan aman, kita masih tetep bisa sekolah,
bontottt.." Ari lagi-lagi mengacak rambut Riri dan pergi begitu saja,
dia ingin pergi ke kantin.
Riri, Eki dan Niko juga mengikuti langkah Ari ke kantin. Karena
mereka juga kelaparan, butuh makan untuk stok tenaga karena sekolah
masih beberapa jam kedepan. Sementara otak eki, memikirkan ara. Ngapain
ara sama si om alex itu?
***
"Dokter, itu pipinya gak apa-apa kan?"
Alex mengantat dokter keluar, setelah dokter selesai memeriksa Ara.
Dokter menjelaskan kalau lebamnya bisa hilang benar-benar hilang dalam
waktu satu minggu. Itu artinya ara harus bersembunyi dari orang-orang
selama satu minggu dan bersama alex, satu minggu.
"lalu demamnya?"
"ini obat untuk mengurangi demamnya, anada juga bisa mengompres lebamnya." kata dokter.
Alex pun mengambip resep dari dokter. Dokter itu pamit pergi. Alex
kembali masuk ke kamar Ara, dia kembali mengecek suhu tubuh ara,
panasnya tak telalu tinggi setelah doktes menyuntikan sesuatu ke lengan
ara tadi.
Alex melirik jam, dia bingung. Harus meeting, tapi tak tega
meninggalkan ara. Alex juga harus menebus obatnya, kalau obat alex bisa
menyuruh supir. Kalau meninggalkan ara di rumah sendirian?
"bik, saya ada meeting penting tentang lounching desain motor baru, gak bisa saya tinggalin."
Akhirnya Alex memutuskan, dia menemui bibik di dapur, meminta tolong bibik, untuk mejaga ara.
"iya tuan, saya cuma disuruh jaga nona yang didalem kan, yang soal
meeting atau apa lah itu. Saya gak tau." bibik pusing sejak tadi
mendengarkan celotehan Alex tentang meeting, tangan bibik menggaruk
kepalanya yang tak gatal.
"iya bik, maaf." alex tertawa, iya juga buat apa dia cerita soal meetingnya.
Ketika alex baru saja akan berangkat, ara terbangun. Dia keluar dari kamarnya, berjalan tertatih dan memegangi perut.
"bibik, bibik punya pembalut gak?" tanya ara yang menghiraukan Alex,
yang harusnya ara malu ada alex. Tapi sekarang itu juga sudah umum untuk
laki-laki. Wanita datang bulan kan?!
"gak punya non, orang saya sudah lama berhenti datang bulan." Bibik
menghampiri ara, dan memeganginya. Khawatir, liat muka ara pucat
ditambah sakit perut.
"aku beliin mau?" tandas alex menawarkan diri.
Ara tak bisa lagi mencari celah, dari sosok alex, yang mana yang bisa
disebut kalau alex itu cowok urakan, nakal, sampai punya anak tidak
sah. Itu murni kecelakaan dan dia bertanggung jawab, alex benar-benar
baik.
"iya, tolong om." Timpal ara. Hampir saja bibik tertawa, semuda itu
dipanggil om. Emang alex kelihatan om-om. Dari penampilan dan muka,
babyface kok, masih imut.
"ya udah, bentar ya. Didepan ada warung kok. Aku beliin." Alex bergegas pergi. Bibik membantu ara duduk, tapi ara tak mau.
"bibik, ara mau ke toilet aja. Nanti tolong bilangin mas alex ya, buat anter pembalutnya ke kamar."
Bibik senyum-senyum sendiri kali ini dengan ara memanggil alex dengan
mas, itu karena gensi, ketika ada alex, tak mau memanggil alex mas,
atau terlalu malu.
"iya non."
Ara bergegas ke kamar mandi didalam kamarnya. Bibik membuatkan teh hangat untuk ara.
***
"kira-kira, kak ara kemana ya sama calon suaminya?"
Riri, Eki, Niko dan Ari sudah ada di kantin, mereka sudah memesan
makanan yang mereka inginkan masing-masing. Tinggal menunggu ibu kantin
mengantarkan makanannya.
"silakan..."
Tak lama makanan dan minumannya datang. Ari, eki dan Niko langsung
melahapnya, begitu juga dengan riri, tapi riri jadi ingat kakaknya, yang
selalu makan disampingnya, entah di rumah atau di sekolah.
"riri kangen kak ara, kak ari?" riri mengadu pada ari yang sedang asik menyeruput mie panjangnya.
