Forgive Me My Wife
Viona Rasyid. Gadis cantik ini usianya 25 tahun. Berkulit putih langsat, bermata sayu dinaungi bulu mata lentik, hidungnya tinggi kecil dengan bibir pink yang ranum. Ia adalah seorang desainer dan pemilik butik salah satu brand ternama di Kota Bandung dengan label Viona's Fashion.
Viona tidak punya pilihan lain selain menerima perjodohan dengan lelaki pilihan orang tuanya. Karena terlalu sibuk mengurus bisnisnya sendiri, ia sampai tidak punya waktu untuk memikirkan mengenai pasangan hidup.
Bima Prasetyo. Nama laki-laki yang dijodohkan dengannya, lajang umur 39 tahun. Merupakan anak tunggal dari pemilik perusahaan Sinar Abadi Grup yang bergerak di bidang properti, perkebunan teh, serta pabrik teh terbesar dan terbaik di Pulau Jawa. Dia diberi mandat sebagai direktur di perusahaan milik orang tuanya itu. Walaupun usianya sudah terbilang matang, tetapi rupa Bima tetap tampan memesona, ditunjang postur tegap dengan tinggi 180 senti meter, berhidung mancung dilengkapi kulit berwarna perunggu nan seksi.
Bima juga sama seperti Viona. Lantaran terlalu sibuk mengurusi karir, membuatnya tak sempat mencari pendamping.
Hari ini adalah hari pernikahan dua insan yang dijodohkan itu. Viona sudah selesai memakai gaun pengantinnya, lalu wajahnya dirias oleh penata rias paling kondang di Kota Bandung. Gaun indah itu begitu sempurna melekat di tubuhnya yang mempunyai lekukan dengan porsi pas. Dipadukan dengan riasan tak berlebihan menjadikan tampilannya luar biasa memukau, membuat siapapun mata yang memandang terpana akan kecantikannya.
Saat ini Viona tengah menunggu di ruangan khusus yang sudah disiapkan sambil menunggu ijab kabul, kemudian terdengarlah suara penghulu bergema.
"Saudara Bima Prasetyo, saya nikahkan dan kawinkan kamu dengan Ananda Viona Rasyid binti Abdul Rasyid dengan mas kawin lima puluh gram emas dibayar tunai."
"Saya terima nikah dan kawinnya Viona Rasyid binti Abdul Rasyid dengan mas kawin tersebut tunai."
"Bagaimana para saksi? Sah?"
Serempak mereka menjawab."
"Sah ...."
Semua hadirin mengucapkan, "Alhamdulillah."
VIONA POV
Terdengar MC memanggilku. "Mempelai wanita dipersilakan keluar untuk duduk berdampingan dengan mempelai pria di podium."
Semua tamu undangan bertepuk tangan dengan meriah saat aku keluar dan berjalan ke arah podium ditemani para bride's maidku.
Di podium sudah tampak lelaki yang sudah menjadi suamiku berikut orang tuaku dan juga mertuaku.
Aku duduk berdampingan dengannya dan melaksanakan serangkaian acara dari mulai prosesi foto pengantin, sungkeman sampai saweran.
Semua tamu undangan mengucapkan selamat sambil bersalaman. Kulihat ekspresi Mas Bima begitu cerah dengan senyum yang selalu tersungging di bibirnya, sedangkan aku masih merasa kebingungan bahwa kini telah menjadi istrinya kendati tanpa cinta. Lebih tepatnya aku memang belum pernah mengalami yang namanya jatuh cinta.
Aku menerima perjodohan ini karena desakan orang tuaku, lantaran mereka tidak mau putri kesayangannya di sebut perawan tua yang tak laku-laku.
Resepsi dihelat di salah satu hotel bintang lima. Mengingat banyak kolegaku juga ayahku serta kolega suamiku dan keluarganya yang diundang, maka dari itu orang tuaku dan orang tua mas Bima memutuskan untuk menggelar resepsi mewah sebagai ungkapan rasa syukur kebahagiaan mereka.
Mas Bima tiba-tiba meraih tanganku lalu menggenggamnya, aku berjengit kaget dan secara refleks menepis tangannya.
Kulihat ibuku melotot ke arahku dengan tatapan tajam hingga terasa seperti menusuk jantungku, secara impulsif sekarang akulah yang gantian mencoba menggenggam tangan Mas Bima.
Dia melirikku dan mengerutkan keningnya, tetapi kemudian mengurai senyum dan balas menggenggam tanganku. Aku berusaha memasang senyum termanisku, padahal diriku tengah gugup setengah mati.
