Bab 13 : Pura-pura berpacaran..

"Iyaa. Maaf ya Fin, Bunda udah ngasih tau Arika, kalau kamu tinggal di Panorama Apartemen. Soalnya Bunda nggak tega sama Arika, dia nanyain tempat Apartemen kamu terus ke Bunda." Ucap sang Bunda melalui sambungan telepon.

"Hmm, ya udah nggak apa-apa deh, Bun."

"Oh iya, maaf juga ya Bun. Daffin belum sempat untuk ke rumah. Akhir-akhir ini, Daffin lagi banyak kerjaan."

"Iya, nggak apa-apa sayang. Tapi hari ini kamu mau ke rumah kan?"

"Hmm, mau kayanya Bun. Nanti sore."

"Oh iya Fin, tadi Arika bilang. Katanya, kamu udah punya pacar. Bener itu Fin?"

"Ah, i..iya. Bun.."

"Kok, kamu nggak cerita-cerita sih kalau udah punya pacar. Ya, udah. Nanti kamu ajak kesini ya. Bunda ingin kenal sama pacar kamu."

"I..iya Bun, nanti aku bawa pacar aku kerumah."

"Oke, Bunda tunggu ya sayang. Bye."

"Iya, Bun. Bye."

Dengan segera, Daffin menutup sambungan telepon dari sang Bunda.

Daffin menarik nafasnya dalam-dalam dan membuangnya dengan kasar.

"Aish, Arika. Ngapain sih dia bilang ke Bunda." Batin Daffin kesal.

****

Di dalam unit Apartemen nya Zanna sedang membaringkan badannya di atas sofa. Dia mencoba memejamkan matanya, menarik nafasnya dalam-dalam dan membuangnya dengan kasar.

Beberapa menit berlalu, Zanna ingin berusaha untuk tidur, tapi rasanya sangat sulit. Pikiran nya terganggu dengan kejadian di unit Apartemen Daffin.

"Aish, nyebelin banget sih Pak Daffin. Mana tadi mau nyium aku di depan cewek itu." batin Zanna kesal.

"Arggghhhh, dasar mesum." teriak Zanna dengan sangat kencang.

"Siapa yang mesum?" tanya Daffin yang berjalan masuk menghampiri Zanna yang sedang tertidur di atas sofa.

Zanna membelalakkan matanya ketika melihat Daffin tengah berada di dalam unit Apartemen nya.

"Ba..pak. Kok, bisa masuk ke sini?" tanya Zanna yang terkejut.

"Hmm, pintu unit apartemen kamu, terbuka." Jawab Daffin yang menatap ke arah Zanna.

"Ah, masa sih? Perasaan udah aku tutup rapat-rapat deh." batin Zanna yang sedikit tak percaya.

Daffin duduk di atas sofa seberang Zanna berada. Kemudian, ia menatap ke arah Zanna dengan tatapan yang sangat serius.

"Ish, Pak Daffin. Kenapa natap aku, kaya gitu?" batin Zanna, ketika dia sadar jika Daffin sedang menatapnya.

"Sebenernya, pak Daffin mau apa sih. Kesini?" batin Zanna bertanya-tanya.

Tak lama kemudian. Daffin membuka mulutnya, lalu bertanya sesuatu.

"Hmm, kamu sore ini. Nggak ada acara kan?" tanya Daffin.

"Iya, nggak ada, Pak." jawab Zanna.

"Oke bagus. Kamu bisa ikut saya." balas Daffin yang terlihat senang.

Zanna mengerutkan dahinya ketika mendengar ucapan Daffin.

"Ikut Bapak? emang mau kemana, pak?" tanya Zanna penasaran.

"Udah, ikut aja." ucap Daffin sambil beranjak pergi dari sofa.

"Oh iya. Jam 4 sore, kamu harus udah siap." perintah Daffin tegas.

Tak lama kemudian, Daffin beranjak pergi meninggalkan unit Apartemen Zanna.

Zanna menatap kepergian Daffin, dengan tatapan yang sangat kesal.

