Episode 14 - bolos berjamaah

haha... judulnya.

selamat membaca...

*

Riri tidur di kamar ara, tidur dengan memeluk kakak yang paling dia sayang. Sementara Ari tidur di kamar Alex dengan Ali.

"Pa, rumah rame ya. Ali seneng, apalagi ada kak ari bisa diajak main bola." kata ari memeluk alex, lalu memejamkan matanya.

"Iya. Ali seneng?"

"yaaa, i'm so happy."

Ali sempat lama tinggal diluar, dibanding anak seusianya, dia sudah

lancar berbahasa inggris, tapi sejak tinggal di indonesia, ali jarang

menggunakannya, karena teman-temannya akan bilang kalau mereka tidak

tau. Ali sok. Jadi Ali tak menggunakannya, hanya sesekali pada sang

papa.

Ali memeluk alex dan memejamkan matanya. Alex senang, rasanya seperti punya keluarga lengkap.

*

Sementara di kamar ara, riri tidur memeluk ara. Ara mengusap kepala

riri untuk menidurkannya, riri suka dilakukan seperti itu ketika akan

tidur.

"Kak," kata riri mendongak menatap sang kakak.

"hmmm?" ara hanya berdehem.

"emm, kak alex baik kak. Semoga kakak sama kak alex bisa saling

mencintai nantinya dan bahagia." kata riri kemudian memejamkan matanya,

memeluk ara.

Ara hanya tersenyum, tak ada yang tau pada siapa kita akan jatuh

cinta, berjodoh, hidup bersamanya sampai akhir hayat, entah takdir ara

bersama alex atau tidak? ara hanya menjalani apa yang terjadi, detik

ini, hari ini dan besok.

*

Ke esokan harinya, ara yang suka bangun pagi, jam lima pagi,

terbangun. Ara melirik jam dinakas, Riri dan ari harus berangkat ke

sekolahkan, kalau bangun jam segini bisa pulang dan ganti baju lalu

sekolah.

"Ri, bangun. Berangkat sekolah, kamu sama ari pulang, ganti baju sama ambil buku pelajaran kamu."

Ara menepuk-nepuk tangan riri yang masih memeluknya, yang ditepuk tak juga bangun.

"Ri, bangun. Mau sekolah gak?"

"gak kak, kakak juga boloskan. Riri juga dong kak, sekali aja. Masih pengen sama kakak." kata riri tak mau membuka matanya.

"ihh, gak boleh gitu. Nanti dimarahin papa kalau papa tau."

Ara terus membangunkan riri, tapi riri tetap memejamkan mata.

"kalau kita dihukum papa, gimana?" ara terus menakuti riri. Tapi riri tak merespon.

*

"La, anak-anak gak pulang?"

Dimas dan lala sudah bangun di rumahnya, di kamarnya. Dimas bertanya,

tapi masih dalam posisi memeluk lala yang masih tertidur menghadapnya.

"gak tau mas,"

Kalau mereka berdua, mereka baru berani memanggil, panggilan mereka

yang dulu, lala dan mas dimas. Dimas hanya berdehem dan kembali memeluk

lala erat, kembali tidur lagi setelah dimas memlihat masih jam lima.

*

tengg...

Suara jam alaram di kamar alex bangun, itu alaram jam saatnya ali

bangun. Ali harus bangun untuk siap-siap ke sekolah supaya tidak

terlambat. Harus tepat waktu. Bukannya ali yang bangun malah ari yang

bangun karena kebisingan.

"suara apa sih tuh, ganggu orang tidur aja." keluh ali mengucek matanya.

"maaf ri, alaramnya ali harus sekolah."

Kalau dimas, biasa bangun tepat waktu. Dimas melirik ari yang malah

terbangun. Sudah jam setengah tujuh, kelas ali masuk jam setengah

delapan. Tadi malam tiga pria ini nonton bola, kalau alex sih menonton

laptopnya, menemani ali nonton tapi tidak menonton bolanya. Makannya ali

sering kesal dengan alex yang tak suka melihat pertandingan bola,

berbanding terbalik dengan ari, semalam suntuk ari dan ali begadang

menonton bola. Sampai ini ari masih ngantuk dan tidur lagi. Alex tak

berani membangunkannya. Akex hanya berani membangunkan Ali.

"Ali, ali harus bangun. Berangkat sekolah." Dimas beberapa kali

menggoyangkan tubuh ali, tapi ali yang juga ikut begadang, masig

ngantuk.

"Papa, ali ngantuk. Ali izin bolos pa, plisss." kata ali dengan mata yang masih terpejam.

Ali jarang sekali bolos sekolah, dia termasuk anak yang pintar, yang

dapat menyerap pelajaran dengan baik dan lumayan cepat. Alex jadi tak

tega membangunkannya, terlebih mengingat bagaimana semalan ali sangat

bahagia dengan ari. Alex tak salah memilih keluarga ara untuk menjadi

keluarga untuk ali.

