II

Mentari sudah terbit sejak tadi, namun Sya masih diam di dalam selimut hangatnya. Dia malas bangun karena tidak ada pekerjaan. Ya, dia kebagian berangkat sore nanti di restoran.

Suara perut Sya membuat mata Sya mengerjap. Dengan malas, Sya menyibak selimutnya. "Kenapa juga aku harus merasakan lapar," lirih Sya.

Langkah kaki malas itu sampai juga di dapur. Dia membuka kulkas, tidak ada apapun disana. Di almari pun bahkan tidak ada mi instan atau makanan apapun.

"Ada apa?" tanya Eri yang melihat wajah kucel Sya.

Sya menoleh, dengan tatapan yang dibuat-buat Sya mendekat dan memeluk tangan Eri. Eri tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.

"Jangan harap aku masak untuk kamu."

"Kau tidak kasihan padaku?" tanya Sya.

Eri menunjukan sebuah bungkusan makanan pada Sya, "Aku sudah dapat kiriman dari pacarku. Makanya kau cari pacar, setidaknya ada yang memikirkan kamu."

"Ini masih pagi dan aku mendapat nasehat? mengesalkan sekali."

Eri menarik tangan Sya untuk duduk di sofa depan tv. Dengan penuh perhatian, Eri membuka kotak makanan itu. Ada dua bungkus makanan. Setidaknya, Eri tidaklah pelit pada Sya.

"Hari ini kau akan kemana?" tanya Eri saat sedang makan.

Sya menggeleng, "Entahlah. Mungkin aku akan mencari udara segar di taman."

"Sendiri?"

"Tentu. Apa kau mau ikut?" ajak Sya.

Eri menggeleng. Sudah beberapa kali Eri mencoba mengenalkan pria pada Sya. Sampai saat ini, Sya masih belum menemukan pria yang cocok dengannya. Hal itulah yang kadang membuat Eri merasa kasihan pada Sya.

Eri berharap jika Sya akan menemukan pria yang cocok dan bisa membuat Sya bahagia. Setidaknya bisa membuat Sya jatuh hati padanya.

***

Sya masih dialam khayalnya. Setiap hari, kemanapun dan dimanapun hanya ada buku yang menjadi cintanya. Cerita romantis yang menjadi hal paling menyenangkan untuk Sya.

Mungkin karena alasan itulah Sya sulit mencari kekasih. Dia sangat menginginkan pria di dalam setiap buku yang dia baca. Pria yang romantis dan dingin, tapi juga penuh dengan perhatian.

Bruk. Sya kaget karena seorang anak kecil perempuan menabraknya. Bahkan es yang dibawa anak itu sampai mengenai celana Sya.

"Apa kau tidak lihat aku disini?" tanya Sya dengan keras.

Anak itu terlihat takut. Dengan cepat, anak itu mengambil sapu tangan di sakunya dan akan mengelap bekas es krim itu.

"Tidak perlu," kata Sya sembari memegang tangan anak itu, "belilah es krim lagi."

Sya memberikan uang untuk anak itu membeli es krim. Kali ini raut wajah takut perlahan menghilang dari wajah anak itu. Hanya ada senyuman manis kali ini.

"Terima kasih," ucapnya lembut.

Sya hanya tersenyum dan kembali membaca bukunya. Setelah menyelesaikan buku itu, Sya bangkit dari duduknya. Lalu, anak itu kembali dengan seorang pria tinggi di sampingnya.

"Dia tante yang baik hati itu," ucap si anak.

Sya hanya bisa tersenyum dengan kebingungannya. Pria itu mendekat dan mengulurkan tangannya.

"Jovi."

Sya membalas uluran tangan itu, "Syaheila."

"Apa aku bisa memanggilmu Sya?"

Sya mengangguk, "Tentu, semua orang memanggilku seperti itu."

Pria bernama Jovi itu mengulas senyum. Saat sang anak perempuan mendekat dan langsung memegang tangannya.

"Pa, sudah waktunya kita kembali."

Jovi duduk di depan anak perempuan itu.

"Sebentar dulu Sima."

"Apa aku sudah bisa pergi?" tanya Sya.

Jovi menoleh dan memberikan ponselnya pada Sya. Sya tidak tahu apa yang dimaksud oleh Jovi.

"Tulislah nomor ponselmu. Nanti akan aku hubungi lagi."

Sya mengangguk dan memuruti apa yang dikatakan Jovi. Setelah itu mereka berpisah di pintu masuk ke taman. Sya kearah rumah sementara Jovi dan anaknya masuk ke dalam mobil.

Untuk beberapa saat Sya merasa senang. Dia seperti baru saja menemui apa yang dia inginkan.

***

Sejak pulang dari taman. Sya terus menerus tersenyum. Bahkan Eri sampai menepuk kepalanya sendiri karena ulah Sya.

"Apa yang sudah terjadi padamu kali ini? kau sudah seperti orang gila saja."

