VIII

Tiada kata yang bisa menggambarkan perasaan Sya kali ini. Dia masih saja menggenggam sebuah harapan pada Jovi. Bahkan, Sya berandai-andai jika Jovi bercerai dengan Mila. Dia pasti akan memilih Jovi dari pada Arda.

Malam semakin larut. Mata Sya masih tidak bisa memejamkan matanya sedikitpun. Dia masih memikirkan apa yang dikatakan Eri. Sya berjuang untuk mencintai Arda, tapi Sya tidak memiliki alasan untuk itu.

Drrrt, drrrrt. Ponsel Sya menyala, sebuah pesan masuk ke dalam ponsel Sya. Apa yang diharapkan Sya terjadi, Jovi mengirim pesan untuknya.

"Aku akan datang," lirih Sya.

Dengan bersemangat. Sya mengambil sweater tebal dan tasnya. Dia akan menemui Jovi di taman dekat rumah. Sya tahu ini terlarang, hanya saja. Sya merasa harus memastikan perasaannya sendiri.

Pintu dibuka dengan sangat perlahan oleh Sya. Jika Eri sampai terbangun, rencananya akan gagal. Dia tidak akan bisa bertemu dengan Jovi nantinya. Bahkan, Sya sengaja tidak memakai sepatu agar langkah kakinya tidak bersuara.

***

Suasana taman sudah sangat sepi. Bagaimana tidak, ini sudah waktunya orang beristirahat. Kini, Sya malah datang untuk menemui orang yang dia cintai. Walau cinta itu terlarang, bahkan sangat terlarang bagi beberapa orang.

Jovi tersenyum begitu melihat Sya datang dengan senyuman. Langkah kaki Jovi mendekatkan dirinya pada sang pujaan hati.

"Kau menemuiku?" tanya Jovi dengan senyum bahagia.

Sya mengangguk.

"Apa tidak ada yang tahu jika kau datang?"

"Tentu saja tidak. Kamu mau ngomong apa sama aku?" tanya Sya yang merasa penasaran.

Jovi menarik Sya untuk duduk di bangku dekat mereka. Perlahan, Jovi menggenggam tangan Sya. Diam, itulah yang dilakukan oleh Sya. Dia hanya merasa jantungnya berdetak kencang. Entah karena cintanya atau takut ketahuan karena bertemu dengan Jovi.

"Apa kau mencintaiku?" tanya Jovi.

Deg. Jantung Sya rasanya berhenti berdetak. Bagaimana bisa Jovi mengatakan kata cinta semudah itu. Bahkan untuk wanita yang barus beberapa hari dia temui.

"Sya. Aku janji aku tidak akan meninggalkan kamu."

"Kamu punya istri dan anak. Kita tidak boleh seperti ini," kata Sya. Sampai saat ini, Sya masih sadar jika hal itu salah.

Jovi membelai wajah Sya dengan lembut. Hal itu membuat Sya menoleh dan tatapan mereka bertemu.

"Aku bisa menceraikan Mila. Kamu hanya perlu menungguku," kata Jovi dengan penuh keyakinan.

Sya tidak tahu harus bersikap bagaimana. Dia merasa hal ini salah, hanya saja. Sya juga tidak ingin jauh dari Jovi. Sejak pertama bertemu, Sya merasa nyaman di samping pria beristri ini.

"Bagaimana?" tanya Jovi.

Sya masih ragu, "Kau tahu, aku dijodohkan dengan Arda. Dia juga bersikeras menikahiku, alasanya karena dia tidak ingin kau dan kakaknya bercerai."

"Jika kau mencintaiku. Kita jalani saja hubungan ini dulu, tanpa ada yang tahu. Jika kau merasa tidak nyaman, kita bisa berpisah."

Kali ini perkataan Jovi membuat hati Sya merasa yakin dengan pria itu. Jovi hanya meminta waktu agar bercerai dengan Mila. Sementara ini, dia harus tetap bertunangan dengan Arda.

"Kau mau, kan?"

Dengan malu, Sya menganggukan kepalanya. Pertemuan malam itu menjadi pertemuan yang sangat menyenangkan sekaligus menegangkan untuk Sya. Malam itu, Sya melangkah terlalu jauh. Dia menerima cinta dari pria beristri.

***

Tidak seperti biasanya. Kali ini Eri tidak menyiapkan makanan untuk Sya. Bahkan Eri juga tidak menyapa temannya itu. Hal itu membuat Sya merasa tidak enak.

"Apa ada masalah?" Sya memberanikan diri bertanya.

Tidak ada jawaban dari Eri. Kali ini Eri sampai menghindar dengan cepat saat Sya mendekat.

"Aku bisa jelaskan, Ri. Aku melalukan ini karena aku dan Jovi saling cinta."