"Ish, dia tuh kenapa sih suka ngelakuin apapun sesuai kehendak nya." gerutu Zanna sambil mengerucutkan bibirnya.

****

Di sepanjang perjalanan. Zanna sesekali melirik Daffin yang tengah fokus menjalankan mobilnya. Benak Zanna masih bertanya-tanya.

"Sebenernya, Pak Daffin mau bawa aku kemana sih? gumam Zanna.

Zanna membelalakkan matanya, ketika Daffin memberhentikan mobilnya di sebuah rumah mewah, dengan halaman parkir yang luas. Serta taman cantik di setiap sisi rumah tersebut.

"Ini, rumah siapa. Pak?" ucap Zanna penasaran.

"Hmm, ini rumah kedua orang tua saya." Jawab Daffin.

"Ah, rumah ke dua orang tua, Pak Daffin?" batin Zanna terkejut.

"Terus kenapa bapak ajak saya kesini?" tanya Zanna lagi.

Daffin menarik nafasnya dalam-dalam dan membuangnya dengan lembut.

"Kamu harus pura-pura jadi pacar saya, di depan ke dua orang tua saya." jelas Daffin.

"Apa.?! sa.. aya . Jadi pacar pura-pura nya, pak Daffin? Di depan kedua orang tua bapak?" ulang Zanna, dengan nada yang sangat terkejut.

"Hmm, i..iya. Tenang kok, cuman di depan kedua orang tua saya aja. Kalau di kantor, kaya biasa aja, nggak usah pura-pura pacaran." Balas Daffin.

Zanna menarik nafasnya kemudian membuangnya dengan lembut.

"Ya, udah. Nnggak apa-apa kalau gitu, Pak. Saya nggak keberatan." lanjut Zanna.

"Oke, kalau gitu." ucap Daffin sambil tersenyum tipis.

Tak lama kemudian Daffin dan Zanna turun dari mobil. Kemudian, Daffin mengajak Zanna untuk masuk ke dalam rumah kedua orang tua Daffin.

Zanna membelalakkan matanya, ketika masuk kedalam Rumah kedua orang tuanya Daffin. Yang terlihat sangat mewah.

Daffin dan Zanna berjalan bergandengan tangan, menuju ruang keluarga. Di ruangan tersebut, tengah duduk seorang wanita paruh baya (Ibu kandung Daffin), yang sedang asyik menonton televisi. Namun, mata Zanna tersentak ketika melihat foto Denis San yang terpampang di dinding, ruangan keluarga Daffin.

"Ah, itu kan Aktor Denis San. Kok banyak fotonya disini?"

"Oh, mungkin. Ibunya Pak Daffin ngefans berat kali ya.." gumam Zanna lagi.

Daffin menghampiri ibu kandungnya tersebut. Di susul Zanna yang mengikuti Daffin dari belakang.

"Bunda..." sapa Daffin Sambil mencium punggung tangan kanan sang Bunda.

"Eh, Daffin." sahut sang Bunda sambil tersenyum menatap Daffin.

Kemudian, mata Bunda Daffin tersebut. Tertuju pada Zanna, yang tengah berdiri di belakang Daffin.

"Oh, ini pacar kamu Fin?" tanya sang Bunda.

"I iya, Bun.." Jawab Daffin singkat.

"Iya, nama saya Zanna tante.." Ucap Zanna yang memperkenalkan diri sambil mencium punggung tangan kanan Bunda Daffin, sambil tersenyum.

Bunda Daffin tersebut tersenyum balik kepada Zanna. Dia sangat terpesona dengan kecantikan Zanna.

"Oh iya, Zanna. Sini duduk." perintah Bunda Daffin yang mempersilahkan Zanna untuk duduk. Lalu, Zanna pun duduk di samping Bunda Daffin.

"Oh iya, Bun. Ayah kemana?" tanya Daffin.

"Hmm, ada tuh di halaman belakang, Fin. biasa, lagi ngurusin tanaman bonsainya." jawab sang Bunda sambil tersenyum.

