Iri

Sudah satu minggu semenjak kejadian pagi itu Bima masih keras kepala seperti biasanya. Siang harinya Viona berangkat ke butik, sudah beberapa hari ia tidak melihat keadaan butik secara langsung dan hanya mendapat laporan lewat e-mail saja dari karyawannya.

Viona langsung melihat laporan pemasukan dan pengeluaran, juga memeriksa orderan pesanan gaun-gaun ekslusif dari para pelanggan tetapnya.

"Sita, untuk pesanan gaun atas nama Nyonya Melinda tolong diperhatikan baik-baik, kerjakan dengan hati-hati sesuai desain yang sudah kubuat, jangan sampai ada kesalahan. Kita harus selalu berusaha untuk memberikan pelayanan yang terbaik untuk kepuasan konsumen. Ditambah beliau juga pelanggan tetap di butik kita," jelas Viona mengingatkan.

"Baik, Bu." Sita langsung mengambil semua berkas orderan dan pamit undur diri dari ruangan Viona.

Viona memijit-mijit pelipisnya, kepalanya kembali berdenyut, menyandarkan tubuhnya di sofa dan memejamkan mata hingga akhirnya jatuh tertidur.

Pukul empat sore ia terbangun, Viona cepat-cepat berwudhu melaksanakan shalat Asar. Setelah selesai ia membereskan pekerjaan yang tersisa agar bisa segera pulang. Ponselnya berbunyi, dilihatnya ada panggilan telepon dari Bima.

"Vi, kamu masih di butik? Sebelum aku sampai di rumah kamu harus sudah pulang dan siapkan makan malamku! Hari ini aku akan pulang cepat," ucap Bima dengan nada tak ingin dibantah yang kental.

"Iya, Mas. Ini sebentar lagi pulang, tapi aku mau mampir ke supermarket dulu soalnya bahan-bahan makanan di kulkas tinggal sedikit," sahut Viona.

"Ya sudah, kalau begitu aku jemput kamu di butik, nanti kuantar ke supermarket, tiga puluh menitan lagi pekerjaanku selesai."

"Iya, Mas. Aku tunggu." Viona sangat senang karena jarang-jarang suaminya menjemputnya ke butik, bahkan kali ini Bima mau mengantarnya berbelanja.

Di rumahnya memang ada satu ART. Hanya saja untuk urusan memasak dan berbelanja bahan makanan, Viona lebih suka mengerjakannya sendiri. Ingin memastikan yang terbaik untuk dikonsumsi suaminya, sebagai baktinya sebagai seorang istri.

Pukul lima sore mobil Bima sampai di depan butik. Viona sudah menunggu dengan senyuman yang terukir di wajah cantiknya. Ia langsung menghambur ketika melihat mobil suaminya sudah datang, kemudian membuka pintu mobil dan langsung duduk di kursi sebelah kursi kemudi.

"Assalamualaikum, Mas." Viona tadinya berniat meraih tangan Bima untuk menciumnya, tetapi kemudian diurungkannya karena takut dibentak lagi oleh Bima.

"Wa'alaikumsalam. Mau belanja ke mana, Vi?" tanya Bima.

"Ke supermarket yang searah dengan jalan pulang saja, Mas," pinta Viona dengan senyum merekah.

Bima hanya mengangguk dan langsung melajukan mobilnya. Beberapa saat kemudian mereka sampai di tempat tujuan, Viona segera turun sedangkan Bima tetap duduk di kursi kemudi.

"Mas, ayo turun. Kita kan mau belanja," ajaknya pada Bima.

"Kamu belanja ke dalam sendiri aja, aku nggak suka keramaian, terlalu bising bikin sakit kepala. Aku nunggu di sini aja." Bima melipat kedua tangannya, lalu menyandarkan punggungnya dengan mata yang sedari tadi menatap tajam pada Viona

Viona menghela napasnya berat, padahal tadi sudah berangan-angan akan mendorong keranjang belanja bersama dengan suaminya. Ia seringkali merasa iri, ketika melihat pasangan menikah lainnya yang tengah berbelanja dengan romantis.

"Ya sudah, tapi Mas nggak apa-apa nunggu di mobil?" Viona masih berdiri sedikit membungkukkan badannya di ambang pintu mobil.

"Ya nggak apa-apa lah, tapi kamu jangan lama-lama belanjanya! Nanti aku keburu bosen nunggu di sini, jangan lupa belikan semua buah-buahan favoritku," titah Bima seenaknya .