Eri menghentikan jalannya. Dia tidak percaya jika Sya berani melakukan hal itu. Sudah berkali-kali Eri mengingatkan. Kini, Sya sudah berjalan kearah yang salah. Jalan yang mengerikan.

Dengan tubuh gemetar Eri berbalik arah dan menatap Sya. Dia masih tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Sya.

"Kau. Apa kau tahu jika ini salah? kau tahu konsekuensinya, kan?"

Sya diam. Dia sudah membuat Eri terluka. Apa lagi jika ibunya sampi tahu. Sya mungkin akan melukainya sangat dalam.

"Tolong pergi dari rumah ini. Aku tidak mau berteman dengan seorang pelakor."

Derr. Sya berasa disambar petir mendengar nama pelakor dari mulut temannya itu. Sya tidak merasa menjadi pelakor dalam hal ini. Dia hanya saling mencintai, hal itu tidak ada salahnya.

"Aku bukan pelakor. Dia berjanji akan bercerai dengan Mila. Aku akan menunggunya," bela Sya pada dirinya sendiri.

Eri tersenyum sinis, "Apa kau tahu apa itu cinta? cinta bukanlah apa yang kau baca dalam novel. Lupakan saja, percuma aku menjelaskan padamu. Pergilah."

Bahkan saat mengusir Sya. Eri tidak menoleh sedikitpun. Dia memilih masuk ke dalam kamar dan menguncinya dengan rapat.

Sadar sudah mengecewakan Eri. Sya masuk ke dalam kamar dan mengemas barang-barangnya. Saat ini, Sya tidak tahu harus kemana. Jika dia kembali ke ibunya, ibunya akan tahu masalah ini.

Sya menggeleng dengan keras. Jika ibunya tahu, entah apa yang akan terjadi selanjutnya. Saat ini, dia hanya memikirkan nama Jovi.

"Aku pergi," ucap Sya sebelum keluar dari rumah itu.

Di dalam kamar. Eri menangis sejadi-jadinya. Dia tidak menyangka jika hal itu akan dilakukan oleh Sya. Kesalahan yang dulu juga pernah dilakukannya. Sampai saat ini, karma itu masih berlaku.

Berulang kali Eri menjalin hubungan. Berulang kali juga Eri harus menelan pil pahit. Sakit, jelas Eri merasakannya. Alasan itulah yang membuat Eri terus menjaga Sya. Walau hasilnya di luar dugaan.

"Aku akan tetap membuatmu sadar, Sya."

***

Langkah demi langkah dilalui oleh Sya. Tanpa arah dan tujuan yang jelas. Sebuah koper berwarna hitam kini menjadi teman perjalananya.

Dia ingin mengatakan pada Jovi jika dia sudah diusir. Niat itu Sya urungkan, Arda akan tahu hal ini cepat atau lambat. Dia tidak akan diam begitu saja.

"Butuh tumpangan?"

Lamunan Sya buyar. Dia menoleh kearah kirinya. Sebuah mobil berhenti tepat di sampingnya. Jovi keluar dari mobil itu dengan senyuman mengembang.

"Mau kemana wanitaku ini?" tanya Jovi wajah bahagia.

Tanpa kata, Sya langsung memeluk Jovi begitu saja. Merasa Sya sudah masuk ke dalam cintanya. Jovi balas memeluk pelukan Sya.

Di dalam pelukan itu, Sya menangis. Dia mengungkapkan semuanya. Dia tidak merasa khawatir akan ketahuan atau hal lainnya. Saat ini, dia sangat membutuhkan Jovi.

"Sayang, kau bukan pelakor. Aku dan Mila memang sudah lama seperti ini. Tidak ada cinta lagi di antara kami."

"Tapi Eri...."

Shhh, Jovi meletakan telunjuknya dibibir Sya.

"Aku akan membawamu kesebuah apartemen. Untuk sementara kau tinggal disana."

Sya langsung setuju begitu saja. Mereka berdua tidak sadar jika sejak tadi ada yang memperhatikan tingkah laku mereka. Mereka sudah terlanjur masuk ke dalam suasana mesra dan tidak menghiraukan kesekeliling.