"Oke, deh. Daffin ke Ayah dulu." ucap Daffin yang beranjak meninggalkan Zanna dan Bunda yang sedang duduk di ruang keluarga.

Zanna melihat Kepergian Daffin, dia pun segera ingin mengikuti Daffin. Namun, hal itu di cegah oleh Bunda Daffin.

"Mau kemana. Di sini aja sayang, kita ngobrol-ngobrol." ucap Bundanya Daffin.

Mau tak mau, Zanna pun tetap duduk bersama Bundanya Daffin.

"Duh, kok. Jadi gugup gini ya..." batin Zanna.

****

Di tempat lain, Daffin menghampiri sang Ayah yang sedang berada di halaman belakang rumahnya.

"Ayah.." sapa Daffin, kepada sang ayah yang sedang fokus merawat tanaman bonsai nya.

"Eh, Fin.." ucap singkat sang ayah sambil melirik ke arah Daffin.

Dengan segera, Daffin menghampiri sang ayah sambil mencium punggung tangan kanan sang Ayah.

"Keadaan ayah sekarang gimana?" tanya Daffin.

"Udah lumayan membaik Fin, semenjak Ayah mengkonsumsi obat herbal itu." jawabnya.

"Oh, syukur deh." bisik Daffin.

"Oh iya, Yah. Maaf ya, Daffin baru sempet dateng ke rumah lagi. Sekarang." ucap Daffin.

"Iya.. nggak apa-apa, Fin." balas Ayah Daffin.

"Oh, iya. Fin, gimana Wijaya Kontruksi? proyeknya berjalan lancar kan?" tanya Ayah Daffin.

"Hmm, iya lumayan lancar, Yah. Proyek pembangunan properti di Kota Y, juga udah hampir selesai, Yah." jawab Daffin, di ikuti sang Ayah yang menganggukkan kepalanya dengan pelan.

"Oh bagus.." bisik sang ayah.

"Oh iya, terus Proyek nya Pak Aji Priyanto jadi kamu tanganin langsung kan, Fin?"

"Soalnya, pak Ajinya. minta kamu yang terjun langsung tanganin proyek pembangunan Water park itu." lanjut sang Ayah.

Daffin menarik nafasnya dalam-dalam dan membuangnya dengan kasar.

"Hmm, iya. Daffin pikir-pikir dulu, Yah." jawab Daffin.

"Ngapain di pikir dulu sih Fin, Pak Aji itu teman baik Ayah loh, Fin."

"Ayah, harap. Kamu nggak ngecewain beliau." lanjut Ayah Daffin lagi.

Di tempat lain, Zanna tengah menyicipi sepotong Cheese cake bersama Bundanya Daffin di ruang keluarga.

"Wahh, ini buatan tante? Hmm, enak banget. Tan. " ucap Zanna yang tengah menikmati Cheese cake tersebut.

"Iya, itu buatan tante. Syukur deh kalau kamu suka." balasnya sambil tersenyum lebar.

"Oh iya, kamu sama Daffin udah pacaran berapa lama?" tanya Bunda Daffin yang ingin tahu.

Zanna merasa gugup, ketika mendengar pertanyaan, Bundanya Daffin kepada dirinya.

"Duh, aku harus jawab berapa lama ya." batin Zanna.

"Gimana, udah berapa lama?" tanya nya lagi.

"Hmm, udah hampir 5 bulan, tan." jawab Zanna asal sambil menghela nafasnya.

"Oh 5 bulan.." ulang Bunda Daffin.

Beberapa jam kemudian.

Daffin, Zanna dan beserta kedua orang tua Daffin. Tengah berkumpul, di meja makan. Sambil menyantap makan malam.

Selama beberapa menit, suara decitan antara sendok dan piring saling bersautan. Di meja makan, tidak ada yang mengatakan sepatah katapun.

Tak, lama kemudian, Ayah Daffin mulai membuka mulutnya.

