Mampir Di Bakso Si Mbah

Melihat tatapan itu, membuat tubuhku bergetar. Apa yang akan ia lakukan? Apa maksudnya melakukan semua ini. Muncul kembali di kehidupanku. Mencampuri urusanku.

"Di! Menjauhlah dariku. Kumohon ...," pintaku memohon.

Mata itu semakin tajam. Sorotnya menakutkan. "Jawab dulu, Nia!"

"A-apa?"

"Mengapa kamu menikah dengan Bastian?"

"Hah?"

"Jawablah, jujur!"

"Karena aku mencintainya."

"Bohong!"

Wajah itu semakin dekat. "Bastian hanya pelarianmu saja, kan?"

Aku menelan saliva. "Kami saling mencintai."

"Tidak! Kamu terpaksa menikahinya. Iya, kan?"

Aku mendelik tajam. "Kamu pikir kamu siapa? Tahu apa kamu soal perasaan! Kamu sendiri saja, tak mengerti apa itu cinta! Apa yang kamu tahu tentang diriku? Kamu tak lebih dari seorang pecundang!"

"Kamu bertanya padaku, apa itu cinta? Biar kutunjukkan!"

Wajah itu semakin dekat, membuatku harus berontak.

"Di!"

Plak!

Sebuah tamparan keras mendarat di pipi kirinya.

"Kamu gila! Aku sudah menikah, Di!"

"Aku memang gila, karenamu, Nia!" Kembali ia mendekat, kudorong dada bidang yang pernah paling kusukai itu.

"Menjauh, Di! Menjauhlah dariku! Jangan membuatku semakin membencimu!"

Bulir bening mulai menetes di pipiku. "Kumohon ... jalani hidup kita masing-masing. Aku sudah memilih jalanku. Aku sudah bahagia dengan pilihanku. Biarkan aku bahagia, Di. Dan ... kamu ... bahagialah bersama tunanganmu itu."

"Apa aku membuatmu menangis? Nia ... Nia ... aku masih mencintaimu. Aku ... aku sangat merindukanmu."

"Aku tidak!"

Tangannya memegangi dada bidangnya. Seolah merengkuh sesuatu di dalam sana.

Dia tertawa konyol. "Pulanglah ... hapus air matamu. Biar kuantar!"

"Tidak perlu! Aku bisa memesan taksi."

Aku berjalan meninggalkannya. Kubangunkan Arka yang masih terlelap. Lalu menggendongnya untuk pulang. Kakiku terus melangkah menuruni tangga.

"Biar kuantar! Ini sudah pukul delapan lebih. Suamimu tentu khawatir."

Sesekali kuseka air mata yang terus meluncur di pelupuk. Entah mengapa, bulir bening ini terus mengalir. Tak tahu apa yang sesungguhnya kurasakan. Entah kemarahan, kebencian, atau bahkan penyesalan.

***

Di dalam mobil, kami saling diam. Diam. Dengan ranah pikiran masing-masing. Arkaku dengan santainya masih terlelap.

Sebuah lagu piano diputarnya. Mengusik jiwa yang tengah melanglang menuju amarah. Pelan ... musik itu mengalun manis. Perlahan, hatiku lepas landas, kembali mengukir masa yang telah berlalu.

Tanganku memencet tombol off, mematikannya. Namun, tangan orang yang duduk di sebelahku kembali mengalunkan melodi piano tersebut. Tak mau kalah. Kupencet kembali untuk menghentikan musik itu. Dan ... tangan itu dengan sigap menghidupkannya lagi.

Aku menyerah. Masih dalam posisi diamku. Dan dia dalam posisi diamnya. Kubiarkan suara piano itu kembali mengalun indah. Mengaliri kembali jiwa ini tentang nuansa yang sempat mengisi hati.

Kekesalanku perlahan runtuh. Berganti dengan memori itu ... yang sangat ... romantis.

Jiwaku begitu tenang menikmati suara piano ini. Hanya saja ... luka yang sempat membekas, menganga kembali. Bayangan gadis cantik, tinggi semampai, bergaun merah itu, tiba-tiba mengusik nostalgia ini.

Romantisme pun berganti egoisme. Sejahat dan seegois itu, kah, aku? Ya ... Tuhan. Orang ini semakin membuatku tersiksa, atas dosa sedikit saja memikirkannya. Ingat, Ima! Jangan biarkan orang-orang menyebutmu PELAKOR! Tidak, untuk selamanya!

