III

Malam sudah semakin larut. Sya masih saja berada di luar rumah. Dia sedang jalan-jalan dengan Jovi. Suasana malam yang indah membuat Sya melupakan semuanya.

Dering ponsel beberapa kali membuat Sya merasa kesal dan memutuskan untuk mematikannya. Eri lah yang menelfonya, dia sudah mencoba memberi tahu Sya jika tindakannya ini salah.

"Siapa?" tanya Jovi yang melihat Sya memasukan kembali ponselnya, "kau bisa mengangkatnya jika itu penting."

Sya mengulas senyum, "Tidak penting kok."

Sya sudah bertekad akan menyerahkan cintanya pada Jovi. Apapun yang akan terjadi, entah Jovi masih memiliki istri atau duda yang memiliki anak.

Alasanya karena Sya sudah jatuh cinta, ini juga tuntunan orang tuanya. Sya tidak ingin dijodohkan, hal itu sangat menakutkan baginya.

"Sya, Sya," panggil Jovi.

"Ya, ada apa?" tanya Sya.

"Kita pulang sekarang. Kasihan Sima, dia pasti sedang menungguku saat ini."

Sya hanya mengangguk. Mereka berjalan di bawah sinar bulan. Baru kali ini, Sya melihat sosok yang membuatnya langsung tertambat.

Tanpa diduga, Sya dan Jovi bertemu dengan Arda. Yang Sya tahu, Jovi adalah teman Arda. Jika seperti itu, Jovi juga bukanlah orang sembarangan.

"Kau disini?" tanya Jovi dengan tawa.

Terlihat jika Arda sedang cemas, "Aku mencarimu. Sima masuk rumah sakit dan kau sibuk dengan gadis miskin ini."

Mata Jovi membulat mendengar apa yang dituturkan oleh Arda. Sementara Sya hanya bisa menatap kaget pada Arda.

"Kau, kau sudah menjauhkan seorang pria dari keluarganya. Apa kau semurahan ini?" teriak Arda.

Beberapa orang lewat bahkan sampai menatap kearah mereka.

"Aku tidak tahu," ucap Sya.

"Tidak usah berlaga lugu. Kau mendekati Jovi karena hartanya bukan."

Jovi merasa tidak senang jika Sya di rendahkan. Walaupun begitu, saat ini Sima lebih membutuhkannya dari pada Sya.

"Da, tolong antar Sya ke rumahnya. Aku akan langsung ke rumah sakit."

Jovi berlalu, sementara Sya masih diam di hadapan Arda. Kali ini, Arda benar-benar merasa kesal dengan apa yang sudah dilakukan Jovi. Dia tega meninggalkan Sima demi seorang wanita.

"Kau perlu uang berapa. Aku akan berikan semuanya, tapi tinggalkanlah Jovi."

Sya tidak tahu apa yang harus dia katakan. Dia kira, hanya cinta yang tidak direstui saja seperti ini. Kenyataanya, ada juga teman yang ingin melakukan hal ini demi temannya.

"Ini," Arda memberikan sebuah cek, "kau bisa menuliskan sendiri nominalnya. Setelah itu kau bisa pergi dari Jovi."

Dengan tangannya sendiri. Sya merobek cek itu dihadapan Arda. Dia menatap Arda dengan tatapan tajam.

"Aku tidak semurahan itu. Apa kau kira wanita hanya memerlukan uang? apa kau kira setiap wanita miskin hanya mencintai karena uang?"

Arda hanya diam.

"Jika memang Sima masuk ke rumah sakit. Apa itu salahku? Jovi yang membawaku pergi. Bukan aku yang meminta."

Tidak ada jawaban apapun dari Arda. Merasa dirinya semakin terhina karena diamnya Arda. Sya melemparkan tas belanjaannya tadi sembari berkata, "Kembalikan semua ini pada Jovi."

Setelah itu, Sya menghentikan sebuah taxsi di hadapannya. Dengan derai air mata Sya pergi dari sana. Baru kali ini dia jatuh cinta, dan cobaan itu membuatnya terluka. Entah siapa yang salah dalam hal ini.

