Dering panggilan masuk berbunyi saat Kiara tengah asik melamun,
"Hallo?" sapanya sesaat kemudian.
"Kau di mana?" tanya suara lelaki di sebrang telfon itu.
"Di rumah. Ada kabar baik?" cecarnya tanpa basa basi.
"Tentu, kau harus memuji kemampuanku saat sedang merayunya!!" ujar Sana membusungkan dada.
Kiara tersenyum, kesombongan Sana memang tiada duanya. Tetapi, apa yang dia katakan memang benar adanya.
"Kau senangkan kan?"
"Tentu saja. Terimakasih banyak Qing!!"
"Aku jamin kau tidak akan diperlakukan khusus oleh kakak ku. Walau kau merayu dengan wajah dan tubuhmu, jangan harap aku merestuinya."
"Benarkah?? Lihat saja nanti!!" suara Kiara pecah sesaat, membuat Sana pun terhenyak haru mendengarnya.
"Atur saja waktunya dengan kuliahmu. Kakaku hanya berpesan agar kau jadi pekerja yang baik, lalu pesan yang lainnya mungkin terdengar menyakitkan untukmu. Katanya kau tidak menarik di matanya."
"Kau yakin kak Tomi bicara begitu? padahal aku sudah merencanakan akan menggodanya dengan dada ku yang cantik."
"Hei, wanita licik!!" Tegas Sana dengan wajah merah. Matanya mendelik melihat Tomi yang sedang kegirangan medengar ucapan temannya.
Tomi mendekati Sana, menyambar ponsel yang sedari tadi di genggam adiknya dengan volime besar, "Oh benarkah? kalo begitu aku akan menantikan pertunjukan itu, Kiara."
Kiara tersipu malu, wajahnya merah padam. Ia tidak menyangka bahwa kak Tomi berada di sana untuk mendengarkan, 'Matilah aku' rancaunya dalam hati.
"Jangan harap kalian akan berkencan di belakangku. Akan ku bu nuh kalian berdua!!" Tegas Sana menggebu gebu.
Kiara hanya tersenyum, pikirnya menyenagkan juga, mendengarkan kaka beradik itu bertengkar. Ia hanya merasa kesepian saat ini.
"Aku tutup telfonnya. Kakak ku semakin tidak waras. Kau dengar kan tadi dia bicara apa?? Menyukaimu katanya?? Oh Good, ini musibah atau apa??"
Lagi lagi Kiara hanya melebarkan bibir. Kak Tomi memang meracau saat sambungan telfon masih terhubung. Padahal, bagaimana mungkin ia berani menggoda lelaki lain saat hatinya masih di penuhi nama dan bayangan seseorang!!
Kiara memandangi sebuah foto, lelaki berkacamata dalam album itu cukup manis. Kiara bahkan jadi tersipu.
"Aku menyukaimu, Deffan. Hanya saja saat ini aku tak pantas!"
Suara sendu kiara benar benar menggambarkan bagaimana perasaannya kini. Ia menyukai lelaki yang bahkan tahu dirinya ada saja tidak!!
--**--
Bar Skye memiliki konsep restoran dan bar. Yang membuatnya unik dan istimewa adalah, tempat ini berada di atap menara gedung yang menghadap langsung ke perkotaan.
Romantis dan modern merupakan konsep yang diusung oleh kak Tomi di sini.
Kiara berjalan terburu buru. Pasalnya, ia sudah berjanji dengan Sana. Katanya kak Tomi memintanya untuk datang hari ini.
"San?"
"Kiara, baguslah kau sudah datang. Aku tidak punya waktu lagi. Hari ini aku akan pergi kencan. Jadi ayo pergi sekarang juga."
Kiara mengangguk, mengikuti langkah Sana untuk masuk kedalam mobil.
Jalanan cukup ramai, tapi tidak membuat kemacetan yang cukup parah. Mobil Sana melaju dengan selamat, Kiara tidak datang terlambat berkat itu.
"Kau masuklah, Kakaku sudah menunggu. Take it easy with you."
"Baiklah, Terimakasih. Titip salam untuk kekasih mu."
"Oke Byee"
"Byee"
Kiara melangkah, menghampiri seseorang, akhirnya Security bertanya identitasnya. Sesaat kemudian ia di bawa kesebuah ruangan yang cukup tersembunyi.
"Masuklah, nona Sil menunggumu."
"Saya mengerti.