***

Kami sampai di rumah. Kulihat rumah minimalis itu masih gelap. Apa suamiku belum pulang?

Aku turun dari kabin. Masih dengan Arka yang terlelap. Tanpa sepatah kata pun. Kubiarkan dokter elang itu merenungi kekeliruannya. Agar dia tahu, aku bukan Nianya yang dulu. Yang mudah memaafkan kesalahannya. Kini, aku ... Imania Saraswati, adalah seutuhnya seorang istri dari pemilik nama, Muhammad Bastian.

***

Mentari pagi bersinar cerah. Menggugah diriku yang masih nyaman dengan rasa kantuk. Disusul dengan tangisan Arka. Rasa kantukku hilang seketika.

"Arka ... tenang, Sayang. Mama di sini."

Arka yang berbaring di antara kami -- aku dan suami -- mengingatkanku tentang memar di kakinya.

"Sayang ... apa kakimu masih sakit?" Menatap khawatir pada Arka. Seraya memeriksa punggung kakinya.

"Enggak." Arka menggeleng, menghentikan tangisnya.

"Oh ... syukurlah," ucapku lega.

"Lalu kenapa?" Menatap heran ekspresi Arka yang masih nyengir kesakitan.

Arka menoleh papanya yang masih tertidur pulas. Mempraktikkan tangannya yang tertindih papa, tadi.

"Oh ... dasar, Papa!"

Hari ini suamiku libur bekerja. Wajar kalau dia masih tidur. Waktu menunjukkan pukul tujuh pagi. Aku juga bangun kesiangan. Ah, sore kemarin sangat melelahkan tubuh dan otakku. Sampai begitu lelapnya kutertidur, tak menyadari Mas Bastian pulang, yang entah pukul berapa semalam.

Aku beranjak dari tempat tidur. Mengajak Arka bangun. Serta membiarkan Mas Bastian yang masih nyaman dalam mimpinya. Sesekali bibir itu menyunggingkan senyum. Mungkin dia sedang mimpi indah.

***

"Ayo, Pa?"

"Sebentar, Ma." sahutnya dari dalam kamar.

Hari ini, Minggu, mas Bastian libur kerja. Kami berencana untuk pergi ke zoo, kebun binatang di kota kami.

Seperti biasa, kami akan naik motor. Mas Bastian keluar menghampiri kami -- aku dan Arka -- yang sudah siap.

***

Sampai di kebun binatang.

Arka sangat antusias. Maklum, dia jarang diajak jalan-jalan, kecuali di sekitar perkampungan saja. Kami sangat menikmati perjalanan keliling zoo.

"Papa, itu apa?"

"Itu Burung Unta, Sayang?"

"Kalau yang itu!"

"Itu Burung Kenari."

"Papa ... ayo lihat Harimau!"

"Ayo!"

Begitu lah. Arka sangat senang. Suasana zoo di hari Minggu lumayan ramai. Kami beristirahat di sebuah bangku panjang yang di sediakan untuk umum.

***

Sudah sore. Sebelum kami pulang. Kami akan mampir ke sebuah rumah makan bakso yang cukup favorit di kota ini. Bakso Si Mbah, namanya. Bukan milik mbah kami. Kata orang, bakso Si Mbah ini, dinamakan sejak lama, sudah turun temurun. Soal rasa ... tiada lawan, deh! Itulah mengapa kami menyukai bakso ini.

Kami sampai di Bakso Si Mbah. Tempatnya ada di sebelah POM bensin. Kami sengaja mencari tempat duduk yang santai. Kami memilih lesehan. Di sini lebih nyaman di banding duduk di kursi itu. Karena Arka tidak akan bebas bergerak, yang sedang aktif berjalan ke sana ke mari.

Tidak lama kemudian, makanan kami pun datang.

"Hati-hati, Ma, ini masih panas!" Mas Bastian mengingatkan.

"Ya, Pa," jawabku seraya menyuapi Arka.

Tiba-tiba ada suara kaki melangkah menuju tempat lesehan kami.

"Hai, Bas!"

Suamiku menghentikan suapannya. "Hai, Di. Mari gabung dengan kami!"

Aku melirik ke arahnya. Mengapa ada dia lagi. Dunia sesempit inikah. Tidak ada tempat makan lain kah, sehingga dia datang ke sini. Aku membatin, berharap dia tak duduk bersama kami.

