Suasana mencekam 2

'Praaang'

suara lemparan botol kaca itu mengarah pada kiara, kakinya terkena sedikit serpihan kaca yg retak, pria itu benar benar gila pikirnya.

"Kukatakan kemari, atau aku akan melempari mu dengan botol, membuat kaca kaca ini menancap pada seluruh bagian tubuhmu"

Lalu kiara berargumen pada dirinya sendiri.

*Bagaimana ini, aku diam akan mati, bergerak pun rasanya sama, semua akan sama, aku akan mati dengan sia sia disini, siapapun tolong aku*

'Praang'

Untuk ke 3 kalinya dia melempari kiara dengan botol, namun anehnya tida bena benar mengarah pada kiara, hanya sedikit serpihan kaca yang menempel pada kakinya, kiara tida merasakan sakit karena hanya ketakutan yang bergemuruh dalam pikirnya.

"Jika kau masih berada di tempat mu, aku benar benar akan membunuhmu bodoh"

"Ba, baik tuan, aku akan datang, tunggulah"

Kiara kemudian mendekat dengan berjalan tertatih karena kakinya sedikit penuh serpihan kaca. Akhirnya kiara sampai di hadapan pria itu, dengan wajah yang tertunduk dan tangan mengepal di depan tubuhnya, kemudian kiara hanya bisa menangis, lalu ia mulai berbicara untuk negosiasi.

"Ma, maaf tuan, tapi, bolehkah saya meminjam ponsel anda?"

"Cih, apa yang kau katan, beraninya. Duduklah"

"Maaf kan saya yang lancang tuan tapi.."

"DUDUKLAH, kau ini tuli"

"Baik tuan baik, hiks hiks hiks"

Kiara merobohkan tubuhnya di depan laki laki itu, dia menangis, dan tubuhnya gemetar, pikirannya kalut dalam ketakutan, orang seperti apa yang dia hadapi sekarang ini, kiara merasa sangat kebingungan.

"Air. Panas sekali tubuhku, tolong air"

Laki laki itu membuka piyama handuknya, dadanya yang bidang, otot otot lengannya yang kekar, menghiasi pancaran lampu yang menerpanya. Namun kiara tida mengerti apa yang dia sampaikan, kiara benar benar di buat takut olehnya karena dia hanya mengenakan selembar celana dalam sekarang.

Kiara melihat laki laki itu seperi kepanasan, namun hawa dalam tubuhnya seperti kedinginan, dia terus berbicara air namun lagi lagu kiara tida mengerti apa yang dia katan.

Kira ketakutan namun dia juga tida tega melihat laki laki itu kesulitan bernafas, kiara menempelkan tangannya di leher pemuda itu, memastikan apa yang sebenarnya terjadi.

"Ya tuhan, tuan tubuh anda sangat panas, anda terus berkeringat, tapi bibir anda seperti menggigil, tuan tolong berikan ponsel anda agar saya dapat menolong anda, dan mengeluarkan anda dari sini, tuan kumohon dimana ponsel mu aku akan menghubungi seseorang"

Kiara kemudian mencoba mengambil piyama di atas kasur itu, mencoba untuk memakaikannya kembali pada laki laki di hadapannya, takut kalau kalau laki laki itu kedinginan, namun apa yang terjadi benar benar diluar dugaan, tangan kuat itu menarik pinggang ramping kiara yang membuatnya seakan memeluk tubuh laki laki itu.

'Bruuuk'

"Tuan jangan seperti ini, pakai piyama mu, saya bukan wanita seperti itu, saya mohon mengertilah"

"Air, aku ingin air, bawa aku ke kamar mandi untuk berendam. Tolong, obat ini bisa menganggu syaraf otak ku, dan otot otot ku lemas sekali, aku tida punya tenaga, tolong air"

Laki laki itu terus saja memeluk erat kiara, menciumi lehernya, telinganya bahkan dia membenamkan kepalanya kedalam dada kiara.

"Baiklah, saya akan membawa anda untuk berendam, tapi tolong dimana ponsel anda, saya akan menghubungi seseorang agar segera menolong anda"

*Obat apa sebenarnya yang diberikan wanita sialan itu, apa yang terjadi sebenarnya, aku harus berbuat apa, harus mengikuti apa yang di katakannya atau aku pukul saja dia sampai pingsan. tapi apa ini, dia terus menciumiku, tangannya sakit sekali memeluk pinggangku, sialan laki laki ke**rat. Dia ini pura pura atau tidak*

'Eumh, eumh, eumh'

Hanya suara itu yang terdengar oleh kiara, laki laki ini semakin kurang ajar menyusuri lekuk tubuh kiara, meraba raba dadanya, lalu dengan lancang menarik dasi seragam kiara dan melemparkannya entah ke sudut sebelah mana.

