"Ah, akhirnya. Beres juga." batin Zanna bahagia.
Setelah memberikan semua berkas itu kepada Daffin. Zanna, segera merapikan meja kerja nya, dan segera pulang.
"Ting!"
Zanna keluar dari lift dan berjalan menuju pintu keluar lobby kantor.
"Hei Zanna!" teriak Seseorang memanggil nama Zanna.
Zanna menghentikan langkahnya dan membalikkan badannya, untuk melihat sumber suara itu.
"Ah, pak Bagas?"
Zanna tertegun ketika melihat Bagas datang menghampiri Zanna. Wajahnya yang tampan selalu membuat Zanna terpesona.
"Eh, Zan. Kamu tinggal dimana?" tanya Bagas sambil tersenyum.
"Hmm, di Panorama Apartemen, pak." jawab Zanna sambil tersenyum.
"Oh, deket dong ya dari sini." lanjut Bagas.
"I-iya, pak." balas Zanna.
"Eh, Zann. Sekarang kamu mau kemana?" tanya Bagas yang ingin tahu.
"Hmm, nggak kemana-mana pak. Kayanya mau langsung pulang." jawab Zanna santai.
"Oh, langsung pulang ya. Kira-kira, kalau saya ajak kamu ke Cafe dulu, Kamu mau nggak?" tanya Bagas lagi.
"Apa? pak Bagas, mau ngajak aku ke Cafe?" gumam Zanna dalam hati.
Tak pikir panjang, Zanna pun langsung berkata. "I-iya, boleh pak." balas Zanna sambil tersenyum.
***
King Cafe
"Kamu mau pesan apa, Zan?." tanya Bagas.
Zanna melihat daftar menu, sambil berfikir.
"Hmm.. aku pesan, taro milk tea, pak."
"Oke, taro milk tea nya satu. Sama macchiato nya satu." ucap Bagas kepada seorang pelayan.
Pelayan itu pun pergi dari meja Zanna dan Bagas.
Zanna terus tersenyum, dan sesekali menatap Bagas yang duduk di hadapannya.
"Duh.. kok, aku deg deg an, gini ya." gumam Zanna dalam hati.
"Eh, Zan. Saya masih nggak nyangka, kalau ternyata kita itu berasal dari universitas yang sama ya." ucap Bagas sambil tersenyum.
"Hmm, i-iya pak." balas Zanna.
"Oh iya. Ngomong-ngomong, kamu pernah liat saya di kampus?" tanya Bagas yang penasaran.
"Bukan pernah lagi, tapi sering pak. Bapaknya aja yang nggak nyadar, kalau saya sering merhatiin bapak." ucap Zanna sambil berbisik.
Bagas memperhatikan Zanna yang berbicara.
"Ka-kamu, ngomong apa barusan?." tanya Bagas yang mendengar ucapan Zanna yang sedikit samar-samar.
"Hmm, enggak kok, pak. Bukan apa-apa. Hehe." balas Zanna sambil tertawa kecil.
Bagas adalah senior Zanna di kampus. Bagas merupakan senior yang sangat tampan dan sangat di idolakan oleh setiap mahasiswi. Termasuk Zanna, yang sudah lama menyukai Bagas. Sejak pertama kali ia berkuliah, dan rasa suka itu masih ada hingga saat ini.
Beberapa menit kemudian, pesanan Zanna dan Bagas pun tiba. Zanna langsung meminum pesanannya, begitu pula dengan Bagas.
"Oh iya, Zan. Katanya, tadi kamu di marahin sama pak Daffin? gara-gara kamu kepergok ketiduran di jam kerja?" tanya Bagas yang mencoba memastikan.
"I-iya, pak. Maafin saya ya pak. Karena saya, mungkin nama divisi jeuangan jadi tercoreng." ucap Zanna yang memohon.
Bagas menatap ke arah Zanna sambil tersenyum dan menahan tawa.
"Haha, kamu itu lucu ya. Nggak usah khawatir, nama divisi keuangan, emang dari dulu juga udah tercoreng kok." balas Bagas.
"Hah, kok bisa pak?" tanya Zanna yang ingin tahu.
"Iya, itu semua karena salah satu pegawai dari divisi kita, ketahuan korupsi." jawab Bagas.
"Korupsi?" tanya Zanna lagi.
"I-iya.. makannya, pak Daffin itu, selalu sinis dengan divisi keuangan." jelas Bagas.
"Kalau ketahuan ketiduran di jam kerja, itu udah sering terjadi. Apa lagi, di waktu mendekati istirahat. Dulu juga pernah ada kok, yang ketahuan ketiduran di jam kerja."
"Oh.. terus, dia langsung di hukum, Pak?." Sambar Zanna yang penasaran.