***

Mohon kritik dan sarannya. 😊😊

Episodes
1 I
2 II
3 III
4 IV
5 V
6 VI
7 VII
8 VIII
9 IX
10 X
11 XI
12 XII
13 XIII
14 XIV
15 XV
16 XVI
17 XVII
18 XVIII
19 XIX
20 XX
21 XXI
22 XXII
23 XXIII
24 XXIV
25 XXV
26 XXVI
27 XXVII
28 XXVIII
29 XXIX
30 XXX
31 XXXI
32 XXXII
33 XXXIII
34 XXXIV
35 XXXV
36 XXXVI
37 XXXVII
38 XXXVIII
39 XXXIX
40 XL
41 XLI
42 XLII
43 XLIII
44 XLIV
45 XLV
46 XLVI
47 XLVII
48 XLVIII
49 XLIX
50 L
51 LI
52 LII
53 LIII
54 LIV
55 LV
56 LVI
57 LVII
58 LVIII
59 LIX
60 LX
61 LXI
62 LXII
63 LXIII
64 LXIV
65 LXV
66 LXVI
67 LXVII
68 LXVIII
69 LXIX
70 LXX
71 LXXI
72 LXXII
73 LXXIII
74 LXXIV
75 LXXV
76 LXXVI
77 LXXVII
78 LXXVIII
79 LXXIX
80 LXXX
81 LXXXI
82 LXXXII
83 LXXXIII
84 LXXXIV
85 LXXXV
86 LXXXVI
87 LXXXVII
88 LXXXVIII
89 LXXXIX
90 XC
91 XCI
92 XCII
93 XCIII
94 XCIV
95 XCV
96 XCVI
97 XCVII
98 XCVIII
99 XCIX
100 C
101 CI
102 CII
103 CIII
104 CIV
105 CV
106 CVI
107 CVII
108 CVIII
109 CIX
110 Pengumuman
111 CX
112 CXI
113 CXII
114 CXIII
115 CXIV
116 CXV
117 CXVI
118 CXVII
119 CXVIII
120 CXIX
121 CXX
122 CXXI
123 CXXII
124 CXXIII
125 CXXIV
126 CXXV
127 CXXVI
128 CXXVII
129 CXVIII
130 CXXIX
131 CXXX
132 CXXXI
133 CXXXII
134 CXXXIII
135 CXXXIV
136 CXXXV
137 CXXXVI
138 CXXXVII
139 CXXXVIII
140 CXXXIX
141 CXL
142 CXLI
143 CXLII
144 CXLIII
145 CXLIV
146 CXLV
147 CXLVI
148 CXLVII
149 CXLVIII
150 CXLIX
151 CL
152 CLI
153 CLII
154 CLIII
155 CLIV
156 CLV
157 CLVI
158 CLVII
159 CLVIII
160 CLIX
161 CLX
162 CLXI
Episodes

Updated 162 Episodes

1
I
2
II
3
III
4
IV
5
V
6
VI
7
VII
8
VIII
9
IX
10
X
11
XI
12
XII
13
XIII
14
XIV
15
XV
16
XVI
17
XVII
18
XVIII
19
XIX
20
XX
21
XXI
22
XXII
23
XXIII
24
XXIV
25
XXV
26
XXVI
27
XXVII
28
XXVIII
29
XXIX
30
XXX
31
XXXI
32
XXXII
33
XXXIII
34
XXXIV
35
XXXV
36
XXXVI
37
XXXVII
38
XXXVIII
39
XXXIX
40
XL
41
XLI
42
XLII
43
XLIII
44
XLIV
45
XLV
46
XLVI
47
XLVII
48
XLVIII
49
XLIX
50
L
51
LI
52
LII
53
LIII
54
LIV
55
LV
56
LVI
57
LVII
58
LVIII
59
LIX
60
LX
61
LXI
62
LXII
63
LXIII
64
LXIV
65
LXV
66
LXVI
67
LXVII
68
LXVIII
69
LXIX
70
LXX
71
LXXI
72
LXXII
73
LXXIII
74
LXXIV
75
LXXV
76
LXXVI
77
LXXVII
78
LXXVIII
79
LXXIX
80
LXXX
81
LXXXI
82
LXXXII
83
LXXXIII
84
LXXXIV
85
LXXXV
86
LXXXVI
87
LXXXVII
88
LXXXVIII
89
LXXXIX
90
XC
91
XCI
92
XCII
93
XCIII
94
XCIV
95
XCV
96
XCVI
97
XCVII
98
XCVIII
99
XCIX
100
C
101
CI
102
CII
103
CIII
104
CIV
105
CV
106
CVI
107
CVII
108
CVIII
109
CIX
110
Pengumuman
111
CX
112
CXI
113
CXII
114
CXIII
115
CXIV
116
CXV
117
CXVI
118
CXVII
119
CXVIII
120
CXIX
121
CXX
122
CXXI
123
CXXII
124
CXXIII
125
CXXIV
126
CXXV
127
CXXVI
128
CXXVII
129
CXVIII
130
CXXIX
131
CXXX
132
CXXXI
133
CXXXII
134
CXXXIII
135
CXXXIV
136
CXXXV
137
CXXXVI
138
CXXXVII
139
CXXXVIII
140
CXXXIX
141
CXL
142
CXLI
143
CXLII
144
CXLIII
145
CXLIV
146
CXLV
147
CXLVI
148
CXLVII
149
CXLVIII
150
CXLIX
151
CL
152
CLI
153
CLII
154
CLIII
155
CLIV
156
CLV
157
CLVI
158
CLVII
159
CLVIII
160
CLIX
161
CLX
162
CLXI

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!