Episode 10 - Alex perfect husband

 

 

selamat membaca lagi, maaf kalau pendek-pendek, karena kerjaan saya juga ada yang lain. selamat membaca kembali

***

 

Ara sangat bersemangat datang ke sekolah. Dia kira di sekolah dia

akan bertemu dengan kakak perempuannya, ada tak pernah sehari bahkan

semalam tak melihat sang kakak, dan ini, tak melihatnya semalaman,

membuatnya sangat rindu.

Sebelum bel masuk berbunyi, ara langsung ke kelas kakaknya. Tapi dia

hanya melihat eki dan niko yang sedang ngobrol, kakaknya, ara yang

biasanya duduk dibelakang mereka, tak ada.

"Yah, gak berangkat."

Lupanya riri, bagaimana sang kakak bisa berangkat, seragam dan buku

sekolah kan ada di rumah. Iyah. Riri menepuk keningnya, baru ingat.

"kenapa ri?"

Ari mengikuti riri, tapi kalah cepar. Karena Ari tak mau buang

tenaga, nanti dia harus ikutan main basket. Jadi gak mau capek kayaka

riri, yang lari ke kelas ara.

"kak ara ya, gak masuk ya?" ari melihat kedalam kelas.

Eki dan Niko yang melihat kedua adik ara datang ke kelasnya,

menghampiri keduanya. Ahh, Ari jadi ingat, bukannya kemarin merena itu

sama ara, tapi tiba-tiba ara sama alex.

"kak, kita mau tanya, bukannya kemarin kalian terakhir jalan bareng

kan sama kak ara?" tanya ari, sedang ingin berbicara sopan saja.

"emm..."

Eki dan niko gelapan. Apalagi eki, yang tak sengaja memukul ara. Kalau ari tau bisa ngamuk dia.

Tengg...

Selamat. Untung bel masuk kelas berbunyi. Setidak ya eki terhidar

dari ari untuk beberapa jam, jadi dia bisa mencari alasan lain.

"nanti lagi lah dek, masuk kelas dulu." kata ari menggandeng riri.

riri mengangguk. Dia pergia dari kelas ara, berjalan ke kelasnya, begitu juga dengan ari yang masuk ke kelasnya.

 

Ara sedang makan bubur buatan bibik, dengan nonton tv. Tv yang

kebanyak gosip dan sinetron cinta, yang tak ara suka, dia mencari

tumpukan dvd yang ara lihat ada didekat tvnya. Ada dvd transformer,

mungkin milik ali. Ara langsung memesukan kaset dvdnya dan memutar itu.

Memakaannya dengan lahap.

"ahhh.."

ketika sedang asik menikmati makanan bibik, tiba-tiba perut ara

sakit. Ara bergegas ke kamar tempat dia tidur di rumah alex, mencari

tasnya dan mencari sesuatu didalamnya.

"duhh, mana obat dateng bulannya." ara mengacak-ngacak tasnya, mengeluarkan semua isi tasnya, tapi tak ada obat yang dia cari.

"pasti lupa dimasukan ke tas. Begog!"

Ara mengumpat pada dirinya sendiri, lalu bagaimana sekarang, setiap

datang bulan ara sering sekali sakit perut, bisa sampai keringat dingin

dan pucat, ditambah sakit, bengkak dipipi, udah gak karuan rasanya.

"apa telpon mama buat anterin obatnya ya." pikir ara, masih memegangi

perut dan meremat kaosnya dibagian perut. "auhhh.. mama.." Ara sangat

membutuhkan mamanya sekarang.

Bibik yang ada disekitar kamar ara tam sengaja mendengar teriakan ara. Bibik langsung masuk dan panik melihat ara yang pucat.

"non, kenapa?" tanya bibik pada ara.

"Bik, saya butuh obat dateng bulan, tapi saya lupa bawa. Mau telpon rumah, gak mungkin."

Ara tak tahan, dia mengambil ponselnya dan meminta tolong Alex, hanya

alex yang bisa menolongnya saat ini. Ara harap alex mau. Ara

mengirimkan pesan berupa foto gambar obat datang bulan yang biasa ara

minum ke nomer alex, untung dia sudah meminta nomer alex dari papanya.

Untuk dia simpan, berguna juga.

 

kling...

Alex masih meeting. Ponselnya berbunyi, sengaja tak ia matikan karena

takut ada panggilan darurat dari rumah, dari bibik tentang ara. Eh,

anaknya sendiri yang telpon. Dimas yang memberikan nomer ara untuk alex.

"halo ra, kenapa?"

Alex keluar untuk menelpon, karena ara tak memberikan keterangan apa di pesan gambarnya, hanya gambar obat.

"om, tolong beliin obat itu, itu obat dateng bulan, bisa gak om? kalau gak saya minta tolong bibik deh."

ara menjeda ucapannya, memekik sakit ditelpon. Alex makin khawatir.

Alex bergegas membubarkan meeting, dia ke apotin dan membeli obat untuk

ara.