Akhirnya Kiara mengetuk pintu, memasuki ruangan yang mewah dengan seorang gadis yang menatapnya ramah.
"Apa kamu kiara? Boss sudah menunggu, mari masuk."
Kiara mengekor gadis berbadan nontok itu. Sesaat ia merasa bingung, ruangan yang kelihatannya biasa biasa saja bisa se-megah dan se-mewah ini.
Selanjutnya gadis yang dipanggil Nona Sill itu menunjukannya lorong mewah menuju pintu di ujung sana. Katanya, itu adalah ruangan kak Tomi bekerja.
Nona Sill mengetuk pintu, kemudian memutar gagang pintu dan masuk tanpa ada jawaban mempersilahkan sebelumnya dari dalam ruangan itu.
"Bos, tamu Anda sudah sampai. Saya akan mengurus yang lain, jika butuh sesuatu, hubungi saya."
Tomi mendongak, menatap Sill dan kiara secara bergantian.
"Baik terimakasih. Aku akan menghubungimu lagi nanti."
Lalu Sill pergi begitu saja.
"Silahkan duduk, Kiara."
"Ah, terimakasih, Kak!"
"Dia sekertaris ku, jugaa mami para Ladies. Ah Mm maksudku, itu..."
Kiara tersenyum tipis. Walau ia tidak pernah mengenal dunia malam, tapi bukan berarti dia tak mengerti apapun. Apalagi ia memutuskan akan bekerja di Barr seperti ini.
"Kau mengerti maksud ku? Itu... Aku tida memintanya, sungguh!! Teyapi, banyak perempuan yang menawarkan diri meminta pekerjaan itu. Aku bisa apa jadinya??"
"Tidak masalah, saya mengerti apa yang kakak maksud!"
"Ya seperti itulah kira kira," Tomi berhenti sejenak, membuang nafasnya dengan pelan dan kembali menatap kiara, "Sebenarnya Bar dan resto ada di atap gedung. Aku sengaja membawamu kemari, aku tida mau kau bertemu dengan teman dan dosenmu. Untuk sementara bekerjalah di hottel saja, mengantarkan minuman ke kamar kamar tamu penting kami, apa kau keberatan?"
"Ah tidak, sama sekali tidak keberatan, Saya akan dengan senang hati melakukan apapun."
"Aku hanya ingin menjaga privasi mu. Kau adalah teman paling akrab dengan adikku."
"Terimakasih banyak Kak. Saya akan bekerja dengan penuh kesungguhan di sini."
"Baiklah. Mari pergi bersama Sill."
Kiara mengangguk patuh. Lalu Tomi menekan tombol memanggil pada telfon di atas meja.
"Masuk keruanganku."
"Baik bos."
Suara pintu terbuka, kiara langsung bangkit dari duduknya dan menatap perempuan sexsy itu.
"Bawa dia ke tempatnya. Ajarkan dengan baik."
"Saya mengerti, Bos." Sil mempersilahkan kiara dengan lembut, "Mari ikut denganku, aku akan mengajarkan beberapa hal."
"Baik nyonya." ucap Kiara gugup.
Kiara dan Sill berjalan, menelusuri tiap tiap ruangan di Barr Skye, sambil sesekali memberitahukan tempat apa dan untuk apa tujuannya.
Sampai kemudian mereka tiba di dapur, semua pegawai khusus ada di sini, mereka terlihat cekatan dan rapih. Semua orang terlihat berlalu lalang sangat sibuk hari ini.
Tidak terasa waktu cepat berlalu, Kiara nelihat pergelangan tangannya, dan jam menunjukan pukul 00.00 malam.
Katanya nyonya Sill, Ini adalah batas kerja berakhir untuk pergantian shift berikutnya.
Akhirnya Kiara pulang dengan santai, sambil sesekali mempelajari apa yang telah diajarkan oleh Sill padanya, untungnya Kiara cepat tanggap, sekali diajari mudah paham.
Setibanya di rumah, tubuhnya langsung ambruk dan tertidur lelap.
Bersambung ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 142 Episodes
Comments
MomjohanEs PanjaiTan JeliTa
sana pantasnya nama cewe..... ternyata dia laki"
2020-09-23
0
Triyani Muafa
kok diulang ulang terus sih
2020-05-05
0
Putri Aska
sana tu cwo thor ??
wktu kiara bilang cwe nya sana gendut , bingung sya thor
2020-03-16
1