VII

Dengan langkah pasti. Sya membuka pintu ruangan pesta. Brak, semua orang menoleh. Mata mereka menatap pada Sya.

Tatapan takjub dan tidak percaya. Seorang wanita yang sangat berbeda. Dengan gaun berwarna merah tua dan dandanan yang tidak buruk. Kali ini Sya merasa dirinya percaya diri.

Sebuah tatapan membuat Sya merasa dirinya sangat istimewa. Jovi, pria itu masih di ruang pesta dengan istrinya. Walaupun begitu, pandangan matanya tidak bisa berbohong. Jovi lebih memilih Sya yang dipandang tanpa putus.

"Perkenalkan, dia adalah calon menantu keluar Ken. Syaheila Zein."

Sya dibuat sadar oleh perkataan nyonya Ken. Dia bukanlah kekasih yang akan bersanding dengan Jovi. Dia akan bersanding dengan Arda, adik ipar Jovi.

Sya menundukan kepalanya untuk memberi hormat pada semuanya. Sesekali, Sya melirik kearah pria impiannya. Masih ada getaran yang sama, seperti saat pertama kali bertemu karena Sima.

"Acara dansa sudah akan dimulai. Pergilah pada Arda," lirih nyonya Ken pada Sya.

Sya tersenyum dengan terpaksa. Lalu dia mengangguk. Perlahan dia melangkahkan kakinya yang terasa kaku dengan sepatu hak tinggi.

Bruk, hampir saja Sya terjatuh karena tersandung gaun besarnya. Dengan sigap, Jovi menangkap tubuh itu. Pandangan mereka bertemu.

"Terima kasih," ucap Sya.

Jovi tersenyum. Dia dan Sya hanya bisa saling pandang tanpa ada kata apapun. Hingga sebuah tangan menarik tangan Sya menjauh dari Jovi.

"Apa yang kau lakukan?" tanya Arda.

Sya tidak menjawab. Dia masih saja memandang kearah Jovi.

"Sya. Apa yang kamu lakukan?" tanya Arda lagi.

Kali ini Sya menoleh dan menatap tidak suka pada Arda.

"Apa urusanmu. Aku mencintainya, apa lagi yang aku lakukan."

Arda tersenyum sinis, "Apa kau sudah melupakan perkataanmu padaku. Kau ingin melupakannya, tapi tubuhmu menginginkannya."

Ingat, Sya ingat apa yang dikatakannya pada Arda. Dia ingin bersama Arda karena ingin melupakan Jovi. Walau hasilnya malah dia lebih dekat dengan Jovi.

"Harta memang merubah seorang wanita," ucap Arda.

"Apa kau bilang?" nada tidak terima muncul diucapan Sya.

"Ya. Kau hanya mencintai uang, jika kau sudah mendapatkan semuanya dari Jovi. Kau pasti akan meninggalkannya dan cari yang baru."

Yang Sya lakukan hanya menahan rasa kesalnya saja. Lalu, alunan musik mulai mengalun dengan lembut. Arda menarik tangan Sya dan mulai mengajaknya berdansa.

Tidak disangka, Sya ternyata bisa berdansa dengan sangat indah. Bahkan, Arda sampai terpesona dengan keindahan itu.

***

Acara sudah selesai. Para tamu sudah mulai pulang satu persatu. Sya kini berdiri kebingungan di tengah ruangan. Apa dia harus berganti pakaian atau harus kembali dengan pakaian itu.

Arda berniat mendekat dan ingin mengantarnya pulang. Belum sampai Arda mendekat, Jovi sudah berada disisi Sya.

"Tadi tarianmu sangat indah," ungkat Jovi.

Pipi Sya merona. Dia tidak bisa menahan rasa senang atas pujian yang diberikan Jovi padanya.

Jovi melihat kesekeliling. Tidak ada siapapun di ruangan itu. Hanya ada mereka berdua. Dengan kecepatan tangan, Jovi menarik Sya lebih dekat dengannya.