***

Eri masih menunggu pulangnya Sya dan Jovi. Dia sangat khawatir pada temannya itu. Cinta memang buta, tapi bagi Eri. Mencintai pria yang sudah menjadi milik orang lain adalah salah. Tidak seharusnya Sya melakukan hal itu, apa lagi dihubungan itu sudah ada buah cinta.

Tuk tuk tuk. Eri menoleh ke lorong rumah itu, Sya berjalan dengan gontai. Make upnya sudah acak-acakan karena air mata. Eri mendekat dan langsung membantu Sya berjalan.

"Eri, apa aku benar-benar salah?" tanya Sya sembari menatap kosong.

Eri hanya menganggukan kepalanya.

"Apa karena aku miskin. Aku tidak boleh mencintai pria kaya?"

Kali ini Eri hanya diam.

"Kenapa ada pria yang selalu merendahkan wanita. Apa aku kurang cantik, apa karena aku terlalu miskin."

Merasa ada yang salah pada Sya. Eri mendudukannya di sofa. Lalu bertanya, "Siapa yang sudah melakukan hal ini padamu?" tanya Eri, "apa Jovi?"

Sya menggeleng. Masih dengan tatapan kosong, Sya menceritakan semuanya. Sesekali dia beristirahat untuk mengambil nafas, lalu kembali melanjutkan ceritanya itu.

"Bukankah Arda sudah salah?"

Eri duduk di samping temannya itu, "Arda benar. Tidak seharusnya kamu melakukan hal ini. Kau bisa mencari pria lain yang masih lajang. Bukan suami orang."

"Kau ternyata sama saja dengan Arda."

"Sya. Bukan begitu,..."

"Baru kali ini aku merasa bahagia bersama seorang pria. Hanya saja tidak ada yang setuju denganku."

"Sya."

"Aku lelah. Ingin istirahat."

Sya berjalan masuk ke dalam kamarnya. Semenjak bertemu dengan Jovi. Keadaan Sya benar-benar berbeda. Sya lebih senang membaca pesan dari pada membaca buku lagi.

Bahkan, Sya lebih sering bermain dengan ponsel dari pada bersama Eri. Hal itu juga membuat Eri merasa ada yang salah. Bahkan, Eri sempat berfikir jika Sya terkena guna-guna oleh Jovi.

***

Sya sudah pergi ke restoran sejak pagi tadi. Hanya ada Eri di rumah, hari ini Eri memang meliburkan diri karena akan kembali ke rumah orang tuanya.

Saat Eri sudah siap pergi. Dia terhenti karena melihat seorang pria berpakaian rapi berdiri di depan rumah Eri dan Sya. Tanpa dipikir lagi, Eri mendekat ke arah pria itu.

"Apa kau yang bernama Jovi?" tanya Eri langsung.

Pria itu menoleh, benar saja jika dia adalah Jovi. Di tangannya ada berbagai macam tas belanja.

"Kenapa kau datang kesini? apa kau mau menemui Sya?"

"Benar. Aku ingin minta maaf padanya."

"Tidak perlu. Lebih baik kau tidak kesini dan tidak menemuinya lagi. Kau lelaki beristri. Tidak seharusnya kau melakukan ini pada wanita yang belum tahu apa itu cinta."

Jovi akan menjawab, tapi tidak digubris oleh Eri.

"Dia memang wanita yang sudah waktunya menikah. Hanya saja, dia belum pernah berpacaran sebelumnya. Aku mohon, jangan buat dia berharap terlalu jauh."

Akhirnya Jovi hanya bisa mengangguk. Dia menyodorkan tas belanja itu pada Eri dan mengatakan, "Berikan ini padanya."

Eri tidak menerimanya, "Sudah aku bilang. Jangan berikan harapan padanya."