"Iya lah, langsung di hukum. Yang ketahuan ngobrol di jam kerja juga langsung di hukum."
Zanna langsung merasa takut, ketika mendengar perkataan Bagas.
"Hah?! kok, kejam banget ya, pak Daffin?" pekik Zanna.
"Iya, gitu lah pak Daffin. Makannya, kamu harus hati-hati ya." lanjut Bagas.
"I-iya, pak." balas Zanna sambil tersenyum.
Zanna dan Bagas sudah menghabiskan minuman mereka. Mereka pun, segera pulang ke tempat tinggalnya masing-masing
"Oh iya, pak. Makasih banyak ya, untuk hari ini. Makasih juga udah traktir saya." ucap Zanna sambil tersenyum.
"Iya, sama-sama, Zan." balas Bagas.
"Oh iya Zann. Jangan panggil saya bapak dong. Saya kan masih 28 tahun. Masih muda, panggil aja, Kak Bagas." lanjut Bagas sambil tersenyum tipis.
"Ah.. tapi, kalau di kantor?" tanya Zanna sambil mengangkat kedua alisnya.
"Nggak apa-apa. Semua pegawai di bagian divisi keuangan. Manggil saya kakak, kok." lanjut Bagas.
"Oh, gitu. Ya udah deh, Kak Bagas."
"Nah, gitu." Ucap Bagas sambil mengelus kepala Zanna.
***
Panorama Apartemen
Zanna membaringkan badannya di atas Sofa empuk di dalam unit Apartemen milik tantenya.
Selama membaringkan badannya, Zanna terus saja teringat tentang Bagas.
"Aaah.. nggak nyangka banget, bisa sedekat itu sama kak Bagas." batin Zanna bahagia.
Zanna mengingat ketika Bagas mengelus kepalanya.
"Ahhh, kak Bagas." teriak Zanna.
Saking senangnya, Zanna menghentak-hentakkan kakinya di atas sofa.
"Makin lama, makin ganteng aja kak Bagas, ahh." pekik Zanna sambil senyam-senyum sendiri.
Wajah tampan Bagas masih saja membayangi kepala Zanna.
"Drrret'
"Drrret'
Seketika lamunan Zanna telah buyar, ketika ia mendengar ponselnya bergetar, tanda ada panggilan masuk.
'Tante Olla'
Zanna melihat di layar ponselnya, jika yang menghubunginya adalah sang tante. Tante Olla.
"Hallo Tan."
"Hallo, Zanna. Gimana Apartemen nya nyaman, kan?"
"Hmm, iya sih nyaman. Tapi, tetangga nya tuh yang bikin nggak nyaman." gerutu Zanna dalam hati.
"Hei Zan, kok diem? gimana nyaman kan? "
"I-iya nyaman kok, Tan."
"Oh iya. Ngomong-ngomong, kamu udah ketemu belum sama tetangga sebelah? "
"Maksudnya, si tetangga nyebelin itu, gitu?" gumam Zanna dalam hati.
"Zann, gimana udah belum?"
"Belum. Emang kenapa, tan?"
"Duh, kenapa belum. Asal kamu tau ya Zan, tetangga sebelah itu ganteng banget loh. Udah ganteng, mapan, sama satu lagi, dia itu masih single loh Zan, belum menikah."
"Ah, bodoh amat." gerutu Zanna dalam hati.
"Zan, kamu denger kan. Kata-kata tante?"
"Iya, tante ku sayang."
"Ya udah kalau gitu. Nanti, kalau kamu ketemu sama tetangga sebelah itu. Tolong, sampaikan salam tante, ya."
"Ah, males banget deh." bisik Zanna yang terdengar oleh sang Tante.
"Zanna!!"
"I-iya, tante ku sayang."
"Ya udah, tante tutup dulu ya telepon nya, dadah Zanna sayang."
Setelah perbincangan dengan tantenya, selesai. Zanna segera mematikan panggilan dari tante nya tersebut.
"Jedarrrrrr!"
Suara petir terdengar sangat keras di kedua telinga Zanna, hal itu sedikit membuat nya terkejut.
"Hmm, kayanya mau hujan nih." gumam Zanna yang masih memegang ponsel nya.
Tiba-tiba Zanna teringat satu hal.
"Oh iya, jemuran ku!" pekik Zanna yang mengingat, jemuran pakaian nya belum di angkat.
Zanna bergegas menuju balkon dan segera mengangkat pakaiannya, di jemuran.
Satu persatu, Zanna mengambil pakaiannya. Kemudian, mengumpulkan nya di keranjang.
Ketika tengah fokus mengambil pakaiannya, di jemuran. Zanna mendengar suara yang sangat mengganggu.
"Ah... ah..."
"Ah.. ah..."