Kaget. Sya mencoba menjauh hanya saja Jovi memegangnya dengan erat.

"Apa yang kamu lakukan?" tanya Sya.

Jovi tersenyum, "Tidak usah ragu Sya. Disini hanya ada kita berdua. Kita bisa berdansa semau kita."

Sya tidak paham dengan apa yang dimaksud Jovi.

"Kau tahu? aku sangat cemburu melihat kau berdansa dengan Arda."

Untuk sesaat Sya hampir terkena rayuan gombal dari Jovi. Namun, sebuah bayangan ibunya muncul di pelupuk matanya. Dengan keras Sya mendorong Jovi.

"Ini salah Jovi. Tidak seharusnya."

"Sya, aku mencintaimu. Kau tahu, hubunganku dan Mila tidaklah baik." Jovi mengatakannya dengan memegang erat tangan Sya.

Sya menggeleng dengan cepat. Dia mencoba berjalan menjauh, tapi Jovi terus mendekat. Melihat keadaan Sya, Arda akhirnya keluar.

"Kenapa kau belum pulang?" tanya Arda.

Jovi kaget dan menoleh pada Arda. Sya menutup mata karena merasa terselamatkan. Bagaimanapun, sudah beberapa kali Sya dibantu oleh Jovi.

"Bukankah kau tunanganku. Seharusnya, kau yang mengantarkan aku."

Arda mendekat dan menarik tangan Sya. Dia mencium tangan itu dengan seulas senyum. Merasa kesal dengan apa yang dilakukan oleh Arda. Jovi memilih untuk pergi dari ruangan itu.

Melihat kepergian Jovi. Ada rasa tidak enak di dala hati Sya. Bagaimanapun, Jovi lah yang mampu membuat Sya menyerahkan cintanya.

"Relakanlah. Kau bukan wanita perebutkan?"

Sya menoleh, "Untuk apa aku merebut. Jika dia memang hakku. Dia pasti akan kembali padaku," ucap Sya.

"Kau menginginkan Jovi bercerai dengan kakakku?" tanya Arda kemudian.

Sya menggeleng, "Tidak. Aku tidak..."

"Lalu kenapa kau masih menunggunya."

"Aku tidak menunggunya."

"Tapi kau masih tergoda oleh kata manisnya. Cepat atau lambat, kau pasti akan menjadi seorang perebut."

Mata Sya menerawang. Benar juga apa yang dikatakan Arda. Jika dia masih bisa tergoda, dia bisa saja melakukan hal di luar batas. Bagaimana cara agar dia bisa keluar dari cinta tanpa nama itu.

"Aku akan mengantarmu, ayo."

Arda menarik tangan Sya untuk mengikutinya keluar dari rumah keluarga Ken. Sampai di parkiran, Sya berhenti dan menatap pada Arda.

"Kenapa kau mau terus membantuku?" tanya Sya.

Arda berbalik badan, "Kau tahu alasanku. Aku tidak ingin melihat Ibuku terluka bahkan sampai dia menangis."

"Bahkan jika kita menikah?"

"Ya. Cintaku hanya pada satu wanita, Ibuku."

Sya tidak tahu lagi harus bagaimana. Dia kira, Arda bisa menjadi pelariannya saat ini. Hanya saja, alasan yang tulus dari Arda membuat Sya kembali teringat dengan Ibunya.

"Jadi, aku akan menikahimu agar Jovi tidak menceraikan Mila."

Sya mendongakkan kepalanya begitu mendengar apa yang dikatakan Arda. Tanpa cinta untuknya. Arda berniat menikahi Sya agar keluarganya tetap utuh. Tentunya, Sya dan Jovi yang akan terluka dalam hal ini.

Bahkan, sampai di dalam mobil tidak ada yang mereka katakan. Sya masih sibuk dengan pikirannya sendiri. Jika dia menikah dengan Arda, dia akan terus melihat Jovi. Hal itu akan membuatnya tersiksa dari waktu ke waktu.

