Bastian hanya bisa menunggu sementara Tara masuk ke kamar mamanya, entah apa yang mereka lakukan didalam sana.
"Bi, ketuk pintunya, pengen tau nih mereka ngapain didalam sana?" Kata Bastian menyuruh Sabrina, kalau dia yang ketuk, belum tentu mamanya mau membukakan pintu.
"Hih... sukanya nyuruh orang aja. Dasar." Sabrina nyengir pada Bastian. Sabrina pun mengetuk pintu kamar mama bastian.
"Tante, bina juga mau masuk dong." kata bina terus mengetuk pintu.
Krekkkk...
Perlahan pintunya terbuka, bukan mama bastian yang membukakan pintu, tapi Tara, tara yang jadinya menatap aneh dan canggung bastian, disamping Sabrina.
"Kata mama, boleh masuk." Tara mempersilakan keduanya.
Hah?
Sabrina dan Bastian langsung melongo, saling melempar tatapn tak percaya, mama? Tara memanggil mama bastian dengan panggilan mama? kenapa? bagaimana bisa? Bastian dan Sabrina pun akhirnya masuk.
Mama bastian kali ini tersenyum menyambut bastian, beliau duduk ditengah ranjang, dengan makanan yang sedikit sudah berkurang.
"Sayang, sini." Kata mama bastian, melambaikan tangan memanggil tara kembali, untuk duduk disampingnya.
"Iya, ma." Tara pun kembali duduk disekat mama bastian. Sabrina disisinya yang lain, dan bastian hanya berdiri mengamati, apa yang terjadi beberapa menit didalam, kenapa jadi seperti ini.
"Mama mau disuapin lagi?" Tanya tara pada mama bastian.
"Iya," jawab mama bastian, dengan anggukan dan senyuman melirik bastian. Bastian lega, mamanya baru kali ini terlihat sangat bahagia, hanya dengan dia membawa kekasih? itu pun palsu.
Tara kembali menyuapi mama bastian, sampai habis, hingga membantu menghabiskan minuman dan juga obat yang disimpan di laci. Bastian masih diam mengamati, bagaimana bisa dekat secepat ini, hanya beberapa menit.
"Tante, Bina juga iri mau panggil mama.." kata Sabrina merengek setelah beberapa kali diam mengamati dan terus mendengar Tara memanggilnya mama.
"Biat Bina punya mama juga disini. Bina jadi kangen mama Bina di Jogja." Sabrina hampir menangis mengatakannya, mama Bastian langsung menarik sabrina kedalam pelukannya.
"Iya, boleh banget. Nana sendiri kan yang katanya gak enak kalau panggil tante mama dulu."
"Sekarang mau, iri sama Tara." Sabrina menunjuk sabahatnya itu.
"Nana, kenal Tara." Nana adalah nama panggilan kesayangan mama bastian pada Sabrina.
"Iya, Tara itu sahabat Nana, mama." Sabrina tersenyum sudah memanggil tantenya dengan panggilan mama.
"Bagus kalau begitu, Tian, langsung ya nikah."
"Hah?" Bastian kaget bukan main, matanya melotot sempurna. Tara juga tak kalah kaget, rencananya kan cuma semalam ini, untuk membujuk mama bastian makan, tapi ini malah disuruh menikah.
"Kan Tara masih sekolah ma, nanti sama kayak..."
Bastian mendapatkan solusinya, karena sabrina sudah mengatakan kalau tara sahabatnya, otomatis harusnya mama bastian tau posisi tara, yang seumuran dan masih sekolah seperti Sabrina.
"Nanti gangu sekolahnya ma."
Bastian ingin menyebutkan nama lala, bagaimana dia menikah diusia muda, masih sekolah, hingga insiden hamil dan keguguran, semuanya menggangu sekolah.
"Ini semester akhir kan, sayang?" mama bastian beralih pada Tara yang masih terkejut dengan keadaan yang kini dia alami, mama bastian membuat lamunan tara buyar ketika tangan lembut mama bastian mengusap kepala tara.
"Iya, ma."
Bastian juga luluh sebenarnya, melihat dan mendengar bagaimana interaksi mamanya dan tara, bagaimana manisnya dan lembutnya tara memanggil mamanya dengan panggilan mama.
"Ya udah setelah selesai sekolah, setelah lulus. Kan kalau kuliah boleh dong udah nikah. Banyak kok yang kuliah tapi sedang hamil." kata mama bastian, malah sampai kemana-mana pembicaraannya.
Tara dan bastian makin melongo mendengarnya, mamanya sampai membicarakan keadaan tara yang bisa hamil saat kuliah. Oh tidak, tara masih harus bekerja keras dan mungkin tidak akan kuliah, ingin tapi tak mungkin karena keadaan keluarganya.
"Kamu mau kan sayang?" tanya mama bastian pada tara. Tara bingung harus jawab apa, gak mungkin jawab gak mau, tapi ya emang sebenarnya gak mau. Tapi kalau mama bastian ngambek dan gak mau makan, sakit, gimana?
"Kita bicarain lain waktu ya ma, udah malem. Waktunya tidur." bastian memotong pembicaraan, dia menunjuk jam di kamaf sang mama. Jam mewah, bersepi dengan ukuran dan berwarna emas. Seperti kesukaan mamanya, emas.