"Bagaimana, Nes? Kita gabung di sini saja, ya?" Dokter itu menoleh ke arah wanita cantik di sebelahnya.

Oh ... dia itu kan, tunangannya. Ini kedua kali aku melihatnya. Sedikit senyum kulempar padanya.

"Em ... tadinya ... aku ingin duduk di sana." Seraya menunjuk tempat duduk yang ada kursinya, bukan lesehan. "Tapi ... karena ada anak kecil yang manis ini. Aku ingin duduk bersama kalian. Boleh, kan?" ujarnya sambil menyentuh pipi Arka gemas.

"Boleh, donk? Silakan duduk," ucap mas Bastian.

Kami pun duduk berhadapan. Aku sedikit risih dengan kehadiran mereka. Apalagi tatapan dokter elang itu, sesekali mencuri pandang padaku.

"Sungguh menyebalkan!" desisku lirih.

"Apa?" Wanita cantik itu menatap padaku.

"Ah ... ma-maksudku ... i-ini ... baksonya masih sangat panas. Menyebalkan!" jelasku gugup.

Gadis cantik berambut panjang sebahu itu tersenyum, diikuti tawa kecil dokter elang itu.

-- BERSAMBUNG --

_____________________________________________

Note :

Lesehan \= Duduk di atas lantai dengan beralaskan tikar dan sebagainya.

