Pikiran tomi kini tidak karuan, dia gugup dan gelisah dengan kemungkinan kemungkinan yang akan terjadi nantinya, apalagi sampai sesiang ini sekertaris hans belum juga menghubunginya, kemudian setelah beberapa saat gelisah, dering ponselnya menyadarkan dia pada dunia nyata yang harus dia hadapi. Dan ternyata layar ponsel itu bertulisakan sekertaris hans yang memanggil.
"Selamat siang tuan tomi, tuan yas menyetujui permintaan pertemuan anda untuk siang ini, silahkan datang ke kantor untuk menemui tuan yas, saya akan menunggu kedatangan anda"
"Ah baiklah sekertaris hans, saya mengerti, terimakasih telah membantuku"
"Baik tuan, saya tutup dulu panggilan ini, saya tunggu kedatangan anda"
Dengan cepat tomi melajukan mobilnya menuju kantor pusat OKEZONE TECHNOLOGY, perusahaan yang di dirikan presiden utama, yaitu tuan gunawan sejak 20 tahun lalu, yang dengan keteguhan dan kesabaran, serta kesungguhannya, perusahaan tersebut kini berkembang menjadi perusahaan yang amat maju di bidangnya, membuka setiap kesempatan seseorang untuk menjalani hidup yang lebih baik ketika masuk perusahaan tersebut, merasakan kebaikan tuan gunawan yang mempunyai sifat dermawan pada sesama. Mengapa tida ? tuan gunawan membantu mendanai berbagai peralatan medis serta obat obatan di RSUP kota (rumah sakit umum pusat) yang tidak sedikit biayanya, dia menginginkan semua orang layak mendapatkan hak yang sama ketika mereka merasa uang sangatlah berkuasa. Kemudian dia membiayai beberapa kampus swasta yang notabennya adalah anak anak yang hanya ingin memenuhi harapan orang tua mereka dengan bersungguh sungguh berpendidikan. Tuan gunawan menyuntikan dana untuk peralatan olahraga yang canggih dan juga kegiatan yang bermasyarakat, juga perusahaannya meminta beberapa mahasiswa yang berprestasi ketika lulus dengan mudahnya akan berkerja di beberapa cabang kantornya. Itu mungkin hanya segelintir perusahaan kecil yang dapat terlihat dengan jelas suntikan dananya, namun ada banyak yang tida diketahui orang tentang kedermawanan perusahaan OT.
Lalu ilyas gunawan adalah anak semata wayangnya yang dia lahirkan dengan nyonya gunawan, namun naasnya anak semata wayangnya harus menerima kenyataan bahwa kedua malaikat buminya telah di ambil oleh sang maha pencipta dengan kadar cintanya yang begitu besar, sudah 10 tahun ibundanya meninggal. Dan baru 1 bulan yang lalu ayahnya pergi meninggalkan dunia yang fana ini. Kesedihan tida lagi dapat di utarakan oleh sikap yas yang angkuh dan dingin. Dia teramat sangat kesepian menjalani kemewahan yang berlimpah di tengah tengah keramaian yang bahagia.
Tomi berjalan menuju ruangan yang telah di beritahu staff yang bertugas hari ini, bahwa tuan yas sudah menunggunya, kemudian selang beberapa langkah, tomi telah melihat sekertaris hans yang sedang menunggunya.
"Selamat datang tuan tomi, mari silahkan masuk, tuan yas sudah menunggu di dalam"
Tomi mengikuti langkah sekertaris hans yang membawanya masuk kedalam sebuah ruangan yang megah nan mewah, kemudian terlihat tuan yas berada di sudut ruangan dengan teh hangat dimeja tunggunya.
"Langsung saja, aku tida ingin berbasa basi, beritahu dengan jelas apa yang kau inginkan"
Celetuk tuan yas pada tomi.
"Maaf tuan yas apabila saya lancang dan sangat tida sopan, saya minta maaf atas kekacauan yang terjadi tadi malam, ada satu hal yang ingin saya sampaikan, yaitu mengenai wanita yang berada di kamarmu semalam, dia bernama kiara, dia benar benar hanya seorang pelayan pengantar minuman tuan, dan saya merasa bersalah karena tida bisa menjaganya tuan"
"Jadi maksudmu akulah yang bersalah untuk kejadian semalam"
"Ah tida tuan, tentu saja tida, bukan seperti itu yang saya maksud, saya hanya perihatin dengan hidupnya yang hanya sebatang kara, dan mungkin sangat susah bila di jelaskan"
"Ah, aku mengerti sekarang, hans akan memberikan selembar cek kosong yang dapat kau berikan pada wanita itu, berapapun yang dia inginkan silahkan isi"
"Tapi tuan, bukan itu yang saya maksud. Mm, maksud saya"
"Lanjutkan apa yang ingin kamu bicarakan, saya ingin mendengarkannya"
Dengan terbata tomi seperti berat sekali untuk berbicara lagi,
"Maaf tuan apabila saya lancang, tapi ini adalah sebuah kesalahan, saya hanya ingin anda menemuinya dan dengarkan apa yang dia inginkan, saya hanya mengkhawatirkan apabila dia mengandung anak tuan, apa yang harus dia lakukan nantinya, mungkin ini adalah sebuah kebodohan yang ingin saya sampaikan pada anda tuan"
"Cih, gila, kau dengan lancang mengatakan aku harus menikahinya, secara tida langsung kau berkata seperti itu kan?"