Suara desahan itu, terdengar jelas di telinga Zanna, dan membuat Zanna tersentak.
Zanna menghentikan aktivitas nya, dia berjalan menghampiri sumber suara itu berasal.
"Babe... ah... ah..."
Suara itu semakin keras terdengar di telinga Zanna.
Zanna sangat terkejut, ketika mengetahui sumber suara itu berasal dari balkon tetangga sebelah nya.
Zanna mendekati balkon tetangga sebelah nya itu, kemudian Zanna mengintip dari balik tembok.
Zanna terkejut bukan main, ketika melihat tetangga nya itu sedang bercumbu dengan seorang wanita.
"Ish, parah. Ternyata, tetangga ku itu, mesum!" pekik Zanna yang tercengang.
Zanna menggeleng-gelengkan kepalanya dengan pelan. Zanna benar-benar tidak menyangka dengan apa yang dia lihat. Tetangganya itu melakukan hal tak senonoh, di tempat terbuka.
"Hah, ternyata ini tetangga yang di kagumi tante Olla barusan?" tanya Zanna dalam hati.
"Dasar mesum!." bisik Zanna dengan kesal.
Tiba-tiba, benak Zanna terbesit untuk melakukan suatu hal.
Beberapa menit kemudian..
Zanna menghampiri Kantor keamanan Panorama Apartemen yang berada di samping loby.
"Permisi pak, saya dari unit 304." sahut Zanna, kepada sekumpulan petugas keamanan.
"Saya mau lapor." lanjut Zanna
"Silahkan, mau lapor apa mbak?" tanya salah satu petugas keamanan.
Zanna segera menunjukkan sebuah foto dan sepenggal video di ponselnya.
"Nih pak. Saya nggak sengaja liat tetangga sebelah saya, dari unit 305. Melakukan hal tidak senonoh di Balkon unit Apartemen nya." jelas Zanna.
Tak lama kemudian, petugas keamanan tersebut melihat foto dan sepenggal video yang Zanna tunjukkan.
Para petugas keamanan sangat terkejut dan mengerutkan dahinya.
"Mbak, apa mbak nggak salah lihat?" tanya salah satu petugas yang meragukan Zanna.
"Ya, ampun pak. Itu kan udah ada buktinya." jawab Zanna tegas.
Para petugas keamanan itu terdiam, mereka seperti tidak menyangka dengan apa yang mereka lihat.
"Oh iya pak. Selain itu, dia juga udah mengganggu saya, dia menyalakan musik diskotik kenceng banget pak. Dan bikin saya selama dua hari kemarin, susah tidur." lanjut Zannam
"Kalau bisa, bapak ngasih peringatan lah ke penghuni 305. Biar dia jera." ucap Zanna yang memohon.
"I-iya, baik mbak. Akan kami tindak lanjuti." balas salah satu petugas keamanan itu.
Zanna merasa senang, karena sudah melaporkan hal itu kepada petugas keamanan apartemen.
Setelah itu, Zanna pun segera meninggalkan Kantor Keamanan panorama apartemen, dan segera menuju unit apartemennya.
"Haha. Akhirnya, bisa ngasih pelajaran juga ke tetangga sebelah itu." gumam Zanna dalam hati yang bahagia.
Zanna berjalan menuju lift kemudian langsung menekan tombol ke lantai atas.
"Ting!"
Zanna segera masuk kedalam lift, dan menekan tombol lantai 6.
Didalam lift, sudah nampak 2 orang ibu-ibu sedang mengobrol.
"Bener deh jeng, saya nggak nyangka banget, ada cewek sama cowok ciuman di lift ini."
"Masa sih jeng? Kalau saya yang liat barusan, bakal saya langsung pukul tuh orang. Masa lakuin hal itu di tempat umum sih."
"Iya bener, nggak tau etika banget. mana tadi yang liat itu anak saya lagi jeng."
"Iya udah, nanti laporin aja ke petugas keamanan."
"Iya iya.. nanti kita laporin sama-sama ya jeng."
"Iya, siap jeng."
Ucapan para ibu-ibu itu sedikit membuat Zanna terkejut.
"Hah, ciuman di lift? jangan-jangan, tetangga di sebelah aku itu, lagi?" batin Zanna yang sedikit tersentak.
.
.
🌸🌸🌸🌸🌸 Bersambung 🌸🌸🌸🌸🌸
Terimakasih sudah membaca Novel ini 🥰, mohon dukungannya untuk Author ya dengan Like+vote+Rate. karena dengan dukungan kalian sangat berarti untuk author 🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Sri Wulandari
ini daffin bikin ilfil
2021-07-19
1
Bembi Arkana
saking bucinyq mugkin ya tak kenal tempat... 😁😁😁
2021-07-13
1
Taz
Siapa Ya???
2021-06-19
0