Terpopuler

Comments

Kustri

Kustri

bagus.. g halu

2020-07-10

2

carrisa Evania

carrisa Evania

aku seneng ceritanya 🥰🥰

2020-06-15

4

DoraemonCantik

DoraemonCantik

keren

2020-05-13

2

lihat semua
Episodes
1 Ketika Gosip Itu Datang
2 Perjanjian Rahasia
3 Kepercayaan Itu Kuraih Kembali
4 Jumpa Kembali Masa Lalu
5 Janji Imitasi
6 Saling Amnesia
7 Gosip Tak Kunjung Usai
8 Dekapan Terhangat
9 Musik Piano Masa Lalu
10 Dia Teman Baik Suamiku
11 Kembalinya Sahabatku
12 Di Rumah Dokter Elang
13 Mampir Di Bakso Si Mbah
14 Double Date!
15 Di Giant Restaurant
16 Pesta Ulang Tahun Teman Suamiku
17 Terjebak Berdua Di Dalam Kamar
18 Tamu Tak Diundang
19 Membeli Sebuah Mobil
20 Hari Paling Sial
21 Kembali Ke Taman Bunga Pelangi
22 Hujan Di Bumi Basah Di Hati
23 Jejak Asmara
24 Handphone Suamiku Tertinggal
25 Hantu Di Rumahku
26 Di Pesta Ulang Tahun Nessa
27 Perjanjian Rahasia Itu Terungkap
28 Mengenang Romansa Masa Lalu
29 Happy Anniversary Ke-3
30 Berangkat Ke Puncak
31 Tentang Mantan
32 Mantan Terburuk
33 Di Villa Romantis
34 Antara Aku, Kau, Dan Dia
35 Gagal Lagi Gagal Lagi
36 Dipaksa Bercinta
37 Cinta Yang Salah
38 Hari Terakhir Di Villa
39 Janji
40 Ketika Diriku Mulai Curiga
41 Seribu Alasan
42 Gerimis Melanda Hati
43 Kesempatan Terakhir
44 Tanda Persahabatan
45 Suamiku Dan Wanita Seksi
46 Wanita Penggoda
47 Masa Lalu Suamiku
48 Anakku Sakit
49 Di Rumah Sakit
50 Penolakan Keras
51 Dihajar Orang
52 Semakin Hari Semakin Aneh
53 Dokter Elang Dalam Bentuk Wanita
54 Melabrak Dokter Elang
55 Peringatan Terakhir
56 Saat Hatiku Remuk
57 Skenario Tuhan
58 Tulus Atau Modus
59 CLBK (Cinta Lama Bersemi Kembali)
60 Aku Pulang
61 Kejujuran Dari Hati Terdalam
62 Gadis Alien
63 Suamiku Sahabatku
64 Tak Semua Wanita Mampu Sepertiku
65 Luka Yang Kusembunyikan
66 Maafkan Aku, Ayah ....
67 Calon Imam
68 Apa Dia Cemburu?
69 Sosok Yang Kucari
70 Berubah Pikiran
71 Ayahku Bijaksana Dan Luar Biasa
72 Perjalanan Cinta Baru Dimulai
73 Kontak Baru
74 Dilema Perceraian
75 Tiada Kesempatan Lagi
76 Selamat Tinggal Kenangan
77 Lagu Favorit Gadis Alien
78 Cinta Lama Berusaha Kelar
79 Pertemuan Di Cafe
80 Di Balik Sisi Ceria Fania
81 Sidang Perceraian
82 Have Lunch Together
83 Terbakar Cemburu
84 Bertemu Nessa
85 Egois
86 Kartu Nama
87 Mengandung Unsur Iklan
88 Seluk-Beluk Fania
89 Pernikahan Mantan
90 Kekasih Fania Yang Bengis
91 Dua Mobil Hitam
92 Sahabatku Kembali
93 Lampu Hijau
94 Crazy Shopping
95 Perkelahian Sengit
96 Ada Apa Dengan Fania?
97 Terpaksa Disuapi
98 Dimas Is My First Love
99 Hari Pertama Masuk Kerja
100 Who Is 'Ve'?
101 Hanya Mantan, No More!
102 Jangan Cintai Pacarku