"Apa kau tahu. Hari ini aku bertemu pangeranku, dia memang sudah punya anak, tapi dia sangat tampan."

Eri mendekat pada Sya dan mencubit lengan Sya dengan keras. Sontak Sya menjerit dan mengusap bekas cubitan itu.

"Dia punya anak? jika dia punya anak dia juga punya istri. Apa kau bodoh?"

Sya bahkan tidak berfikir jika pria itu memiliki istri. Rasa kesal kini hadir di hati Sya. Bagaimana dia tidak memikirkan hal sebesar itu.

"Kau benar, Eri. Kenapa aku tidak memikirkannya." Sya menoleh pada Eri, "tapi aku bisa jadi yang kedua."

"Kau sudah mulai gila. Ayo, siap-siap saja kerja."

Sya masuk ke dalam kamarnya. Dia mengambil ponselnya. Tidak ada pesan dari Jovi, juga tidak ada telfon darinya. Mungkin Sya sudah terlalu berharap kali ini. Kini, dia harus menelan rasa kecewa.

Setelah selesai berganti pakaian. Sya duduk di samping Eri yang sedang menunggu jemputan dari kekasihnya. Seperti biasa, Sya berangkat dengan bus sementara Eri dengan kekasihnya.

"Jangan terus cemberut Sya. Kamu masih bisa hidup tanpa pria itu. Lagi pula kau baru menemuinya sekali. Mungkin kau hanya kagum untuk sesaat."

"Tapi..."

"Sya. Kamu bukan anak kecil lagi. Pikirkanlah dengan baik. Sudahlah, aku berangkat dulu."

Eri berlalu begitu saja meninggalkan Sya sendiri. Sya masih memikirkan hal gila tentang Jovi. Bagaimana bisa dia jatuh cinta begitu saja.

Pikiran Sya masih saja terpaku pada Jovi. Di jalan, di bus bahkan saat Sya sudah berada di restoran. Pikiran Sya itu membuatnya dalam masalah kali ini. Kembali dia menabrak orang yang kemarin di tabraknya.

"Maaf," ucap Sya.

Arda menatap dengan tatapan tajam pada Sya, "Sebenarnya kau punya mata atau tidak?"

"Maaf, Pak. Saya tidak sengaja."

"Kali ini aku tidak akan membiarkan dirimu," ucap Arda dengan penuh penekanan.

Sya hanya bisa menunduk. Kali ini, dia tidak akan selamat. Baru kemarin dia diperingati, kini masalah itu sudah datang lagi. Orang yang sama dan kesalahan yang sama. Semua ini karena cinta anehnya yang tiba-tiba datang.

"Arda. Kita akan terlambat nanti."

Mendengar suara itu Sya langsung mendongakkan kepalanya. Ternyata benar, dia adalah Jovi. Pria yang ditemuinya di taman.

"Jovi," panggil Sya.

Jovi menoleh dan langsung tersenyum melihat Sya.

"Kau kenal pelayan ini? sejak kapan seleramu berubah menjadi seorang pelayan."

Mendengar semua itu Sya merasa sangat direndahkan. Hanya karena pekerjaannya menjadi seorang pelayan.

"Maafkan temanku ini Sya. Kau bisa kerja lagi, aku akan membawanya pergi," kata Jovi sembari menarik tangan Arda dengan keras.

Sya hanya mengangguk. Dia merasa sudah terselamatkan dengan adanya Jovi. Kali ini, Sya merasa mantap dengan cintanya. Walau dia harus menjadi yang ke dua. Sya akan menerimanya.

"Syaheila," teriak manager saat melihat Sya sedang berdiri dengan senyuman anehnya.

Sya menoleh. Masalah apa lagi ini, pikir Sya.

"Kamu kesini untuk apa? apa untuk menatap para pelanggan?"

"Tidak, Pak."

"Kalau begitu kembalilah bekerja. Jangan hanya memandang para pelanggan."

"Baik, Pak."

Sya masuk ke dapur. Sebuah pesan masuk ke dalam ponselnya. Pesan itu dari Jovi, dia mengatakan akan menemui Sya saat pulang nanti. Pesan itu membuat Sya kembali bersemangat untuk bekerja. Rasa kesal karena manager langsung hilang begitu saja.

