"Ah, i-iya di-dia ...." Entah mengapa lidahku terasa kelu untuk menjelaskan siapa pria di hadapanku.
"Kami pernah berteman. Kawan lama," ujarnya ringan.
Teman? What? Bak tersambar petir aku mendengar pernyataannya. Rasanya sakit sekali. Ya, kamu benar-benar hebat. Bagaimana mungkin kita hanya berteman? Kau lupakah sembilan tahun yang lalu, ketika meminta hatiku di sebuah taman dengan ribuan bunga warna-warni. Tempat pertama cinta itu terikat dalam hubungan yang disebut 'berpacaran'.
Saat itu, tepat di ulang tahunku yang ke-16.
(Flash Back)
"Nia, aku menyukaimu. Maukah kamu menerima cintaku?"
Cowok manis berseragam putih abu sedang berusaha merayu. Atau lebih tepatnya mengambil hatiku.
"Terimalah cinta Pangeran Elang ... wahai Putri Angsa."
Sebuah bunga mawar putih yang ia ambil dari taman, ia berikan kepadaku. Cowok populer di SMA yang sama denganku ini merupakan idola cewek-cewek putih abu. Ditembak oleh seseorang sepertinya adalah keberuntungan bagiku. Betapa tidak? Selain bintang sekolah, atlet basket, atlet renang, dan merupakan pemenang piala emas Olimpiade Sains Nasional. Ia juga putra kedua dari pengusaha sekaligus pemilik Bank Swasta besar di kota ini.
Namun bukan itu alasan kenapa aku sampai jatuh hati padanya. Dia tipikal cowok romantis, meski kadang-kadang juga humoris. Itu hanya salah satunya. Di mataku dia teramat sangat istimewa.
"Aku ... aku mau," jawabku malu-malu. Kuterima bunga mawar putih darinya.
Segurat senyum lebar menghiasi wajahnya yang tampan. Ia tampak sangat gembira mendengar jawabanku.
"Yes! Akhirnya, Putri Angsa takluk pula dengan ketampanan Pangeran Elang."
"GR! Bukan karena itu aku menyukaimu," ucapku sebal.
"Lalu?"
"Karena kamu sangat istimewa."
"Terimakasih ... Tuan Puteri. Aku punya sesuatu untukmu. Ini, dengarkan baik-baik!" Diambilnya sepucuk kertas dari saku celana.
Bak seorang pujangga, ia bacakan sebuah puisi untukku.
Kamu
By. Dimas A. W
Pertama mata ini melihatmu
Satu kata di benak
Penasaran
Kedua kali memandangmu
Satu kalimat terukir di hati
Aku jatuh cinta
Berkali-kali bersamamu
Membuatku tak sabar
Ingin kunyatakan
Aku cinta padamu
Aku sayang padamu
Iya, kamu ...
Planet Bumi, 25 Agustus 2008
***
"Iya. Kami pernah berteman," tambahku. Aku sadar siapa diriku. Hanya wanita biasa yang sempat mengenalnya. Dan kamu! Pria amnesia yang pernah merajai hati ini.
"Senang melihatmu baik-baik saja, Imania."
Baik-baik saja, katamu? Benar-benar tidak peka! Sejak kepergianmu enam tahun yang lalu. Aku sudah tidak baik-baik saja.
Sebuah uluran tangan yang terpaksa harus kuterima. Seperti halnya menerima kenyataan, bahwa kamu telah amnesia. Atau lebih tepatnya berpura-pura amnesia.
Ya, Tuhan ... pertemuan kami cukup mengacaukan pikiranku. Kusadari statusku kini. Yang sudah menjadi seorang istri sekaligus ibu beranak satu. Berbeda dengannya.
"Eghem!"
Kulepaskan segera genggaman tangan dan hatiku dari tatapan mata elangnya.
"Maaf, kami lama tak bertemu. Istrimu tampak sedikit berubah," ujar pria tampan nan manis tersebut.
Berubah? Bukannya kamu yang berubah.