"Iya, Mas. Aku nggak akan lama." Tanpa basa basi lagi Viona menutup pintu mobil dan segera masuk ke dalam supermarket.

Ia mendahulukan berbelanja bahan makanan kesukaan Bima, tidak lupa berbagai macam buah-buahan favorit suaminya itu. Lalu ia berhenti sejenak saat melewati lorong tempat display susu untuk ibu hamil, Viona memilih susu yang sesuai untuk dikonsumsinya karena sekarang ia harus memperhatikan nutrisi bayinya juga.

Ia memilih dengan semangat dan mencari produk yang memiliki kandungan nutrisi terbaik. Namun, saat sedang asyik memilih perhatiannya teralih pada pasangan suami istri yang tengah membeli juga, dilihatnya si suami begitu perhatian, mendorong keranjang belanja dan membantu istrinya memilihkan produk susu sambil tangan si suami merangkul pinggang istrinya.

Viona sungguh iri, ia juga ingin diperhatikan seperti itu oleh suaminya. Ia tersenyum getir, Bima mau mengantarnya ke supermarket saja itu sudah sebuah kemajuan yang besar, Viona menundukkan pandangannya lalu tangannya bergerak mengelus perutnya penuh sayang.

"My little baby, kamu harus jadi anak yang kuat, agar bunda juga selalu kuat sayang." Ia tersenyum dan berusaha tegar, menghela napasnya dalam-dalam kemudian melanjutkan acara berbelanjanya.

Setelah selesai membayar di kasir, Viona baru menyadari ternyata belanjaannya sangat banyak. Ia menelepon Bima berkali-kali untuk meminta tolong membawakan belanjaannya namun tidak diangkat juga. Karena waktu sudah hampir Magrib, akhirnya Viona menjinjing dua kantong besar itu sendirian, ia sedikit kepayahan karena belanjaannya sangat banyak.

"Mas, buka bagasinya." Viona mengetuk pintu mobil yang terkunci dari dalam.

Bima langsung membuka bagasi belakang begitu mendengar suara Viona, tetapi ia tidak turun sama sekali dan membiarkan istrinya yang sedang hamil muda itu mengangkat dua kantong belanjaan yang begitu besar.

Setelah meletakkan belanjaannya Viona segera masuk ke dalam mobil, napasnya masih terengah-engah dengan keringat yang bermanik di dahinya. Bima sama sekali tak peduli ataupun bertanya apakah istrinya itu kelelahan atau tidak, dia hanya tancap gas dan langsung bergegas pulang.

Sesampainya di rumah, Viona menyiapkan makan malam dengan cepat, ia memasak udang tempura kesukaan Bima beserta dua menu lainnya, paadahal sebenarnya tubuhnya sudah kelelahan dan perutnya agak keram.

Kali ini Bima makan dengan lahap tanpa ada protes sama sekali, Viona begitu bahagia melihat masakannya habis disantap oleh suaminya, seolah rasa lelahnya menguap begitu saja saat kerja kerasnya menyiapkan makanan tidak sia-sia.

*****

Kehamilan Viona sudah memasuki usia empat bulan, kedua keluarga besar berencana untuk mengadakan acara pengajian selamatan empat bulanan dua hari mendatang, acara akan di laksanakan di rumah kediaman Viona dan Bima.

Viona sibuk mempersiapkan semua keperluan dibantu oleh ibunya juga mama mertuanya. Dimulai dari memesan catering, dekorasi rumah hingga buah tangan untuk cindera mata.

Sekarang ada tiga asisten rumah tangga yang bekerja karena Rima sang Ibu dan Annisa mama mertuanya khawatir Viona yang tengah hamil terlalu lelah. Walaupun pada awalnya Viona sempat menolak. Rima bahkan meminta anaknya beristirahat saja dan menutup butik untuk sementara waktu supaya bisa fokus pada kehamilannya sampai cucunya lahir.

Namun, Viona meyakinkan para orang tua bahwa semuanya akan baik-baik saja, ia tidak bisa berhenti begitu saja menggeluti usaha butiknya, karena selain tempat berbisnis, butik miliknya juga merupakan tempatnya menyalurkan hobi dalam bidang fashion.

*****

Hari acara selamatan telah tiba, kedua keluarga besar dan juga sanak saudara ikut menghadiri acara ini, rangkaian acara berjalan dengan khidmat, mereka semua memanjatkan do'a yang terbaik untuk ibu dan bayi yang dikandungnya. Viona meneteskan air mata haru, karena kedua keluarga besar selalu menyayanginya, seolah itu menjadi kekuatan bagi Viona untuk menjalani rumah tangganya bersama Bima yang sebenarnya tidak harmonis.

