Bab 18 : Cemburu..

Tepat pukul 12.25 siang. Zanna, Bagas dan Fira tengah memakan makan siangnya di dalam tenda.

"Beb, udah.. jangan marah.., mukanya juga jangan di tekuk gitu.. nanti cantiknya ilang.." Ucap Bagas yang duduk di hadapan Zanna.

Ucapan Bagas itu langsung di balas dengan tatapan Zanna yang tajam.

Bagas tersentak ketika Zanna menatap nya dengan tajam.

"Hehe, maaf Beb aku bercanda.." Lanjut Bagas sambil mencolek dagu Zanna.

"Oh iya, Zan Hp kamu yang tadi di lempar sama Pak Daffin, nggak kenapa-kenapa, Kan?" Tanya Fira yang ingin tahu.

Zanna menghela nafasnya dengan kasar.

"Hmm, nggak kenapa-kenapa.. ,cuman anti gores nya aja yang retak." Jawab Zanna.

"Mana coba.. aku pengen liat, Beb." Ucap Bagas dengan antusias.

Zanna langsung mengambil ponsel nya di dalam saku celana nya.

"Nih, Beb." Zanna memberikan ponselnya ke hadapan Bagas.

"Hmm, harus cepet di ganti ini mah Beb.. anti gores nya.." Saran Bagas setelah melihat ponsel Zanna.

"Ehmm, sebenarnya aku nggak masalah sih kalau Hp aku.. mau rusak .. atau retak juga sekali pun. Tapi.. yang bikin aku marah tuh.. karena sikap Pak Daffin yang seenaknya main buka-buka Hp orang." Gerutu Zanna.

Fira menghela nafasnya dengan kasar.

"Hmm, aku masih nggak nyangka kalau pak Daffin sampai berani buka-buka Hp orang, ternyata dia bisa kepo juga ya." Sambung Fira.

Bagas menggelengkan kepalanya, ketika mendengar ucapan Zanna dan Fira.

"Hmm, kalian jangan kaya gitu.. siapa tau kan ada yang nelpon, kamu Beb.. sewaktu kamu ke Pantry., terus mungkin... karena Pak Daffin ada di situ, jadi dia pengen ngangkat telepon di hp kamu.. pas dia mau angkat telepon nya., eh... keburu kamu dateng, terus karena kaget ngeliat kamu dateng, makannya Pak Daffin refleks nge lempar Hp kamu, Beb." Balas Bagas,

"Ah, masa iya.. sih.. gitu.., tapi feeling aku.. dia itu 'kepo' pengen liat pesan yang masuk ke Hp aku deh, soalnya aku liat... jam segitu kamu ngirim aku pesan kan, Beb." Lanjut Zanna.

"Ish, kamu...jangan gampang nilai orang kaya gitu, Beb. Nggak baik..." Balas Bagas.

Ucapan Bagas itu membuat Zanna sedikit kesal.

"Ish, kenapa sih.. kak Bagas nggak percaya sama omongan aku, dia nggak tau sih.. kalau feeling wanita itu selalu benar.." Batin Zanna sambil mengerucutkan bibirnya.

****

Di dalam ruangan, Daffin tengah menyandarkan punggung nya ke kursi. Sambil menarik nafasnya dalam-dalam dan membuangnya dengan kasar.

"Aish, siapa sih pacarnya Zanna?, apa pacarnya.. karyawan Wijaya Kontruksi juga?"

"Hmm.. tapi siapa ya...?" Batin Daffin bertanya-tanya.

"Krrruk"

Tiba-tiba Suara perut Daffin berbunyi.

"Duh.. gara-gara mikirin siapa pacar nya Zanna.. jadi lupa makan siang..." Gumam Daffin.

Dengan segera Daffin ,berjalan menuju pintu.

"Iya... Beb, yaudah.. cepetan kamu masuk ke dalem, gih."

Daffin mengerutkan dahinya ketika mendengar ucapan seseorang dari balik pintu.

