"Ayah... Semuanya sudah selesai... Apa Ayah akan mulai bercerita kepadaku?" Tanya Endro hati-hati. Dia berdiri di depan Ayahnya yang duduk di kursi kayu ruang utama rumahnya yang terlihat sederhana.
"Duduklah..." Perintah Sang Ayah seraya menolehkan wajahnya untuk menunjuk ke kursi kayu lainnya yang ada di hadapannya saat itu.
Endro menurut.
Sang Ayah menyodorkan beberapa lembar Foto ke arah Endro. "Hanya ini yang Ayah punya..." Endro menerimanya.
"Dialah ibumu, End. Perempuan yang sangat Ayah cintai, dan mencintai Ayah dengan sangat tulus. Dia tidak pernah memandang apa pun dari Ayah, kecuali cinta dan ketulusan yang Ayah punya untuk ibumu.
Sementara, ibumu merupakan anak dari orang kaya dan terpandang.
Pernikahan kami tidak direstui oleh nenekmu, Mama dari ibumu. Tapi, Papa ibumu merestui kami. Maka karena itulah kami bisa menikah pada akhirnya.
Ibumu orang baik dan selalu bersikap sederhana. Dia tidak pernah merasa canggung, meski hidup bersama lelaki susah seperti Ayah.
Setahun pernikahan Ayah dan Ibu, kamu hadir di tengah-tengah kami. Dan itu membuat Ayah dan ibu semakin bahagia.
Hingga, suatu hari itu pun tiba...
*****
Flashback dari kisah Ayah Endro.
Seorang perempuan muda menyusui bayi mungil di pelataran rumahnya. Rumah yang terlihat kecil, namu bersih dan adem.
Hanya saja, suasana yang terpancar di raut wajahnya begitu dingin kala itu.
Bayi dua bulanan itu begitu tenang di dalam dekapannya. Tidak peduli bagaimana perasaannya saat itu, dia tetap membuat bayinya merasa nyaman.
"Kamil..."Panggilnya lirih. Lelaki yang dipanggilinya berada tepat di balik dinding tempatnya duduk. Disana, kamil bersandar dengan raut sendu.
Dia tidak menyahut. Dia terus memberi kesempatan kepada perempuan itu untuk bicara.
"Biarlah aku yang pergi. Kalau bisa, aku akan kembali secepatnya." Ujar Perempuan itu.
"Tidak bolehkah aku melihat Papamu untuk yang terakhir kalinya? Kenapa kamu memilih untuk pergi sendiri?" Akhirnya lelaki itu mengeluarkan suaranya. Dia protes terhadap keputusan istrinya itu.
Perempuan itu berdiri dari duduknya, dia melangkah ke arah dalam rumah dan meletakkan bayi mungilnya di atas dipan kayu kamar rumah itu, setelah bayi mungilnya terlelap dan kenyang.
Perlahan, dia mendekat ke arah lelaki yang dipanggilinya Kamil. Dia meraih tangan Kamil, dan menggenggamnya dengan erat.
"Walau bagaimanapun, yang meninggal adalah Papaku. Aku harus melihatnya. Tetapi, aku tidak yakin akan bisa kembali lagi kesini. Kamu kan tau, Mama tidak menyukai pernikahan kita... Mama akan melakukan segala cara untuk memisahkan kita, Kamil. Apalagi Papa sudah tiada..." Ujarnya seakan meminta pengertian.
"Mamamu pasti bisa menerima kita. Bukankah kita sudah punya Endro?" Bola matanya yang memerah, menelusuri manik kecoklatan di mata istrinya itu. Meminta pengertian lebih darinya. Dan memohon dengan mengiba-iba.
"Aku tidak yakin itu. Kamu harus tahu, aku melakukannya demi Endro. Jika aku tidak lagi diizinkan untuk kembali, maka tolong jaga putra kita. Aku hanya percaya kamu. Jangan biarkan Mama mengambil Endro. Mama tidak pernah tahu, bukan? Bahwa kita sudah memiliki Endro. Anak kita hanya layak bersamamu, Kamil." Perempuan itu terus membujuk Kamil, suaminya.
"Baiklah... Aku akan menjaga Endro kita. Sampaikan salamku kepada keluargamu, dan maafku kepada Papa." Kamil menyerah.
"Aku pergi..." Pamit perempuan itu seraya memeluk Kamil.
Lama mereka hanyut dalam perasaan yang membunuh hati mereka.
"Jaga anak kita, Endronya kita..." Ulangnya kembali. Dia melepaskan pelukannya, dan segera meraih tas yang sudah disiapkannya.
"Ingatlah... Aku akan tetap menunggumu, Lidya." Langkah istrinya terhenti seketika. Namun dia tidak lagi menoleh. Air matanya bercucuran dengan deras mendengar Ikrar Kamil untuk menunggui dirinya, yang tidak pernah pasti dapat kembali lagi.
.
.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 113 Episodes
Comments
Kurrotun Ainul Fitroh
kalau sudah tahu tidak dapat kembali mengapa nekat meninggalkan suami dan anak nya?
2021-07-03
1
Fatonah
kasian ayahnya endro...
2021-05-06
1
Lina Susilo
trus knapa lidya sama sekali gk pernah menjenguk endro walaupun hanya sesaat saja,dn knpa kamil gk prnah mencoba untuk menjumpai lidya
2021-02-22
4