Bagaimanapun juga orang tuaku mengatakan bahwa dia adalah laki-laki yang tepat sebagai pendamping hidupku. Bukan cuma mapan, tetapi juga sudah sangat dewasa, orang tuaku yakin Mas Bima bisa menjadi suami yang baik dan mengayomi istrinya.
Kulihat sahabatku Ibel sudah datang. Dia mengucapkan selamat atas pernikahanku. Aku meminta izin pada suamiku untuk berbincang sebentar dengan Ibel, lagipula tamu undangan yang datang sudah tidak seramai tadi. Aku turun dari podium dan menuju kursi yang disediakan untuk keluarga.
"Ehm, selamat ya sista, finally lo sold out juga," goda Ibel sambil cekikikan.
"Lo pikir gue barang afkiran yang nggak laku-laku apa? Ngenes banget kata-kata terakhir lo!" Viona bersungut-sungut.
"Ya kayaknya sih gitu hehe, lo kan emang dinobatkan sebagai jomblo sejagat karena belum pernah pacaran dan sekarang malah langsung kawin."
"Berisik! Daripada lo, dari zaman SMA sampe sekarang udah tujuh tahun pacaran sama tuh bule kesasar tapi masih belum married juga. Lo itu sebenarnya pacaran apa KPR rumah? Lama bener." Viona balas membuat jengkel sahabatnya.
"Eits, gue itu masih mau mengejar mimpi sebagai model. Gue pengen ngerasain go internasional dulu, baru setelah itu gue bakal married sama Zoeyku tersayang." Ibel mengibaskan rambutnya dengan gaya centilnya.
"Cih alasan klise nona!" Viona berdecak seraya menggelengkan kepala.
"Eh, by the way, laki lo ganteng juga. Gue juga mau lah dijodohin sama om-om kalau modelnya hot kayak gitu. Walaupun udah mature tapi auranya, ughh bikin gue basah disana sini." Ibel mengedip-ngedipkan matanya genit.
"Mulai deh mulut lemes lo Bel! Otak lo perlu gue pakein bayclin biar kembali putih bersih bebas dari noda membandel! Si Zoey mau dikemanain? Kalau dia kepincut cewek bule di Belanda baru tahu rasa lo."
"Yeee, berdo'a itu yang baek-baek, jangan nyumpahin neng! Gue kan cuma penasaran aja belum pernah punya gebetan produk lokal hehe." Ibel cengengesan.
"Makanya cintailah produk Indonesia!" Viona tergelak puas.
"Memangnya lo sendiri udah jatuh cinta sama produk dalam negeri yang sudah sah jadi pendamping lo?" tanyanya penasaran.
"Mau jatuh cinta gimana Bel, cuma ketemu tiga kali langsung resepsi, boro-boro ada masa penjajakan. Lagian lo tahu sendiri kan, kalau gue itu bego dalam urusan cinta-cintaan," Viona berbisik ke telinga Ibel.
"Elo juga sih Vi, waktu SMA kutu buku cupu banget. Kerjaan lo belajar aja. Gue kenalin sama cowok, baru diajak salaman udah pucat pasi kayak mau pingsan, gimana mau kenalan sama yang namanya cinta oneng!"
Obrolan mereka terhenti, saat terdengar MC memanggil Viona untuk kembali ke podium karena fotografer akan mengambil gambar seluruh keluarga besar dengan kedua mempelai.
"Bel, gue tinggal dulu ya, mau jadi foto model dulu," ujarnya riang.
"Lo bilang belum jatuh cinta tapi giliran di foto semangat banget, ya udah sana, kalau butuh tips buat praktek malam pertama yang baik dan benar telepon gue aja, oke. Gue cuma khawatir kalau lo beneran pingsan pas lagi berduaan sama laki lo hehe."
"Awas lo!" Viona melotot ke arah Ibel kemudian berlalu melangkahkan kakinya menuju podium.
Ibel tergelak kencang setelah puas menggoda sahabatnya yang polos itu. Ibel adalah kebalikan dari Viona. Akan tetapi meskipun bicaranya terkadang mesum, Ibel selalu menjaga kesuciannya. Dia berpacaran dengan Zoey masih dalam batas yang wajar, hanya saja dia sudah sangat paham teori tentang **** sejak lama, karena menurutnya itu adalah hal yang sangat penting agar paham akan resiko buruknya jika hal tersebut dilakukan sebelum waktunya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 233 Episodes
Comments
FUZEIN
Ni maksud nya hitam tidak..putih tidak ya....heheh
2024-04-07
0
Mak sulis
bacanya terlambat bin terlewati..tapi pepatah mengatakan..biar terlambat asal sampai tujuan 😁🤪
2024-01-04
1
‼️n
Keliru....baca Bisma dulu, balik....ah baca nyokapnya dulu dong biar u.r.u.t.
2023-01-09
1