"Ahh, itu...bukannya suara Bagas.. ngapain dia ada di depan ruangan aku..." Batin Daffin.

Daffin pun dengan segera, menggapai ganggang pintu.

"Iya udah aku masuk ke dalem ya, Beb."

"Ah, Zanna?! Batin Daffin terkejut ketika mendengar suara Zanna.

"Kok.. Bagas sama Zanna saling bilang, Beb? apa jangan-jangan mereka..."

Karena penasaran dengan hal itu, Daffin segera membuka pintu.

"Ngeng!"

Daffin sangat terkejut bukan main, ketika melihat Bagas tengah mencium kening Zanna.

"Hei, kalian.. ngapain..?!!" Pekik Daffin yang membuat Zanna dan Bagas terkejut.

"Ki..kita.. nggak ngapa-ngapain, kok, Pak. Tadi.. saya mau ngusir semut di rambut Zanna." Balas Bagas.

Ucapan Bagas itu langsung dibalas Daffin dengan tatapan yang sangat tajam. Hal itu membuat Bagas sangat takut.

"Hmm, Pak Daffin, Zanna.. saya pamit ya.. mau ke ruangan tim.." Ucap Bagas yang segera meninggalkan Zanna dan Daffin.

Zanna menatap punggung Bagas yang berjalan menjauh. Sedangkan Daffin memandangi wajah Zanna.

"Oh jadi.. Zanna.. pacaran sama Bagas.." Batin Daffin sambil menatap Zanna dengan serius.

Tak lama kemudian, Zanna mengalihkan pandangannya dan memicingkan matanya ke arah Daffin.

"Ish.. dasar, ganggu aja...aku lagi mesra mesraan sama kak Bagas." Batin Zanna kesal.

Tak lama kemudian, Zanna masuk kedalam ruangan dan melewati Daffin yang sedang berdiri di dekat pintu.

Daffin melirik Zanna yang sudah masuk kedalam ruangan.

"Hmm, liat aja nanti... pasti hubungan kamu sama Bagas nggak akan berjalan dengan lama.." Batin Daffin yang menatap tajam ke arah Zanna dan sambil tersenyum tipis.

...****************...

Beberapa Hari Kemudian..

Di dalam ruangan, Zanna tengah fokus mengerjakan beberapa berkas proyek.

"Drrrt... drrrt..... drrrt...."

Ponsel Zanna bergetar. Membuat Zanna yang sedang mengerjakan berkas, konsentrasi nya menjadi buyar.

"Duh.. siapa lagi yang nelpon..." Gumam Zanna. Dengan segera, Zanna mengambil ponselnya yang berada di atas meja.

Zanna sangat terkejut, ketika ia lihat di layar ponselnya 'Si menyebalkan memanggil' .

"Ah, Pak Daffin.. pasti dia nelpon.. mau nyuruh yang aneh-aneh deh..." Batin Zanna.

Tak lama kemudian, Zanna segera mengangkat panggilan dari Daffin tersebut.

"Hallo." Sapa Zanna.

"Hei, Kamu kemana aja? ... lama banget ngangkat telepon nya." Protes Daffin dalam sambungan telepon.

Zanna menghela nafasnya dengan kasar.

"Hmm, i..iya.. maaf, Pak. Tadi saya lagi fokus ngerjain berkas, jadi saya.. nggak sadar kalau bapak dari tadi nelpon saya." Balas Zanna

"Ya.. udah nggak apa-apa. Kalau bisa sekarang kamu kesini.. ke lokasi proyek.."

"Tapi.. Pak, saya... la..." Ucapan Zanna itu langsung di sanggah oleh Daffin.

"Udah cepet.. kesini.. jangan pake lama."

"I..iiya, Pak.. saya segera kesana." Ucap Zanna yang langsung menutup telepon dari Daffin.

"Ish.. apaan lagi sih.. mana ini berkas proyek belum beres lagi." Gerutu Zanna kesal.

Setibanya di lokasi proyek, Zanna sangat terkejut atas keberadaan Bagas di sana.

