"Zan yang tadi siapa? kok aku kaya kenal sama suaranya." tanya Fira yang penasaran, setelah mendengar seseorang memanggil manggil nama Zanna.
"Ah, bukan siapa-siapa.." Jawab Zanna yang mengelak.
Zanna menarik nafasnya dalam-dalam dan membuangnya dengan kasar.
"Fir.. aku keluar bentar ya. Kamu bisa nyantai- nyantai dulu aja di sini." ucap Zanna yang bergegas pergi meninggalkan Fira di unit Apartemen nya.
Sebenernya Zanna tidak enak dan sedikit tidak tega jika harus meninggalkan Fira sendirian di unit Apartemennya. Namun, bagaimana lagi dia harus mengerjakan beberapa pekerjaan di unit Apartemen Daffin.
Fira memandang Zanna yang pergi meninggalkannya sendirian di unit Apartemen Zanna.
"Eh, mau kemana dia.." batin Fira yang merasa heran.
*Unit 305 (Unit Apartemen Daffin)*
"Maaf, pak. Tadi di unit apartemen saya ada teman saya." Jelas Zanna yang baru masuk kedalam unit Apartemen Daffin.
"Hmm, ya." jawab Daffin singkat.
Tiba-tiba Daffin teringat akan satu hal.
"Ngomong-ngomong. Teman kamu itu bukan salah satu karyawan dari Wijaya Kontruksi, kan?" tanya Daffin menyelidik.
Zanna menarik nafasnya dan membuangnya dengan kasar.
"Bu..bukan, kok Pak. Bukan." jawab Zanna yang berbohong.
"Oh bagus deh, kalau bukan. Tapi inget ya, jangan sampai kamu bawa temen kamu yang dari kantor. Buat dateng ke Panorama Apartemen, termasuk Fira." ucap Daffin yang melarang Zanna.
Sontak ucapan Daffin itu membuat Zanna jengah.
"Ish, Kenapa sih. Dia itu suka bikin aturannya sendiri." gerutu Zanna yang sangat kesal.
Dengan segera Zanna memulai tugasnya. Pertama-tama Zanna membersihkan semua ruangan di dalam unit Apartemen Daffin.
Semua ruangan, sudah Zanna rapihkan. Hanya 1 ruangan yang belum Zanna rapihkan, yaitu ruang Tv. Tempat dimana saat ini Daffin berada.
"Srrreet... srrreet...srrreet.."
Suara gesekan antara alat pel, dengan lantai. Sedikit membuat konsentrasi Daffin yang sedang menonton berita di Televisi terganggu.
Daffin menarik nafasnya dan membuangnya dengan kasar. Sesekali Daffin memicingkan matanya ke arah Zanna yang tengah asyik mengepel lantai.
"Hei, kamu itu kalau ngepel lantai, yang bener. Jangan kaya gitu, berisik tau." protes Daffin.
"Hmm, iya pak. Maaf." Jawab Zanna sabar.
"Ish, nih orang. Hobinya protes mulu." batin Zanna kesal.
"Aktor muda Denis San..mendulang berbagai penghargaan di dunia per film-man di Negeri ini. Filmnya yang berjudul "Sanksi" menuai banyak pujian dan berbagai penghargaan."
Suara pembawa berita di televisi, seketika membuat Zanna terdiam, dan membuat nya mengikuti Daffin untuk menyimak berita tersebut.
"Wah, hebat banget tuh aktor Denis San. Filmnya emang keren sih." ucap Zanna yang di dengar oleh Daffin.
"Khemm, emang kamu udah nonton film nya?" tanya Daffin yang ingin tahu.
"Udah, pak. Seru banget Filmnya." jelas Zanna yang di ikuti Daffin dengan menggangguk-anggukkan kepalanya
"Oh ya, pasti lah. Yang mainnya adik ku, gitu." bisik Daffin dengan bangga.
Zanna memicingkan mata nya ketika mendengar perkataan Daffin yang samar-samar.
"Bapak, ngomong apa barusan?" tanya Zanna yang penasaran.
"Enggak, bukan apa-apa.. " ucap Daffin yang mengelak.
