XV

Dokter keluar dari ruangan Sya. Hal itu membuat Mila lega dan langsung masuk ke ruangan itu. Sya duduk dengan Eri di sampingnya.

Ada pertanyaan di wajah Mila, tapi dia tidak mengatakannya. Mila memilih duduk berhadapan dengan Eri.

"Kau..."

"Dia temanku, Kak. Eri namanya," kata Sya.

Eri mengangguk.

"Eri, dia adalah istri dari Jovi." Terlihat jika ada rasa menyesal saat mengatakannya.

Eri memilih untuk mengganti topik pembahasan. Dia tidak ingin Sya kembali teringat dengan Jovi dan ucapan manisnya.

"Bagaimana kata dokter?" tanya Mila.

"Dia sudah bisa pulang, Kak." Kali ini Eri yang menjawab.

Mila terlihat sangat senang mendengar hal itu.

"Baiklah. Aku akan mengurus semuanya, Eri aku minta kau jaga Sya lebih dulu."

"Baik, Kak."

Mila kembali keluar dari ruangan itu. Sementara Eri mengemas beberapa barang milik Sya disana. Banyak pertanyaan yang muncul dihati Eri. Apa lagi, selama di rumah sakit tidak ada Arda yang menjenguknya.

Sementara Sya memilih diam. Matanya terlihat kosong, walau dia memikirkan banyak hal.

Setelah semuanya selesai. Sya dibantu Eri berjalan keluar dari rumah sakit. Sopir keluarga Ken sudah menunggu. Tidak ada Mila disana, ya, dia pergi lebih dulu untuk menjemput Sima.

"Apa kau bisa pulang sendiri?" tanya Eri.

Sya mengangguk, "Terima kasih sudah menemaniku disini."

Mendengar kalimat itu. Eri merasa ada yang tidak benar di pernikahan Sya. Walau Sya terus mengatakan jika keluarga Ken sangat baik padanya. Atau hanya ada Mila yang terlihat baik menurut Eri.

Eri mengurungkan niatnya untuk pergi pulang. Dia memilih masuk ke dalam mobil Sya. Dia akan melihat sendiri bagaimana Sya menjalani kehidupannya.

"Apa aku tidak merepotkanmu?" tanya Sya.

Eri tertawa kecil, "Mana mungkin. Kau adalah temanku. Tidak mungkin aku meninggalkanmu sendiri."

Sya tersenyum dengan wajah yang masih terihat pucat.

"Sudah siap, Non?" tanya Sopir itu.

"Ya, Pak."

***

Rumah megah dengan cat yang berdominasi warna putih kini menyambut kedatangan Sya dan Eri. Dua orang pelayan langsung mendekat ke mobil dan membantu Sya. Juga membawakan barang yang dibawa Eri.

"Nona sudah pulang, Nyonya," kata seorang pelayan.

Nyonya Ken membenarkan kaca matanya dan melihat Eri yang sedang membantu Sya berjalan. Lalu, Nyonya Ken tersenyum.

"Siapa kau?" tanya Nyonya Ken.

Sya mendongakkan wajahnya, "Dia temanku, Ma. Eri."

Nyonya Ken menatap Eri dari ujung kaki hingga ujung kepala.

"Kau bekerja dimana? berapa gajimu?"

Sya menoleh kearah Eri. Dia terlihat bingung dengan pertanyaan yang terlontar dari mulut Nyonya Ken.

"Ma, biarkan Eri istirahat dulu," kata Sya.

Nyonya Ken menatap tidak senang pada menantunya itu.

"Ini adalah rumahku. Kau disini sangat merepotkanku dan semua orang. Jadi, aku sangat berharap temanmu ini mau menjagamu disini."

"Maksud Mama apa?" tanya Sya.

Nyonya Ken memanggil seorang pelayan. Dia menyuruh pelayan itu membawa Sya masuk ke dalam kamarnya. Sementara Eri harus duduk bersama dengan Nyonya Ken pada saat itu.

Setelah Sya pergi, dua cangkir teh terhidang di meja. Nyonya Ken mempersilahkan Eri untuk meminumnya.

"Kau belum menjawab pertanyaanku. Kau bekerja dimana dan mendapatkan gaji berapa."

Eri terlihat sangat canggung, "Saya bekerja direstoran. Gajinya cukup kecil," kata Eri.

Nyonya Ken tertawa, "Berarti kamu satu kelas dengan Sya. Wanita miskin," kata Nyonya Ken.

Kali ini Eri hanya bisa diam. Dia baru tahu jika keluarga Ken yang selama ini dipandang terhormat ternyata memiliki kepribadian berbeda.

"Bagaimana bisa kau bersama dengan keluarga seperti ini, Sya," lirih Eri yang nyaris tidak terdengar.

"Bagaimana jika kau bekerja disini. Aku membutuhkan seorang asisten untuk menantu lemahku itu."

"Maksud, Nyonya?"

"Jangan berlagak bodoh. Aku tahu kau tidak sebodoh itu."

