'Praaang'
suara lemparan botol kaca itu mengarah pada kiara, kakinya terkena sedikit serpihan kaca yg retak, pria itu benar benar gila pikirnya.
"Kukatakan kemari, atau aku akan melempari mu dengan botol, membuat kaca kaca ini menancap pada seluruh bagian tubuhmu"
Lalu kiara berargumen pada dirinya sendiri.
*Bagaimana ini, aku diam akan mati, bergerak pun rasanya sama, semua akan sama, aku akan mati dengan sia sia disini, siapapun tolong aku*
'Praang'
Untuk ke 3 kalinya dia melempari kiara dengan botol, namun anehnya tida bena benar mengarah pada kiara, hanya sedikit serpihan kaca yang menempel pada kakinya, kiara tida merasakan sakit karena hanya ketakutan yang bergemuruh dalam pikirnya.
"Jika kau masih berada di tempat mu, aku benar benar akan membunuhmu bodoh"
"Ba, baik tuan, aku akan datang, tunggulah"
Kiara kemudian mendekat dengan berjalan tertatih karena kakinya sedikit penuh serpihan kaca. Akhirnya kiara sampai di hadapan pria itu, dengan wajah yang tertunduk dan tangan mengepal di depan tubuhnya, kemudian kiara hanya bisa menangis, lalu ia mulai berbicara untuk negosiasi.
"Ma, maaf tuan, tapi, bolehkah saya meminjam ponsel anda?"
"Cih, apa yang kau katan, beraninya. Duduklah"
"Maaf kan saya yang lancang tuan tapi.."
"DUDUKLAH, kau ini tuli"
"Baik tuan baik, hiks hiks hiks"
Kiara merobohkan tubuhnya di depan laki laki itu, dia menangis, dan tubuhnya gemetar, pikirannya kalut dalam ketakutan, orang seperti apa yang dia hadapi sekarang ini, kiara merasa sangat kebingungan.
"Air. Panas sekali tubuhku, tolong air"
Laki laki itu membuka piyama handuknya, dadanya yang bidang, otot otot lengannya yang kekar, menghiasi pancaran lampu yang menerpanya. Namun kiara tida mengerti apa yang dia sampaikan, kiara benar benar di buat takut olehnya karena dia hanya mengenakan selembar celana dalam sekarang.
Kiara melihat laki laki itu seperi kepanasan, namun hawa dalam tubuhnya seperti kedinginan, dia terus berbicara air namun lagi lagu kiara tida mengerti apa yang dia katan.
Kira ketakutan namun dia juga tida tega melihat laki laki itu kesulitan bernafas, kiara menempelkan tangannya di leher pemuda itu, memastikan apa yang sebenarnya terjadi.
"Ya tuhan, tuan tubuh anda sangat panas, anda terus berkeringat, tapi bibir anda seperti menggigil, tuan tolong berikan ponsel anda agar saya dapat menolong anda, dan mengeluarkan anda dari sini, tuan kumohon dimana ponsel mu aku akan menghubungi seseorang"
Kiara kemudian mencoba mengambil piyama di atas kasur itu, mencoba untuk memakaikannya kembali pada laki laki di hadapannya, takut kalau kalau laki laki itu kedinginan, namun apa yang terjadi benar benar diluar dugaan, tangan kuat itu menarik pinggang ramping kiara yang membuatnya seakan memeluk tubuh laki laki itu.
'Bruuuk'
"Tuan jangan seperti ini, pakai piyama mu, saya bukan wanita seperti itu, saya mohon mengertilah"
"Air, aku ingin air, bawa aku ke kamar mandi untuk berendam. Tolong, obat ini bisa menganggu syaraf otak ku, dan otot otot ku lemas sekali, aku tida punya tenaga, tolong air"
Laki laki itu terus saja memeluk erat kiara, menciumi lehernya, telinganya bahkan dia membenamkan kepalanya kedalam dada kiara.
"Baiklah, saya akan membawa anda untuk berendam, tapi tolong dimana ponsel anda, saya akan menghubungi seseorang agar segera menolong anda"
*Obat apa sebenarnya yang diberikan wanita sialan itu, apa yang terjadi sebenarnya, aku harus berbuat apa, harus mengikuti apa yang di katakannya atau aku pukul saja dia sampai pingsan. tapi apa ini, dia terus menciumiku, tangannya sakit sekali memeluk pinggangku, sialan laki laki ke**rat. Dia ini pura pura atau tidak*
'Eumh, eumh, eumh'
Hanya suara itu yang terdengar oleh kiara, laki laki ini semakin kurang ajar menyusuri lekuk tubuh kiara, meraba raba dadanya, lalu dengan lancang menarik dasi seragam kiara dan melemparkannya entah ke sudut sebelah mana.
"Tuan lepaskan aku, kumohon jangan seperti ini, tuan aku.. Eumh, eumh, sakit tuan tolong kumohon, aku akan membawamu berendam, ayo bangunlah"
Sekuat tenaga kiara membangunkan laki laki di dalam pelukannya, dia juga ingin segera menghentikan cumbuan itu, tapi ternyata laki laki itu benar benar kurang ajar, membuat kiara terperanjak kesakitan di lehernya. Kiara mencoba bangkit membangunkan laki laki itu dengan sekuat tenaga, bermaksud ingin membawanya berendam seperti yang dia katakan. Namun apa yang terjadi, kiara tida sanggup menopang tubuh besar yang ada di hadapannya.