"Kamu lanjutin aja bersih-bersih nya." perintah Daffin dengan tegas.
Zanna menarik nafasnya dan membuangnya dengan lembut.
"Hmm, iya pak." balas Zanna.
Tiba-tiba Zanna teringat Fira, yang masih berada di unit Apartemen nya.
"Ya ampun, Fira." Batin Zanna.
Dengan segera Zanna menyelesaikan semua tugasnya. Setelah membersihkan ruangan, Zanna melanjutkan memasak makan malam untuk Daffin.
30 menit kemudian, Zanna telah selesai memasak makan malam untuk Daffin.
"Hmm, pak. Saya sudah selesai buat makan malamnya. Saya pamit dulu ya pak." Zanna segera menghampiri Daffin, dan berpamitan untuk kembali ke unit Apartemennya.
"Hmm, oke.." jawab Daffin singkat.
"Eh, nanti kamu makan malam aja disini." ajak Daffin.
"Hmm, i.. iya. Gimana nanti ya pak." balas Zanna.
*Unit 304 (Unit Apartemen Zanna)*
"Fir, maaf aku tadi.." ucap Zanna terpotong ketika melihat Fira tidak ada di tempat terakhir dia berada.
"Fira!!."
"Fira!!."
Zanna memanggil manggil nama Fira berulangkali, sambil mencari ke setiap ruangan di dalam unit Apartemen nya. Namun, sayang. Fira memang tidak ada di dalam unit Apartemen nya.
Zanna pun segera mengambil ponsel nya, ketika ia lihat di dalam ponselnya sudah banyak pesan masuk.
Fira. : Zan, maafin.. aku pulang.. nggak pamit dulu ke kamu.
Zanna merasa tidak enak dengan Fira. Dia pun segera menelepon nya.
"Tut ... tut..."
"Hallo." sapa Fira
"Fir, maafin aku ya. Tadi aku ninggalin kamu lama sendirian di unit apartemen." ucap Zanna yang mencoba meminta maaf.
"I..iya nggak apa-apa kok Zan santai aja." ucap Fira .
"Eh, udah dulu ya Zan. Aku mau ada urusan, bye." ucap Fira yang langsung menutupi sambungan telepon dari Zanna.
Zanna menarik nafasnya dalam-dalam dan membuangnya dengan kasar.
"Hmm, kayanya Fira marah sama aku." batin Zanna yang merasa tak enak dengan Fira.
Setelah bertelepon dengan Fira. Zanna bergegas menuju kamar mandi. Dan segera membersihkan seluruh tubuh nya yang sudah sangat lengket.
30 menit kemudian, Zanna sudah selesai melakukan aktivitas nya di kamar mandi. Setelah itu, Zanna segera menuju almari untuk mengambil baju tidur, kemudian ia mengenakannya.
Zanna membaringkan tubuhnya di atas ranjang. Setelah seharian bekerja di Wijaya Kontruksi, di tambah menjadi asisten nya di unit Apartemen Daffin, membuat Zanna sangat lelah.
"Huaaa, capek banget hari ini.." gumam Zanna sambil mencoba memejamkan matanya.
"Krrruk"
Suara perut Zanna yang kelaparan, seketika membuyarkan suasana Zanna. Yang mencoba untuk memejamkan matanya.
"Hmm, laper.." batin Zanna sambil memegangi perutnya.
"Ish, aku kan belum masak buat diri sendiri.." Gumam Zanna sambil berjalan menuju dapur.
Zanna menarik nafasnya dan membuangnya dengan kasar.
"Hmm, yaudah deh. Mending pesen online aja." ucap Zanna dalam hati.
Ketika akan memesan makanan via online. Zanna di kejutkan, dengan suara bunyi bel, dan seseorang memanggil namanya dari depan pintu unit Apartemen nya.
"Tet..tot..tet..tot.."
"Zan... Zanna!."
"Hmm, Pak Daffin." ucap Zanna yang langsung menyadari jika yang memanggilnya adalah Daffin.
"Hmm, ngapain Pak Daffin kesini?" batin Zanna bertanya-tanya.
Dengan segera, Zanna membukakan pintu unit Apartemennya.