Eri hanya bisa diam.

"Menantuku itu, Sya. Dia sangat lemah, bahkan tidak bisa memilih pakaian yang cocok untuknya. Aku ingin, kau mengurus semua tentangnya," kata Nyonya Ken.

Eri merasa keberatan. Hanya saja, dia tidak ingin Sya terus dihina dan ditindas. Padahal, Sya selalu memuji keluarga itu di depannya.

"Bagaimana dengan suami Sya? apa dia setuju?" tanya Eri.

Nyonya Ken melempar sebuah berkas, "Tanda tangan saja jika kau setuju. Kau bisa meminta gaji berapapun. Hanya ada satu yang tidak perlu kau kerjakan dalam hal ini. Jangan urusi hubungan Sya dan Arda."

Belum sempat Eri membubuhkan tanda tangan. Arda masuk dengan Aila di sampingnya. Terlihat jika Arda merangkul mesra Aila dengan tawa kecil yang mereka buat.

Eri merasa kesal sekaligus kasihan dengan Sya. Bagaimana bisa Sya tidak mengatakan hal itu padanya. Jika dia tidak datang kesini, dia tidak akan pernah tahu semua itu.

"Bagaimana?" tanya Nyonya Ken.

Tanpa pikir panjang. Eri membubuhkan tanda tangannya. Dia juga meminta sebuah kamar yang dekat dengan kamar Sya. Alasanya, agar Sya tidak mempermalukan keluarga itu di depan umum.

Tidak ada yang tahu, Eri adalah lulusan sarjana fashion. Dia bekerja direstoran karena hal yang tidak bisa dijelaskan. Bahkan, Sya juga tidak tahu akan hal itu.

"Selamat bekerja sama," ucap Nyonya Ken. Mereka berdua saling berjabat tangan.

"Semua ini juga demi keluarga Ken," ucap Eri.

***

"Apa kau merasa aku tidak pantas dipercaya. Kenapa kau tidak mengatakan padaku tentang semua ini?" kali ini Eri merasa benar-benar kesal.

Sya berdiri dan menarik temannya itu untuk duduk. Sya memang sudah salah karena tidak mengatakan yang sebenarnya. Alasannya karena tidak ingin Eri khawatir padanya.

"Apa Ibumu juga tidak tahu?" tanya Eri kemudian.

Ya, Sya menggelengkan kepalanya. Jika ibu Zein sampai tahu. Sudah jelas jika dia tidak akan setuju dengan pernikahan itu.

Eri merasa kasihan dengan temannya itu. Jika dia tahu sejak awal jika Arda adalah pria buruk. Tidak mungkin dia setuju akan pernikahan yang dijalani oleh Sya. Kini, nasi sudah menjadi bubur.

"Baiklah. Aku tidak akan menyalahkan kamu lagi. Aku akan membantumu sebisaku."

Sya mendongakkan wajahnya, "Maksudmu?"

Eri menunjukan sebuah kertas. Kertas kontrak yang baru saja dia tanda tangani. Sya tidak percaya dengan apa yang dilakukan mertuanya.

"Tenang saja. Aku akan membuat kamu diterima disini."

"Eri, aku tidak ingin hal itu. Saat ini, aku ingin kembali ke kehidupanku yang dulu."

"Bagaimana lagi. Semuanya sudah terjadi," kata Eri.

Banyak hal yang dilakukan Eri saat itu. Dia mengambil beberapa baju di almari Sya dan mulai meminta Sya berbenah. Eri juga memberikan polesan akhir di wajah Sya dengan lembut.

Tatanan rambut Sya kini sudah diubah. Bukan rambut panjang lurus lagi. Rambut itu sekarang ikal dan terlihat cukup elegan untuk Sya.

"Arda pasti akan menatapmu jika tahu kau berubah," kata Eri yang tersenyum puas.

"Kau tahu, tidak ada cinta diantara kami."

Eri membenahi alat make up di depan Sya, lalu dia mengatakan "Cinta itu akan tumbuh dengan sendirinya. Kau hanya perlu berusaha melupakan masa lalu dan mulai menerima kenyataan."

Sya diam. Dia memang harus melupakan masa lalu yang menjebaknya dalam pernikahan tanpa cinta. Hal yang membuat lucu adalah, cinta itu dilandasi oleh Arda yang tidak ingin kakaknya terluka.