Jovi mengangguk mengerti. Dia masuk ke dalam mobil dengan semua tas itu. Jika Sya tahu tentang hal ini. Dia pasti akan marah dan kesal pada Eri. Walaupun begitu, Eri tidak ingin teman yang dia anggap adik terluka.

***

Sya hanya bisa diam saat melihat apa yang dilakukan Eri. Mungkin, apa yang dilakukan Eri benar. Tidak seharusnya Sya mencintai pria beristri. Kini, Sya kembali menutup hatinya dengan luka di hati.

Dering ponsel Sya membuat Eri menoleh. Eri tidak tahu jika sejak tadi Sya masih di rumah dan mengamati apa yang dia lakukan.

"Kau... apa kau mendengar semuanya?" tanya Eri yang terlihat cemas.

Sya tersenyum, "Tidak apa. Aku berangkat kerja dulu. Lagi pula, ibu telfon."

Sya menjauh dari Eri. Dia mengangkat telfon itu.

"Ya, Bu."

"Apa kau baik-baik saja?" tanya ibunya.

"Ya, Bu."

Sya hanya bisa menutupi keluh kesahnya. Karena tidak ingin berharap terlalu jauh pada Jovi. Sya memutuskan untuk mengatakan apa yang dia pikirkan pada ibunya.

"Bu, apa kau masih ingin menjodohkanku?" tanya Sya.

Ibunya merasa kaget dengan apa yang Sya katakan.

"Apa ada masalah?" tanya ibunya.

"Tidak Ibu. Aku hanya merasa sudah terlalu lama sendiri. Temanku sudah banyak yang menikah, bahkan punya anak."

"Lalu?"

"Jika Ibu ingin aku cepat memiliki pasangan. Aku akan menerima perjodohan yang Ibu buat."

Rasa gembira di hati Ibunya tidak bisa digambarkan lagi. Hal ini yang sudah lama ditunggu oleh Ibu Sya.

"Sudah dulu ya, Bu. Aku harus bekerja."

"Baik. Jaga diri, nanti ibu kabari lagi."

"Baik, Bu."

Sya memutuskan telfonya. Dia meletakan ponselnya kembali ke dalam saku. Lalu, dia menghela nafas panjang. Apa yang dia pilih saat ini mungkin sebuah jalan terbaik dalam hidupnya.

***

Mohon kritik dan sarannya ya. 😊😊

Terpopuler

Comments

anggita

anggita

Sya~Jovi😘

2021-02-13

1

lihat semua
Episodes
1 I
2 II
3 III
4 IV
5 V
6 VI
7 VII
8 VIII
9 IX
10 X
11 XI
12 XII
13 XIII
14 XIV
15 XV
16 XVI
17 XVII
18 XVIII
19 XIX
20 XX
21 XXI
22 XXII
23 XXIII
24 XXIV
25 XXV
26 XXVI
27 XXVII
28 XXVIII
29 XXIX
30 XXX
31 XXXI
32 XXXII
33 XXXIII
34 XXXIV
35 XXXV
36 XXXVI
37 XXXVII
38 XXXVIII
39 XXXIX
40 XL
41 XLI
42 XLII
43 XLIII
44 XLIV
45 XLV
46 XLVI
47 XLVII
48 XLVIII
49 XLIX
50 L
51 LI
52 LII
53 LIII
54 LIV
55 LV
56 LVI
57 LVII
58 LVIII
59 LIX
60 LX
61 LXI
62 LXII
63 LXIII
64 LXIV
65 LXV
66 LXVI
67 LXVII
68 LXVIII
69 LXIX
70 LXX
71 LXXI
72 LXXII
73 LXXIII
74 LXXIV
75 LXXV
76 LXXVI
77 LXXVII
78 LXXVIII
79 LXXIX
80 LXXX
81 LXXXI
82 LXXXII
83 LXXXIII
84 LXXXIV
85 LXXXV
86 LXXXVI
87 LXXXVII
88 LXXXVIII
89 LXXXIX
90 XC
91 XCI
92 XCII
93 XCIII
94 XCIV
95 XCV
96 XCVI
97 XCVII
98 XCVIII
99 XCIX
100 C
101 CI
102 CII
103 CIII
104 CIV
105 CV
106 CVI
107 CVII
108 CVIII
109 CIX
110 Pengumuman
111 CX
112 CXI
113 CXII
114 CXIII
115 CXIV
116 CXV
117 CXVI
118 CXVII
119 CXVIII
120 CXIX
121 CXX
122 CXXI
123 CXXII
124 CXXIII
125 CXXIV
126 CXXV
127 CXXVI
128 CXXVII
129 CXVIII
130 CXXIX
131 CXXX
132 CXXXI
133 CXXXII
134 CXXXIII
135 CXXXIV
136 CXXXV
137 CXXXVI
138 CXXXVII
139 CXXXVIII
140 CXXXIX
141 CXL
142 CXLI
143 CXLII
144 CXLIII
145 CXLIV
146 CXLV
147 CXLVI
148 CXLVII
149 CXLVIII
150 CXLIX
151 CL
152 CLI
153 CLII
154 CLIII
155 CLIV
156 CLV
157 CLVI
158 CLVII
159 CLVIII
160 CLIX
161 CLX
162 CLXI
Episodes