"Maafkan saya tuan, saya hanya .."
"Kau membuat keputusan yang salah tomi, harusnya kau sudah tau resiko apa yang akan kau terima nantinya"
Suasana tegang sangat terasa di ruangan itu, tomi hanya bisa berusaha dengan keberaniannya saat ini, apapun yang akan terjadi nanti itu adalah hal yang harus dia hadapi .
"Hans tolong antar tomi keluar ruangan ku sekarang, kita sudah selesai bicara bukan"
Tomi hanya pasrah akan keadaan ini, dia tida lagi dapat menolong kiara dengan kemampuannya, dia merasa ini memang salahnya yang tida dapat menjaga kiara dengan baik.
Tomi kembali memikirkan apa yang akan dia lakukan untuk menebus kesalahannya, dia akan kembali ke rumah untuk berunding bersama adiknya sana.
Waktu begitu cepat berlalu, sudah sangat larut pikirnya untuk kembali ke rumah. Namun, dia juga mengkhawatirkan keadaan kiara di rumah.
--**--
"Ki kau mau sesuatu tidak?"
Sahut bella yang sedang bergantian menjaga kiara, sepertinya keadaannya semakin membaik setelah dia beristirahat.
".."
Kiara hanya menggelengkan kepalanya, pertanda bahwa dia tida menginginkan apapun.
"Benarkah, kau belum makan seharian ini, perutmu masih kosong, wajahmu lesu, apa benar tida ada yang kamu inginkan" tambah bella
"Mm, aku hanya ingin bubur ayam, sup iga, martabak manis toping keju, milktea, es kelapa, kebab, sate, lalu .."
"Sudah sudah, aku akan memesankan makanan itu dulu, kau tunggulah jangan tidur lagi yah"
Bella langsung bangkit dari tempat duduknya, berjalan ke arah luar untuk memesan apa yang kiara mau, namun bella mengoceh dalam hati, dia terus saja berbicara kesal pada kiara.
*Tida ingin makan apanya, dasar rakus, serakah. Dia bilang 'hanya ingin' apa ini tida keterlaluan, aku hanya berbaik hati sedikit menawarkan makanan untuknya kenapa setelah kejadian ini dia bahkan sangat berselera makan, apa jangan jangan dia*
Ta lama suara langkah kaki mengagetkan bella dalam celotehannya, rupanya itu adalah ka tomi, dia baru saja pulang dari barr.
"Hay bell, sana kemana"
"Ah, ka tomi, ada, dia ada di kamarnya"
"Ooh begitu, bagaimana kiara, apa sudah membaik?"
"Ah sudah ka, dia juga mau makan, malah meminta banyak makanan sekarang, aku rasa dia kerasukan ka"
"Hahahah, dasar. Syukurlah kalo keadaanya membaik, temani dia yah aku akan ke kamar sana untuk mengobrol, nanti aku susul kalian yah"
"Ah baik ka"
Langkah kaki itu kemudian menjauh meninggalkan bella yang mematung di depan televisi.
"Tok tok tok. San boleh aku masuk aku ingin mengobrol dengan mu"
San yang mendengar suara tomi langsung berteriak dari dalam kamar dan membalas suara itu.
"Ah ka tomi, masuklah, pintunya tida dikunci"
Tomi membukakan pintu dan langsung duduk di sofa dalam kamar sana.
"San aku sudah membuat keputusan"
Tiba tiba sura itu terdengar sangat serius pikir sana.
"Keputusan tentang apa ka"
"Keputusan untuk bertanggung jawab terhadap kiara. Aku siap untuk menikahinya"
"HAH, kau sudah gila ya ka, ini bukan salahmu, ini juga bukan perbuatan mu, jadi jangan menanggung dosa yang tida kamu perbuat"
"Lalu apa yang harus aku perbuat?, aku merasa gagal dan bersalah pada gadis malang itu"
"Lalu bagaimana dengan tuan yas, apa dia tida mau mengganti rugi"
"Ganti rugi katamu!! Ini bukan soal uang san, ini soal kehidupan seseorang, kau tau kiara bisa saja bunuh diri atas apa yang menimpanya sekarang"
"Lalu bagaiman dengan perasaan cinta, apa kau memilikinya, apa kiara juga memilikinya, kau jangan bodoh ka, seseorang yang tida saling suka apa bisa bersama"
"Jika kiara setuju aku tida perduli lagi dengan hati, asal aku merasa tida bersalah padanya itu saja sudah cukup untukku, aku juga tida mau lagi berurusan dengan tuan yas karena itu percuma buatku, aku hanya ingin kiara hidup bahagia seperti gadis yang lain, aku tida ingin dia menderita san"
Raut muka tomi begitu lesu, serius dan juga bersedih, tomi merasakan hal yang benar benar pait dirasanya kali ini, tida ada pilihan lain, tida ada jalan keluar untuk masalah seseorang yang sudah di anggapnya sebagai adiknya sendiri.
Tomi dan sana saling terdiam, mungkinkah ini jalan terbaik untuk semuanya, pikir keduanya dalam hati.
Seseorang di luar mengetukan pintu mengagetkan kedua kaka beradik itu dalam suasana diamnya, pikir mereka itu adalah bella yang tida sengaja mendengar ucapan mereka berdua.
Bersambung ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 142 Episodes
Comments
Triyani Muafa
sahabat baik kok menjerumuskan kan kerja di bar sebaik2 nya orang kerja disitu pasti ujung2 nya jalang
2020-05-05
1