"Ta, beneran ngidam?"
Tanya bastian menatap tara yang sejak tadi main hp.
"Gak tau, orang cuma pengen makan bakso kok." jawab tara seadaanya karena dia lagi asik main game diponsel.
"Yahh, batreinya habis."
Tara melihat terakhir di ponselnya itu padahal tinggal lima belas menit, tapi lamanyaa, tara sangat merasa lima belas menit itu jauh lebih lama dari satu jam tadi. Terlebih ponselnya mati karena lupa dicharge tadi pagi, dia bawa, baru untuk mainan setengah jam lowbat.
"Mas, pinjem ponsel dong. Mau ngegame lagi, nunggu baksonya lama bangettt..." kata tara merengek lagi pada bastian.
Bastian lebih sering menjauhi tara kalau di rumah, tak pernah dia menerima sikap manja tara seperti itu. Tapi anehnya bastian suka. Bastian merogoh saku kemejanya dan mengeluarkan ponselnya.
"Ini... tapi di ponsel aku gak ada gamenya." kata bastian sambil memberikan ponselnya.
"ada kuotanya kan?" tanya tara balik mengambil ponsel dari Bastian.
"Ada sih."
Tara hanya mengangguk. Tara dengan sangat antusias membuka ponsel bastian, ternyata di kunci.
"Mas, dikunci." kata tara tak ambil pusing, memperlihatkan ponselnya kembali pada bastian. Bastian langsung membukakan kunci untuk Tara.
"Udah bisa." kata bastian kembali menunjukan hpnya lagi pada tara.
Tara langsung diam, mengotak-ngatik ponsel bastian. Tara ingin mendownload freefire tapi ini ponsel bastian, mau masuk ke akunnya lagi. Tapi kan harus izin dulu.
"Mas, bolehkan download gamenya diponsel mas?" tanya tara lagi.
Disisi meja mama bastian dan teman-teman arisan mamanya, sesekali mereka melihat pengantin baru itu, baru dua bulan.
"Cepet ya langsung ngisi. Serius tuh?"
wahh, cari mati nih temen mamanya bastian, yang suka ngejek mamanya bastian.
"Iya lah cepet, maksudnya apa kamu bilang gitu, jeng. Gak percaya menantu saya hamil?"
"Ya siapa tau aja, berhubungan sebelum nikah atauu jangan-jangannn bukan..."
"Jaga ya ucapannya ya jeng!"
Perangg... mama bastian ngamuk besar kesalah satu temannya. Bastian dan tara yang ada dimeja lain bahkan sampai dengar. Tara langsung mendekati mama mertuanya.
"Ma, kenapa?" Tara mengusap pundak mamanya.
"Sudah jeng, jangan keterlaluan. Jangan sembarangan nuduh gitu aja." yang lain ikut menyabarkan mama bastian.
"udah, kan gak ada yang tau rejeki, mau punya cucu cepet atau enggak."
Ahh.. bastian tau masalahnya, pasti sama mama temennya lagi, yang suka jadi saingan bastian di jogja, waktu smp, sma, sampai kuliah, dan sampai sekarang.
"Ma, kenapa?"
Wihh, bastian gak nyangka, orangnya datang. Namanya Nando, mau dibilang musuh bukan, lebih kesaingan positif sih. Tapi ya kedua mamanya agak gak cocok.
"Gak papa, mama mau pulang aja, udah gak asik disini." Kata mama nando, yang ditahan oleh teman-teman arisannya.
"jangan gitu dong jeng. Kita selesaikan disini. Jangan sampai merusak persahabatan dan bisnis kita." kata salah satu ibu arisannya. Ada sekitar lima orang totalnya.
"Iya, kalau bisa diselesaikan disini."
Tara sejak tadi hanya memegangi mama mertuanya dan terus melirik bastian. Bingung mau gimana? bingung juga apa yang mereka bertengkarkan.
"Ya udah, sini. Saya juga kepo, kok bisa cepet gitu mantu situuhhh..."
Wahh panjang ini urusannya. Tara makin menatap bastian dengan takut dan bingung. Gara-gara dia mereka bertengkar.
"Kenapa harus libatin menantu saya. Terus kok anda kepo, pengen tau. Gak percaya menantu saya hamil anak saya gitu. Atau mereka berhubungan sebelum nikah gitu." Mama bastian gak mau kalah, dia juga makin ngegas.
Tara terkejut, benar-benar mendebatkan dia, dan karena dia mama mertuanya bertengkar.
"Ma, udah ma. Kita pulang aja gimana? gak usah diambil pusing omongan mamanya nando ma?" Bastian mencoba menenangkan mamanya.
"Ya gak bisa. Orang bayinya beneran anak bastian, kamu sama tara kan juga gak macem-macem, berhubungan sewajarnya setelah nikah. Main tuduh aja. Repot banget sama urusan orang karena menantunya satu tahun nikah belum hamil."
Nando juga baru mengerti, kenapa mereka bertengkar. Nando juga penasaran sih, secepat itu.
"Bas, kasih tips lah ke kita, gimana bisa topcer gitu?" tanya nando, yang malah ikutan. Bastian kesal, nando sama crewetnya kayak mulut mamanya.