Updated 162 Episodes

1
I
2
II
3
III
4
IV
5
V
6
VI
7
VII
8
VIII
9
IX
10
X
11
XI
12
XII
13
XIII
14
XIV
15
XV
16
XVI
17
XVII
18
XVIII
19
XIX
20
XX
21
XXI
22
XXII
23
XXIII
24
XXIV
25
XXV
26
XXVI
27
XXVII
28
XXVIII
29
XXIX
30
XXX
31
XXXI
32
XXXII
33
XXXIII
34
XXXIV
35
XXXV
36
XXXVI
37
XXXVII
38
XXXVIII
39
XXXIX
40
XL
41
XLI
42
XLII
43
XLIII
44
XLIV
45
XLV
46
XLVI
47
XLVII
48
XLVIII
49
XLIX
50
L
51
LI
52
LII
53
LIII
54
LIV
55
LV
56
LVI
57
LVII
58
LVIII
59
LIX
60
LX
61
LXI
62
LXII
63
LXIII
64
LXIV
65
LXV
66
LXVI
67
LXVII
68
LXVIII
69
LXIX
70
LXX
71
LXXI
72
LXXII
73
LXXIII
74
LXXIV
75
LXXV
76
LXXVI
77
LXXVII
78
LXXVIII
79
LXXIX
80
LXXX
81
LXXXI
82
LXXXII
83
LXXXIII
84
LXXXIV
85
LXXXV
86
LXXXVI
87
LXXXVII
88
LXXXVIII
89
LXXXIX
90
XC
91
XCI
92
XCII
93
XCIII
94
XCIV
95
XCV
96
XCVI
97
XCVII
98
XCVIII
99
XCIX
100
C
101
CI
102
CII
103
CIII
104
CIV
105
CV
106
CVI
107
CVII
108
CVIII
109
CIX
110
Pengumuman
111
CX
112
CXI
113
CXII
114
CXIII
115
CXIV
116
CXV
117
CXVI
118
CXVII
119
CXVIII
120
CXIX
121
CXX
122
CXXI
123
CXXII
124
CXXIII
125
CXXIV
126
CXXV
127
CXXVI
128
CXXVII
129
CXVIII
130
CXXIX
131
CXXX
132
CXXXI
133
CXXXII
134
CXXXIII
135
CXXXIV
136
CXXXV
137
CXXXVI
138
CXXXVII
139
CXXXVIII
140
CXXXIX
141
CXL
142
CXLI
143
CXLII
144
CXLIII
145
CXLIV
146
CXLV
147
CXLVI
148
CXLVII
149
CXLVIII
150
CXLIX
151
CL
152
CLI
153
CLII
154
CLIII
155
CLIV
156
CLV
157
CLVI
158
CLVII
159
CLVIII
160
CLIX
161
CLX
162
CLXI

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!