Sebagai seorang istri Viona tidak mungkin menceritakan sifat buruk suaminya pada kedua belah pihak keluarga besar. Seperti pepatah yang mengatakan, jika sudah menikah suami dan istri itu ibarat pakaian untuk satu sama lain, seorang istri harus bisa menjadi pakaian dan menutup aib suaminya begitu pun sebaliknya, untuk itulah Viona memilih memendam semuanya sendiri dan meyakini bahwa semua akan indah pada waktunya.

Terpopuler

Comments

Ibelmizzel

Ibelmizzel

suami egois.😠😠😠

2023-03-23

2

Erlina Sri

Erlina Sri

sumpah bikin mewek nie novel 😭😭

2023-02-06

0

Dede Dahlia

Dede Dahlia

sipat bima bener²bikin aku jengkel sumpah.

2022-12-23

0

lihat semua
Episodes
1 The Wedding
2 Sup Kambing
3 First Night?
4 Maldives
5 Positif
6 Sabar
7 Iri
8 Ngidam
9 Reuni
10 Arjuna
11 Bertemu kembali
12 Rasa Asing
13 Hangat
14 Berubah
15 Rahasia
16 Merajuk
17 Soto Viral
18 Reva
19 Mencoba Berdamai
20 Bersemi
21 Bima
22 Kursi kecil
23 Secangkir Teh
24 Ingin berhenti
25 Pertemuan
26 Roti Gosong
27 Janji Makan Siang
28 Alergi
29 Cemburu
30 Menghapus Bayangmu
31 Aku Mencintaimu
32 Getaran Jiwa
33 Hati ke Hati
34 Riak Badai
35 Jejak Hitam
36 Happy Birthday
37 Butik Bayi
38 Awal Petaka
39 Perjanjian
40 Mandi Bersama
41 Penyesalan
42 Sebuah Kado
43 Puncak
44 Rencana Busuk
45 Pesona Bima
46 Gagal Lagi
47 Narayana Putri Prasetyo
48 Sampai Kapan?
49 Terbongkar
50 Murka
51 Hanya perisai
52 Beban di Dada
53 Nasib Sesil
54 Mulai terkuak
55 Tertangkapnya Reva
56 Melarikan Diri
57 Persembunyian
58 Tutup Gordennya!
59 Berbohong Lagi
60 Bencana
61 Mulai Memburuk
62 Pulang
63 Selembar Foto
64 Menyangkal
65 Bersembunyi Lagi
66 Pengakuan
67 Bumerang
68 Buntu
69 Kembali Sadar
70 Tertangkap
71 Maafkan Kami
72 Kemarahan Ayah
73 Bercerailah!
74 Kaset Rusak
75 Si Cupu
76 Red Velvet
77 Makan Siang
78 Permintaan Viona
79 Pertemuan
80 Hancur
81 Rumah Sakit
82 Remuk Redam
83 Putus Ikatan
84 Papi Juna
85 Viona Nara
86 Bebas
87 Loose Control
88 Let's Begin
89 Mencoba
90 Pesta
91 Mantan Suami
92 Aku Membencimu!
93 Perih
94 Terluka
95 Sekutu
96 Boneka Beruang
97 Anakku
98 Menjadi Orang Asing
99 Om Beruang
100 Rumah Nara
101 Kecemburuan Juna
102 Viona Milikku!
103 Nomor Ponsel
104 Makan bersama Nara
105 Naraku
106 Beruang Dokter
107 Frustrasi
108 Cara Lain
109 Bukan Ilusi