"Tuan lepaskan aku, kumohon jangan seperti ini, tuan aku.. Eumh, eumh, sakit tuan tolong kumohon, aku akan membawamu berendam, ayo bangunlah"

Sekuat tenaga kiara membangunkan laki laki di dalam pelukannya, dia juga ingin segera menghentikan cumbuan itu, tapi ternyata laki laki itu benar benar kurang ajar, membuat kiara terperanjak kesakitan di lehernya. Kiara mencoba bangkit membangunkan laki laki itu dengan sekuat tenaga, bermaksud ingin membawanya berendam seperti yang dia katakan. Namun apa yang terjadi, kiara tida sanggup menopang tubuh besar yang ada di hadapannya.

'Bruuuk'

Mereka berdua jatuh bersamaan kedalam tempat tidur, lengannya kuat sekali menahan tubuh kiara untuk tida pergi, keadaannya seperti membaik setelah memeluk tubuh kiara, namun tetap keringat dinginnya seperti mengisyaratkan dia belum sepenuhnya sadar dari pengaruh obat itu.

"Laki laki sialan tida tau diri, lepaskan aku sekarang juga!!"

Dengan nada sedikit berteriak kini kiara tida lagi merasa takut menghadapi laki laki itu, dia merasa terhina karena telah di jebak olehnya.

"Aku tida akan membiarkan mu pergi meninggalkan aku dengan keadaan seperti ini"

Dengan suara beratnya dan dengan ketidaksadarannya laki laki ini berbicara demikian pada kiara.

Laki laki yang sudah menggila itu terus saja memejamkan mata, seperti tida sanggup untuk melihat suasana apa yang sedang terjadi, bahkan dia tida tau wanita seperti apa yang berada di atas tubuhnya, wanita yang merasa telah dijebak olehnya.

Sekarang laki laki itu membalikan badannya, menindih bagian tubuh kiara yang ramping, dia membuka matanya dan menatap kiara dengan tidak sadar, dia membuka secara paksa baju kiara, sampai kancing yang menempel di kemeja itu lepas entah berserakan kemana.

"Aku membutuhkanmu sekarang"

Ucap laki laki itu dengan tegas.

Kiara tidak bisa lagi melawan, tubuhnya sudah tertindih dengan sangat kuat oleh laki laki itu, dia hanya bisa menangis ketika laki laki itu mulai melucuti pakaiannya satu persatu. Kiara benar benar merasa hancur mengapa semua terjadi begitu cepat, mengapa malam belum sajah berlalu, padahal dia ingin ada seseorang yang membukakan pintu untuknya berharap dia baik hati dan mau menolong.

Lelaki itu terus saja menelusuri lekuk tubuh kiara, mencumbunya di berbagai area, begitu banyak kecupan yang dia berikan pada tubuh kiara, membuat gadis itu meringis kesakitan.

"Tuan tolong jangan lakukan itu, sudah cukup hentikan, jangan mengambil yang bukan hak mu"

Sambil sesekali tangannya memukul punggung yang indah itu, bahkan kini ia mencengkramnya karena merasakan ada benda aneh yang menyentuh bagian sensitifnya. Dibalik itu semua, kiarapun merasakan hal yang berebda, tubuhnya seakan menerima perlakukan menyenangkan dari laki laki yang di anggapnya ******** ini, dia merasa daerah sensitifnya telah meregang dan mengeluarkan cairan entah apa, membuat kiara merasakan alam bawah sadar yang berbeda ketika sesuatu itu di dekatkan pada daerah sensitifnya.

Kiara menjerit sangat kencang, bercak darah kemudian mengalir tenang menimpa selimut di bawahnya, dia bahkan mencekik lelaki itu, kiara tida sadar apa yang di lakukan tangannya pada leher yang indah itu, dia hanya tau bahwa dirinya sangat kesakitan, namun lagi lagi lelaki itu terus saja melakukanya.

"Aaah, keparat. Dasar laki laki ********, kau apakan aku ini. Hentikan tuan tolong sudah, eumh eumh eumh"

Kiara terus sajah mengoceh dan tentu saja tuan yang berada di atas tubuhnya merasa terganggu. Ciuman mendarat di bibir kiara, membuatnya kehilangan suara untuk sementara waktu, namun kemudian kiara menggigit bibir yang lembut itu karena merasa dirinya terancam.

"Ah sial, mengapa kau menggigit bibirku" ucap laki laki yang berada di atas tubuhnya.