103 Di Balik Pintu
104 Kacamata Hati
105 Rumah Siapa?
106 New House
107 Ingin Masuk Kantor
108 Di Balik Bingkai Foto
109 Gagal Resign
110 Mengunjungi Rumah Baru
111 Mengulang Yang Sempat Tertunda
112 Panggilan 'Sayang'
113 Fania Dan Rudi
114 Pertikaian
115 Memberi Pengertian Kepada Anakku
116 Berangkat Menuju Taman Hiburan
117 Pernyataan Yang Tertunda
118 Penyamaran Terbongkar
119 Status WhatsApp
120 Dilema Itu Menyiksa
121 Dalam Gelap
122 Sekertaris Ve dan Fania
123 Serigala Betina
124 Membela Harga Diri
125 Tragedi Tragis
126 Sebuah Foto
127 Tulisan Hati Fania
128 My Name Is 'Mbah Mar'!
129 Terungkapnya Misteri
130 Kepergok
131 Aku Bukan Pelakor!
132 Pelampiasan Cemburu
133 Mr. R
134 Keluar Dari Lapas
135 Gosip Instagram
136 Pilih Aku Atau Dia!
137 Serangan Bullying
138 Besok Pindah
139 Racauan Ganas
140 Pindah Rumah
141 Makan Bersama
142 Pagi Pertama Di Rumah Baru
143 Siapa Papa Baru?
144 Aku Rapuh Serapuh-rapuhnya
145 Foto Yang Sangat Mirip
146 Alasan Terberat Dimas
147 Pelecehan
148 Kebersamaan Yang Canggung
149 Wajah Yang Mirip
150 Penyesalan Terdalam
151 Terlambat Jatuh Cinta
152 Masa-Masa Memilukan (Cukup Sekali Dikhianati, Tidak Untuk Kedua Kali)
153 Cerita Cinta Nessa
154 Ungkapan Cinta Rudi
155 Don't Watch Me Cry
156 Dia Penasaran Terhadap Fania
157 Terjebak Keputusan
158 Merindukanmu
159 Ibu Rudi Sakit
160 Mengunjungi Ibu Rudi Di Rumah Sakit
161 Makna Tersembunyi
162 Lirik Lagu
163 Hari Ulang Tahunku
164 Hadiah Misterius
165 Singa Betina
166 Arti Persahabatan
167 Jatuh Terkilir Ke Hati
168 Foto Yang Sama (Antara Fania, Pak Wibowo, dan Sekertaris Ve)
169 Tentang Adi & Arumi
170 Di Pantai Kuta
171 Pesawat Terbang Untuk Arka
172 Di Depan Pusara
173 Mengenang Putraku Tercinta
174 Diary Fania
175 Berdua Di Atap Gedung
176 Hanya Janji
177 Selamat Jalan Nessa
178 I'm Sorry Rudi.
179 Fania Telah Kembali
180 Mengunjungi Pusara Arka
181 Gaun Pengantin Dari Vanessa
182 Dinner Di Rumah Calon Mertua
183 After Dinner
184 Berlatih Mengemudikan Mobil
185 Janda–Perawan
186 Malam Pertunangan
187 Menjenguk Putri Kecil Bella Dan Bastian
188 Membaca Novel
189 Terbakar Gairah Pre-wedding
190 On The Beach
191 Arwah Arumi
192 Malam Terakhir Tidur Bersama Sahabatku
193 Perpisahan Semanis Ayam Kecap
194 Hari Pernikahan (Raja & Ratu Sehari)
195 Berangkat Honeymoon
196 Gugup
197 Gairah Pengantin Baru
198 Suara Minta Tolong
199 Godaan Pelakor
200 Cemburu
201 Nge-Gym
202 Dikunjungi Orang Tua & Mertua
203 Sahabatku Berkunjung
204 Fania Belajar Memasak
205 Aku Hamil?
206 Ratna Adik Rudi?
207 Keluarga Yang Harmonis
208 ENDING NOVEL BUKAN PELAKOR
209 Pengumuman
210 Pengumuman!
Episodes

