Halo my beloved readers, terima kasih banyak atas apresiasi dan dukungan kalian untuk ceritaku ini. Jangan lupa budayakan tinggalkan jejak kalian setelah membaca berupa like, komentar, serta vote seikhlasnya. Dukungan kalian selama ini melalui like dan juga komentar positif membuatku semakin semangat menulis.
Follow juga Instagramku @senjahari2412 untuk mengetahui informasi seputar cerita-cerita yang kutulis.
Selamat membaca....
😘💕
*****
Di depan keluarga besar saat acara selamatan berlangsung, sikap Bima selalu manis dan perhatian pada Viona, hanya saja Viona juga tidak yakin apakah suaminya ini tulus atau tidak.
Karena seingatnya, saat dirinya menyampaikan akan menggelar acara selamatan di rumah, Bima sempat menolak. Ia mengatakan untuk apa repot-repot mengumpulkan banyak orang di rumah, hanya membuat rumah berantakan dan bising menurutnya.
Sore hari seluruh rangkaian acara telah selesai dan semua keluarga besar berpamitan pulang, di rumah itu kembali hanya menyisakan Viona beserta Bima, juga para pembantu rumah tangga yang memilih berbenah di area belakang sebelum beranjak pulang.
*****
Siang telah berganti malam, Viona tiba-tiba terbersit ingin makan Buah Duku. Memang sudah lumrah bagi seorang ibu yang tengah hamil muda mengalami yang namanya ngidam. Viona akan mencoba memberanikan diri untuk meminta dibelikan oleh suaminya, lagi pula yang sedang dikandungnya ini adalah darah daging Bima juga bukan?
Bima duduk di sofa ruang tengah sedang asyik menonton siaran langsung pertandingan sepak bola di televisi, Viona membawakan teh dan duduk disamping suaminya.
"Mas?"
"Hmm," Bima menjawab tanpa mengalihkan perhatiannya dari televisi.
"Aku boleh minta sesuatu nggak?" ucap Viona lirih.
"Minta apaan sih Vi?" Terdengar nada jengkel dari suara Bima yang merasa kesenangannya mulai terganggu
"Mas, aku pengen makan buah duku palembang." Walaupun dengan takut-takut akhirnya Viona berhasil mengutarakan keinginannya.
"Buah duku?" Bima menatap tajam pada Viona. "Vi, Bisa gak sih ngidamnya gak usah yang aneh-aneh! Lagi pula ini udah malem, aku capek, mana lagi gak musim itu buah duku," bentak Bima tanpa perasaan.
"Tapi, Mas. Aku lagi pengen banget makan buah itu sekarang, kata orang nanti bayinya ngeces," rengeknya pada Bima.
"Cuma hamil aja ngerepotinnya minta ampun, hamil itu kan sudah kodratmu sebagai wanita, jangan jadikan anak dalam perutmu sebagai alasan, jadi gak usah manja! Kamu makan aja buah-buahan yang ada di rumah, terus kamu anggap aja itu buah duku, gampang kan!" Bima kembali mengalihkan pandangannya pada layar televisi.
"Tuh kan gara-gara kamu, jadi kelewat deh bagian yang lagi seru-serunya!" Bima membanting remot di tangannya ke lantai, ia masuk ke dalam kamar meninggalkan Viona yang masih terduduk di sana.
Hatinya meringis perih, wajah cantiknya tertunduk, kristal bening mulai menggenang dimatanya, Viona berdiri dan melangkah dengan cepat masuk ke kamar mandi yang terdapat di dalam kamar tamu. Ia menyalakan keran air untuk meredakan suara isak tangisnya yang sudah tak bisa dibendung lagi.
Viona tengah hamil muda, buah hati mereka berdua. Bukankah biasanya para pasangan yang baru menikah sangat menanti momen seperti ini dan akan menyambutnya dengan suka cita? Ia juga ingin dimanja dan diperhatikan oleh suaminya di saat ngidam seperti sekarang ini, tetapi Viona sama sekali tidak pernah mendapatkannya dari Bima.
Batinnya bertanya-tanya, kenapa ia harus mengalami pernikahan yang seperti ini? Bukankah orang-orang bilang jika usia si suami lebih matang, maka kepribadiannya pasti dewasa dan akan lebih mengayomi serta menyayangi istrinya.
Akan tetapi, yang dialaminya berbanding terbalik dengan kabar berita yang beredar di luar sana, ternyata umur seseorang tidak bisa dijadikan jaminan dan tolak ukur, bahwa ketika usia si pria makin matang maka sudah dipastikan kepribadiannya semakin dewasa, karena pada kenyataannya Bima malah lebih kekanak-kanakan dan justru Viona yang lebih sering bersabar serta mengalah.
Setelah satu jam di kamar mandi tangisnya mulai mereda, Viona sudah bertekad bahwa mulai saat ini tidak akan pernah meminta tolong apapun lagi pada suaminya, ia tidak mau diperlakukan seperti itu lagi.