"Dasar gila, apa kau tida sadar kau juga mengigit leherku, dadaku, semua bagian tubuh ku. Rasanya sakit sekali, apa kau tida mengerti. Kau mungkin terbiasa melakukannya dengan yang lain tapi aku sungguh sangat kesakitan, tolong turunkan tubuhmu dari badanku tuan, hiks hiks hiks"

Sambil menangis sesenggukan kiara mencoba mengutarakan apa yang di rasakannya, namun sepertinya laki laki itu tida memperdulikan kesakitan kiara yang sesungguhnya.

Kini dengan lembut laki laki itu mengecup bibir kiara, namun sepertinya kiara tida tau bagaimana cara berciuman, dia hanya melihat adegan ciuman di drama tv, tentu dengan gaya yang sangat anggun nan romantis, tetapi apa yang di rasakannya sekarang bukan seperti yang dia lihat sebelumnya, laki laki itu sangat menikmati setiap moment di tempat tidur, sampai matanya tida mau terbuka meskipun jarak wajahnya dengan kiara tidak dapat di ukur.

Kiara hanya meringis kesakitan, tapi entah apa yang membuatnya menikmati setiap moment itu, dia merasakan ada hal baru yang berbeda, tidak hanya sekedar merasakan penyiksaan di atas tempat tidur, namun perasaan yang luar biasa membuat ia seperti terbang keatas langit, sesekali kiara mendesah dengan pelan entah karena dia benar benar menikmatinya atau mungkin memang dia merasakan laki laki di atas tubuhnya sangat hebat untuk malam ini.

bersambung ...

Terpopuler

Comments

Yusria Mumba

Yusria Mumba

kasiang,

2023-06-21

0

lihat semua
Episodes
1 Perpisahan & solusi
2 Persetujuan bekerja di bar skye
3 Kamar 107
4 Suasana mencekam
5 Suasana mencekam 2
6 Mahkota berharga
7 Kantor okezone technology
8 KEPUTUSAN
9 Saran
10 Sebuah rencana
11 Rencana licik
12 KETAKUTAN
13 Luka baru
14 caffe & defan
15 V&co jewerelly
16 GAUN PENGANTIN
17 Wawancara
18 SEPASANG CINCIN
19 PERJALANAN PULANG
20 Airmata pagi
21 Waktu yang singkat
22 Kekonyolan dua pria
23 Pemotretan
24 Tawa bahagia kiara
25 Kesedihan yang sama
26 Obrolan santai
27 Pemakaman
28 The wedding (part1)
29 Wedding (part2)
30 Wedding (part3)
31 Pesta telah usai
32 Yas dan pekerjannya
33 Penolakan aturan
34 Lagi-lagi deffan
35 Kekacawan di rumah
36 Kantor polisi
37 Kemarahan Yass
38 Rencana Yas
39 Pembicaraan serius
40 Rencana jen
41 Perjalanan makan malam
42 Perjalanan makan malam (part2)
43 Makan malam
44 Makan malam (part2)
45 Usai
46 Ricuh
47 Ledakan emosi
48 Rencana mencintai
49 Canggung
50 Caffe coffe
51 Perhatian seorang lelaki
52 Pelatihan
53 Berkunjung ke rumah lama
54 Dirumah lama
55 Kembalinya sang tuan rumah
56 Keributan saat makan malam
57 Takdir yang sama
58 Terjadi sesuatu
59 Terjadi sesuatu (part2)
60 Keheranan
61 Emosi yang stabil
62 Ajakan makan malam dari deff
63 Arka si pemilik rumah lama
64 Keterkejutan deff
65 Gagal makan malam
66 Pelukan hangat
67 Keinginan berteman
68 Sebuah pesan singkat
69 Sikap yang brbeda
70 Detak jantung
71 Kekesalan bella pada kiara
72 Patahnya hati deff
73 Rencana yass
74 Sebuah perasaan
75 Insiden makan malam
76 Insiden makan malam 2
77 Keadaan kiara
78 Pertikaian
79 Sebuah nasehat
80 Kesedihan dua pria
81 Salah tingkah
82 Ancaman tuan yas
83 Bayang bayang ketakutan
84 Sebuah rencana
85 Menjalankan rencana
86 Menjalankan rencana (2)
87 Rencana yang sempurna
88 Gara gara obat
89 Panik
90 Malam syahdu
91 Rasa bahagia
92 Suasana pagi
93 Perasaan malu
94 Awal yang manis
95 Cemburu
96 Demam
97 Demam (2)
98 Saling tida tahu tentang sebuah perasaan
99 Obrolan
100 Obrolan serius
101 Patahnya hati kiara
102 Cemas
103 Cemas 2
104 Pulang
105 Rumah
106 Jatuh cinta
107 Hari akan berlalu
108 Hari akan berlalu 2
109 Hari telah berlalu
110 Berbincang
111 Kembali pulang
112 Suasana malam
113 Sorot mata yas
114 Si mata brlian
115 Mimpi buruk
116 Keterkejutan Jen
117 Tawa ejekan untuk yas
118 Yas yang tampan
119 Bus Umum
120 Pertunjukan akan segera dimulai
121 Pertunjukan telah di mulai
122 Ricuh
123 Kiara & deff
124 Ciuman
125 Sempurna
126 Pesta
127 Suasana pesta
128 Rencana kencan
129 Keadaan yang kacau
130 Kerjasama
131 Rencana besar
132 Menunggu sebuah janji
133 Rahasia
134 Making love
135 Menjadi kawan
136 Sukses
137 Mecari
138 Berusaha menemukan
139 Kehilangan kekasih
140 Comback
141 Sebuah penantian manis
142 END 'Cinta yang kembali'
Episodes

