"Ma, kita berangkat ya."
Setelah menyelesaikan sarapannya, Ara, Ari dan Riri pamit pada lala
dan dimas, bergantian mencium tangan mereka. Kalau Ara dan Riri suka
sekali mencium pipi lala kalau mau pergi.
"Ri, jagain cewek-cewek ya." kata lala pada ari yang sudah jalan lebih dulu.
"Siap ma." Teriak Ari sambil jalan.
Mereka belum diperbolehkan bawa mobil, jadi ada supir yang khusus
untuk mengantar ketiganya. Sekolah mereka itu masih dalam lingkungan
yang sama. Riri dikelas satu sekolah menengah pertama, Ari dikelas satu
sekolah menengah atas dan Ara di kelas tiganya. Sekolah yang besar dan
mewah.
"Hai ra,"
Sesampainya mobio yang mengantar mereka berhenti didepan sekolah, ada
dua orang laki-laki yang langsung menyambut ara, bahkan merangkul ara
yang baru turun dari mobil.
"tangan-tangan." Ari yang baru turun langsung mendekati mereka, mengeplak tangan mereka untuk menjauh dari ara.
"ya elah, Ri. Kita udah biasa kali." Eki membela diri.
"iya ri, kayak kita orang asing aja sih." imbuh Niko.
Dari kecil, sampai mereka dewsa, keduanya selalu bersama dengan Ara,
bahkan Niko sampai nangis, meminta orang tuanya untuk menyekolahkan satu
sekolah dengan Ara. Dimana pun Ara sekolah ya Niko harus sekolah
disana. Kalau Eki, jelas, dia sahabat dimas. Malah dimas yang ikut
rekomendasi sekolah yang bagus, ya tempat Eki sekolah, jadi Ara dan Eki
tak pernah terpisahkan.
"pagi kak Eki, kak Niko." sapa riri yang keluar dari mobil paling akhir.
"pagi Riri cantik." tandas keduanya, ngegombal sama riri. Tapi riri memang cantik sih.
Ara yang biasanya crewet, ngoceh, akan membalas rangkulan keduanya,
hari ini berubah tiga ratus enam puluh derajat, dia jadi pendiam. Ara
hanya berjalan melewati keduanya, melangkah mendahului mereka.
"Kakak kalian kenapa? tumben pendiem?" Eki melirik Ari dan Riri.
"Kakak mau dijodohin, untuk menolong perusahaan papa." Jelas ari, keluar begitu saja.
"Cowoknya udah punya anak kak, usianya tujuh tahun. Katanya sih dari
hubungan gelap gitu." imbuh riri, berharap mereka bisa menghibur atau
memberikan solusi pada kakaknya, ara.
"Kalian tenang aja, biar kita hibur tuh anak, kita cari solusi sama-sama ya Ko, buat riri."
Eki langsung merangkul niko dan mengajak niko menyusul ara yang sudah berjalan cukup jauh dari mereka.
"semoga aja mereka bisa bantu." ari
"atau mereka bisa hibur kakak." Riri.
Ari masuk ke kelasnya, begitu juga dengan Riri yang masuk ke kelasnya. Sementara eki dan niko sibuk mengejar ara.
"Ra, pulang sekolah jalan yuk. Kemana aja gitu."
"boleh."
Ara langsung bersemangat, kalau udah soal jalan-jalan. Setelah
selesai sekolah, ara mengirim pesan pada Ari dan Riri, kalau dia pergi
dengan Eki dan Niko. Mereka jalan keliling mall dan berfoto.
(gambar hanya pemanis ya guys. Ara-Eki-Niko)
"Ra, kita bisa bantu apa?" Eki.
Ara yang sejak tadi lupa dan happy-happy aja langsung kesal menatap keduanya.
"Gak usah ikut campur, itu urusan gue."
Ara langsung berdiri dan pergi meninggalkan keduanya.
"Gue gak rela lo nikah sama om duda itu, Ra. Karena gue cinta sama lo." Eki.
Langkah Ara tertahan, dia berbalik dan menatap eki tak percaya.
"eki, lo gilak. Dari awal kita sahabatan kita kan udah berkomitmen gak ada yang boleh saling cinta."
"Ya tapi gue cinta sama lo, Ra."
"Lupain perasaan lo. Gue bakalan nikah sama om duda yang lo sebut.
ok, pembicaraan kita berakhir disini. Buang jauh-jauh perasaan lo ke
gue, Ki."
"lo juga, ko. Jangan pernah sekali-kali lo cinta sama gue. Kita cuma sahabat."
"tapi gue juga cinta sama lo, Ra. Gue bisa minta tolong papa buat bantuin perusahaan lo."
"hah?"
Ara terkejut, dia tak tau banyak tentang Niko dan keluarganya. Tapi
sepertinya dari ucapan Niko dia juga anak orang kaya, pasti juga Niko
gak main-main sama ucapannya. Apa Ara terima bantuan Niko aja?
***
Wahhh... wahhh wahh
ara bakalan minta tolong siapa yahhh
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Naftali Hanania
galau... 😆
2021-05-12
0
Ima Kalibaru
lanjut author pokoknya seru 👌
2021-03-03
0
rasya radya oneo
lanjut
2020-11-22
0