Updated 210 Episodes

1
Ketika Gosip Itu Datang
2
Perjanjian Rahasia
3
Kepercayaan Itu Kuraih Kembali
4
Jumpa Kembali Masa Lalu
5
Janji Imitasi
6
Saling Amnesia
7
Gosip Tak Kunjung Usai
8
Dekapan Terhangat
9
Musik Piano Masa Lalu
10
Dia Teman Baik Suamiku
11
Kembalinya Sahabatku
12
Di Rumah Dokter Elang
13
Mampir Di Bakso Si Mbah
14
Double Date!
15
Di Giant Restaurant
16
Pesta Ulang Tahun Teman Suamiku
17
Terjebak Berdua Di Dalam Kamar
18
Tamu Tak Diundang
19
Membeli Sebuah Mobil
20
Hari Paling Sial
21
Kembali Ke Taman Bunga Pelangi
22
Hujan Di Bumi Basah Di Hati
23
Jejak Asmara
24
Handphone Suamiku Tertinggal
25
Hantu Di Rumahku
26
Di Pesta Ulang Tahun Nessa
27
Perjanjian Rahasia Itu Terungkap
28
Mengenang Romansa Masa Lalu
29
Happy Anniversary Ke-3
30
Berangkat Ke Puncak
31
Tentang Mantan
32
Mantan Terburuk
33
Di Villa Romantis
34
Antara Aku, Kau, Dan Dia
35
Gagal Lagi Gagal Lagi
36
Dipaksa Bercinta
37
Cinta Yang Salah
38
Hari Terakhir Di Villa
39
Janji
40
Ketika Diriku Mulai Curiga
41
Seribu Alasan
42
Gerimis Melanda Hati
43
Kesempatan Terakhir
44
Tanda Persahabatan
45
Suamiku Dan Wanita Seksi
46
Wanita Penggoda
47
Masa Lalu Suamiku
48
Anakku Sakit
49
Di Rumah Sakit
50
Penolakan Keras
51
Dihajar Orang
52
Semakin Hari Semakin Aneh
53
Dokter Elang Dalam Bentuk Wanita
54
Melabrak Dokter Elang
55
Peringatan Terakhir
56
Saat Hatiku Remuk
57
Skenario Tuhan
58
Tulus Atau Modus
59
CLBK (Cinta Lama Bersemi Kembali)
60
Aku Pulang
61
Kejujuran Dari Hati Terdalam
62
Gadis Alien
63
Suamiku Sahabatku
64
Tak Semua Wanita Mampu Sepertiku
65
Luka Yang Kusembunyikan
66
Maafkan Aku, Ayah ....
67
Calon Imam
68
Apa Dia Cemburu?
69
Sosok Yang Kucari
70
Berubah Pikiran
71
Ayahku Bijaksana Dan Luar Biasa
72
Perjalanan Cinta Baru Dimulai
73
Kontak Baru
74
Dilema Perceraian
75
Tiada Kesempatan Lagi
76
Selamat Tinggal Kenangan
77
Lagu Favorit Gadis Alien
78
Cinta Lama Berusaha Kelar
79
Pertemuan Di Cafe
80
Di Balik Sisi Ceria Fania
81
Sidang Perceraian
82
Have Lunch Together
83
Terbakar Cemburu
84
Bertemu Nessa
85
Egois
86
Kartu Nama
87
Mengandung Unsur Iklan
88
Seluk-Beluk Fania
89
Pernikahan Mantan
90
Kekasih Fania Yang Bengis
91
Dua Mobil Hitam
92
Sahabatku Kembali
93
Lampu Hijau
94
Crazy Shopping
95
Perkelahian Sengit
96
Ada Apa Dengan Fania?
97
Terpaksa Disuapi
98
Dimas Is My First Love
99
Hari Pertama Masuk Kerja
100
Who Is 'Ve'?
101
Hanya Mantan, No More!
102
Jangan Cintai Pacarku
103
Di Balik Pintu
104
Kacamata Hati
105
Rumah Siapa?
106
New House
107
Ingin Masuk Kantor
108
Di Balik Bingkai Foto
109
Gagal Resign
110
Mengunjungi Rumah Baru
111
Mengulang Yang Sempat Tertunda
112
Panggilan 'Sayang'
113
Fania Dan Rudi
114
Pertikaian
115
Memberi Pengertian Kepada Anakku
116
Berangkat Menuju Taman Hiburan
117
Pernyataan Yang Tertunda
118
Penyamaran Terbongkar
119
Status WhatsApp
120
Dilema Itu Menyiksa
121
Dalam Gelap
122
Sekertaris Ve dan Fania
123
Serigala Betina
124
Membela Harga Diri
125
Tragedi Tragis
126
Sebuah Foto
127
Tulisan Hati Fania
128
My Name Is 'Mbah Mar'!
129
Terungkapnya Misteri
130
Kepergok
131
Aku Bukan Pelakor!
132
Pelampiasan Cemburu
133
Mr. R
134
Keluar Dari Lapas
135
Gosip Instagram
136
Pilih Aku Atau Dia!
137
Serangan Bullying
138
Besok Pindah
139
Racauan Ganas
140
Pindah Rumah
141
Makan Bersama
142
Pagi Pertama Di Rumah Baru
143
Siapa Papa Baru?
144
Aku Rapuh Serapuh-rapuhnya
145
Foto Yang Sangat Mirip
146
Alasan Terberat Dimas
147
Pelecehan
148
Kebersamaan Yang Canggung
149
Wajah Yang Mirip
150
Penyesalan Terdalam
151
Terlambat Jatuh Cinta
152
Masa-Masa Memilukan (Cukup Sekali Dikhianati, Tidak Untuk Kedua Kali)
153
Cerita Cinta Nessa
154
Ungkapan Cinta Rudi
155
Don't Watch Me Cry
156
Dia Penasaran Terhadap Fania
157
Terjebak Keputusan
158
Merindukanmu
159
Ibu Rudi Sakit
160
Mengunjungi Ibu Rudi Di Rumah Sakit
161
Makna Tersembunyi
162
Lirik Lagu
163
Hari Ulang Tahunku
164
Hadiah Misterius
165
Singa Betina
166
Arti Persahabatan
167
Jatuh Terkilir Ke Hati
168
Foto Yang Sama (Antara Fania, Pak Wibowo, dan Sekertaris Ve)
169
Tentang Adi & Arumi
170
Di Pantai Kuta
171
Pesawat Terbang Untuk Arka
172
Di Depan Pusara
173
Mengenang Putraku Tercinta
174
Diary Fania
175
Berdua Di Atap Gedung
176
Hanya Janji
177
Selamat Jalan Nessa
178
I'm Sorry Rudi.
179
Fania Telah Kembali
180
Mengunjungi Pusara Arka
181
Gaun Pengantin Dari Vanessa
182
Dinner Di Rumah Calon Mertua
183
After Dinner
184
Berlatih Mengemudikan Mobil
185
Janda–Perawan
186
Malam Pertunangan
187
Menjenguk Putri Kecil Bella Dan Bastian
188
Membaca Novel
189
Terbakar Gairah Pre-wedding
190
On The Beach
191
Arwah Arumi
192
Malam Terakhir Tidur Bersama Sahabatku
193
Perpisahan Semanis Ayam Kecap
194
Hari Pernikahan (Raja & Ratu Sehari)
195
Berangkat Honeymoon
196
Gugup
197
Gairah Pengantin Baru
198
Suara Minta Tolong
199
Godaan Pelakor
200
Cemburu
201
Nge-Gym
202
Dikunjungi Orang Tua & Mertua
203
Sahabatku Berkunjung
204
Fania Belajar Memasak
205
Aku Hamil?
206
Ratna Adik Rudi?
207
Keluarga Yang Harmonis
208
ENDING NOVEL BUKAN PELAKOR
209
Pengumuman
210
Pengumuman!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!