Updated 142 Episodes

1
Perpisahan & solusi
2
Persetujuan bekerja di bar skye
3
Kamar 107
4
Suasana mencekam
5
Suasana mencekam 2
6
Mahkota berharga
7
Kantor okezone technology
8
KEPUTUSAN
9
Saran
10
Sebuah rencana
11
Rencana licik
12
KETAKUTAN
13
Luka baru
14
caffe & defan
15
V&co jewerelly
16
GAUN PENGANTIN
17
Wawancara
18
SEPASANG CINCIN
19
PERJALANAN PULANG
20
Airmata pagi
21
Waktu yang singkat
22
Kekonyolan dua pria
23
Pemotretan
24
Tawa bahagia kiara
25
Kesedihan yang sama
26
Obrolan santai
27
Pemakaman
28
The wedding (part1)
29
Wedding (part2)
30
Wedding (part3)
31
Pesta telah usai
32
Yas dan pekerjannya
33
Penolakan aturan
34
Lagi-lagi deffan
35
Kekacawan di rumah
36
Kantor polisi
37
Kemarahan Yass
38
Rencana Yas
39
Pembicaraan serius
40
Rencana jen
41
Perjalanan makan malam
42
Perjalanan makan malam (part2)
43
Makan malam
44
Makan malam (part2)
45
Usai
46
Ricuh
47
Ledakan emosi
48
Rencana mencintai
49
Canggung
50
Caffe coffe
51
Perhatian seorang lelaki
52
Pelatihan
53
Berkunjung ke rumah lama
54
Dirumah lama
55
Kembalinya sang tuan rumah
56
Keributan saat makan malam
57
Takdir yang sama
58
Terjadi sesuatu
59
Terjadi sesuatu (part2)
60
Keheranan
61
Emosi yang stabil
62
Ajakan makan malam dari deff
63
Arka si pemilik rumah lama
64
Keterkejutan deff
65
Gagal makan malam
66
Pelukan hangat
67
Keinginan berteman
68
Sebuah pesan singkat
69
Sikap yang brbeda
70
Detak jantung
71
Kekesalan bella pada kiara
72
Patahnya hati deff
73
Rencana yass
74
Sebuah perasaan
75
Insiden makan malam
76
Insiden makan malam 2
77
Keadaan kiara
78
Pertikaian
79
Sebuah nasehat
80
Kesedihan dua pria
81
Salah tingkah
82
Ancaman tuan yas
83
Bayang bayang ketakutan
84
Sebuah rencana
85
Menjalankan rencana
86
Menjalankan rencana (2)
87
Rencana yang sempurna
88
Gara gara obat
89
Panik
90
Malam syahdu
91
Rasa bahagia
92
Suasana pagi
93
Perasaan malu
94
Awal yang manis
95
Cemburu
96
Demam
97
Demam (2)
98
Saling tida tahu tentang sebuah perasaan
99
Obrolan
100
Obrolan serius
101
Patahnya hati kiara
102
Cemas
103
Cemas 2
104
Pulang
105
Rumah
106
Jatuh cinta
107
Hari akan berlalu
108
Hari akan berlalu 2
109
Hari telah berlalu
110
Berbincang
111
Kembali pulang
112
Suasana malam
113
Sorot mata yas
114
Si mata brlian
115
Mimpi buruk
116
Keterkejutan Jen
117
Tawa ejekan untuk yas
118
Yas yang tampan
119
Bus Umum
120
Pertunjukan akan segera dimulai
121
Pertunjukan telah di mulai
122
Ricuh
123
Kiara & deff
124
Ciuman
125
Sempurna
126
Pesta
127
Suasana pesta
128
Rencana kencan
129
Keadaan yang kacau
130
Kerjasama
131
Rencana besar
132
Menunggu sebuah janji
133
Rahasia
134
Making love
135
Menjadi kawan
136
Sukses
137
Mecari
138
Berusaha menemukan
139
Kehilangan kekasih
140
Comback
141
Sebuah penantian manis
142
END 'Cinta yang kembali'

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!