Eki dan Niko yang mendengar itu jadi makin bersalah dengan ara, bahkan mereka sendiri tak tau keadaan ara bagaimana dengan alex.
"Kak, kan kemaren kalian berangkat sama-sama, katanya mau
jalan-jalan. Kok kak ara bisa ketemu sama alex, terus nginep, sekarang
liburan bareng. Gimana sih ceritanya?" Ari jadi inget kejadian kemarin.
Aduh. Niko dan Eki makin bingung mau jawab apa. Niko dan Eki saling
melirik. Eki meminta Niko, yang jago bicara untuk menjawabnya.
"Emm, jadi gini." Niko menarik nafas panjang sambil memikirkan
jawabannya, "kemaren, kita hangout, ke mall. Terus mampir ke cafe, gak
sengaja pas mau pulang ketemu Alex itu. Terus alex sama ara ngobrol
berdua, eh ara katanya mau pulang sama alex."
Niko lega begitu juga eki yang lega mendengar jawaban Niko yang
dirasa detail, lancar, tak akan membuat orang curiga dan tentunya aman
untuk semua orang.
"semoga, kak alex baik ya sama kak ara." riri berharap itu, mendoakan yang terbaik untuk kakak perempuan terbaiknya.
***
Tok tok
Alex terpaksa masuk ke kamar, bahkan mengetuk pintu kamar mandi,
karena bibik sedang sibuk membuatkan bubur, dan ara tak ada di kamarnya.
"iyaa..." dengan suara lemas, ara menjawab dari dalam, ara membuka sedikit pintu kamar mandinya. Dia mengulurkan tangan.
Alex langsung menaruh pembalut itu diatas tangan ara. Ara bergegas
menarik tangannya kembali masuk ke kamar mandi, menutup pintunya.
Memakai pembalutnya.
"mama, perut ara sakit. Kenapa sih tiap dateng bulan pasti waktu
badan gak enak, jadi tambah makin sakit. Ihh, nyebelin si bulan pakai
datang." ara tanpa sadat berceloteh sendiri di kamar mandi.
Alex yang tak tega meninggalkan ara masih ada didepan. Antara kasihan dengan keadaan ara, tapi juga lucu karena ucapan ara.
"mau ditinggal, kok kasihan?" Alex masih mempertimbangkan
keputusannya. Dia melihat jam tangan yang dia kenakan. Percuma saja,
meeting juga sudah terlambat. Padahal Alex paling benci karyawannya
telat. Bisa malu alex.
krekk...
Ara membuka pintunya setelah selesai mengenakan pembalutnya, betapa
kagetnya ara melihat alex masih bediri didepan pintu kamar mandi. Akex
juga terkejut melihat ara yang tiba-tiba membuka pintu kamar mandi. Mata
keduanya saling bertemu, saling memandang.
Degg...
Dari deket, secara sadar, melihar alex yang tepat ada didepannya,
jantung ara berdegup keras, sampai ara takut alex mendengarnya.
"maaf, tadi saya khawatir sama kamu." katanya lagi, makin membuat ara melayang. Pipinya sudah terasa panas, memerahkan?
ahh, ara tak mau alex mengetahuinya, kalau ada sedang terpesona,
tersanjung dengan ucapan dan sikap alex. Ara langsung menutup kedua
pipinya. Membuat alex makin khawatir.
"apa sekarang kedua pipi kamu juga sakit?" tanya alex dengan polos.
ahh, sudah lah. Makin menatap alex, pipi ara bisa makin merona,
jantung ara bisa makin heboh, seperti gemuru gunug yang akan meletus.
Sebentar lagi.
"gak kok, om. Ara laper." ara beralasan, dia langsung pergi dari
hadapan alex menuju keluar kamar. Karena alasannya lapar, otak dan kaki
ara seakan selaras, membawa tubuh ara berjalan kearah dapur.
"bibik, saya laper. Ada yang bisa saya makan?" tanya ara pura-pura sibuk sendir.
Alex lega, kalau seperti ini dia bisa meninggalkan ara, untuk meeting
sebentar dan menebus obat ara sekalian keluar. Tanpa pamit, alex kali
ini benar-benar pergi.
***
aaa... ciee araaa...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Alfia Amira
harusnya Alex dulu yg jatuh cinta
2023-01-26
0
Naftali Hanania
ara lucuuu 😆
2021-05-14
2
Ila Syaqilla
Lanjut membaca🤗🤗🤗
2020-11-19
1