"Oh iya, kalian berdua udah pacaran berapa lama?" tanya Ayah Daffin yang penasaran.

"Hmm, udah 8 bulan lebih, Yah." jawab Daffin sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal.

"Ah, 8 bulan? tadi kata Zanna, 5 Bulan. Mana yang bener nih." sambung Bunda Daffin.

Ucapan Bunda Daffin itu membuat Zanna dan Daffin, saling bertatapan.

"Ish, gimana sih. Nggak kompak gini. Jadi keliatan bohongnya kan." batin Daffin.

"Hmm, Ayah harap sih, kalian bisa sampai ke jenjang pernikahan, ya." sambung sang Ayah sambil tersenyum menatap Zanna.

"I..iya, Yah. Semoga." balas Daffin sambil tersenyum tipis menatap sang Ayah.

Ucapan Ayahnya Daffin itu, membuat Zanna terdiam. Dan merasa bersalah karena sudah menjadi pacar pura-pura nya Daffin.

"Duh, bisa kualat nih. Bohong di depan orang tua. Kalau doanya jadi bener? gimana coba." batin Zanna yang gelisah.

Setelah selesai menyantap makan malam. Zanna dan Daffin segera pergi meninggalkan rumah kedua orang tua Daffin. Dan segera menuju apartemen.

Terpopuler

Comments

Evi

Evi

lanjut kk

2021-07-24

0

V&V

V&V

pasti fira yg bercumbu sama Denis san.. hehe bener gak sih

2021-04-25

2

Gazelle

Gazelle

3 like
lanjutkan ka !🙏

2020-11-19

5

lihat semua
Episodes
1 Bab 1: Awal Mula
2 Bab 2 : Mendapat Hukuman
3 Bab 3 : Memberi Pelajaran...
4 Bab 4 : Penghuni unit 305
5 Visual (Tokoh Utama)
6 Bab 5 : Jadi Asistennya pak Daffin?
7 Bab 6 : Kegerahan...
8 Bab 7 : Pergi ke Supermarket
9 Bab 8 : Nonton Film..
10 Bab 9 : Siapa wanita ini?
11 Bab 10 : Kunjungan Fira ke Unit Apartemen..
12 Bab 11 : Takut Kegelapan..
13 Bab 12 : Berbohong Demi Kebaikan.
14 Bab 13 : Pura-pura berpacaran..
15 Bab 14 : Pacar Pak Daffin...
16 Bab 15 : Bukan Pacarnya Pak Daffin..
17 Bab 16 : Tidak Menepati Janji..
18 Bab 17 : Ingin Tahu...
19 Bab 18 : Cemburu..
20 Bab 19 : Cemburu Part 2...
21 Bab 20 : Makan malam..
22 Bab 21 : Pulangnya Bagas ke kota X..
23 Bab 22 : Bad mood
24 Bab 23 : Putus..
25 Bab 24 : Pergi Jalan-jalan..
26 Bab 25 : Jalan-jalan Part 2
27 Bab 26 : Terbongkar sudah..
28 Bab 27 : Siapa pelakunya?!
29 Bab 28 : Gimana ini...
30 Bab 29 : Berdebar kencang..
31 Bab 30 : Sahabat lama..
32 Bab 31 : Cerita..
33 Bab 32 : Nonton Drama...
34 Bab 33 : I love you..
35 Bab 34 : Belum terbiasa..
36 Bab 35 : Kepergok lagi ?!
37 Bab 36 : Kencan...
38 Bab 37 : Kencan part 2.
39 Bab 38 : Bermesraan..
40 Bab 39 : Pacar Pak Daffin (Sungguhan)
41 Bab 40 : Pembelaan Sahabat..
42 Bab 41 : Pengakuan..
43 Bab 42 : Tak mau kalah.
44 Bab 43 : Ciri khas..
45 Bab 44 : Tidak berkata jujur...
46 Bab 45 : Siapa dia?
47 Bab 46 : Tak percaya..
48 Bab 47 : Pria misterius..
49 Bab 48 : Sakit...
50 Bab 49 : Tak menyangka...
51 Bab 50 : Ah, apa?!
52 Bab 51 : Kamu dimana...
53 Visual pemeran pendukung
54 Bab 52 : Mengundurkan diri...
55 Bab 53 : Maafkan aku ...
56 Bab 54 : Pulang bersama...
57 Bab 55 : Hari jadi.
58 Bab 56 : Berharap...
59 Bab 57 : Jangan-jangan...
60 Bab 58 : Sesuatu hal...
61 Bab 59 : Terharu....
62 Bab 60 : Bisa melewati nya...
63 Bab 61 : Sudah menjadi Pasangan suami istri
64 Bab 62 : Rindu..
65 Bab 63 : Bahagia..
66 Untuk Pembaca
Episodes