"tuh anak kenapa sih, sampek gitu. Bikin orang khawatir aja." Alex ngebut bawa mobil.

Dia langsung balik ke rumah setelah mendapatkan obatnya. Alex

tersenyum sendiri, baru kali ini hidupnya berantakan, jadwal kerja, yang

biasanya cuek jadi perhatian banget sama cewek, melanggar semua

ucapannya sendiri, termasuk datang telat ketika meeting, meninggalkan

meeting begitu saja. Rasanya hidup alex seperti naik roll koster.

Menanggangkan tapi seru.

"Bik, ambilin minum ya."

sesampainya di rumah, alex langsung bergegas masuk, berlari dan

menyuruh bibik membasa air minum ke kamar ara. Gilak ara bener-bener

bikin Alex marathon lari hari ini.

"Ra, ini obatnya?"

Alex langsung memberikan obatnya. Bibik datang, bergegas berjalan dan

membawa air minum. Alex langsung membantu ara meminum obatnya.

"ya ampun, sampek segininya sih."

Refleks alex mengelap kening ara yang sudah berkeringat. Muka ara juga pucat.

"udah, om makasih." ara meminta alex mengambil gelas dari tangannya.

"saya mau tidur lagi, nanti juga sembuh sendiri."

Alex menaruh air minumannya di nakas. Dia membantu ara tidur dan menyelimutnya.

"om, boleh minta temenin gak?"

Biasanya sang mama, yang menemani, ara hanya butuh tangan seseorang,

untuk dia genggam, untuk menyalurkan rasa sakit di perutnya. Alex

mengangguk.

"Ra, kamu gak apa-apa gini? Kamu mau aku panggil dokter lagi buat periksa?"

Alex masih disana, duduk dipinggir ranjang, menemani ara. Ara

menggeleng, ara paling takut kalau diperiksa soal ini. Ara terpejam, dia

mencoba menghilangkan bayangan buruknya tentang sang mama kandung,

tania yang memiliki penyakit dalam, bermasalah dengan rahim dan

menyiapkan lala untuk itu, tapi mamanya malah meninggal karena

kecelakaan.

Ara ingat, dia yang memaksa lala untuk menceritakan tentang mama

tanianya itu. Kalau sudah seperti ini, ara suka terbawa mimpi. Ara baru

saja terlelap, maksud hati Alex ingin melepaskan tangan ara yang

memegangnya, tapi baru sedikit dia melepaskan tangannya.

"mama," ara berterisk ketakutan.

Alex tak jadi meninggalkannya. Alex kembali duduk dan tiba-tiba saja ara terbangun, menangis dan memeluk alex

Alex terdiam kaget.

"Jangan tinggalin ara om, ara takut."

Sekolah ari pulang lebih awal. Ali melihat ada mobil papanya di luar,

jarang sekali sang papa bolos kerja dan ketika dia mencari papanya, ali

malah melihat papanya dengan ara, berpelukan dengan ara.

"dasar tante cengeng, centil. Cari perhatian banget sama papa aku,

awas aja. Aku gak akan mau tante centil cengeng itu rebut papa dari ali,

nanti kasih saya papa jadi terbagi." Ali berdecak pinggang diluar

kamar ara, menatap ara yang sedang memeluk alex, papanya.

 

Ahh, masih mau minta maaf lagi.

ini mah, dasar authornya aja, yang lagi butuh pelukan. Jadi ara saya suruh peluk dan manja sama alex. hihii...

gimana? masih mau next dan sudi baca, dengan author yang baperan?