"iya, sehari aja ya." Alex mengusap puncak kepala ali, alex mengecup kening ali dan keluar kamar.

Alex tak bisa tidur lagi, dia akan mandi, seperti biasa, lalu turun

melihat bibik sudah masak atau belum, atau bahkan membantu bibik

memasak.

Ara juga kehausan dan kelaparan, kenapa ara paling bisa hangumt pagi,

walau mungkin semalam begadang, ara akan bangun pagi-pagi buta karena

perutnya yang keroncongan. Ara paling gak tahan gak makan pagi-pagi. Ara

menyingkirkan tangan adiknya dan beranjak turun dari tempat tidurnya.

Ara berjalan ke dapur, untuk mengambil minum.

"Ra, mau apa?" alex bertanya pada ara, ara melotot menatap alex yang

memakai celemek. Kemarin dia terlihat keren dengan jas, jaket, dan ini,

celemek. Ara hampir tertawa tapi menahannya.

"Mau minum mas, mau ambil minum."

kata ara, melewati alex begitu saja dan mencari tempat air minum. Alex mengambilkannya dari lemari pendingin.

"ini." Alex memberikan air minumnya pada Ara. Ara menuangkannya kedalam gelas dan meminumnya.

walau sudah minum satu gelas penuh, perut ara masih lapar. Ara paling

anti makan malam karena ara gak mau gendut. Kadi kalau pagi-pagi, Ara

sangat lapar. Harus bangun pagi dan makan apapun, kalau di rumah lala

pasti sudah menyiapkannya. Tapi ini?

"bik, ada yang bisa ara makan gak. Saya laper banget."

Alex menarik kursi untuk ara duduk, meja bar kecil di dapurnya. Alex

mengambilkan makanan untuk ara, spageti yang alex buat sendiri. Tanpa

membuang waktu, Ara langsung menyantap spagetinya, karena terlalu lapar,

sampai makannya belepotan.

"Ra," panggil alex pada ara.

"iya." saut ara menatap alex.

"makannya pelan-pelan. Saosnya kemana-mana itu." alex menunjuk bibir

ara yang belepotan caos. "kayak anak kecil aja makannya, belepotan.

Kayak ali dulu baru belajar makan sendiri."

ara malu sekali, dia langsung mengusap area sekitar bibirnya, memastikan saos yang ada disana hilang.

"Bukan disiru, sebelahnya."

alex memberitahu ara, menunjukan dibagian mana ara harus mengelap

mulutnya. Tapi ara kesusahan. Ara meminta alex untuk membantunya, dengan

isyarat tapan dari ara.

"disini." Alex membantu mengusap bibir ara. Bibir merah yang merona,

makin merona karena bumbu spageti itu. Membuat alex, seorang pria

dewasa, tergoda. Alex mengusap pelan bibir ara.

Begitu juga ara yang seakan ikut tersihir dengan tatapan tedu alex, juga dagunya yanh indah. Ara terlena.

"Ra, kamu bakalan jadi istri aku kan?" tanya alex disela mengusap bibir ara. Ara hanya mengangguk pelan.

"aku boleh cium bibir kamu?" kata alex lagi, meminta izin.

Ara diam, tak tau harus apa. Jujur ara belum pernah melakukannta

mencium bibir cowok dan ketika cowok itu mengajak, kebanyakan ara

berlasaan dan pergi. Tapi ini? tak ada alasan dan penolakan dari hati

ara.

"boleh ra?" tanya alex sekali lagi.