"Ah, Kak Bagas..." Gumam Zanna.

Dengan segera Zanna menghampiri Bagas.

"Beb, lagi apa.. di sini.." Bisik Zanna.

"Hei, Beb.. ini kakak lagi.. ngecek bahan bahan bangunan ..." Jelas Bagas.

"Oh gitu..." Balas Zanna sambil mengangguk kan kepalanya.

"Kamu sendiri ngapain kesini? di sini panas loh.. " Lanjut Bagas.

"Hmm, nggak tau tuh.. Pak Daffin nyuruh aku buat kesini." Balas Zanna.

Tanpa Zanna sadari. Dari kejauhan, Daffin tengah memperhatikan nya dengan Bagas. Daffin memicingkan matanya ke arah Bagas dan Zanna.

"Oh ya udah samperin gih, Pak Daffin nya.." Saran Bagas.

"Hmm, ya udah deh, Beb. Aku ke Pak Daffin dulu ya.." Ucap Zanna.

"Iya.. sana.. gih.." Balas Bagas sambil mengelus lembut rambut Zanna.

Daffin yang menatap Zanna dan Bagas dari jauh, semakin tersentak ketika melihat Bagas tengah mengelus lembut rambut Zanna.

"Ish.. apa apaan itu." Batin Daffin kesal.

"Hei, kok diem.. cepet samperin, Pak Daffin nya." Perintah Bagas.

Zanna menghela nafas dengan kasar.

"Hmm, iya.. deh, Beb. Aku .. per.."

"Zanna... ngapain kamu di situ!!!" Teriak Daffin, yang membuat Zanna tersentak.

Zanna menghela nafas nya dengan kasar.

"Iya.. Pak.." Balas Zanna dengan berteriak.

Zanna melirik ke arah Bagas. "Beb.. aku.."

"Zanna.. cepet ke sini!!"

Teriak Daffin lagi, yang membuat ucapan Zanna kepada Bagas terpotong.

Dengan segera, Zanna meninggalkan Bagas dan berjalan menghampiri Daffin.

Setibanya di hadapan Daffin. Zanna menatap tajam wajah Daffin, begitu pula dengan Daffin yang menatap tajam wajah Zanna.

"Ba..pak, ada apa nyuruh saya kesini..?" Tanya Zanna sambil mengerutkan dahinya.

"Tolong, pegangin saya payung, sama kipas angin kecil itu.." Perintah Daffin dengan enteng.

Zanna membelalakkan matanya ketika mendengar perintah Daffin.

"Apa?! dia nyuruh aku kesini.. cuman buat pegangin payung sama kipas?!." Batin Zanna kesal.

Zanna menghela nafas nya dengan kasar.

"Bapak.. kan pake helm proyek.. terus kenapa harus pake payung lagi?" Tanya Zanna yang mencoba menahan emosi nya.

"Ya terserah saya... mau gimana juga, kenapa kamu nggak mau?" Balas Daffin. Dengan nada bicara yang tinggi.

Zanna menarik nafasnya dalam-dalam dan membuangnya dengan kasar.

"Hmm.. iya udah saya mau, Pak." Ucap Zanna dengan pasrah.

Dengan segera, Zanna mengambil payung dan kipas kecil dan menghadapkannya ke arah Daffin.

Di sisi lain, Bagas menatap Zanna dan Daffin dari kejauhan.

"Pak Daffin, ngapain nyuruh Zanna kaya gitu.." Batin Bagas yang merasa heran.

Daffin sadar jika dari kejauhan, Bagas tengah memperhatikan dirinya dengan Zanna.

Tiba-tiba, dibenak Daffin terlintas ide gila, yang akan membuat Bagas cemburu.

"Zanna.. tolong bukain kancing kemeja saya dong.." Perintah Daffin dengan nada bicara yang santai.

Perintah Daffin itu, membuat Zanna tersentak.

"Apa? Bapak nyuruh saya apa?" Pekik Zanna.