'Bruuuk'
Mereka berdua jatuh bersamaan kedalam tempat tidur, lengannya kuat sekali menahan tubuh kiara untuk tida pergi, keadaannya seperti membaik setelah memeluk tubuh kiara, namun tetap keringat dinginnya seperti mengisyaratkan dia belum sepenuhnya sadar dari pengaruh obat itu.
"Laki laki sialan tida tau diri, lepaskan aku sekarang juga!!"
Dengan nada sedikit berteriak kini kiara tida lagi merasa takut menghadapi laki laki itu, dia merasa terhina karena telah di jebak olehnya.
"Aku tida akan membiarkan mu pergi meninggalkan aku dengan keadaan seperti ini"
Dengan suara beratnya dan dengan ketidaksadarannya laki laki ini berbicara demikian pada kiara.
Laki laki yang sudah menggila itu terus saja memejamkan mata, seperti tida sanggup untuk melihat suasana apa yang sedang terjadi, bahkan dia tida tau wanita seperti apa yang berada di atas tubuhnya, wanita yang merasa telah dijebak olehnya.
Sekarang laki laki itu membalikan badannya, menindih bagian tubuh kiara yang ramping, dia membuka matanya dan menatap kiara dengan tidak sadar, dia membuka secara paksa baju kiara, sampai kancing yang menempel di kemeja itu lepas entah berserakan kemana.
"Aku membutuhkanmu sekarang"
Ucap laki laki itu dengan tegas.
Kiara tidak bisa lagi melawan, tubuhnya sudah tertindih dengan sangat kuat oleh laki laki itu, dia hanya bisa menangis ketika laki laki itu mulai melucuti pakaiannya satu persatu. Kiara benar benar merasa hancur mengapa semua terjadi begitu cepat, mengapa malam belum sajah berlalu, padahal dia ingin ada seseorang yang membukakan pintu untuknya berharap dia baik hati dan mau menolong.
Lelaki itu terus saja menelusuri lekuk tubuh kiara, mencumbunya di berbagai area, begitu banyak kecupan yang dia berikan pada tubuh kiara, membuat gadis itu meringis kesakitan.
"Tuan tolong jangan lakukan itu, sudah cukup hentikan, jangan mengambil yang bukan hak mu"
Sambil sesekali tangannya memukul punggung yang indah itu, bahkan kini ia mencengkramnya karena merasakan ada benda aneh yang menyentuh bagian sensitifnya. Dibalik itu semua, kiarapun merasakan hal yang berebda, tubuhnya seakan menerima perlakukan menyenangkan dari laki laki yang di anggapnya ******** ini, dia merasa daerah sensitifnya telah meregang dan mengeluarkan cairan entah apa, membuat kiara merasakan alam bawah sadar yang berbeda ketika sesuatu itu di dekatkan pada daerah sensitifnya.
Kiara menjerit sangat kencang, bercak darah kemudian mengalir tenang menimpa selimut di bawahnya, dia bahkan mencekik lelaki itu, kiara tida sadar apa yang di lakukan tangannya pada leher yang indah itu, dia hanya tau bahwa dirinya sangat kesakitan, namun lagi lagi lelaki itu terus saja melakukanya.
"Aaah, keparat. Dasar laki laki ********, kau apakan aku ini. Hentikan tuan tolong sudah, eumh eumh eumh"
Kiara terus sajah mengoceh dan tentu saja tuan yang berada di atas tubuhnya merasa terganggu. Ciuman mendarat di bibir kiara, membuatnya kehilangan suara untuk sementara waktu, namun kemudian kiara menggigit bibir yang lembut itu karena merasa dirinya terancam.
"Ah sial, mengapa kau menggigit bibirku" ucap laki laki yang berada di atas tubuhnya.
"Dasar gila, apa kau tida sadar kau juga mengigit leherku, dadaku, semua bagian tubuh ku. Rasanya sakit sekali, apa kau tida mengerti. Kau mungkin terbiasa melakukannya dengan yang lain tapi aku sungguh sangat kesakitan, tolong turunkan tubuhmu dari badanku tuan, hiks hiks hiks"
Sambil menangis sesenggukan kiara mencoba mengutarakan apa yang di rasakannya, namun sepertinya laki laki itu tida memperdulikan kesakitan kiara yang sesungguhnya.
Kini dengan lembut laki laki itu mengecup bibir kiara, namun sepertinya kiara tida tau bagaimana cara berciuman, dia hanya melihat adegan ciuman di drama tv, tentu dengan gaya yang sangat anggun nan romantis, tetapi apa yang di rasakannya sekarang bukan seperti yang dia lihat sebelumnya, laki laki itu sangat menikmati setiap moment di tempat tidur, sampai matanya tida mau terbuka meskipun jarak wajahnya dengan kiara tidak dapat di ukur.
Kiara hanya meringis kesakitan, tapi entah apa yang membuatnya menikmati setiap moment itu, dia merasakan ada hal baru yang berbeda, tidak hanya sekedar merasakan penyiksaan di atas tempat tidur, namun perasaan yang luar biasa membuat ia seperti terbang keatas langit, sesekali kiara mendesah dengan pelan entah karena dia benar benar menikmatinya atau mungkin memang dia merasakan laki laki di atas tubuhnya sangat hebat untuk malam ini.
bersambung ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 142 Episodes
Comments
Yusria Mumba
kasiang,
2023-06-21
0