***

Eri merasa aneh dengan diamnya Sya. Sejak pulang menggunakan gaun pesta. Sya hanya duduk dengan mata menerawang entah kemana.

"Sya," Eri menepuk pundak Sya dengan lembut.

Sya menoleh dan mengatakan, "Jika aku menikah dengan Arda. Aku akan selalu melihat Jovi. Hal itu akan melukaiku secara tidak langsung."

Eri mengerti apa yang dirasakan oleh Sya. Dia memberikan air minum dan langsung diminum habis oleh Sya.

"Dengarkan aku, kau bisa jatuh cinta begitu saja pada Jovi. Kenapa kau tidak bisa jatuh cinta pada Arda?" tanya Eri.

Sya merubah posisi duduknya.

"Mana mungkin. Mereka berdua sangat berbeda. Arda hanya mencintai ibunya, sementara Jovi mencintaiku."

"Cintamu pada Jovi bukanlah cinta. Kau hanya merasa kagum untuk sesaat. Setidaknya, belajarlah mencintai Arda. Mungkin kau akan merasa tenang saat menikah dengannya nanti."

"Walau dia tidak mencintaiku?"

Eri mengangguk. Dia menepuk pundak Sya dengan lembut.

"Jika kau sudah mencintainya. Kau pasti bisa membuatnya jatuh cinta padamu."

Mendengar apa yang dikatakan Eri. Sya merasa perlu untuk melakukannya. Dengan itu, Sya akan membuat Ibunya bahagia. Dia juga akan membuat Arda tenang karena ibu dan kakaknya bahagia.

"Aku akan melakukan saranmu," ucap Sya kemudian.

Eri bahagia karena kali ini Sya mendengar apa yang dia katakan.

"Cepatlah ganti baju. Lalu kita bisa makan," kata Eri.

"Baiklah."

Sya masuk ke dalam kamar tanpa ada rasa gelisah lagi. Dia mencoba menjadi dirinya lagi. Untuk beberapa saat, dia terpuruk karena Jovi.

***

Mohon kritik dan sarannya. 😊😊

Episodes
1 I
2 II
3 III
4 IV
5 V
6 VI
7 VII
8 VIII
9 IX
10 X
11 XI
12 XII
13 XIII
14 XIV
15 XV
16 XVI
17 XVII
18 XVIII
19 XIX
20 XX
21 XXI
22 XXII
23 XXIII
24 XXIV
25 XXV
26 XXVI
27 XXVII
28 XXVIII
29 XXIX
30 XXX
31 XXXI
32 XXXII
33 XXXIII
34 XXXIV
35 XXXV
36 XXXVI
37 XXXVII
38 XXXVIII
39 XXXIX
40 XL
41 XLI
42 XLII
43 XLIII
44 XLIV
45 XLV
46 XLVI
47 XLVII
48 XLVIII
49 XLIX
50 L
51 LI
52 LII
53 LIII
54 LIV
55 LV
56 LVI
57 LVII
58 LVIII
59 LIX
60 LX
61 LXI
62 LXII
63 LXIII
64 LXIV
65 LXV
66 LXVI
67 LXVII
68 LXVIII
69 LXIX
70 LXX
71 LXXI
72 LXXII
73 LXXIII
74 LXXIV
75 LXXV
76 LXXVI
77 LXXVII
78 LXXVIII
79 LXXIX
80 LXXX
81 LXXXI
82 LXXXII
83 LXXXIII
84 LXXXIV
85 LXXXV
86 LXXXVI
87 LXXXVII
88 LXXXVIII
89 LXXXIX
90 XC
91 XCI
92 XCII
93 XCIII
94 XCIV
95 XCV
96 XCVI
97 XCVII
98 XCVIII
99 XCIX
100 C
101 CI
102 CII
103 CIII
104 CIV
105 CV
106 CVI
107 CVII
108 CVIII
109 CIX
110 Pengumuman
111 CX
112 CXI
113 CXII
114 CXIII
115 CXIV
116 CXV
117 CXVI
118 CXVII
119 CXVIII
120 CXIX
121 CXX
122 CXXI
123 CXXII
124 CXXIII
125 CXXIV
126 CXXV
127 CXXVI
128 CXXVII
129 CXVIII
130 CXXIX
131 CXXX
132 CXXXI
133 CXXXII
134 CXXXIII
135 CXXXIV
136 CXXXV
137 CXXXVI
138 CXXXVII
139 CXXXVIII
140 CXXXIX
141 CXL
142 CXLI
143 CXLII
144 CXLIII
145 CXLIV
146 CXLV
147 CXLVI
148 CXLVII
149 CXLVIII
150 CXLIX
151 CL
152 CLI
153 CLII
154 CLIII
155 CLIV
156 CLV
157 CLVI
158 CLVII
159 CLVIII
160 CLIX
161 CLX
162 CLXI
Episodes