***

Mohon kritik dan sarannya. 😊😊

Terpopuler

Comments

anggita

anggita

Sya~ cari pacar.,?👉Eri

2021-02-13

1

lihat semua
Episodes
1 I
2 II
3 III
4 IV
5 V
6 VI
7 VII
8 VIII
9 IX
10 X
11 XI
12 XII
13 XIII
14 XIV
15 XV
16 XVI
17 XVII
18 XVIII
19 XIX
20 XX
21 XXI
22 XXII
23 XXIII
24 XXIV
25 XXV
26 XXVI
27 XXVII
28 XXVIII
29 XXIX
30 XXX
31 XXXI
32 XXXII
33 XXXIII
34 XXXIV
35 XXXV
36 XXXVI
37 XXXVII
38 XXXVIII
39 XXXIX
40 XL
41 XLI
42 XLII
43 XLIII
44 XLIV
45 XLV
46 XLVI
47 XLVII
48 XLVIII
49 XLIX
50 L
51 LI
52 LII
53 LIII
54 LIV
55 LV
56 LVI
57 LVII
58 LVIII
59 LIX
60 LX
61 LXI
62 LXII
63 LXIII
64 LXIV
65 LXV
66 LXVI
67 LXVII
68 LXVIII
69 LXIX
70 LXX
71 LXXI
72 LXXII
73 LXXIII
74 LXXIV
75 LXXV
76 LXXVI
77 LXXVII
78 LXXVIII
79 LXXIX
80 LXXX
81 LXXXI
82 LXXXII
83 LXXXIII
84 LXXXIV
85 LXXXV
86 LXXXVI
87 LXXXVII
88 LXXXVIII
89 LXXXIX
90 XC
91 XCI
92 XCII
93 XCIII
94 XCIV
95 XCV
96 XCVI
97 XCVII
98 XCVIII
99 XCIX
100 C
101 CI
102 CII
103 CIII
104 CIV
105 CV
106 CVI
107 CVII
108 CVIII
109 CIX
110 Pengumuman
111 CX
112 CXI
113 CXII
114 CXIII
115 CXIV
116 CXV
117 CXVI
118 CXVII
119 CXVIII
120 CXIX
121 CXX
122 CXXI
123 CXXII
124 CXXIII
125 CXXIV
126 CXXV
127 CXXVI
128 CXXVII
129 CXVIII
130 CXXIX
131 CXXX
132 CXXXI
133 CXXXII
134 CXXXIII
135 CXXXIV
136 CXXXV
137 CXXXVI
138 CXXXVII
139 CXXXVIII
140 CXXXIX
141 CXL
142 CXLI
143 CXLII
144 CXLIII
145 CXLIV
146 CXLV
147 CXLVI
148 CXLVII
149 CXLVIII
150 CXLIX
151 CL
152 CLI
153 CLII
154 CLIII
155 CLIV
156 CLV
157 CLVI
158 CLVII
159 CLVIII
160 CLIX
161 CLX
162 CLXI
Episodes

Updated 162 Episodes

1
I
2
II
3
III
4
IV
5
V
6
VI
7
VII
8
VIII
9
IX
10
X
11
XI
12
XII
13
XIII
14
XIV
15
XV
16
XVI
17
XVII
18
XVIII
19
XIX
20
XX
21
XXI
22
XXII
23
XXIII
24
XXIV
25
XXV
26
XXVI
27
XXVII
28
XXVIII
29
XXIX
30
XXX
31
XXXI
32
XXXII
33
XXXIII
34
XXXIV
35
XXXV
36
XXXVI
37
XXXVII
38
XXXVIII
39
XXXIX
40
XL
41
XLI
42
XLII
43
XLIII
44
XLIV
45
XLV
46
XLVI
47
XLVII
48
XLVIII
49
XLIX
50
L
51
LI
52
LII
53
LIII
54
LIV
55
LV
56
LVI
57
LVII
58
LVIII
59
LIX
60
LX
61
LXI
62
LXII
63
LXIII
64
LXIV
65
LXV
66
LXVI
67
LXVII
68
LXVIII
69
LXIX
70
LXX
71
LXXI
72
LXXII
73
LXXIII
74
LXXIV
75
LXXV
76
LXXVI
77
LXXVII
78
LXXVIII
79
LXXIX
80
LXXX
81
LXXXI
82
LXXXII
83
LXXXIII
84
LXXXIV
85
LXXXV
86
LXXXVI
87
LXXXVII
88
LXXXVIII
89
LXXXIX
90
XC
91
XCI
92
XCII
93
XCIII
94
XCIV
95
XCV
96
XCVI
97
XCVII
98
XCVIII
99
XCIX
100
C
101
CI
102
CII
103
CIII
104
CIV
105
CV
106
CVI
107
CVII
108
CVIII
109
CIX
110
Pengumuman
111
CX
112
CXI
113
CXII
114
CXIII
115
CXIV
116
CXV
117
CXVI
118
CXVII
119
CXVIII
120
CXIX
121
CXX
122
CXXI
123
CXXII
124
CXXIII
125
CXXIV
126
CXXV
127
CXXVI
128
CXXVII
129
CXVIII
130
CXXIX
131
CXXX
132
CXXXI
133
CXXXII
134
CXXXIII
135
CXXXIV
136
CXXXV
137
CXXXVI
138
CXXXVII
139
CXXXVIII
140
CXXXIX
141
CXL
142
CXLI
143
CXLII
144
CXLIII
145
CXLIV
146
CXLV
147
CXLVI
148
CXLVII
149
CXLVIII
150
CXLIX
151
CL
152
CLI
153
CLII
154
CLIII
155
CLIV
156
CLV
157
CLVI
158
CLVII
159
CLVIII
160
CLIX
161
CLX
162
CLXI

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!