Bukankah aku masih punya tangan dan kaki? Jika ada yang kuinginkan aku bisa pergi membelinya sendiri, daripada harus meminta dan berakhir di tolak dengan kasar! batinnya.
*****
Hari-hari berlalu, Viona menjalani kehidupan seperti biasanya, setiap pagi ia akan menyiapkan segala keperluan Bima tanpa terkecuali.
Hanya saja semenjak kejadian waktu itu Viona berubah lebih banyak bungkam, padahal ia adalah pribadi yang ceria dan ramah. Namun, sekarang jarang sekali terlihat senyuman ataupun tawa di wajah cantiknya.
Bima mulai merasakan perubahan sikap Viona, semua kebutuhannya memang selalu disiapkan tanpa ada yang terlewat, bahkan jika ia meminta haknya sebagai suami Viona tidak pernah menolaknya kapanpun ia menginginkannya.
Perlahan-lahan sikap diam istrinya mulai mengusik hatinya. Bima merasakan ada sesuatu yang hilang, hatinya terasa kosong dan seperti ada yang kurang, namun karena sifat keras kepala dan ketidakpekaannya ia masih belum menyadari bahwa perubahan sikap Viona disebabkan olehnya.
*****
Apa yang harus
Kulakukan lagi bila kau tak setia
Karena aku hanya seorang manusia
Yang tak kau anggap
Aku mencoba untuk memahamimu
Tapi kau tak perduli
Cukup sudah kau sakiti aku lagi
Serpihan perih ini
Akan kubawa mati
Gemericik air hujan menambah kesyahduan berpadu dengan mendung yang menggelayut di sore itu, langit seakan ikut menangis, seolah mewakili setiap kalbu yang tengah dirundung kesedihan.
Terdengar bait-bait alunan lagu "Sudahi Perih Ini" dari ruangan pribadi Viona di butiknya. Musik terus berputar, sementara jemari lentiknya dengan terampil menggambar beberapa sketsa untuk model terbaru Viona's fashion yang akan diluncurkan di musim liburan mendatang.
Beberapa sketsa telah selesai, Viona menyandarkan dirinya di kursi dan meluruskan punggungnya yang terasa pegal. Ia bangkit dari duduknya menuju pantry untuk membuat secangkir teh madu hangat. Saat air panas dituang berpadu dengan teh, isi cangkir itu berubah merona keemasan dengan aroma harum yang menguar berpesta pora di indera penciumannya.
Dihirupnya aroma yang menyenangkan itu, Viona tersenyum, merasakan sedikit kelegaan di hatinya yang semakin hari makin terasa sesak. Ia membawa cangkirnya ke dekat jendela, disesapnya perlahan penuh perasaan sambil menikmati pemandangan turunnya air hujan yang membasahi bumi.
Pikirannya menerawang, ia memikirkan nasib kehidupan rumah tangganya yang tidak mungkin terus menerus dibiarkan seperti sekarang ini, hanya saja sampai saat ini Viona belum menemukan titik terang untuk permasalahan rumah tangganya, terutama tentang sikap keras kepala Bima.
Ponselnya berbunyi membuyarkan lamunannya, dilihatnya ada pesan dari Ibel.
Vi, hari sabtu ini kamu diundang ke acara reuni teman-teman SMA kita dulu, harus datang ya, jangan lupa ajak juga suamimu yang hot itu untuk berkumpul, bye.
Reuni? Sepertinya ide bagus pikir Viona, lagipula sudah beberapa bulan belakangan ini ia tidak berkumpul dengan teman-temannya terutama dengan sahabatnya si Ibel somplak itu, akan tetapi Viona ragu, apakah Bima mau untuk diajak ikut serta?
Dalam benaknya menimbang-nimbang, cukup lama ia berpikir, sampai akhirnya memutuskan untuk datang sendiri saja jika Bima tidak bersedia. Akan tetapi, untuk bisa pergi Viona harus meminta izin terlebih dahulu pada suaminya, sedangkan berbicara dengan Bima adalah hal yang saat ini sangat dihindarinya.
Meminta sesuatu pada Bima seakan menjadi trauma tersendiri baginya, penolakan Bima waktu itu telah menggores hatinya dan masih terasa perih hingga sekarang. Viona menghela napasnya berat, bagaimanapun juga Bima adalah suaminya, sebagai seorang istri ia tidak mau pergi tanpa izin karena hukumnya durhaka jika istri pergi keluar tanpa seizin suaminya, jadi mau tidak mau ia tetap harus membicarakan ini dengan Bima.
Viona sudah meyakinkan diri, ia akan meminta izin pada suaminya itu, entah akan seperti apa tanggapan Bima nanti ia sudah menyiapkan diri dan menguatkan hatinya untuk menerima.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 233 Episodes
Comments
Ita Mariyanti
realita bgt crita Viona ini Thor
2024-01-20
0
Ita Mariyanti
bnr bgt usia matang g jaminan dewasa 👍👍
2024-01-20
0
Ita Mariyanti
😭😭😭😭😭 sm Vi aq dl jg gt pdhl jg anak pertama 💪💪💪💪💪 Vi
2024-01-20
0