Aku hanya diam. Membiarkan pria amnesia itu mengamati mimik kekecewaanku. Aku marah? Iya. Pergi ke negeri Paman Sam. Menghilang bak ditelan bumi. Dan kini tiba-tiba muncul di depan mata. Sungguh ajaib!
"Silakan, minumnya Tuan ... Nyonya .... "
Salah seorang pelayan menawariku minuman. Kuambil satu gelas dari nampan. Kuteguk hidup-hidup dalam satu isapan. Rasanya dada ini sesak sekali. Antara bahagia berjumpa dengannya. Atau benci melihatnya kembali.
Acara pun dimulai. Ingin rasanya pergi dari tempat ini. Gedung yang luas kini terasa sesak. Mas Bastian akan curiga bila aku tiba-tiba memutuskan untuk pulang sebelum acara khatam.
Lelaki paruh baya, yang kupastikan itu adalah ayah dari TE-MAN-KU ini mulai berpidato. Memperkenalkan putra keduanya yang baru saja lulus dan memperoleh gelar Dokter, di sebuah universitas terbaik di USA. Yaitu, Stanford University.
Seorang wanita cantik, bergaun merah, tampak berdiri di samping Dokter Muda tersebut. Wanita berambut panjang sebahu, bermata sipit, dengan postur tubuhnya yang tinggi semampai. Mereka sangat serasi.
Teringat janjinya enam tahun silam. Bahwa seharusnya aku yang berada di sana. Menggantikan cincin imitasi dengan cincin emas yang dahulu pernah ia janjikan. Namun pada kenyataannya, aku hanya sebuah imitasi yang pernah singgah di hatinya. Kini cincin imitasi telah tergantikan dengan cincin berlian.
Kualihkan mata ini untuk tidak terlalu memperhatikan tragedi indah terikatnya dua insan itu. Sakit sekali. Kakiku seakan tak mau lagi kuajak berdiri di tempat ini. Jiwaku seakan mengajakku berlari menjauh. Ingin kuteriak, memecah suasana romantis ini menjadi tragis. Meluapkan patahnya hatiku teriris-iris.
Namun apalah daya. Berpasrah menerima kenyataan. Menyaksikan kebahagiaan di dalam lukaku sendiri. Jari itu ... harusnya aku. Cincin itu ... harusnya milikku. Bodoh! Perasaan macam apa ini? Aku cemburu.
Seharusnya kurelakan saja. Jalan hidup kita masing-masing. Kulirik pria yang telah sah menjadi suamiku dua tahun yang lalu. Ia tampak bahagia menyaksikan sahabatnya yang telah resmi bertunangan.
Seandainya kutahu dari awal siapa yang akan kuhadiri. Pasti semua ini tak 'kan terjadi. Pertemuan paling menyayat hati. Jangankan datang, berjumpa dengannya saja enggan.
Bendungan air mulai bobol. Saat tepuk tangan riuh bergema. Kurasa hatiku runtuh separuh.
"Sayang? Kamu mau kemana?"
-- BERSAMBUNG --
______________________________________________
Hola, Penduduk Kece Noveltoon ...!
Author Kece kembali lagi, nih?
Novel ini sangat bagus dibaca oleh kalian yang sudah berumah tangga ataupun belum.
Why?
Karena dalam novel ini, banyak sekali nilai-nilai kehidupan yang dapat kita petik hikmahnya.
Hidup memang sebuah pilihan. Akan tetapi, jangan sampai salah dalam mengambil keputusan. Karena penyesalan itu sangat menyiksa.
Ikuti terus, ya?
Thank you ...!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 210 Episodes
Comments
Wien Narti
y kn km udah nkh jg nia.kl Dimas kenalin km SBG mantan kasian misua mu
2022-02-13
0
D'wie author
Dipromoin pas lg komen-komenan di postingan fp NT,eh trnyta bagus. Makasih ya mbak.
2021-03-07
1
Agus Triyani
aku orang banjarnegara asli thor,,, author banjarnegarane mana.... 😀
2021-02-25
2