to be cntinue,

*

Terpopuler

Comments

Naftali Hanania

Naftali Hanania

uwu

2021-05-14

0

lihat semua
Episodes
1 Episode 1 - Prolog
2 Episode 2 - Pengorbanan Ara
3 Episode 3 - Best Friend
4 Episode 4 - Petemuan Ara dan Alex
5 Episode 5 - pukulan eki
6 Episode 6 - menginap di rumah alex
7 Episode 7 - Perjanjian ara dan alex
8 Episode 8 - Rumah ara heboh
9 Episode 9 - Ara sakit
10 Episode 10 - Alex perfect husband
11 Episode 11 - kecemburuan ali
12 Episode 12 - Ari ngamuk
13 Episode 13 - kerja sama bohongin dimas
14 Episode 14 - bolos berjamaah
15 Episode 15 - dimas marah
16 Episode 16 - full ngerjain ara
17 Episode 17 - Surprise buat ara
18 Episode 18 - birthday party
19 Episode 19 - Feeling ara gak enak
20 Episode 20 - mama ali
21 Episode 21 - alex bingung
22 Episode 22 - angel alex
23 Episode 23 - mama ali
24 Episode 24 - ali sakit
25 Episode 25 - ara gak bisa tidur
26 Episode 26 - persiapan pernikahan
27 Episode 27 - happy wedding
28 Episode 28 - bukan pernikahan impian
29 Episode 29 - first night
30 Episode 30 - pagi pertama
31 Episode 32 - ali
32 Episode 33 - angel yang gila
33 Episode 33 - honemoon ke singapur
34 Episode 34 - hasil honeymoon
35 Episode 35 - ara gak mau hamil
36 Episode 36 dokter kandungan
37 Episode 37 - aborsi
38 Episode 38 - abosri 2 /terjebak
39 Episode 39 - maaf
40 Episode 40 - bayinya?
41 Episode 41 - ara menyesal
42 Episode 42 - Masakan mama
43 Episode 43 - ara ngambek pagi
44 Episode 44 - ara ngambek
45 Episode 45 - berita ara tersebar
46 Episode 46 - hukuman untuk ari
47 Episode 47 - masalah sisi
48 Episode 48 - kantor polisi
49 Episode 49 - ikut ngantor
50 Episode 50 - ngerjain angel
51 Episode 51 - stay di singapur
52 Episode 52 - ara gak mau ke singapur
53 Episode 53 - alex dapat solusi
54 Episode 54 - kisah ali
55 Episode 55 - bye-bye angel
56 Episode 56 - perjanjian ali dan alex
57 Episode 57 - usg kedua
58 Episode 58 - photoshoot
59 Episode 59 - festival kuliner
60 Episode 60 - angel kembali ke indonesia
61 Episode 61 - selamat tinggal semuanya
62 Episode 62 - sequel ali lia in desember
63 PENGUMUMAN
64 SEPENGGAL KISAH SI KEMBAR
65 RUMAH SAKIT
66 DONOR DARAH
67 PERASAAN ARA
68 KEBOHONGAN TAK BERTAHAN LAMA
69 KECELAKAAN PESAWAT
70 RAHASIA
Episodes

Updated 70 Episodes

1
Episode 1 - Prolog
2
Episode 2 - Pengorbanan Ara
3
Episode 3 - Best Friend
4
Episode 4 - Petemuan Ara dan Alex
5
Episode 5 - pukulan eki
6
Episode 6 - menginap di rumah alex
7
Episode 7 - Perjanjian ara dan alex
8
Episode 8 - Rumah ara heboh
9
Episode 9 - Ara sakit
10
Episode 10 - Alex perfect husband
11
Episode 11 - kecemburuan ali
12
Episode 12 - Ari ngamuk
13
Episode 13 - kerja sama bohongin dimas
14
Episode 14 - bolos berjamaah
15
Episode 15 - dimas marah
16
Episode 16 - full ngerjain ara
17
Episode 17 - Surprise buat ara
18
Episode 18 - birthday party
19
Episode 19 - Feeling ara gak enak
20
Episode 20 - mama ali
21
Episode 21 - alex bingung
22
Episode 22 - angel alex
23
Episode 23 - mama ali
24
Episode 24 - ali sakit
25
Episode 25 - ara gak bisa tidur
26
Episode 26 - persiapan pernikahan
27
Episode 27 - happy wedding
28
Episode 28 - bukan pernikahan impian
29
Episode 29 - first night
30
Episode 30 - pagi pertama
31
Episode 32 - ali
32
Episode 33 - angel yang gila
33
Episode 33 - honemoon ke singapur
34
Episode 34 - hasil honeymoon
35
Episode 35 - ara gak mau hamil
36
Episode 36 dokter kandungan
37
Episode 37 - aborsi
38
Episode 38 - abosri 2 /terjebak
39
Episode 39 - maaf
40
Episode 40 - bayinya?
41
Episode 41 - ara menyesal
42
Episode 42 - Masakan mama
43
Episode 43 - ara ngambek pagi
44
Episode 44 - ara ngambek
45
Episode 45 - berita ara tersebar
46
Episode 46 - hukuman untuk ari
47
Episode 47 - masalah sisi
48
Episode 48 - kantor polisi
49
Episode 49 - ikut ngantor
50
Episode 50 - ngerjain angel
51
Episode 51 - stay di singapur
52
Episode 52 - ara gak mau ke singapur
53
Episode 53 - alex dapat solusi
54
Episode 54 - kisah ali
55
Episode 55 - bye-bye angel
56
Episode 56 - perjanjian ali dan alex
57
Episode 57 - usg kedua
58
Episode 58 - photoshoot
59
Episode 59 - festival kuliner
60
Episode 60 - angel kembali ke indonesia
61
Episode 61 - selamat tinggal semuanya
62
Episode 62 - sequel ali lia in desember
63
PENGUMUMAN
64
SEPENGGAL KISAH SI KEMBAR
65
RUMAH SAKIT
66
DONOR DARAH
67
PERASAAN ARA
68
KEBOHONGAN TAK BERTAHAN LAMA
69
KECELAKAAN PESAWAT
70
RAHASIA

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!