"Tara tidur disini ya, sama mama. Sabrina juga."
"Iya." Sabrina yang membantu tara untuk mengambil keputusan. Sabrina memberikan isyarat agar tara menyetujui permintaan mama omnya itu.
"Iya ma." Tara pun tak bisa menolaknya.
"Cowok hush sana. Cepet nikah, biar bisa tidur bareng."
Uhukk...
Tara yang tak makan apap-apapun sampai tersendak mendengar ucapan mama bastian. Bastian hanya berdehem dan pergi dari sana, meninggalkan tiga cewek-cewek itu. Mahluk paling ribet di dunia ini.
-
Ke esokan harinya bahkan Tara membantu memasak di dapur, dengan mama bastian, banyak sekali yang diajarkan oleh mama bastian, dari mulai masakan bastian, hal yang tak dia suka dan semuanya sambil memasak. Sementara karena hari ini hari libur, di kamar mamanya bastian, sabrina masih tidur pulas, bersembunyi dibalik selimut, hal yang selalu sabrina lakukan ketika libur. Tidur panjang..
"kalian sudah berapa lama pacaran, kenal dimana?" tanya mama bastian disela-sela nemasak.
Tara yang sedang memotong beberapa sayur terkejut setelah mendengar ucapan mama bastian.
"satu tahun ma,"
suara dari belakang tara dan mama bastian. Itu bastian, yang untung datang diwaktu yang tepat. Bastian langsung menjawabnya. Mama bastian menoleh kebelakang, menatap kesal anaknya itu.
"mama itu tanya ke calon menantu mama, bukan anak mama yang suka boong dan bikin kesel." protes mama bastian melirii kesal anaknya.
"Kenalin mama ke orang tua kamu ya, Tara. Mama mau lamar kamu langsung."
Crushh...
Tara yang kembali dikejutkan dengan ucapan mama bastian, tak sengaja menggores tangannya sendiri yang sejak tadi sedang memotong sayuran.
"aahh..." Tara memekik kesakitan.
Bastian yang melihatnya refleks menarik tangan tara, untuk memeriksanya, mencuci sedikit jari tara yang terluka. Bastian juga langsung mengambil kotak p3K.
Tara tak yakin dengan sikap ini, tadi keduanya hanya pura-pura, kenapa bastian seperhatian dan semanis itu, khawatirkah dia?
"Tahan dikit."
sebenarnya tara paling takut darah, tapi detik ini, tara malah terfokus melihat bastian. Tara menunduk, kepalanya kumat kalau lihat darah, sedikit kliyengan. Donor darah aja, gak berani liat darahnya diambil.
"Saya mau duduk dulu." kata tara menunduk, perutnya juga terasa geli, mual, seperti ada yang menggelitiki, tapi rasanya tak nyaman.
Bastian langsung menarik kursi, tara pun duduk dan tertunduk disana.
"Tara kenapa?" sabrina yang baru bangun langsung ke dapur untuk mengambil air minum awalnya, tapi malah melihat sahabatnya seperti itu. Tara menunjukan tangannya yang terluka. Sabrina mengangguk.
"Tara takut darah, om. Kepalanya suka kliyengan, badannya suka lemes tiba-tiba, untung gak pingsan." kata sabrina menjelaskan.
Mama bastian yang merasa bersalah, mungkin karena dia, jadi membuatkan teh hangat. Dia memberikannya pada bastian.
"diminumin dulu bas," Kata sang mama menyuruh bastian.
"Ta, minum dulu."
Ini kali pertama, menatap dekat mata seorang pria dewasa, yang sebenarnya adalah kriteria yang tara suka, dengan umur matang pasti pemikiran matang, juga didepannya, laki-laki yang mapan, impiannya, menikah dengan laki-laki yang mapan untuk menjamin hidup keluarganya yang serba ke kurangan, pas-pasan. Matrekah Tara?
Bastian membantu Tara untuk meminum tehnya. Bastian tak henti menatapnya, memperhatikannya. Tau apa yang bastian pikirkan, mungkin ini rasa yang dimas rasakan, yang dimas miliki pada lala, gadis sma yang dia nikahi. Bastian benar-benar teronsesi menjadi dimas dan Tara, lalanya. Pemikiran Bastian masih belum berubah, lala. Andai bastian Dimas, lebih tua dari lala, lala pasti lebih mencintainya sejak dulu.
"Manis banget sih, na, mereka berdua. Nikahin ahh nanti setelah lulus." kata mama bastian mendekati sabrina. Sabrina melongo, nih dua orang disuruh cuma saling ngaku pacaran tapi kenapa malah kebablasan romantis dengan tantenya.
'Salah sendiri bikin mamanya baper, tanggung disuruh nikah kalian?'batin Bina.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 139 Episodes
Comments
Ms Dahlia
aq bingung, Dimas dan Lala itu siapa? ok lah Lala temen cewek yg Bastian suka saat SMA si Dimas sapose? 😂
2021-06-30
2
emak ririn
aku penasaran am lala..td ada tania ms llu bastian..nah lala siapa🙄
2021-05-19
0
Mueeza
Thor maaf tolong diperbaiki bahasa nya biar enak di bacanya Thor
semangat ya Thor ceritanya aku sukak ❤️
Jangan lupa melipir ke karyaku ya
Secret Marriage
2021-01-23
0