"Hmm, bukakan kancing kemeja saya, Zanna. Tapi jangan semua nya juga.. saya nggak tahan.. gerah banget ini.." Balas Daffin yang membuat Zanna terdiam.

"Hei, Zanna.. cepet.." Pekik Daffin lagi.

"I..iiya, Pak." Balas Zanna pasrah.

Zanna menghela nafasnya dengan kasar.

"Kenapa sih.. aku nggak bisa bantah perintah aneh, Pak Daffin." Gumam Zanna. Sambil mengerucutkan bibirnya.

Dengan segera, Zanna pun membuka kancing kemeja Daffin. Satu kancing kemeja dan dua kancing kemeja sudah Zanna buka. Dan yang terakhir, tiga kancing kemeja sudah berhasil Zanna bukakan.

Ketika kancing kemeja Daffin yang ke tiga sudah terbuka. Membuat dada Daffin yang bidang terlihat jelas oleh kedua mata Zanna.

"Ya ampun... dadanya..." Batin Zanna yang terpukau, dan membuat Zanna berulangkali menelan ludahnya.

Dari kejauhan, Bagas membelalakkan matanya ketika melihat hal yang di lakukan Zanna kepada Daffin.

"Ah, itu Zanna ngapain?!"

.

.

.

.

🌸🌸🌸🌸🌸🌸 Bersambung 🌸🌸🌸🌸🌸

Terpopuler

Comments

Anonymous

Anonymous

🤣

2023-06-19

0

Chichi Chichi

Chichi Chichi

bikin ngrke az thor.... 😁😁😁😁

2021-10-07

0

Flow

Flow

si Daffin ada2 aja si thor 🙈

2021-07-31

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1: Awal Mula
2 Bab 2 : Mendapat Hukuman
3 Bab 3 : Memberi Pelajaran...
4 Bab 4 : Penghuni unit 305
5 Visual (Tokoh Utama)
6 Bab 5 : Jadi Asistennya pak Daffin?
7 Bab 6 : Kegerahan...
8 Bab 7 : Pergi ke Supermarket
9 Bab 8 : Nonton Film..
10 Bab 9 : Siapa wanita ini?
11 Bab 10 : Kunjungan Fira ke Unit Apartemen..
12 Bab 11 : Takut Kegelapan..
13 Bab 12 : Berbohong Demi Kebaikan.
14 Bab 13 : Pura-pura berpacaran..
15 Bab 14 : Pacar Pak Daffin...
16 Bab 15 : Bukan Pacarnya Pak Daffin..
17 Bab 16 : Tidak Menepati Janji..
18 Bab 17 : Ingin Tahu...
19 Bab 18 : Cemburu..
20 Bab 19 : Cemburu Part 2...
21 Bab 20 : Makan malam..
22 Bab 21 : Pulangnya Bagas ke kota X..
23 Bab 22 : Bad mood
24 Bab 23 : Putus..
25 Bab 24 : Pergi Jalan-jalan..
26 Bab 25 : Jalan-jalan Part 2
27 Bab 26 : Terbongkar sudah..
28 Bab 27 : Siapa pelakunya?!
29 Bab 28 : Gimana ini...
30 Bab 29 : Berdebar kencang..
31 Bab 30 : Sahabat lama..
32 Bab 31 : Cerita..
33 Bab 32 : Nonton Drama...
34 Bab 33 : I love you..
35 Bab 34 : Belum terbiasa..
36 Bab 35 : Kepergok lagi ?!
37 Bab 36 : Kencan...
38 Bab 37 : Kencan part 2.
39 Bab 38 : Bermesraan..
40 Bab 39 : Pacar Pak Daffin (Sungguhan)
41 Bab 40 : Pembelaan Sahabat..
42 Bab 41 : Pengakuan..
43 Bab 42 : Tak mau kalah.
44 Bab 43 : Ciri khas..
45 Bab 44 : Tidak berkata jujur...
46 Bab 45 : Siapa dia?
47 Bab 46 : Tak percaya..
48 Bab 47 : Pria misterius..
49 Bab 48 : Sakit...
50 Bab 49 : Tak menyangka...
51 Bab 50 : Ah, apa?!
52 Bab 51 : Kamu dimana...
53 Visual pemeran pendukung
54 Bab 52 : Mengundurkan diri...
55 Bab 53 : Maafkan aku ...
56 Bab 54 : Pulang bersama...
57 Bab 55 : Hari jadi.
58 Bab 56 : Berharap...
59 Bab 57 : Jangan-jangan...
60 Bab 58 : Sesuatu hal...
61 Bab 59 : Terharu....
62 Bab 60 : Bisa melewati nya...
63 Bab 61 : Sudah menjadi Pasangan suami istri
64 Bab 62 : Rindu..
65 Bab 63 : Bahagia..
66 Untuk Pembaca
Episodes