110 Penghuni Ruang Usang
111 Masih Bisakah?
112 Bertemu Ayah
113 Panggil Bunda
114 Tidur Bersama
115 I Miss You
116 Pesan dari Ayah
117 Gamang
118 Sarapan Bersama
119 Tamasya keluarga
120 Ayah Jangan Pulang
121 Hanya Mantan
122 Semburan Dilema
123 Bala Bantuan
124 Akting
125 Hawa Panas
126 Lapangan Golf
127 Saling Mendamba
128 Dihantui Bayangan
129 Tanya Hatimu
130 Sweet Moment
131 Bukan Halusinasi
132 Goresan Rindu
133 Memantapkan Hati
134 Sibuk
135 Mengulur Waktu
136 Panik
137 Alarm Darurat
138 Singa Marah
139 I Always Love You
140 Memancing
141 Menikahlah Denganku, Lagi
142 Ya, Aku Cemburu
143 Tidurlah, Sayang
144 Pembatalan Kerjasama
145 Video Call
146 Oli Mesin
147 Family Photograph
148 Restu Ibu
149 Foto Kenangan
150 Memohon Ampunan
151 Do'akan Anakmu
152 Kedatangan Mami
153 Detak Jantungku
154 Kencan
155 Buta Pesona
156 Kalian Berhak Bahagia
157 Keras Kepala
158 Restoran
159 Titik Terang
160 Berbicara Sesama Lelaki
161 Jangan Menangis, Sayang
162 Secercah Harapan
163 Dengan Kelembutan
164 Nara Sakit
165 Anakku Butuh Ayahnya
166 Memeluk Si Buah Hati
167 Mulai Terkikis
168 Lepaskanlah Aku
169 Sakit Membawa Berkah
170 Seperti Maling
171 Lebih Cepat Lebih Baik
172 Surat Undangan
173 Wanita Hebat
174 Mengikat Simpul
175 Seperti Mimpi
176 Kali Kedua
177 Aku Milikmu
178 Second Chance
179 Nyamuk Ganas
180 Puber Kedua
181 Semakin Mesra
182 Suami Manja
183 Rumah Kita
184 Bali
185 Hanya Untukmu
186 Terima Kasih, Istriku
187 Suara Sumbang
188 Pak Tani
189 Honeymoon
190 Dongeng Sebelum Tidur
191 Tambah Lagi
192 Pulang
193 Sebuah Lukisan
194 Heart Attack
195 Sang Pimpinan
196 Ucapan Terima Kasih
197 Pindah
198 Ada Apa Dengan Viona?
199 Kecemasan Bima
200 Baju Bola
201 Salmon Panggang
202 Mungkinkah?
203 Hello Baby
204 Overprotective
205 Habis Manis Sepah Dibuang
206 Cah Kangkung
207 Mulai Terpuruk
208 Firasat
209 Hilang
210 Diculik
211 Berpacu Dengan Waktu
212 Demi Kamu dan Si Buah Hati
213 Diringkus
214 Bertahanlah
215 Siuman
216 Aku Istrimu
217 Memelas
218 Kehancuran Yoga
219 Dasar Murahan
220 Tak Mampu Berhenti
221 Tergenggam
222 Pemenuhan Janji
223 Ingin Menjenguk
224 Hari H
225 Coming Soon
226 It's a Boy
227 Nama Putraku
228 Jagoanku
229 Noda Kelamku
230 The Ending
231 Novel Baru
232 Novel Baru
233 Novel Baru
Episodes