Updated 66 Episodes

1
Bab 1: Awal Mula
2
Bab 2 : Mendapat Hukuman
3
Bab 3 : Memberi Pelajaran...
4
Bab 4 : Penghuni unit 305
5
Visual (Tokoh Utama)
6
Bab 5 : Jadi Asistennya pak Daffin?
7
Bab 6 : Kegerahan...
8
Bab 7 : Pergi ke Supermarket
9
Bab 8 : Nonton Film..
10
Bab 9 : Siapa wanita ini?
11
Bab 10 : Kunjungan Fira ke Unit Apartemen..
12
Bab 11 : Takut Kegelapan..
13
Bab 12 : Berbohong Demi Kebaikan.
14
Bab 13 : Pura-pura berpacaran..
15
Bab 14 : Pacar Pak Daffin...
16
Bab 15 : Bukan Pacarnya Pak Daffin..
17
Bab 16 : Tidak Menepati Janji..
18
Bab 17 : Ingin Tahu...
19
Bab 18 : Cemburu..
20
Bab 19 : Cemburu Part 2...
21
Bab 20 : Makan malam..
22
Bab 21 : Pulangnya Bagas ke kota X..
23
Bab 22 : Bad mood
24
Bab 23 : Putus..
25
Bab 24 : Pergi Jalan-jalan..
26
Bab 25 : Jalan-jalan Part 2
27
Bab 26 : Terbongkar sudah..
28
Bab 27 : Siapa pelakunya?!
29
Bab 28 : Gimana ini...
30
Bab 29 : Berdebar kencang..
31
Bab 30 : Sahabat lama..
32
Bab 31 : Cerita..
33
Bab 32 : Nonton Drama...
34
Bab 33 : I love you..
35
Bab 34 : Belum terbiasa..
36
Bab 35 : Kepergok lagi ?!
37
Bab 36 : Kencan...
38
Bab 37 : Kencan part 2.
39
Bab 38 : Bermesraan..
40
Bab 39 : Pacar Pak Daffin (Sungguhan)
41
Bab 40 : Pembelaan Sahabat..
42
Bab 41 : Pengakuan..
43
Bab 42 : Tak mau kalah.
44
Bab 43 : Ciri khas..
45
Bab 44 : Tidak berkata jujur...
46
Bab 45 : Siapa dia?
47
Bab 46 : Tak percaya..
48
Bab 47 : Pria misterius..
49
Bab 48 : Sakit...
50
Bab 49 : Tak menyangka...
51
Bab 50 : Ah, apa?!
52
Bab 51 : Kamu dimana...
53
Visual pemeran pendukung
54
Bab 52 : Mengundurkan diri...
55
Bab 53 : Maafkan aku ...
56
Bab 54 : Pulang bersama...
57
Bab 55 : Hari jadi.
58
Bab 56 : Berharap...
59
Bab 57 : Jangan-jangan...
60
Bab 58 : Sesuatu hal...
61
Bab 59 : Terharu....
62
Bab 60 : Bisa melewati nya...
63
Bab 61 : Sudah menjadi Pasangan suami istri
64
Bab 62 : Rindu..
65
Bab 63 : Bahagia..
66
Untuk Pembaca

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!