Updated 66 Episodes

1
Bab 1: Awal Mula
2
Bab 2 : Mendapat Hukuman
3
Bab 3 : Memberi Pelajaran...
4
Bab 4 : Penghuni unit 305
5
Visual (Tokoh Utama)
6
Bab 5 : Jadi Asistennya pak Daffin?
7
Bab 6 : Kegerahan...
8
Bab 7 : Pergi ke Supermarket
9
Bab 8 : Nonton Film..
10
Bab 9 : Siapa wanita ini?
11
Bab 10 : Kunjungan Fira ke Unit Apartemen..
12
Bab 11 : Takut Kegelapan..
13
Bab 12 : Berbohong Demi Kebaikan.
14
Bab 13 : Pura-pura berpacaran..
15
Bab 14 : Pacar Pak Daffin...
16
Bab 15 : Bukan Pacarnya Pak Daffin..
17
Bab 16 : Tidak Menepati Janji..
18
Bab 17 : Ingin Tahu...
19
Bab 18 : Cemburu..
20
Bab 19 : Cemburu Part 2...
21
Bab 20 : Makan malam..
22
Bab 21 : Pulangnya Bagas ke kota X..
23
Bab 22 : Bad mood
24
Bab 23 : Putus..
25
Bab 24 : Pergi Jalan-jalan..
26
Bab 25 : Jalan-jalan Part 2
27
Bab 26 : Terbongkar sudah..
28
Bab 27 : Siapa pelakunya?!
29
Bab 28 : Gimana ini...
30
Bab 29 : Berdebar kencang..
31
Bab 30 : Sahabat lama..
32
Bab 31 : Cerita..
33
Bab 32 : Nonton Drama...
34
Bab 33 : I love you..
35
Bab 34 : Belum terbiasa..
36
Bab 35 : Kepergok lagi ?!
37
Bab 36 : Kencan...
38
Bab 37 : Kencan part 2.
39
Bab 38 : Bermesraan..
40
Bab 39 : Pacar Pak Daffin (Sungguhan)
41
Bab 40 : Pembelaan Sahabat..
42
Bab 41 : Pengakuan..
43
Bab 42 : Tak mau kalah.
44
Bab 43 : Ciri khas..
45
Bab 44 : Tidak berkata jujur...
46
Bab 45 : Siapa dia?
47
Bab 46 : Tak percaya..
48
Bab 47 : Pria misterius..
49
Bab 48 : Sakit...
50
Bab 49 : Tak menyangka...
51
Bab 50 : Ah, apa?!
52
Bab 51 : Kamu dimana...
53
Visual pemeran pendukung
54
Bab 52 : Mengundurkan diri...
55
Bab 53 : Maafkan aku ...
56
Bab 54 : Pulang bersama...
57
Bab 55 : Hari jadi.
58
Bab 56 : Berharap...
59
Bab 57 : Jangan-jangan...
60
Bab 58 : Sesuatu hal...
61
Bab 59 : Terharu....
62
Bab 60 : Bisa melewati nya...
63
Bab 61 : Sudah menjadi Pasangan suami istri
64
Bab 62 : Rindu..
65
Bab 63 : Bahagia..
66
Untuk Pembaca

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!