"Udah. Tara yang jelasin." Tara pusing mendengar pertengkaran mereka, pakai ngotot-ngototan lagi. "Mas, ambilin kursi. Kepala aku... klitengan." tara mengambil nafas beratnya, memejamkan mata dan memegangi kepalanya yang terasa kliyengan.
"duduk sini, nak." kata salah satu temen mamanya bastian.
"Kita pulang aja yuk." bastian kasihan liat tara, jadi dia yang sakit kepala kan denger orang bertengkar.
"mas, aku nungguin bakso loh. Udah nhnggu dari tadi. Gak papa, ini cuma pusing dikit." tara meyakinkan bastian untuk stay dibelakang, berdiri menemaninya saja.
"Tante mau tanya apa ke saya, silakan tanya. Karena tara yang bikin mama sama tante bertengkar, tara yang harus tanggung jawabkan. Tara gak mau mama berantem sama temen-temen mama." tara masih memejamkan mata, memijat kepalanya, tapi terus berbicara. Tara hanya menggenggam tangan bastian, takut tiba-tiba dia pingsan karena kepalanya makin terada berat.
"kamu sama bastian, gimana cepet jadi."
"Kalau gak bisa cepet, tante coba bawa menantu tante ke dokter, tanya dokter harusnya, bukan tanya saya. Dari awal saya nikah sama mas bastian, emang kita udah pengen punya anak, jadi kita fokusin gimana bisa berhasil. Kita juga konsultasi kok ke dokter. Jangan main sembarang tuduh tante." Tara gak sengaja kebawa emosi juga.
"kan tante sendiri yang malu. Tante sendiri yang rugi, karena saling pamer, iri, tante nanti kehilangan banyak temen kalo gitu gimana."
Bastian hampir tertawa, ngakak. Nih istirnya udah kayak marahin anak kecil yang pada iri-irian.
"Udah, salaman baikan. Habis ini jangan kayak gitu tante, mama. Bawa menantu tante ke dokter, kalau emang pengen punya anak, tanya ke dokter, ikut program dan saran dokter." Tara meraih tangan mama mertuanya dan mamanya nando. Nando kagum dengan Tara, istri saingannya itu.
Dulu mereka rebutan Vita, istri Nando yang sekarang. Giliran Nando akhirnya dapetin Vita, Nando malah kagum sama Bastian. Nando itu sering sekali disama-samakan dengan bastian. Bastian ranking satu sekolah lah, nando rangking satu kelas. Bastian udah mau nikah, eh gak jadi. Baru kali ini nando menang. Eh kalah lagi.
'beruntung banget sih lo bas. Dulu lala suka sama lo, sekarang lo dapet istri secantik dan dewasa ini. Toocet lagi.' nando yang playboy, pernah deketin lala jaman smp, mencuri pandang menatap Tara yang masih sibuk dengan kepalanya yang pusing.
"Salaman tante, mama. Baikan. Jangan bertengkar lagi, biar bisnis berliannya makin sukses berlima. Nanti bisa buka toko berlian dengan desain mama masing-masing."
Tara melepaskan tangan bastian yang sejak tadi ada dipundak Tara, yang dia genggam, sangking pusingnya, Tara meraih tangan mama bastian, lalu mama nando dan menyatukannya.
"Nanti tante kalau mau minta rekomen dokter kandungan, biar bisa topcer, minta aja ke mas bastian, biar dia kenalin sama tante kinta. Dokternya kita."
Bastian berbisik ditelinga tara, mau ketahuan rahasia kita. Tara yakin tante kinta itu dokter, bisa jaga rahasia pasiennya.
"Maafin saya ya, jeng."
"Saya juga minta maaf." mereka saling berjabat tangan.
"pelukan mama, tante. Kata ibu kalau pelukan itu biar bisa makin deket, makin akur. Pelukan." Kata tara, hanya mengerjai kedua mama itu saja. Tara tersenyum dan menunduk, lucu. Walau kepalanya sakit.
"Udah ahh, pusing. Laperr tauu.. Mas, pesenin baksonya." kata tara tanpa menoleh ke bastian.
'ouhh... wanita yang manis. Bastian bisa banget sih cari yang beginian.' Nando melirik tania, yang begitu manja dan manis sikapnya pada Tara. Sementara Vita, hanya tau belanja, uang dan badannya gak mau rusak. Makannya dia gak mau hamil dulu.
"Mau duduk disini atau mau balik ke maja kita?" tanya bastian pada Taranya. Bastian kagum sekali, suka sekali dengan sikap manis tara padanya, lalu sikap tegas tara pada mamanya. Kalau bastian, mana mungkin mamanya nurut. Bisa bastian yang kena tegur.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 139 Episodes
Comments
Dini Anggoro
kok agk njelimet ya aku baca tulisan nya, aku aja apa yg laen jg sih??
2021-06-25
0
Ery Prayuti
Typo dari part awal sampe sekarang masih bertebaran
2020-11-23
2
Becky D'lafonte
oh tara
2020-11-22
0