Updated 162 Episodes

1
I
2
II
3
III
4
IV
5
V
6
VI
7
VII
8
VIII
9
IX
10
X
11
XI
12
XII
13
XIII
14
XIV
15
XV
16
XVI
17
XVII
18
XVIII
19
XIX
20
XX
21
XXI
22
XXII
23
XXIII
24
XXIV
25
XXV
26
XXVI
27
XXVII
28
XXVIII
29
XXIX
30
XXX
31
XXXI
32
XXXII
33
XXXIII
34
XXXIV
35
XXXV
36
XXXVI
37
XXXVII
38
XXXVIII
39
XXXIX
40
XL
41
XLI
42
XLII
43
XLIII
44
XLIV
45
XLV
46
XLVI
47
XLVII
48
XLVIII
49
XLIX
50
L
51
LI
52
LII
53
LIII
54
LIV
55
LV
56
LVI
57
LVII
58
LVIII
59
LIX
60
LX
61
LXI
62
LXII
63
LXIII
64
LXIV
65
LXV
66
LXVI
67
LXVII
68
LXVIII
69
LXIX
70
LXX
71
LXXI
72
LXXII
73
LXXIII
74
LXXIV
75
LXXV
76
LXXVI
77
LXXVII
78
LXXVIII
79
LXXIX
80
LXXX
81
LXXXI
82
LXXXII
83
LXXXIII
84
LXXXIV
85
LXXXV
86
LXXXVI
87
LXXXVII
88
LXXXVIII
89
LXXXIX
90
XC
91
XCI
92
XCII
93
XCIII
94
XCIV
95
XCV
96
XCVI
97
XCVII
98
XCVIII
99
XCIX
100
C
101
CI
102
CII
103
CIII
104
CIV
105
CV
106
CVI
107
CVII
108
CVIII
109
CIX
110
Pengumuman
111
CX
112
CXI
113
CXII
114
CXIII
115
CXIV
116
CXV
117
CXVI
118
CXVII
119
CXVIII
120
CXIX
121
CXX
122
CXXI
123
CXXII
124
CXXIII
125
CXXIV
126
CXXV
127
CXXVI
128
CXXVII
129
CXVIII
130
CXXIX
131
CXXX
132
CXXXI
133
CXXXII
134
CXXXIII
135
CXXXIV
136
CXXXV
137
CXXXVI
138
CXXXVII
139
CXXXVIII
140
CXXXIX
141
CXL
142
CXLI
143
CXLII
144
CXLIII
145
CXLIV
146
CXLV
147
CXLVI
148
CXLVII
149
CXLVIII
150
CXLIX
151
CL
152
CLI
153
CLII
154
CLIII
155
CLIV
156
CLV
157
CLVI
158
CLVII
159
CLVIII
160
CLIX
161
CLX
162
CLXI

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!