Updated 233 Episodes

1
The Wedding
2
Sup Kambing
3
First Night?
4
Maldives
5
Positif
6
Sabar
7
Iri
8
Ngidam
9
Reuni
10
Arjuna
11
Bertemu kembali
12
Rasa Asing
13
Hangat
14
Berubah
15
Rahasia
16
Merajuk
17
Soto Viral
18
Reva
19
Mencoba Berdamai
20
Bersemi
21
Bima
22
Kursi kecil
23
Secangkir Teh
24
Ingin berhenti
25
Pertemuan
26
Roti Gosong
27
Janji Makan Siang
28
Alergi
29
Cemburu
30
Menghapus Bayangmu
31
Aku Mencintaimu
32
Getaran Jiwa
33
Hati ke Hati
34
Riak Badai
35
Jejak Hitam
36
Happy Birthday
37
Butik Bayi
38
Awal Petaka
39
Perjanjian
40
Mandi Bersama
41
Penyesalan
42
Sebuah Kado
43
Puncak
44
Rencana Busuk
45
Pesona Bima
46
Gagal Lagi
47
Narayana Putri Prasetyo
48
Sampai Kapan?
49
Terbongkar
50
Murka
51
Hanya perisai
52
Beban di Dada
53
Nasib Sesil
54
Mulai terkuak
55
Tertangkapnya Reva
56
Melarikan Diri
57
Persembunyian
58
Tutup Gordennya!
59
Berbohong Lagi
60
Bencana
61
Mulai Memburuk
62
Pulang
63
Selembar Foto
64
Menyangkal
65
Bersembunyi Lagi
66
Pengakuan
67
Bumerang
68
Buntu
69
Kembali Sadar
70
Tertangkap
71
Maafkan Kami
72
Kemarahan Ayah
73
Bercerailah!
74
Kaset Rusak
75
Si Cupu
76
Red Velvet
77
Makan Siang
78
Permintaan Viona
79
Pertemuan
80
Hancur
81
Rumah Sakit
82
Remuk Redam
83
Putus Ikatan
84
Papi Juna
85
Viona Nara
86
Bebas
87
Loose Control
88
Let's Begin
89
Mencoba
90
Pesta
91
Mantan Suami
92
Aku Membencimu!
93
Perih
94
Terluka
95
Sekutu
96
Boneka Beruang
97
Anakku
98
Menjadi Orang Asing
99
Om Beruang
100
Rumah Nara
101
Kecemburuan Juna
102
Viona Milikku!
103
Nomor Ponsel
104
Makan bersama Nara
105
Naraku
106
Beruang Dokter
107
Frustrasi
108
Cara Lain
109
Bukan Ilusi
110
Penghuni Ruang Usang
111
Masih Bisakah?
112
Bertemu Ayah
113
Panggil Bunda
114
Tidur Bersama
115
I Miss You
116
Pesan dari Ayah
117
Gamang
118
Sarapan Bersama
119
Tamasya keluarga
120
Ayah Jangan Pulang
121
Hanya Mantan
122
Semburan Dilema
123
Bala Bantuan
124
Akting
125
Hawa Panas
126
Lapangan Golf
127
Saling Mendamba
128
Dihantui Bayangan
129
Tanya Hatimu
130
Sweet Moment
131
Bukan Halusinasi
132
Goresan Rindu
133
Memantapkan Hati
134
Sibuk
135
Mengulur Waktu
136
Panik
137
Alarm Darurat
138
Singa Marah
139
I Always Love You
140
Memancing
141
Menikahlah Denganku, Lagi
142
Ya, Aku Cemburu
143
Tidurlah, Sayang
144
Pembatalan Kerjasama
145
Video Call
146
Oli Mesin
147
Family Photograph
148
Restu Ibu
149
Foto Kenangan
150
Memohon Ampunan
151
Do'akan Anakmu
152
Kedatangan Mami
153
Detak Jantungku
154
Kencan
155
Buta Pesona
156
Kalian Berhak Bahagia
157
Keras Kepala
158
Restoran
159
Titik Terang
160
Berbicara Sesama Lelaki
161
Jangan Menangis, Sayang
162
Secercah Harapan
163
Dengan Kelembutan
164
Nara Sakit
165
Anakku Butuh Ayahnya
166
Memeluk Si Buah Hati
167
Mulai Terkikis
168
Lepaskanlah Aku
169
Sakit Membawa Berkah
170
Seperti Maling
171
Lebih Cepat Lebih Baik
172
Surat Undangan
173
Wanita Hebat
174
Mengikat Simpul
175
Seperti Mimpi
176
Kali Kedua
177
Aku Milikmu
178
Second Chance
179
Nyamuk Ganas
180
Puber Kedua
181
Semakin Mesra
182
Suami Manja
183
Rumah Kita
184
Bali
185
Hanya Untukmu
186
Terima Kasih, Istriku
187
Suara Sumbang
188
Pak Tani
189
Honeymoon
190
Dongeng Sebelum Tidur
191
Tambah Lagi
192
Pulang
193
Sebuah Lukisan
194
Heart Attack
195
Sang Pimpinan
196
Ucapan Terima Kasih
197
Pindah
198
Ada Apa Dengan Viona?
199
Kecemasan Bima
200
Baju Bola
201
Salmon Panggang
202
Mungkinkah?
203
Hello Baby
204
Overprotective
205
Habis Manis Sepah Dibuang
206
Cah Kangkung
207
Mulai Terpuruk
208
Firasat
209
Hilang
210
Diculik
211
Berpacu Dengan Waktu
212
Demi Kamu dan Si Buah Hati
213
Diringkus
214
Bertahanlah
215
Siuman
216
Aku Istrimu
217
Memelas
218
Kehancuran Yoga
219
Dasar Murahan
220
Tak Mampu Berhenti
221
Tergenggam
222
Pemenuhan Janji
223
Ingin Menjenguk
224
Hari H
225
Coming Soon
226
It's a Boy
227
Nama Putraku
228
Jagoanku
229
Noda Kelamku
230
The Ending
231
Novel Baru
232
Novel Baru
233
Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!