Kemudian, Daffin masuk ke dalam unit Apartemen Zanna, sambil membawa sejumlah makanan.
"Nih, tata makanan nya di meja makan. Kita makan bersama." Daffin memberikan sejumlah makanan itu kepada Zanna. Sedangkan, Zanna menggapai makanan tersebut dengan kebingungan.
"A..apa. Makan, bersama? Di.. di sini?" batin Zanna yang masih terkejut.
"Hei, kok bengong? cepet.. tata makanannya di meja makan." perintah Daffin lagi.
"I..iya, pak." balas Zanna.
Dengan segera, Zanna menaruh dan menata makanan, yang di bawa Daffin di meja makan.
Selama Zanna menata makanannya di meja makan. Daffin tengah asyik melihat lihat seluruh ruangan di dalam unit Apartemen Zanna.
Tak lama kemudian, Zanna telah selesai menata makanan itu di meja makan.
"Hmm pak. Itu makanannya udah siap." ucap Zanna yang memberi tahu.
"Oke." Jawab Daffin singkat.
Beberapa menit berlalu. Suara decitan antara sendok dan piring saling bersautan. Zanna dan Daffin tengah asyik menyantap makan malam mereka.
"Khemm, masakan kamu lama kelamaan jadi enak juga ya." ucap Daffin yang memuji Zanna.
"Apa.. nggak salah dia muji aku?" batin Zanna yang masih tidak percaya.
"Oh iya, Pak. Bapak kenapa nggak makan malamnya di unit apartemen bapak aja?" tanya Zanna yang ingin tahu.
Daffin menarik nafasnya dan membuangnya dengan lembut.
"Hmm, kenapa? Nggak boleh? Kalau saya ingin makan malam di tempat tinggal karyawan sendiri, apa lagi ini tetangga sebelah." ucapnya dengan nada yang sedikit tinggi.
"Ehmm, ya. Bo..boleh kok Pak, hehe." balas Zanna.
Beberapa menit kemudian, Zanna dan Daffin sudah menghabiskan makan malam mereka. Dengan segera, Zanna pun merapikan meja makan.
"Oh iya. Boleh saya nanya sesuatu?" tanya Daffin yang masih duduk di meja makan.
"Hmm, ya boleh aja, Pak." hawab Zanna yang tengah asyik mencuci piring.
"Kamu itu satu kampus sama...." ucapan Daffin terpotong, ketika aliran listrik tiba-tiba padam.
"Aaaaaaaaa!."
Zanna berteriak sangat kencang, ketika ia melihat ruangan menjadi sangat gelap.
"Zanna!."
Daffin beranjak dari meja makan. Dan segera, mencari penerangan untuk menghampiri Zanna yang berada di dapur.
Daffin tersentak ketika melihat Zanna tengah tertunduk lemas di lantai.
"Zanna...!" Daffin segera menghampiri Zanna.
"Pak Daffin.." Ucap Zanna yang langsung memeluk tubuh Daffin dengan sangat erat. Saat ini, Zanna benar-benar sangat ketakutan.
Dengan segera, Daffin memangku Zanna. Dan membaringkannya di atas Sofa.
Beberapa menit kemudian. Aliran listrik tak kunjung menyala.
"Iya mas, masih belum bisa di tentukan sampai kapan listriknya padam. Kemungkinan sampai besok pagi." jelas seorang petugas keamanan melalui sambungan telepon.
Saat ini Daffin tengah duduk di tepi sofa, sambil menatap wajah Zanna yang tengah tertidur di atas sofa.
Daffin menarik nafasnya dalam-dalam dan membuangnya dengan lembut. Dengan segera, Daffin beranjak dari sofa dan berniat meninggalkan unit Apartemen Zanna. Namun, tiba-tiba Zanna menarik tangan Daffin.
"Pak, jangan tinggalin saya sendirian..." ucapnya dengan nada lirih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Rofiqoh
wah seru mulai bucin...
2022-02-06
0
dian hr
lumayan dafin dapet asisten gratis....lagian mau2nya diboongin dafin wat jadi asisten
2021-05-27
1
Annisa Maylia
kek beginini yg bikin klepek2🤸
2021-03-17
3