Terpopuler

Comments

Naftali Hanania

Naftali Hanania

alex sweet 😆😆

2021-05-14

0

Ila Syaqilla

Ila Syaqilla

Nulis'y banyak yang tertukar....
lebih fokus lagi ya Thor...Semangat 💪

2020-11-19

3

lihat semua
Episodes
1 Episode 1 - Prolog
2 Episode 2 - Pengorbanan Ara
3 Episode 3 - Best Friend
4 Episode 4 - Petemuan Ara dan Alex
5 Episode 5 - pukulan eki
6 Episode 6 - menginap di rumah alex
7 Episode 7 - Perjanjian ara dan alex
8 Episode 8 - Rumah ara heboh
9 Episode 9 - Ara sakit
10 Episode 10 - Alex perfect husband
11 Episode 11 - kecemburuan ali
12 Episode 12 - Ari ngamuk
13 Episode 13 - kerja sama bohongin dimas
14 Episode 14 - bolos berjamaah
15 Episode 15 - dimas marah
16 Episode 16 - full ngerjain ara
17 Episode 17 - Surprise buat ara
18 Episode 18 - birthday party
19 Episode 19 - Feeling ara gak enak
20 Episode 20 - mama ali
21 Episode 21 - alex bingung
22 Episode 22 - angel alex
23 Episode 23 - mama ali
24 Episode 24 - ali sakit
25 Episode 25 - ara gak bisa tidur
26 Episode 26 - persiapan pernikahan
27 Episode 27 - happy wedding
28 Episode 28 - bukan pernikahan impian
29 Episode 29 - first night
30 Episode 30 - pagi pertama
31 Episode 32 - ali
32 Episode 33 - angel yang gila
33 Episode 33 - honemoon ke singapur
34 Episode 34 - hasil honeymoon
35 Episode 35 - ara gak mau hamil
36 Episode 36 dokter kandungan
37 Episode 37 - aborsi
38 Episode 38 - abosri 2 /terjebak
39 Episode 39 - maaf
40 Episode 40 - bayinya?
41 Episode 41 - ara menyesal
42 Episode 42 - Masakan mama
43 Episode 43 - ara ngambek pagi
44 Episode 44 - ara ngambek
45 Episode 45 - berita ara tersebar
46 Episode 46 - hukuman untuk ari
47 Episode 47 - masalah sisi
48 Episode 48 - kantor polisi
49 Episode 49 - ikut ngantor
50 Episode 50 - ngerjain angel
51 Episode 51 - stay di singapur
52 Episode 52 - ara gak mau ke singapur
53 Episode 53 - alex dapat solusi
54 Episode 54 - kisah ali
55 Episode 55 - bye-bye angel
56 Episode 56 - perjanjian ali dan alex
57 Episode 57 - usg kedua
58 Episode 58 - photoshoot
59 Episode 59 - festival kuliner
60 Episode 60 - angel kembali ke indonesia
61 Episode 61 - selamat tinggal semuanya
62 Episode 62 - sequel ali lia in desember
63 PENGUMUMAN
64 SEPENGGAL KISAH SI KEMBAR
65 RUMAH SAKIT
66 DONOR DARAH
67 PERASAAN ARA
68 KEBOHONGAN TAK BERTAHAN LAMA
69 KECELAKAAN PESAWAT
70 RAHASIA
Episodes

Updated 70 Episodes

1
Episode 1 - Prolog
2
Episode 2 - Pengorbanan Ara
3
Episode 3 - Best Friend
4
Episode 4 - Petemuan Ara dan Alex
5
Episode 5 - pukulan eki
6
Episode 6 - menginap di rumah alex
7
Episode 7 - Perjanjian ara dan alex
8
Episode 8 - Rumah ara heboh
9
Episode 9 - Ara sakit
10
Episode 10 - Alex perfect husband
11
Episode 11 - kecemburuan ali
12
Episode 12 - Ari ngamuk
13
Episode 13 - kerja sama bohongin dimas
14
Episode 14 - bolos berjamaah
15
Episode 15 - dimas marah
16
Episode 16 - full ngerjain ara
17
Episode 17 - Surprise buat ara
18
Episode 18 - birthday party
19
Episode 19 - Feeling ara gak enak
20
Episode 20 - mama ali
21
Episode 21 - alex bingung
22
Episode 22 - angel alex
23
Episode 23 - mama ali
24
Episode 24 - ali sakit
25
Episode 25 - ara gak bisa tidur
26
Episode 26 - persiapan pernikahan
27
Episode 27 - happy wedding
28
Episode 28 - bukan pernikahan impian
29
Episode 29 - first night
30
Episode 30 - pagi pertama
31
Episode 32 - ali
32
Episode 33 - angel yang gila
33
Episode 33 - honemoon ke singapur
34
Episode 34 - hasil honeymoon
35
Episode 35 - ara gak mau hamil
36
Episode 36 dokter kandungan
37
Episode 37 - aborsi
38
Episode 38 - abosri 2 /terjebak
39
Episode 39 - maaf
40
Episode 40 - bayinya?
41
Episode 41 - ara menyesal
42
Episode 42 - Masakan mama
43
Episode 43 - ara ngambek pagi
44
Episode 44 - ara ngambek
45
Episode 45 - berita ara tersebar
46
Episode 46 - hukuman untuk ari
47
Episode 47 - masalah sisi
48
Episode 48 - kantor polisi
49
Episode 49 - ikut ngantor
50
Episode 50 - ngerjain angel
51
Episode 51 - stay di singapur
52
Episode 52 - ara gak mau ke singapur
53
Episode 53 - alex dapat solusi
54
Episode 54 - kisah ali
55
Episode 55 - bye-bye angel
56
Episode 56 - perjanjian ali dan alex
57
Episode 57 - usg kedua
58
Episode 58 - photoshoot
59
Episode 59 - festival kuliner
60
Episode 60 - angel kembali ke indonesia
61
Episode 61 - selamat tinggal semuanya
62
Episode 62 - sequel ali lia in desember
63
PENGUMUMAN
64
SEPENGGAL KISAH SI KEMBAR
65
RUMAH SAKIT
66
DONOR DARAH
67
PERASAAN ARA
68
KEBOHONGAN TAK BERTAHAN LAMA
69
KECELAKAAN PESAWAT
70
RAHASIA

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!