***

Episodes
1 I
2 II
3 III
4 IV
5 V
6 VI
7 VII
8 VIII
9 IX
10 X
11 XI
12 XII
13 XIII
14 XIV
15 XV
16 XVI
17 XVII
18 XVIII
19 XIX
20 XX
21 XXI
22 XXII
23 XXIII
24 XXIV
25 XXV
26 XXVI
27 XXVII
28 XXVIII
29 XXIX
30 XXX
31 XXXI
32 XXXII
33 XXXIII
34 XXXIV
35 XXXV
36 XXXVI
37 XXXVII
38 XXXVIII
39 XXXIX
40 XL
41 XLI
42 XLII
43 XLIII
44 XLIV
45 XLV
46 XLVI
47 XLVII
48 XLVIII
49 XLIX
50 L
51 LI
52 LII
53 LIII
54 LIV
55 LV
56 LVI
57 LVII
58 LVIII
59 LIX
60 LX
61 LXI
62 LXII
63 LXIII
64 LXIV
65 LXV
66 LXVI
67 LXVII
68 LXVIII
69 LXIX
70 LXX
71 LXXI
72 LXXII
73 LXXIII
74 LXXIV
75 LXXV
76 LXXVI
77 LXXVII
78 LXXVIII
79 LXXIX
80 LXXX
81 LXXXI
82 LXXXII
83 LXXXIII
84 LXXXIV
85 LXXXV
86 LXXXVI
87 LXXXVII
88 LXXXVIII
89 LXXXIX
90 XC
91 XCI
92 XCII
93 XCIII
94 XCIV
95 XCV
96 XCVI
97 XCVII
98 XCVIII
99 XCIX
100 C
101 CI
102 CII
103 CIII
104 CIV
105 CV
106 CVI
107 CVII
108 CVIII
109 CIX
110 Pengumuman
111 CX
112 CXI
113 CXII
114 CXIII
115 CXIV
116 CXV
117 CXVI
118 CXVII
119 CXVIII
120 CXIX
121 CXX
122 CXXI
123 CXXII
124 CXXIII
125 CXXIV
126 CXXV
127 CXXVI
128 CXXVII
129 CXVIII
130 CXXIX
131 CXXX
132 CXXXI
133 CXXXII
134 CXXXIII
135 CXXXIV
136 CXXXV
137 CXXXVI
138 CXXXVII
139 CXXXVIII
140 CXXXIX
141 CXL
142 CXLI
143 CXLII
144 CXLIII
145 CXLIV
146 CXLV
147 CXLVI
148 CXLVII
149 CXLVIII
150 CXLIX
151 CL
152 CLI
153 CLII
154 CLIII
155 CLIV
156 CLV
157 CLVI
158 CLVII
159 CLVIII
160 CLIX
161 CLX
162 CLXI
Episodes

Updated 162 Episodes

1
I
2
II
3
III
4
IV
5
V
6
VI
7
VII
8
VIII
9
IX
10
X
11
XI
12
XII
13
XIII
14
XIV
15
XV
16
XVI
17
XVII
18
XVIII
19
XIX
20
XX
21
XXI
22
XXII
23
XXIII
24
XXIV
25
XXV
26
XXVI
27
XXVII
28
XXVIII
29
XXIX
30
XXX
31
XXXI
32
XXXII
33
XXXIII
34
XXXIV
35
XXXV
36
XXXVI
37
XXXVII
38
XXXVIII
39
XXXIX
40
XL
41
XLI
42
XLII
43
XLIII
44
XLIV
45
XLV
46
XLVI
47
XLVII
48
XLVIII
49
XLIX
50
L
51
LI
52
LII
53
LIII
54
LIV
55
LV
56
LVI
57
LVII
58
LVIII
59
LIX
60
LX
61
LXI
62
LXII
63
LXIII
64
LXIV
65
LXV
66
LXVI
67
LXVII
68
LXVIII
69
LXIX
70
LXX
71
LXXI
72
LXXII
73
LXXIII
74
LXXIV
75
LXXV
76
LXXVI
77
LXXVII
78
LXXVIII
79
LXXIX
80
LXXX
81
LXXXI
82
LXXXII
83
LXXXIII
84
LXXXIV
85
LXXXV
86
LXXXVI
87
LXXXVII
88
LXXXVIII
89
LXXXIX
90
XC
91
XCI
92
XCII
93
XCIII
94
XCIV
95
XCV
96
XCVI
97
XCVII
98
XCVIII
99
XCIX
100
C
101
CI
102
CII
103
CIII
104
CIV
105
CV
106
CVI
107
CVII
108
CVIII
109
CIX
110
Pengumuman
111
CX
112
CXI
113
CXII
114
CXIII
115
CXIV
116
CXV
117
CXVI
118
CXVII
119
CXVIII
120
CXIX
121
CXX
122
CXXI
123
CXXII
124
CXXIII
125
CXXIV
126
CXXV
127
CXXVI
128
CXXVII
129
CXVIII
130
CXXIX
131
CXXX
132
CXXXI
133
CXXXII
134
CXXXIII
135
CXXXIV
136
CXXXV
137
CXXXVI
138
CXXXVII
139
CXXXVIII
140
CXXXIX
141
CXL
142
CXLI
143
CXLII
144
CXLIII
145
CXLIV
146
CXLV
147
CXLVI
148
CXLVII
149
CXLVIII
150
CXLIX
151
CL
152
CLI
153
CLII
154
CLIII
155
CLIV
156
CLV
157
CLVI
158
CLVII
159
CLVIII
160
CLIX
161
CLX
162
CLXI

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!